Another Fairy Tale Story
.
.
.
Disclaimer : Vocaloid milik Crypton Future Media dan Yamaha Corp yang punya.
Warning : Typo, OC, Normal POV.
Prolog
Di sebuah dunia bernama Voca, tempat di mana para pengendali elemen tinggal, para penghuninya di sebut sebagai VocaLoid. Ada seseorang dengan julukan Mage yang memiliki elemen bernam sihir, tidak ada yang bisa mendefinisikan itu termasuk dalam elemen apa, karena hampir semua elemen bisa di lakukan oleh seorang Mage. Ada banyak sekali jenis elemen di dunia itu, tetapi ada dua elemen yang telah punah, yaitu elemen cahaya dan elemen pengendali pikiran. Sang Mage yang melahap semua pengendali elemen itu untuk mendapatkan kekuatan lebih, tetapi ada satu kelemahan pada kedua elemen itu, mereka tidak akan mempan kepada orang yang memiliki elemen sama. Maka dari itu kedua elemen itu adalah simbol perdamaian di dunia itu.
Maka dari itu Mage kejam itu memakan semua elemen itu, tetapi ada dua pasang suami istri yang berhasil lolos, mereka memiliki masing-masing kekuatan elemen itu, yaitu cahaya dan pengendali pikiran. Mereka berhasil mengalahkan penyihir itu dengan menggabungkan kekuatan sehingga dapat mengalahkan penyihir itu. Tetapi, sebelum mati, Mage itu mengerahkan sihir kutukan.
"Ingat baik-baik kutukan ini! Aku mengumumkan kutukan ini ke seluruh penjuru dunia Voca ini! Aku mungkin kalah sekarang, tetapi, beberapa tahun dari sekarang akan ada dua anak kembar yang menggantikanku, saat itu terjadi, dua anak kembar itu akan menguasai semua elemen sihir yang aku kuasai sekarang ini, malah lebih hebat! Kedua anak kembar itu akan menjadi abadi! Mereka bisa merubah wujud mereka menjadi umur yang mereka inginkan, saat itu terjadi, maka Voca menjadi dunia yang hancur! Akan ada peperangan besar yang membuat negara ini hancur! Hanya anak kalian yang bisa menghentikan dua anak kembar itu seperti saat ini, tetapi tentunya sebelum kalian sempat melatih mereka, kalian akan mati ketika umur mereka menginjak 3 tahun! Mereka akan keluar dari dunia Voca tanpa mereka ketahui alasan mereka ada! Tetapi aku tidak sekejam itu membiarkan Voca menjadi dunia yang hancur selamanya, mereka akan kembali ketika berusia 16 tahun! Saat mereka menginjakkan kaki di dunia Voca, maka peperangan akan berhenti dengan sendirinya!"
Kata-kata Mage itu membuat batin kedua pasang suami istri itu tertekan, artinya mereka akan mati ketika anak mereka berusia 3 tahun, keempat otang itu mendatangi guru mereka dan meminta untuk merawat anak mereka ketika mereka sudah tidak ada, sang guru itu pun menyetujui permintaan para murid-nya itu.
Tak lama kemudian mereka hamil dan melahirkan di saat yang bersamaan, dan semuanya perempuan.
"Padahal aku berharap salah satunya laki-laki." Kata wanita berambut tosca yang sedang menyusui anaknya itu.
"Sudahlah, bukankah dengan begini tidak ada kata-kata cinta terlarang atau apalah itu di masa mendatang, dengan begini kan mereka bisa saling menjaga ketika sudah kita tinggal Rene, jangan mengeluh terus dong, kita kan sudah berada di hitung mundur kematian kita ini, kita harus bisa bahagia dengan anak kita selagi bisa, dan kita bisa memotret beberapa foto untuk Sensei berikan kepada anak kita nanti!" Kata perempuan berambut pirang madu yang juga sedang menyusui anaknya yang sudah berumur 1 bulan.
"Benar katamu Ririn, setidaknya Miku dan Rin bisa terus saling menjaga sebagai saudara, walaupun tidak sedarah." Kata Rene setuju perkataan sahabatnya itu.
Akhirnya usia kedua anak itu hampir menuju 3 tahun, kedua pasang orangtua itu semakin menggencarkan kegiatan berbahagia dengan anak mereka bersama-sama. Dan benar saja, mereka meninggal. Pertama, para laki-laki meninggal karena terkena tebing longsor di tempat mereka melakukan pekerjaan tambang-nya. Dan para perempuan meninggal ketika kereta kuda mereka kehilangan kendali dan mulai terjun bebas ke tebing setelah pemakaman suami mereka.
Guru mereka pun mmbawa kedua anak yang masih belum tahu apa-apa itu menuju dunia manusai, dimana kedua anak itu bisa bertumbuh tanpa harus mengetahui takdir mereka sebelum saat yang di tentukan peramal itu.
"Miku Hatsune dan Rin Kagim. Mulai sekarang, ini adalah rumah kita." Kata orang yang sudah menua itu, kedua gadis itu hanya menatap kosong rumah yang tergolong kecil itu.
Tahun silih berganti, sehingga Miku dan Rin kini sudah berumur 7 tahun, Rin menjadi gadis yang tomboy tetapi selalu melindungi saudaranya, Miku. Sedangkan Miku, dia tumbuh menjadi gadis yang manis dan lemah gemulai, dia juga mengajari Rin tentang kelembutan. Kakek yang mereka kenal yang telah merawat mereka selama ini telah memiliki sebuah kebun dan sawah yang sangat luas.
"Ne.. Ne.. Miku, lihatlah, apa yang mereka minum itu? Kelihatannya sungguh enak." Kata Rin kepada Miku. Rin tengah menunjuk beberapa anak yang asyik minum sesuatu di gelas plastik itu sambil menyedotnya lewat sedotan.
"Bukankah Jii-chan sudah pernah bilang, itu namanya jeruk peras, kan yang jual toko sebelah rumah, astaga Rin-chan kelewatan deh." Kata Miku sweatdrop menanggapi saudarinya yang saking suka-nya berpetualang sehingga lupa apa yang ada di dekat rumahnya.
"Oh, iya ya, hehehe, ayo kita minta uang kepada Jii-chan! Aku ingin satu gelas!" Kata Rin kemudian menarik tangan Miku menuju kebun. "Jii-chan! Jii-chan! Rin ingin jeruk peras!" Kata Rin sambil berlari menuju kakek tersayangnya itu.
"Bukankah kau sering makan jeruk Rin? Sekarang kau ingin jeruk peras? Baiklah, ini, belikan juga saudarimu itu!" Kata kakek sambil memberikan uang kepada kedua anak gadis itu, mereka kemudian berlari menuju kedai itu dan minta dua gelas jeruk peras, Rin langsung mengambil sedotan di tempat sedotan dan meminum isi dari gelas itu.
"Huwaaa! Segaarr!" Kata Rin sambil matanya berbinar-binar.
"Kalau kau mau, ambil saja punyaku Rin, aku tidak terlalu suka jeruk, aku masih ingin makan telur omelet negi buatan Jii-chan." Kata Miku menyerahkan gelasnya ke arah Rin.
"Benar nih tidak apa-apa, Miku?" Tanya Rin, Miku hanya mengangguk mengiyakan, Rin kemudian menerima dan mulai meminumnya karena kebetulan miliknya sudah habis. "Setelah segar begini, lebih enak menjelajah hutan! Ayo Miku kita menjelajah hutan di seberang sawah Jii-chan itu!" Kata Rin terus menarik tangan saudarinya itu menyusuri pematang sawah, Rin sudah tidak peduli dengan penolakan Miku dan terus menariknya hingga ke bibir hutan.
"Rin! Dengarkan aku!" Kata Miku, seketika mereka berdua berhenti di bibir hutan. "Rin, bukankah kata Jii-chan kita tidak boleh kesana? Kita bisa tersesat dan tidak bisa pulang Rin, aku takut tidak bisa pulang." Kata Miku, Rin kemudian menatapnya penuh arti, akhirnya Miku tanpa sadar menuruti dan mengikuti Rin masuk ke hutan berkabut itu.
"Tenang saja, aku ini tahu jalan kok! Kau tidak akan tersesat, lagipula tidak terlalu gelap kok hutannya, hanya sedikit berkabut saja." Kata Rin sambil terus menapaki jalan setapak disana.
"Rin aku sudah lelah, kau masuk terlalu jauh." Kata Miku.
"Miku lihat ada portal aneh!" Kata Rin sambil menunuk kepada sebuah lingkara hitam yang tegak lurus dan melayang di tanah itu. "Apa itu akan membawa kita ke sebuah tempat yang tidak di ketahui yah?" Kata Rin, kini mereka berdua ada di seberang tempat luas tempat portal itu berada.
"Rin, kau ini terlalu banyak menonton film fiksi, kau jadi membayangkan hal aneh, kalau benr itu akan membawa kita ke sebuah tempat yangbaru, tetapi bagaimana kalau itu malah membuat kita terbunuh? Lagipula sekarang Jii-chan pasti sudah mencari kita." Kata Miku.
"Sembunyi Miku!" Kata Rin, Miku langsung bersembunyi menuruti perintah saudaranya itu.
"Itu kan, Kanon-senpai dan Anon-senpai?" Kata Miku mengintip sedikit kepada kedua anak kembar itu.
"Apa yang mereka lakukan disana?" Tanya Rin, Anon dan Kanon adalah kakak kelas mereka di sekolah yang terkenal sombongnya karena mereka dari keluarga terkaya di desa itu.
"Rin, apa sebaiknya kita peringati mereka agar tidak mendekat?" Tanya Miku. Benar kata Miku, kedua anak kembar itu langsun terhisap portal itu. "Anon-senpai! Kanon-senpai!" Teriak Miku sambil menghampiri mereka berdua.
Greb!
Akhirnya miku mendapatkan tangan Kanon yang separuh badannya sudah tertelan portal itu. "Rin, bantu aku!" Kata Miku. Rin pun menarik tangan Kanon yang satu lagi, dapat di lihat dari posisi mereka berdua kalau Anon juga memegangi kaki Kanon.
"Ukh! Ya ampun, berat sekali! Kalau begini, kita bisa ikut tersedot masuk Miku!" Kata Rin.
"Yang penting kita berusaha dulu Rin!" Kata Miku menyemangati Rin. Mereka terus berusaha menarik kedua anak kembari itu dari portal yang menelan mereka, tetapi kemudian ada arus listrik yang menghentakkan Miku dan Rin sehingga melepaskan genggamannya di tangan Kanon, alhasil Kanon dan Anon tertelan sepenuhnya oleh portal aneh itu, dan portal itu langsung menutup ketika Miku berusaha menggapai kembali tangan Kanon.
"Mereka tertelan.." Kata Rin menggantung.
"Apa yang harus kita katakan kepada warga desa? Kita telah membuat anak dari orang paling kaya di desa menjadi menghilang!" Kata Miku sambil sedikit menangis.
"Sudahlah Miku, lagipula warga desa memang menghormati ayah dan ibu Anon-senpai dan Kanon-senpai, tetapi tidak dengan Anon-senpai dan Kanon-senpai, ingat, bahkan warga desa serin kesal dengan sikap sombong mereka. Sudahlah, jangan menangis." Kata Rin menyemangati Miku. "Sekarang ayo kembali, Jii-chan sudah pasti sedang mencari kita saat ini." Rin kemudian menarik tangan Miku yang masih menangis kembali ke arah desa.
Setibanya mereka di desa, para warga telah berkumpul di depan rumah kakek Miku dan Rin.
"Apa yang terjadi di sini Jii-chan?" Tanya Rin.
"Rin, Miku! Syukurlah kalian tidak apa-apa!" Kata Kakek sambil memeluk kedua anak itu. "Anon dan Kanon masih belum kembali dalam 3 hari ini, kalian juga menghilang selama 3 hari ini." Kata kakek menjelaskan apa yang terjadi.
"Tiga hari?" Tanya Miku terkejut, dia ingat betul kalau dia baru saja beberapa jam di hutan. "A-anoo, Jii-chan, tadi kami melihat Anon-senpai dan Kanon-senpai masuk dalam sebuah portal. Kami sudah mencoba unuk menarik mereka, tetapi tidak bisa." Kata Miku menjelaskan apa yang terjadi tadi.
"Apa? Diman kalian melihatnya nak?" Tanya saah satu orang dewasa disana.
"Di dalam hutan! Ada portal bersinar, dan mereka masuk, kami sudah berusaha menariknya, tetapi tidak bisa, mereka tertelan dan portal itu menghilang!" Kata Rin ikut menjelaskan.
"Baiklah, kalian tinggal saja dirumah. Bersihkan tubuh kalian, kami akan mencari kearah hutan." Kata kakek itu, Miku dan Rin hanya mengangguk dan pulang, masih menjadi misteri kenapa mereka sudah menghilang selama 3 hari padahal mereka tidak menghilang selama itu.
.
.
.
TBC
Konnichiwa! Ketemu lagi dengan Clara di fanfic ketiga ini-desu! Semoga kalian suka yang ini-desu. Akhir kata RnR minna?
