Produce 101 Season 2
X
Wanna One
Kang Daniel X Ong Seongwoo
Kwon Hyunbin X Hwang Minhyun
Kim Jaehwan X Jung Sewoon
OngNiel! MinHyunBin! Howons! AU! BL!
Happy Reading~
Prologue
Siapa yang tak mengenal Wanna Be High School? Sekolah menegah atas yang sudah cukup terkenal seantero korea. Yah mungking kita bisa membandingkannya dengan SOPA atau Hanlim, yang sudah cukup terkenal secara internasional. Wanna Be cukup berbeda dengan SOPA ataupun Hanlim yang merupakan sekolah seni, yang didalamnya terdapat cukup banyak artis. Karna di Wanna Be, kita akan menemukan banyak sekali visual tampan maupun cantik, anak anak yang cerdas, juga sebagian besar dari mereka adalah anak dari para chaebol.
Woah sesuatu yang keren bukan? Haha. Tidak. Tidak sama sekali, kenapa? Karna hanya dengan tiga komponen berbeda tadi, sudah dapat membuat hidup mu berubah 360. Dengan banyaknya visualis, anak anak chaebol mapun cerdas, pasti akan menjadi neraka bagi siswa biasa seperti mereka. Siapa mereka? Mereka yang hanya terlahir dari keluarga biasa, walaupun mereka yang terlahir dari keluarga biasa memiliki visual yang bagus, ataupun kecerdasannya yang diatasa rata rata. Itu semua tidak akan mengubah nasib mereka di Wanna Be High School.
C H A P 1
"Sewoon, sudah hyung bilang! Ketika ada yang menindas mu, melawan lah sedikit!" namja dengan tinggi 181cm itu terus saja mengomel pada namja yang sedang diobati perawat UKS didepannya.
"Minhyun, teman mu ini sedang kesakitan. Jadi diamlah sedikit." perawat tadi berujar, jengah dengan ocehan namja ber tag name Hwang Minhyun itu.
"Tapi ssaem di—"
"Sudahlah hyung, lagi pula ini tidak sakit. Ini hanya luka pukulan biasa." sewoon memberikan cengirannya.
"Tidak sakit endas mu! Ini sudah kasus mu yang ke tiga minggu ini jung sewoon!" entah kenapa tapi minhyun menjadi sedikit tersulut dengan kata kata sewoon.
"Hyung jangan bodoh! Memangnya aku tak tau, kau juga sering ditindas oleh mereka. Bahkan lebih parah dari ku." minhyun terdiam, apa yang baru saja dikatakan adik tingkatnya tadi benar.
Flashback
"Oi, minhyun." minhyun yang sedang membantu salah satu adik kelasnya Kwon Hyunbin untuk mengerjakan ulangan Hariannya yang terlewat tergannggu oleh sebuah panggilan.
Itu kang Daniel. Salah satu adik tingkatnya juga, hanya berbeda satu tahun dengannya. Dia salah satu penguasa Wanna Be High School, bersama si Kwon yang sedang ada didepannya dan juga Kim jaehwan, teman sekelas Daniel. Jika sudah begini, pasti sesuatu akan terjadi padanya. Sudah seharusnya ia menolak perintah Hong ssaem untuk menggantikannya hari ini.
"Kau dipanggil oleh Hong Ssaem." minhyun tak menggubris, dia kembali melihat kerja hyunbin yang sekarang malah tersenyum seperti orang bodoh.
"Jangan bodoh kang daniel. Hong ssaem menyuruhku menggantikannya karna dia tak hadir hari ini." daniel bertepuk tangan, terdengar nyaring ditengah tengah kelas megah yang saat ini tinggal tersisa mereka saja.
"Wah wah wah, hwang minhyun berani memanggil ku bodoh hm?" daniel memegang kerah belakang minhyun, membuat minhyun sedikit terceikik karnanya. Daniel menarik minhyun keluar kelas masih dengan posisi tadi.
Huh? Astaga! Seseorang dibalik rak majalah didepan koridor terlihat sedang menahan napasnya melihat kejadian tadi.
"Le-paskanh." minhyun terus meronta, tapi namja dengan surai coklat terang itu tak sedikit pun menggubrisnya.
Mereka sudah samapai didepan gerbang koridor utana. Huh? Dasar si kang gila. Dia terus menyeretnya dari lantai dua, kelas anak tingkat satu bernaung sampai ke depan gerbang koridor utama, itu jauh man.
"Ohok ohok." minhyun terbatuk saat daniel melepas pegangan lengannya tadi. Minhyun masih terbatuk dengan napas yang terengah. Ia sedikit membungkukan badannya untuk menetralkan sedikit rasa sesak didadanya.
Tanpa perlu waktu lama, tubuh minhyun sudah menggelinding kedepan. Dengan sikutnya yang menggores pada salah satu besi disana. Siapa lagi yang mendorongnya, selain si beruang laknat itu.
"Jae! Giliran mu!" daniel berteriak sambil sedikit mendongkak ke lantai atas. Minhyun pun melakukan hal yang sama, mendongkak ke atas, bukan berteriak.
Dan..
Zres!!
Lelaki di atas tadi, atau lebih tepatnya Kim Jaehwan. Mengujani minhyun yang sedang terduduk dengan air hitam yang bau dengan setumpuk sampah didalamnya. Oh shit! Itu air got man! Dari mana mereka mendapatkan itu? Entahlah.
"A ah." minhyun sedikit bergumam saat cairan bau tadi tepat mengenai wajahnya.
Tak lama, terdengar tawa menggelgar dari tiga namja disana. "Hahahaha lihat dia, seperti orang bodoh."
"Dasar pecundang." cibir salah satu dari mereka ketika melewati tubuh minhyun.
"Kau mau kemana kwon? Ulangan mu belum selesai." minhyung memegang pergelangan tangan kanan hyunbin ketika namja yang dua tahun lebih muda darinya itu melewatinya begitu saja.
"Lepaskan." hyunbin menarik lengannya dengan sekali hentakan, lalu menendang tubuh minhyun.
Minhyun berdiri dengan seragamnya yang sudah tak utuh. Dia memandang dua mobil lamborgini dan satu motor sport yang baru saja keluar dari gedung parkir. Minhyun menghela napas melihat dirinya sekarang, kenapa ia bisa selemah ini?
Minhyun berjalan kembali ke kelas hyunbin. Untungnya sekarang sudah tiga jam dari jam pulang seharusnya, gedung utama sudah kosong. Mereka yang masih ada disekolah kebanyakan berada di kantin atau gedung clun eskhul maupun lapang basket indoor dan taman belakang sekolah.
"Ash." minhyun sedikit mengeram ketika rasa sakit menjalar disikut kirinya.
"Sial! Luka goresan ini akan membengkak berkat cairan penuh bakteri tadi, dasar sampah." minhyun terus menyeret kakinya ke arah ruang kesehatan.
"Payah. Minhyun, kau bodoh sekali. Para penjaga pasti sudah pulang jam segini." minhyun merutuki dirinya sendiri saat sampai di ruang uks yang sudah terkunci. Sekelebat ingatan melintas dibenaknya.
"Oh! Ulangannya!" ia sesegera mungkin berlari menuju kelas X-6.
Kertas ulangannya masih disana. Lengkap dengan nama kwon hyunbin. Dari 25 soal dan bocah tadi baru menjawab 11 soal, itupun secara random.
Minhyun segera mengeluarkan benda persegi yang cukup tebal, berbeda dengan benda persegi lainnya yang terlihat lebih pipih. Ponselnya ini adalah ponsel jadul peninggalan ayahnya empat tahun lalu.
'A annyeong ssaem."
'Ah! Minhyun, bagaiman ulangannya?'
'Maaf ssaem, hyunbin.. Kabur lagi.'
'Dasar! Anak itu, berapa soal yang ia jawab?'
'Se sebelas ssaem!'
'Hmm, lumayan bagus. Biasanya dia hanya menjawab 10 soal.'
'Ssaem.'
'Ya hwang? Ada masalah?'
Ingin sekali minhyun berujar ya pada orang disebrang sana. Tapi ia masih belum memiliki keberanian yang cukup.
'A apa kau tak marah karna aku gagal menggantikan mu?'
'Hahaha.' terdengar tawa yang cukup nyaring disebrang sana.
'Kau bercanda hwang minhyun? Justru itu kabar baik, hyunbin berhasil mengerjakan 11 soal adalah kabar baik. Biasanya jika dengan ssaem dia hanya akan mengerjakan 10 soal minhyun, kau sudah menjalankan tugas mu dengan baik.'
'A ah. Syukurlah..'
End Flashback
Minhyun masih terdiam mengingat kejadian dua hari lalu. Kenapa sewoon bisq tau? Jangan jangan dia melihat semuanya.
Minhyun menatap sewoon dalam dalam. Sewoon yang malas terus terusan ditatap akhirnya angkat bicara. "Iya aku melihat semuanya, puas?" Minhyun membolakan matanya mendengar penuturan sewoon.
"Kenapa kalian tidak lapor pada walikelas atau kepsek saja sih?" tanya perawat im sambil membereskan kotak P3Knya.
"Kau tau sendiri kan ssaem, kita berdua adalah anak beasiswa. Jika kita lapor kan mereka para anak cebol yang ada kita yang ditendang dari sini." jawab minhyun sarkastik walau ada benarnya.
"Yah.. Terkadang hidup memang tak adil." balas perawat im.
"Sewoon, kau diam saja disini sampai jam pulang. Aku akan kembali ke kelas, pulangnya kau tunggu aku." sewoon mengangguk mengiyakan penuturan minhyun.
Minhyun berjalan meninggakan ruang kesehatan dan saat ia berjalan dikoridor lantai satu banyak yang memandangnya jijik, tapi banyak juga yang memandangnya iba.
"Ck, jika mereka iba kepada ku kenapa mereka hanya diam saja? Payah."
TBC
