Konoha. Sebuah kota besar yang merupakan kota metropolitan yang tak jauh dari kata ramai dan tergesa-gesa.
Semua kalangan membaur menjadi satu di kota itu. Dari mulai anak-anak, abg, remaja, dewasa, tua, dan bahkan manula pun berkeliaran di kota paling luas di negara Shinobi tersebut.
Kenapa nama negaranya adalah Shinobi ? Entahlah. Menurut buku pelajaran sejarah, dahulu kala, beratus ratus tahun yang lalu, sebagian besar penduduk disana adalah seorang ninja.
Perbandingannya adalah 9 : 1. Pada zaman dahulu, hanya sedikit rakyat biasa yang tidak menggeluti dunia ninja. Mungkin itu sebabnya negara ini mereka namakan negara Shinobi.
Dan konon, dulu negara shinobi itu terbagi menjadi 5 negara. Api, petir, tanah, awan, dan angin. Namun semuanya telah bersatu setelah perang dunia ninja keempat. Katanya sih begitu.
Tapi, di kota yang sesibuk ini, ada seseorang yang sama sekali tidak terpengaruh oleh suasana ribet di sekelilingnya.
Pemuda itu terus berjalan dengan tempo lambat tidak seperti orang orang di sekelilingnya. Sesekali ia menguap dan menggaruk-garuk rambut merahnya yang berantakan.
Mata hazel nya yang berwarna cokelat itu mengeluarkan setitik air karena menguap tadi namun tidak di seka oleh pemuda tersebut. Ia tetap berjalan dengan wajah berantakannya.
Kalau di lihat-lihat, dia cukup tampan, manis, bahkan sangat imut untuk ukuran pemuda seusianya. Namun, gaya berpakaiannya yang berantakan dan wajahnya yang tak kalah berantakan itu membuat para gadis enggan untuk mendekatinya. Kecuali gadis yang satu ini, mungkin.
"Sasoriii..."
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
Langkah pemuda itu terhenti ketika mendengar suara seorang perempuan yang memanggil namanya.
Sasori atau nama lengkapnya adalah Akasuna Sasori. Itulah nama sang pemuda berantakan itu.
Sret.. Si gadis pemilik suara tersebut menarik lengan Sasori dan mengajaknya ikut berlari dengan tempo yang sama dengan sang gadis.
Yang ditarik menjadi terkejut bahkan hampir jatuh. "Apa yang kau lakukan Konan?" protes Sasori yang masih saja di seret oleh gadis yang diketahui bernama Konan tersebut.
.
.
Sasori, Akatsuki, Rate T, Drama, Friendship
.
.
"Aku yang harusnya bertanya bodoh. Apa yang kau lakukan? Dengan langkah selamban itu, kau tidak akan sampai di sekolah tepat pada waktunya." jawab Konan yang masih terus berlari sambil menggenggam lengan Sasori.
"Aku ngantuk. Semalam tidak tidur. Sakura menangis semalaman di kamarku dan mengadu kepadaku tentang kelakuan Sasuke yang tidak menyenangkan." Sasori kembali menguap sambil terus berlari dan membiarkan Konan tetap menyeretnya.
Gadis itu terkikik. "Jadi adikmu dan adik Itachi benar-benar berpacaran ya? Tidak kusangka kau merestui mereka Sasori." senyum menghiasi wajah cantik gadis anggun tersebut.
"Huh, apa boleh buat. Adikku berisik sekali jika keinginannya di tolak. Aku sampai sakit kepala jika mendengar ocehannya itu Konan." tampang Sasori mendadak lesu. Kelihatannya ia benar benar kelelahan.
Menyadari itu, Konan memperlambat gerakannya. Hal itu berhasil membuat Sasori menatap Konan dengan heran.
"Kenapa? Kau lelah Konan?" Sasori memasang tampang innocentnya yang super duper cute itu.
"Kau yang terlihat lelah bodoh. Apa kau sakit?" kali ini Konan menghentikan langkahnya dan berputar menghadap ke arah Sasori yang berada di belakangnya.
Telapak tangan halus Konan menyibakkan poni Sasori guna menyentuh keningnya untuk memastikan suhu tubuhnya.
.
.
WARNING : AU, OOC, TYPO, GAJE,
MEMBOSANKAN
.
.
Tindakan itu sontak membuat semburat kemerahan terpampang jelas di pipi chubby pemuda berusia 17 tahun tersebut.
"Wajahmu merah? Apa kau benar-benar demam?" gadis itu menunjukan khawatirnya seraya memegang kedua pipi bulat Sasori dengan tangan tangan lembutnya.
DAG..DIG..DUG..
DAG..DIG..DUG..
DAG..DIG..DUG..
Detak jantung Sasori menjadi sangat cepat. Ia merasa bahwa jantungnya akan meledak. Nafasnya pun kini tersengal seperti orang terserang asma. Padahal dia tidak memiliki penyakit tersebut. Seluruh tubuhnya dingin dan seluruh wajahnya sempurna berwarna merah semerah rambutnya.
Ia selalu begitu jika wajah Konan berada di dekat wajahnya. Entah sejak kapan ia mulai begitu, yang jelas perasaan aneh itu yang menyebabkan ia selalu begitu.
Perasaan aneh bernama cinta yang Sasori rasakan pada Konan sejak lama yang membuatnya tak sanggup betatap muka langsung dengan Konan.
Ia sangat ingin memiliki Konan. Namun, apa daya. Konan sudah punya kekasih. Bahkan kekasihnya itu teman satu gengnya sendiri. Yahiko Pain namanya.
.
.
The Puppet Master
By : Chan-ame
.
.
"Sasori!" Teriak Konan dengan nada panik.
"Hh..hh..hh.." Sasori malah langsung sesak nafas. Apalagi kini Konan tengah menopang tubuh Sasori. Konan sampai bisa merasakan detak jantung Sasori yang kian berdegup kencang. Membuat kepanikan dalam diri Konan semakin bertambah.
Di tengah kebingungannya. Konan mulai bernafas lega ketika melihat sesosok pemuda cantik berambut pirang melintas di dekatnya. Tanpa pikir panjang ia langsung meneriakkan nama pemuda pirang tersebut.
"DEIDARA…..!"
Pemuda pirang tersebut menoleh dengan pandangan malas. "Ada apa sih un?" langkahnya terhenti namun tidak mendekat pada Konan dan Sasori.
"Asma Sasori kambuh! Tolong aku." Konan terlihat membopong tubuh Sasori yang sesak nafas dengan wajah panik.
Deidara memandang mereka selama dua detik sebelum ia menghampiri mereka. Dari wajah Deidara yang terlihat biasa saja, sudah dipastikan ia tau apa yang menyebabkan Sasori mengalami keadaan seperti itu.
"Sini un, biar aku yang urus dia. Kau pergi saja yang jauh un." Deidara mengambil alih Sasori dari Konan.
"Kau mengusirku? Tidak. Aku harus tau keadaanya." Konan memaksa untuk tetap tinggal.
Mata biru cemerlang yang senada dengan warna langit yang cerah musim semi itu menatap Konan lekat-lekat. "Percaya padaku un. Pergilah dan akan kubawa Sasori yang sehat padamu nanti."
Akhirnya Konan mengangguk dan setuju untuk meninggalkan Sasori di tangan Deidara walaupun Konan masih merasa khawatir. Padahal sudah beberapa kali Sasori seperti itu. Namun Konan tetap khawatir jika melihat Sasori seperti itu.
Perlahan Konan pun menghilang dari pandangan mereka. Dan perlahan juga keadaan Sasori mulai membaik. Nafasnya mulai teratur, detak jantungnya kembali normal, suhu tubuh dinginnya telah hangat kembali. Yang tersisa hanya semburat merah yang tetap mewarnai pipinya.
.
.
Chapter 1 : Seniman Gagal
.
.
"Kau masih bodoh ya un jika berada di dekat Konan. Hahahaha.." ledek Deidara.
"Diam kau. Pirang cerewet!" Sasori memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang masih merona.
Deidara yang masih terkikik menepuk-pundak Sasori. "Kau harus cari pacar Danna.. Apa kau mau ku kenalkan pada sepupuku?" Deidara tersenyum simpul menunggu jawaban dari sahabat terdekatnya tersebut.
"Sepupumu? Maksudmu Ino, si gadis pirang yang mirip denganmu dan lebih cerewet darimu itu?" Sasori melipat kedua tangannya di dada dan mencibir ke arah sahabat pirangnya itu.
Si pirang hanya mengangguk semangat dengan wajah antusiasnya.
"Tidak! Cukup kau saja makhluk pirang cerewet yang mengganggu hidupku. Tak ada lagi pirang yang lainnya!" Sasori menyilangkan kedua tangannya di hadapan Deidara. Seolah-olah ia sangat anti terhadap apapun yang 'pirang' selain Deidara.
Deidara tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. "Jangankan Danna un, aku saja tak tahan jika berada di dekat si pirang itu. Hahahaha…." Deidara berbicara seolah-olah rambutnya tidak pirang saja. Itulah yang ada dipikiran Sasori saat itu.
"Sudahlah. Sudah hampir jam 7 Dei." Sasori mulai melangkah meninggalkan Deidara.
"Hei Danna...! Tunggu un." Deidara mempercepat langkahnya lalu menyamakan langkah kakinya dengan Sasori. Sasori tetap diam dan berjalan.
Sasori ini adalah makhluk yang memiliki gengsi yang sangat tinggi setara dengan Uchiha Sasuke.
Dia pemuda malas yang tidak suka meladeni ocehan orang lain karena dia anggap berisik. Tapi dia sendiri suka mengoceh dengan berisik tentang hal-hal yang tak penting.
Sasori ini penakut dan cengeng. Namun ia selalu tampak pemberani dan sok cool di hadapan siapapun. Ia juga kekanak-kanakan dan suka bermain hal hal bodoh, tapi ia selalu sok dewasa dan sok menolak jika diajak bermain. Tapi ujung-ujungnya ikut bermain juga.
Tapi, semua orang sudah tau sifat aslinya. Apalagi anggota Akatsuki. Akatsuki itu nama organisasi yang diikuti oleh Sasori, Deidara, bahkan Konan.
Namun, diluar semua itu, hanya ada satu sifat Sasori yang tidak dia tutupi. Yaitu kecintaannya pada seni. Ia punya prinsip seni tersendiri yang selalu ia pegang dengan teguh.
Menurutnya seni itu abadi dan akan selalu di kenang. Hal itulah yang juga kerap kali membuat ia selalu beradu mulut dengan Deidara yang tak pernah ada habis-habisnya.
Karena Deidara yang juga mencintai seni memiliki prinsip tersendiri yang sangat bertentangan dengan prinsip seni Sasori. Seni adalah sesuatu yang rapuh yang menghilang dalam sekejap. Itulah prinsip seni Deidara.
Alasan kenapa Sasori mencintai seni yaitu.. Hmm.. Entahlah Sasori pun tidak tau entah kenapa ia tertarik pada boneka kayu dan ingin sekali menggeluti seni pahat kayu. Tanpa sadar ia telah mencintai seni pahat kayu tersebut.
Namun, ia tidak bisa memahat dengan baik. Karyanya selalu gagal. Tak ada satupun yang berhasil. Walaupun begitu, Deidara selalu memberinya semangat. Walaupun prinsip mereka berbeda, namun Deidara sangat menghormati Sasori sebagai sesama seniman bahkan sampai Deidara memanggilnya dengan sebutan 'Danna'. Meskipun Deidara tak pernah gagal dalam seninya dan Sasori selalu gagal dalam seninya.
Deidara merupakan pengrajin patung yang terbuat dari tanah liat. Sudah banyak karyanya yang berhasil dan dipertontonkan di gallery kota. Ia pun juga sudah diakui sebagai seniman muda di kota Konoha.
Selain itu, ia merupakan seorang pembuat kembang api. Bisa dibilang, itu usaha sampingannya. Namun ia melakukan itu semata untuk kepuasan hatinya.
Karena menurutnya, kembang api itu seni karena sesuai dengan prinsip seninya. Rapuh dan menghilang dalam sekejap. Namun memancarkan keindahan sesaat yang akan terus dikenang di dalam pikiran penikmatnya. Ya, seni adalah ledakan.
Sasori selalu iri terhadap Deidara. Namun ia tak pernah menunjukkan hal itu di depan Deidara. Apapun hasil karya yang Deidara ciptakan, mau itu sengaja dipersiapkan atau dibuat secara spontan, selalu saja mendapatkan pujian dari semua orang.
Sasori tak tahan akan hal itu. Namun, kebaikan Deidara yang selalu mendorongnya agar dirinya lebih bersemangat lagi membuat Sasori tak bisa membenci Deidara. Walaupun sebenarnya ia sangat ingin membenci Deidara.
"Dei,," ucap Sasori pelan.
"Nani?" Deidara sedikit menoleh kepada Sasori.
Sasori terlihat ragu untuk mengatakannya. "Umm,, ano… Aku…"
Deidara menaikkan sebelah alisnya dan menatap heran pada sahabat merahnya itu. "Doshita? Sasori no Danna un?"
"Kurasa,,, aku… Memang tak cocok menjadi seniman. Aku hanya seniman gagal.."
Wuuuutttzzzz…
Angin berhembus menerpa kedua pemuda yang saling bersahabat itu. Rambut merah berantakan milik Sasori dan rambut panjang nan indah milik Deidara pun menari-nari di udara akibat hembusan angin tersebut.
Deidara sedikit tertegun mendengar ucapan Sasori. Ia berpikir untuk melakukan sesuatu untuk membangkitkan semangat sahabatnya lagi.
"Hahaha… Apa sih yang kau katakan un?" Deidara menepuk pundak sahabatnya sambil tertawa renyah. "Sasori no Danna! Seorang seniman sejati itu tak akan pernah menyerah ketika ia terjatuh. Bukankah setiap orang sukses pasti pernah mengalami kegagalan un?"
Sasori menatap dalam-dalam mata azure milik sahabat cantiknya itu. "Honto? Kurasa kau tak pernah mengalaminya tuan seniaman.." ucap Sasori sambil tersenyum pahit kepada Deidara. Dari mata Sasori, jelas sekali bahwa ia sangat sedih dan terpuruk.
Sasori melangkah menjauhi Deidara. Deidara terdiam. Ia menatap punggung Sasori dengan perasaan bingung. Deidara tau. Deidara mengerti. Kalau sahabatnya itu sangat iri padanya. Makanya ia sangat ingin Sasori berhasil melampauinya. Namun sepertinya memang sulit. Sasori tak punya bakat seni. Dan Deidara juga tau tentang hal itu.
.
.
.
.
To be Continued ^^
.
.
.
.
.
Holla Minna-san,,, Ame kembali dengan fic multichapter lain selain You're So Beautifull Boy..
Gomen ne minna, bukannya Ame gak bertanggung jawab sama fic Ame yang itu. Ame janji kok bakalan Ame publish sampe tamat gak pake berhenti di tengah jalan. Hohohoho..
Ame punya ide yang tiba-tiba muncul aja jadi mumpung Ame masih inget, Ame buat deh. Hehehe.. Semoga kalian suka dan selalu nunggu kelanjutannya ya minna…
Arigatou gozaimasu ^^
.
.
.
.
.
Review kalian adalah penyemangat Ame ^^
