IAM WHO IAM

Cast : chanbaek, other cast.

Genre : angst, romance, sad, drama. BOYSLOVE,

Seoul, 17th Mei

Di sudut kota seoul, di sebuah gudang gelap dengan penuh kardus dan barang-barang lainnya yang sangat usang. Terdengar suara teriakan pria beserta desahan pria lainnya. Pria yang berteriak itu sedang menghadap ke tembok di depannya dengan badan yang 90 derajat membungkuk dan tangannya seperti seolah ia akan menggeser dinding yang dingin itu. Pria lainnya terus mendorong dengan tempo yang cepat dan sesekali mendesah. Tak ada suara lain selain suara dari permainan mereka.

"ah- chanyeol!" lelaki yang dibawah kuasa chanyeol itu menggigit bibir bawahnya dengan kuat dan tangannya mengepal keras saat ia merasakan sesuatu yang begitu besar menghantam terus menerus bagian belakangnya.

"aku belum selesai. Apa kau menikmatinya, hm ?" tanya chanyeol dengan nada yang seperti orang mabuk itu. Pria berkulit coklat dibawahnya itu hanya mengangguk sambil sesekali berteriak dan menahan nafasnya. Rasa nikmat yang sekarang ini datang padanya tak akan pernah ia lupakan. "jongin, aku rasa aku akan meledak sebentar lagi" saat itu juga chanyeol memperlambat gerakannya menjadi hentakan keras yang sedikit lambat.

"chan- akh!" tubuh jongin bergetar juga dengan kaki chanyeol. Chanyeol merasa kakinya tidak bertenaga sekarang. Ia melepaskan miliknya dulu lalu menarik tubuh jongin agar menghadapnya.

"chanyeol, apa kau akan meninggalkanku setelah ini?" wajah jongin berubah menjadi memelas. Chanyeol hanya menatapnya dingin lalu meraih kedua pipi jongin dan menciumnya dengan lembut. Jongin menikmatinya, namun tak lama ia mendorong chanyeol. Menatap chanyeol dengan wajah putus asa. "jawab aku, chanyeol"

Chanyeol menghela nafas beratnya lalu mengambil baju yang tergeletak di samping kakinya. Tak memperdulikan jongin yang terus menatapnya sambil menunggu jawaban chanyeol. Dengan sigap dan cepat chanyeol memakai kaos abu-abu nya dan mengambil celana jeans nya yang ada di atas kardus di samping jongin lalu memakainya dengan cepat.

Saat chanyeol mengeluarkan sebuah dompet dari saku celananya dan terlihat sedang menghitung sejumlah uang. Jongin menghentikannya dengan memegang tangan chanyeol. "kau pikir, aku adalah pelacur ? seperti itu aku di matamu ?" jongin bertanya tanpa menatap wajah chanyeol, kini wajahnya berubah menjadi sangat dingin. Chanyeol menepis lengan jongin begitu saja lalu mengeluarkan uang 1 juta won dan menaruh uang tersebut di kardus tepat disisi jongin.

"kau memang seperti itu" ucap chanyeol saat menaruh kembali dompetnya di saku celananya. "kau memang pelacur. Kau melakukan ini pada orang kaya lalu membunuh mereka dengan wine yang berisi racun. Jadi kau mendapatkan dua hadiah. Kenikmatan, yang lainnya adalah uang" dengan itu, jongin melebarkan matanya pada setiap kata yang diucapkan oleh chanyeol. Tangannya mengepal kuat dan bergetar.

"b-bagaimana, kau bisa tahu itu ?" tanyanya dengan terbata dan tubuh yang semakin bergetar akibat rasa takut. "lalu- jika kau tahu, kenapa kau membiarkanku ? kenapa kau tidak melaporkanku ?" chanyeol menghela nafas ringan lalu tersenyum menatap jongin. Lelaki berkulit coklat itu kemudian memeluk chanyeol dengan erat lalu meneteskan air matanya. "kau percaya padaku, chanyeol?" tanpa menjawab sepatah kata pun. Chanyeol hanya membalas pelukan jongin.

"terimakasih sudah mempercayaiku dan tidak melaporkanku. Aku akan memberikan seluruh tabunganku padamu" ucap jongin lalu air matanya kembali menetes. Chanyeol yang mendengar itu mengendus pelan lalu tersenyum dan mulai mengelus dengan lembut punggung jongin yang terasa dingin itu.

Chanyeol menghela nafas saat ia duduk di kursi kerja yang ada di kamarnya. Lalu ia mengambil dompet yang ada di saku nya dan mengeluarkan sesuatu di dompet tersebut. "mari kita lihat berapa harta pelacur sialan itu, haha" dengan seringaian nya, chanyeol melihat tiap lembaran buku tabungan yang sebelumnya diberikan oleh jongin itu. "wow. 381 juta won. Ini cukup untuk membeli beberapa sepatu baru. Haha, pelacur itu bodoh sekali. Dia tidak tahu siapa aku"chanyeol menggelengkan kepalanya lalu tertawa. Ia menaruh tabungan itu di laci meja. Lalu bangun dari kursi dan meregangkan tubuhnya. "wahh aku lelah sekali setelah menghabiskan lima ronde dengan laki-laki yang berkulit seperti lumpur itu. Tapi aku cukup menikmatinya, haha. Sekarang waktunya untuk tidur dan mimpi indah".

Keesokannya

Chanyeol sedang membuat sarapan dari roti tawar dan makroni basah yang di panggang. Sambil menunggu sarapannya matang, chanyeol menyalakan tv di ruang tamu tepat di depannya. Rumah yang ditinggali chanyeol ini memang terbilang sempit. Namun ia cukup pintar untuk mengatur ruangan tersebut menjadi pas dengan apapun yang ia butuhkan. Seperti ruang tamu dengan tv itu yang hanya berjarak dua meter dari cabinet dapurnya. Pintu rumah itu ada di atas, ini adalah ruang bawah tanahnya. Di atas sendiri hanya ada satu ruangan terbuka dengan satu kasur untuk satu orang diletakkan dengan menempel ke dinding di sebelah barat pintu dan meja kerja beserta kursinya di samping kasur tersebut. Ruangan dengan luas 6x6 meter itu cukup luas bagi chanyeol. Namun, tidak ada tangga yang terlihat di ruangan itu untuk mencapai ruang bawah tanah. Sebenarnya ada, tentu saja. Tapi hanyalah park chanyeol seorang yang mengetahuinya. Yaitu di antara lantai kayu tersebut ada lantai berbentuk kotak yang dapat dibuka. Itulah jalan untuk ke ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah itu berukuran lebih besar. Sekitar 12x12 meter. Isinya hanyalah dapur dan ruang tv. Namun ada pintu yang menuju ke sebuah ruangan dimana isinya adalah barang-barang seperti foto para buronan yang di tempel di dinding., beberapa perekam suara, dan ada box berisi kartu memori. Ruangan ini sangat luas. Inilah tempat kerja chanyeol yang sesungguhnya. Tak pernah ada yang masuk ke ruangan ini. hanya chanyeol, seorang Park Chanyeol.

Chanyeol sedang duduk santai sambil memakan sarapannya. Ia lalu memindahkan ke channel berita.

Telah tertangkap buronan yang selama 5 tahun ini dicari.

Dia adalah kim jongin. Pembunuh berantai.

Motifnya adalah mendapatkan uang dari orang kaya. Jadi para direktur yang telah menghilang belakangan ini disebabkan oleh kim jongin ini.

Lalu layar tv tersebut menampilkan sosok kim jongin yang sedang di borgol dan sedikit memberontak, ia sedang menatap tajam ke kamera atau lebih tepatnya seolah ia sedang menatap chanyeol.

Sialan kau park chanyeol. Aku pastikan kau akan mati di tanganku

ARRGGH

Chanyeol tiba-tiba saja berdiri lalu menggigit sarapannya yang terakhir. Ia menunjukkan seringaian itu lagi. "sayang sekali, kau tahu namaku tapi kau tidak tahu siapa aku yang sebenarnya. Aku, park chanyeol. Detektif di sebuah kepolisian yang berpusat di kota seoul. Aku memalsukan identitasku dengan berbagai kartu tanda pengenal palsu. Aku detektif yang paling di akui kehebatannya. Aku telah menangkap buronan yang bahkan seniorku tak bisa menemukannya. Tapi aku dapat dengan mudah menemukan mereka dengan cara yang licik" chanyeol tertawa keras sampai terbatuk-batuk lalu ia buru-buru pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.

Di tempat lain. Seorang pria sedang sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk seperti gunung di sebuah perusahaan bernama TENSHIN Group .

TRING TRING !

Pria itu mengambil alat komunikasi berwarna putih yang berbentuk papan tipis di depannya.

"hallo, suho hyung ?"

"…"

Seketika baekhyun mengejang mendengar ucapan teman yang lebih tua darinya itu.

"apa.. kau tidak salah lihat ?" tanya baekhyun. Tatapannya kosong dan bolpoin yang di pegangnya terlepas begitu saja sampai tergelintir ke lantai.

"tidak. Aku yakin itu adalah seulgi. Dia sepertinya mulai bekerja di kantor polisi ini sebagai detektif. Dia ada di team park chanyeol. Dia dikenal detektif paling pintar, kebanyakan ia menangkap buronan sendirian tanpa mengalami kesulitan. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu"

"baiklah" , suho bingung ingin menjawab apa. Ia hanya menghela nafas.

"hyung, kau hanya perlu memastikan kalau ia makan tepat waktu. Ingatkan dia untuk makan karena ia sering lupa. Aku.. khawatir padanya"

"tentu. Apa ada hal lain yang perlu aku lakukan ? aku memang hanya polisi biasa disini dan kebanyakan bertugas di dalam kantor. Tapi aku akan membantumu sebisaku"

"terimakasih sudah menemukan seulgi-ku. Maksudku, meskipun dia bukan milikku lagi. Aku harap dia baik-baik saja diluar sana"

"apa kau baik baik saja, baekhyun ?"

Tanpa menjawab, baekhyun memutuskan sambungan telfon nya begitu saja. Ia memutar kursinya menghadap ke jendela kaca besar di belakangnya. Saat itu juga dia menangis tersedu-sedu sambil memukul-mukul dadanya dengan kepalan tangannya.

Baekhyun berjalan keluar kantornya dengan tegas karena memang jabatannya sebagai CEO di perusahaan milik ayahnya, Byun Yunho. Karena kepintarannya dalam mengelola perusahaan milik ayahnya, baekhyun di percaya untuk menjadi CEO dan jika perusahaan meningkat pesat dalam waktu lima tahun kedepan. Maka baekhyun akan di tempatkan sebagai Presdir dan ayahnya akan pension karena memang umurnya yang sudah lebih dari setengah abad itu.

Byun baekhyun menderita bipolar, hal ini terkadang yang menjadi masalah karena baekhyun bisa saja menyakiti karyawan atau bawahannya jika ia marah dan dia akan menangis dalam waktu yang lama jika ia merasa sedih. Akhir akhir ini baekhyun sering menangis karena ia baru saja putus dengan seulgi, yang kabarnya akan bertunangan bulan depan. Tapi seulgi pergi dari baekhyun seminggu yang lalu karena ia muak dengan 'bipolar' baekhyun. Seulgi sebenarnya baik, ia hanya tidak kuat jika baekhyun naik pitam dan akan memarahinya hingga memecahkan barang-barang yang ada di sekitarnya. Biasanya jika seperti itu, ayahnya yang akan berusaha menenangkan baekhyun dengan memeluknya. Ayahnya sangat menyayangi baekhyun, karena bagaimanapun, baekhyun itu anak satu-satunya yang berharga.

Baekhyun naik ke mobilnya lalu menjalankan Suv putihnya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di tempat tujuan, baekhyun menghentikan mobilnya dengan mengerem mendadak yang di depannya ada orang sedang berjalan. Orang itu tersentak, tadinya ia akan memarahi baekhyun. Tapi karena tatapan baekhyun yang ganas. Orang tadi berlari pergi.

C'est La Vier , nama club malam tersebut. Baekhyun yang hanya memakai kemeja hitam dan jeans itu melangkah masuk kedalam club itu dengan gaya cool nya. Lensa oranye yang dipakainya terlihat begitu sexy. Ia duduk di depan bartender. Memesan segelas cocktail lalu meminumnya dalam satu teguk.

Baekhyun menatap Dj sexy di panggung dengan tangan kirinya yang ia sandarkan ke meja bartender untuk menopang kepalanya. Seringaian nya tercipta saat Dj itu tersenyum nakal pada baekhyun. Alunan musik Krewella – One minute pun terdengar. Kebanyakan orang di club itu mengangkat tangannya sambil bersorak pada Dj cantik itu, kecuali baekhyun yang terlihat sedang menundukkan kepalanya di meja bartender dengan kedua tangan yang menopang kepalanya di bagian pelipis. Saat seseorang menabrak punggung baekhyun. Orang itu meminta maaf sambil membungkuk, namun saat ia akan pergi. Baekhyun menahan pergelangan tangan orang itu.

"kau.. apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan ?" baekhyun berbalik menghadap orang itu dengan tatapan membunuh.

"tapi aku sudah meminta maaf" ucap lelaki berumur dua puluhan itu.

"kau pikir masalahmu selesai ? kau brengsek ! kau menggangguku ! apa kau bodoh ? apa kau tidak bisa lewat ke tempat lain sehingga tidak perlu menabrakku ? kau sialan !" baekhyun naik pitam, suaranya mengalahkan suara music disana dan matanya memerah dan sedikit berair. Semua mata memandangnya tapi baekhyun tidak peduli. Pria yang tadi menabraknya berjalan mundur selangkah dan menatap baekhyun takut. Baekhyun semakin geram dan tak berhenti menatap pria itu dengan tatapan mematikan dan rahangnya mengeras. Tangannya mengepal dan saat itu juga ia siap untuk menghajar pria itu. Saat baekhyun melayangkan tangannya. Saat sekitar 10cm lagi mengenai pipi pria itu. Sebuah tangan besar menahan lengan baekhyun dengan kuat.

"kau ditangkap karena kasus kekerasan terhadap pria ini" suara bass yang tegas itu menggelegar dan membuat baekhyun menegang lalu menatap pria itu.

TBC