Kuroko no Basuke milik Tadatoshi Fujimaki-sensei

"Little Rainbow" milik ShuuShou

Pics belong to artist

Pairing : Nijimura x Haizaki

Happy Reading~

.

.

.

Haizaki tertegun. Berkali-kali dia mengusap mata menandakan ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Dia kemudian menyejajarkan pandangan dengan seseorang yang kini ada di depannya.

"Apa yang kau lihat, huh?"

Sedetik...

Dua detik...

Haizaki tertawa keras. Tangannya meraih puncak kepala dan mengelus surai hitam itu.

"Kenapa kau jadi kecil begini? Apa yang terjadi Shuuzo?"

Ya, Shuuzo. Nijimura Shuuzo. Entah apa yang terjadi hingga membuat sang kapten Teiko dengan tinggi 179 cm itu kini berubah menjadi anak kecil dengan tinggi hanya sepinggang Haizaki. Seingat Nijimura kemarin ia tidur masih dengan tubuh normalnya. Entah kenapa tadi pagi ia menyusut hingga seukuran anak SD seperti sekarang ini.

"Tch. Jangan menertawakanku. Lepaskan tanganmu. " Nijimura manyun. Ciri khasnya ketika merasa kesal terhadap sesuatu.

Haizaki bergeming. "Tidak mau. Kapan lagi aku bisa mengganggumu begini? Hahaha..." Haizaki masih meneruskan aktifitasnya. Mengelus rambut Nijimura.

"Apa kau yang mengutukku hingga aku jadi kecil begini, huh, Shougo?"

"Heh, mungkin saja," Haizaki kelihatan berpikir sejenak. Sedetik kemudian seringai nakal muncul di wajahnya. "Sepertinya hari ini adalah hari keberuntunganku. Aku bisa membalas perbuatanmu kepadaku."

Nijimura sedikit bergidik. Jangan katakan Haizaki akan menghajarnya seperti yang ia lakukan selama ini? Dengan tubuh seperti ini bagaimana caranya ia bisa menghajar Haizaki? Ia pasti akan kalah tenaga. Tch. Sialan.

Nijimura memasang kuda-kuda. "Kau jangan macam-macam." Kedua iris hitamnya menatap tajam kedua iris abu Haizaki yang kini memandangnya dengan pandangan meremehkan.

Kedua iris abu itu kini sarat dengan kemenangan. Merasa kali ini adalah kesempatannya untuk melampiaskan kekesalannya selama ini karena terus-terusan dihajar oleh kapten yang sekarang berada di depannya.

Menyebalkan. Kalau ini mimpi Nijimura ingin segera bangun dan bergegas ke rumah Haizaki untuk menghajarnya terlebih dahulu.

Haizaki menyeringai. "Kalau aku macam-macam bagaimana?" Ia menegakkan badannya kemudian mendekat ke arah Nijimura dan berjongkok. Wajah itu masih penuh dengan senyum kemenangan.

Nijimura terkejut. Refleks, ia mundur beberapa langkah. "Dasar pedofil. Beraninya dengan anak kecil." Pipinya sedikit memerah. Entah karena cuaca hari ini yang panas atau karena seseorang yang kini tengah berjongkok di hadapannya.

Haizaki tertawa. Lagi.

"Aku tidak pernah punya kesempatan untuk balas menghajarmu selama ini. Jadi mumpung kau sedang dalam kondisi begini kurasa ide yang cukup bagus untuk membalaskan dendamku."

Tch. Dia serius. Nijimura membatin. Tapi jangan pikir aku akan kalah begitu saja.

Nijimura menunduk. Permainan dimulai, Shougo.

"Nii-chan..." Nijimura mendongak menatap Haizaki. Kedua iris hitam itu menatap iris abu dengan sedikit berkaca-kaca. Wajahnya menunjukkan ekspresi polos layaknya anak-anak yang belum ternoda. Padahal Nijimura sudah sangat ternoda dan sering menodai.

"A-apa?" Haizaki tergagap. Tidak menyangka balasan yang diberikan Nijimura adalah dengan bertingkah polos dan menggemaskan.

Sial. Kenapa dia jadi imut begini?

Nijimura menggerakkan telunjuknya menyuruh Haizaki untuk lebih mendekat. Haizaki seperti tersihir dan menuruti begitu saja perintah Nijimura kecil untuk mendekat.

"Oi, apa maumu?" Jarak diantara mereka kini hanya satu langkah.

Nijimura menyeringai.

DUAKK—

Satu tendangan dari kaki kiri mendarat mulus di bagian penting Haizaki. Membuat pemuda itu terhuyung ke belakang dan terjatuh meringis kesakitan.

"SIALAN KAU—" umpatnya sambil memegangi bagian vitalnya yang kini berdenyut. Haizaki merasa dunianya berputar.

Nijimura duduk di atas punggung Haizaki yang masih meringis menahan sakit. Satu kaki menginjak lantai, satu lagi menginjak punggung Haizaki. Tangannya disilangkan di depan dada.

"Kau pikir semudah itu mengerjaiku, huh?" Senyum kemenangan kini gantian tercetak di wajah Nijimura.

Haizaki berdecih. Dia mengakui tadi ia sedikit lengah. Walaupun badannya kecil yang ada di atas punggungnya saat ini tetaplah Nijimura sang kapten basket yang ahli karate dan sering menghajarnya.

"Sakit, huh? Apa kau mau lagi, Shou?"

"Menyingkir kau dari punggungku, bodoh!" Haizaki menarik Nijimura turun dari punggungnya. Tangannya mencengkram erat kerah belakang Nijimura.

Nijimura menendang ke segala arah. Berusaha melepaskan diri sekaligus berharap bisa menendang wajah menyebalkan Haizaki—kalau ia beruntung.

Haizaki bergeming. Ia tetap menahan cengkramannya. Beberapa saat kemudian ia menggendong Nijimura di pundaknya seperti seorang kuli pasar yang sedang memanggul karung beras.

"Oi, lepaskan aku, Shou!" Kali ini Nijimura memukul punggung Haizaki berkali-kali. Ia tidak terima diperlakukan seperti anak-anak begini. Walaupun saat ini ia memang sedang dalam wujud anak-anak.

"Cih. Berhenti memukuliku, bodoh! Kau tetap saja menyebalkan walau badanmu kecil."

Nijimura berhenti. Bukan berarti ia menuruti perkataan Haizaki tapi karena ia kelelahan. Berada dalam kondisi tubuh seperti sekarang ikut menyusutkan staminanya. Padahal biasanya ia tidak pernah kehabisan energi untuk menghajar Haizaki. Sebagai ganti tindakan protesnya, bibir Nijimura maju beberapa senti.

"Kau mau membawaku kemana?"

"Mendaftarkanmu ke SD." Haizaki menjawab dengan wajah tanpa dosa. Ia rasanya ingin tertawa membayangkan Nijimura kembali memakai seragam sekolah dasar sambil menyandang tas ransel hitam yang seragam dengan satu sekolahan.

Mata Nijimura membulat dengan sukses. "Kau menyuruhku sekolah lagi? Aku tidak mau!"

Tawa Haizaki hampir meledak. Ia segera menurunkan Nijimura dari pundaknya.

"Lalu kau mau sekolah di Teiko dengan tubuh pendek begini?" Haizaki berjongkok dan menopang dagu dengan tangannya. Kedua matanya menatap lekat Nijimura kecil. "Aku masih penasaran kenapa kau bisa berubah kecil begini."

Yang ditanya melipat tangan di depan dada. "Kalau aku tahu aku tidak akan bertanya padamu, dasar bodoh."

Nijimura berpikir sejenak. Mungkin saja ini benar-benar kutukan karena ia sering menghajar Haizaki. Tapi itu 'kan karena dia sering membuat masalah. Ah- tidak juga. Sering kali Nijimura hanya mencari-cari kesalahan agar dia bisa memukul Haizaki untuk melepaskan kerinduannya pada kouhai masokisnya itu.

"Mungkin ini memang kutukan. Kau 'kan menyebalkan." Haizaki seakan menyuarakan pikiran Nijimura.

Twitch

Kaki Nijimura beraksi lagi. Kali ini menginjak keras ujung kaki Haizaki. Haizaki kembali meringis kesakitan.

"Sialan! Cepat cari cara agar aku bisa kembali ke tubuhku semula."

"Cih. Benar-benar menyebalkan. Semoga saja kau begini selamanya."

Nijimura hendak mencakar wajah Haizaki jika perutnya tidak mengeluarkan bunyi yang memalukan yang membuat Haizaki kembali tertawa menyebalkan.

"Kau lapar, adik kecil? Ayo kita pergi beli permen." Ejek Haizaki.

"Diam kau!" Nijimura benar-benar ingin menghajar Haizaki habis-habisan saat ia kembali normal nanti. Tapi kapan saatnya ia juga tidak tahu. Ia hanya berharap secepatnya.

.

.

.

Author masih bingung. Fic ini bagusnya dijadikan multichapter atau oneshoot saja?

Rencananya sih mau dibikin next chapter, tapi entah kapan bisa terealisasi. Ini saja ngetiknya ngebut. Tee hee~ / dilempar/

Yah, semoga saja dewa ide mampir ke kamar malam ini.

Arigatou untuk senpai pelangi

Semoga kalian menyukainya

Jaa~