"Red and White"
written by
mypreciousangel
.
Kuroko no Basuke
belongs to
Tadatoshi Fujimaki
.
Pairing : Akashi Seijuurou x Mashiro Miharu (OC)
.
.
Happy Reading
.
.
"Haru!"
Gadis berambut putih panjang yang dikuncir dua itu menoleh pada sosok cowok yang memanggilnya. Cowok berambut merah kehitaman dengan alis yang... bercabang? Iya, alisnya memang bercabang. Cowok itu membawa dua kaleng kopi, dan melemparkan satunya ke arah gadis itu yang langsung ditangkapnya dengan sempurna.
"Ada apa, Kagamine?" tanya gadis bernama lengkap Mashiro Miharu itu heran.
Kagamine, atau nama aslinya sebenarnya Kagami Taiga, mengernyit. "Kabar itu! Apa kabar itu benar? Mengenai kau yang akan ditunangkan dengan... siapa itu? Pewaris Akashi Co.?"
"Benar, kok," jawab Haru santai. "Aku akan ditunangkan dengan si pewaris itu, Akashi Seijuurou," ia meneguk kopi kalengnya, kemudian mengernyit. "Tapi sejujurnya aku tidak suka. Dia suka sop tofu dan benci rumput laut. Sementara aku malah benci sop tofu dan suka rumput laut. Dan dia juga bukan gamers atau otaku. Menyebalkan."
"Masalahnya bukan itu, kan?" Kagami berdecak, sebal dengan sikap Haru. "Memangnya kau mau dijodohkan?"
"Sejujurnya sih, tidak. Agak keren sih karena mengingatkanku dengan manga-manga mengenai era Victoria atau yang tentang perjodohan, tapi aku menolak. Tou-san dan Kaa-san memang menyebalkan."
Kagami menghela napas. Ia menepuk pundak teman masa kecilnya itu dengan prihatin. "Yah, memang menyebalkan kalau dijodohkan, apalagi kalau kau tidak tahu siapa pasanganmu."
"Aku tahu, kok. Aku tahu banyak soal Akashi Seijuurou. Kesukaannya, hal yang tidak disukainya, hobinya, masa kecilnya, sekolahnya-"
"Baiklah, aku mengerti," potong Kagami sebelum gadis itu mengoceh lebih panjang lagi mengenai tunangannya. Kagami tidak heran kalau gadis itu tahu banyak mengenai Akashi Seijuurou padahal belum pernah mengenalnya. "Kau memang informan, hacker, atau apapun namanya itu. Dan aku salah pilih kata soal tidak tahu siapa pasanganmu."
"Informan dan hacker itu berbeda," ralat Haru.
"Persetan dengan itu, Haru! Oh, ayolah, bisakah kau serius sedikit, Haru?!" Kagami menjambak rambutnya frustasi. Bicara dengan Mashiro Miharu tidak pernah menjadi persoalan mudah. Gadis itu bukan tipe gadis serius dan lebih condong pada tipe santai, namun tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam pikirannya.
"Baiklah, aku serius," Haru mengalah, melempar kaleng kopinya yang telah habis ke tempat sampah terdekat. "Tapi, ayolah, Kagamine, aku yang akan ditunangkan kenapa malah kau yang heboh, sih?"
"Kau itu sahabatku, Haru. Aku sangat mengenalmu-"
"Hei, itu terdengar seperti lirik lagu."
"-dan aku tahu kalau kau tidak suka dijodohkan. Sebagai teman yang baik tidak mungkin aku tidak membantumu, kan?"
Haru menatap Kagami seolah-olah Kagami adalah alien yang terdampar di bumi. "Memangnya kau mau membantuku seperti apa? Mau membantuku kabur dari rumah? Atau kau mau membantuku membantai seluruh Akashi supaya aku tidak dijodohkan dengannya?"
"Jangan gila, Haru."
Gadis berperawakan mungil itu mengendikkan bahunya. "Suka tidak suka Tou-san tetap akan menjodohkanku dengannya."
"Dan kau akan diam saja?" Kagami menyeringai saat melihat perubahan ekspresi pada Haru.
"Tentu saja tidak," dengus Haru. "Aku tidak mau dijodohkan. Keinginanku saat ini adalah terlepas dari masalah jodoh-jodohan konyol ini. Dan keinginanku harus terpenuhi."
"Nah, itu baru Haru yang kukenal," seringai Kagami.
Haru balas menyeringai pada Kagami, kemudian berdiri dan berjalan.
"Yah, kurasa aku akan minta bantuan padamu," ujar Haru.
"Benarkah? Yah, katakan saja, aku bakal membantumu."
"Kawin lari denganku, Kagamine."
"HARU!"
Dan sebuah kaleng kopi sukses mencium mesra wajah Mashiro Miharu.
~"~" Red and White "~"~
Akashi Seijuurou menatap monitor laptopnya dengan kesal. Jelas sekali terlihat kalau ia sedang frustasi. Oh, tentu saja ia frustasi. Tadi pagi ayahnya mengatakan kalau ia akan bertunangan dengan putri salah seorang kawan ayahnya. Sialan memang orang tua itu. Seijuurou belum pernah bertemu dengan gadis yang akan menjadi tunangannya itu. Seijuurou bahkan belum mengetahui namanya! Seenaknya saja ayahnya menunangkannya tanpa izinnya. Benar-benar keterlaluan!
"Sialan!" umpat pemuda berusia dua puluh tahun itu kesal. "Kenapa ia selalu mengatur hidupku, sih?!"
Seijuurou meremat rambutnya frustasi. Seijuurou sebenarnya tidak akan sefrustasi ini kalau dia belum memiliki kekasih. Ya, Akashi Seijuurou selama ini menjalin hubungan dengan Kuroko Tetsuya, gadis cantik nan lembut bersurai biru muda yang bekerja sebagai guru TK. Seijuurou sangat mencintai Tetsuya. Namun, ayahnya tidak pernah merestui hubungan mereka dikarenakan status.
"Tetsuya..." lirih Seijuurou. "Mau bagaimanapun caranya, aku tidak akan menerima perjodohan ini. Tidak akan. Aku akan menikahimu, Tetsuya. Pasti..."
~"~" Red and White "~"~
Restoran Lumiere adalah sebuah restoran mewah yang terletak di Kyoto. Hanya kalangan papan atas yang bisa makan di restoran ini. Selain karena harga makanannya yang mahal, setiap pengunjung harus memesan meja terlebih dahulu dan mengenakan pakaian yang formal. Dua dari sekian keluarga yang bisa mencicipi mewahnya Restoran Lumiere adalah keluarga Akashi dan Mashiro, yang kini sedang duduk di sebuah meja yang terletak di tengah ruangan.
Akashi Seishirou dan Akashi Seijuurou adalah pihak dari keluarga Akashi. Mereka nampak menawan dalam balutan jas formal. Sementara dari pihak Mashiro ada Mashiro Kouichi, sang kepala keluarga dan istrinya, Mashiro Reishi. Mashiro Kouichi tak kalah menawan dari pihak Akashi. Mashiro Reishi pun sangat cantik pada malam hari itu. Tubuhnya yang ramping dibalut gaun merah ketat yang mewah dan rambutnya yang berwarna hitam disanggul dan dihias dengan hiasan mawar merah membuatnya terlihat cantik dan sepuluh tahun lebih muda dari usia aslinya.
"Kalian berdua terlihat berbeda, ya?" komentar Kouichi kepada bapak beranak Akashi.
"Berbeda?" Seishirou mengangkat sebelah alisnya.
"Ya. Kalian terlihat tidak mirip, mungkin itu kata yang lebih tepat," ujar Kouichi.
"Ah, benar. Banyak yang bilang begitu. Secara fisik, aku dan Seijuurou memang tidak mirip. Seijuurou lebih mirip seperti ibunya kalau urusan fisik," kata Seishirou sambil tertawa pelan. "Putri Anda juga mirip seperti ibunya, bukan?"
"Ya, Miharu memang mirip sekali dengan Reishi walau warna rambut dan matanya berbeda," senyum Kouichi.
"Ngomong-ngomong soal Miharu, dia belum datang juga, ya?" Reishi yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.
"Tadi ia bilang padaku masih dalam perjalanan. Dia memang selalu telat dalam setiap pertemuan," kata Kouichi, agak menggerutu. "Saya mohon maaf akan ini, Seishirou-san."
Seishirou menggeleng. "Tak mengapa, Kouichi-san. Aku tidak keberatan. Kau juga kan, Seijuurou?"
Seijuurou yang sedari tadi melamun tersentak, kemudian mengangguk pelan dengan wajah dingin. "Ya. Tidak apa-apa."
"Aku akan coba hubungi Miharu sekali lagi," gumam Reishi sambil membuka ponselnya. Namun hal itu nampaknya tidak perlu, karena baru saja Reishi akan menelepon Haru, Kouichi sudah memanggilnya dan mengatakan kalau Haru sudah datang.
Mashiro Miharu memang sudah datang. Gadis itu berjalan ke arah mereka dengan tampang kusut. Rambutnya masih dikuncir dua. Dia mengenakan kaus putih polos, kalung fleur de lis, jaket merah-kotak-hitam bertudung, celana panjang biru dongker yang robek di beberapa tempat, dan sepatu kets yang talinya tidak terikat dan sudah kusam. Reishi menggeleng-gelengkan kepalanya melihat penampilan Haru. Mashiro Reishi adalah seorang desainer ternama, dan dia tentunya tidak suka melihat gaya berpakaian putrinya yang lebih terlihat sebagai berandalan ketimbang putri seorang desainer.
"Maaf aku datang terlambat," katanya santai. "Penjaga di luar itu turut serta dalam keterlambatanku. Dia nyaris tidak memperbolehkanku masuk cuma karena pakaianku. Aku tidak habis pikir!"
"Miharu, itu memang salahmu! Sudah kubilang untuk memakai gaun yang kuberikan padamu, kan?" omel Reishi.
"Gaun itu kurang bahan, aku ogah memakainya. Lagipula memakai rok membuatku jengah."
"Kau seorang wanita dan sudah sepantasnya wanita memakai rok," kata Reishi sengit. "Dan lagi, bisa jelaskan alasan keterlambatanmu, Miharu?"
"Salahkan Mayuyu! Editor bayangan itu meneleponku mendadak dan memintaku untuk membicarakan naskahku. Katanya ada yang mengusik pikirannya pada naskahku. Terpaksa aku datang."
"Tapi-"
"Sudahlah," Kouichi melerai sebelum pertengkaran ibu-anak itu semakin panjang. "Lebih baik kau segera perkenalkan dirimu, Miharu. Dan kita segera mulai pembicaraannya."
"Oh, baiklah," Haru memutar matanya sebal. Ia menghadap Seishirou dan Seijuurou yang tengah menatapnya, lalu menunduk sopan. "Namaku Mashiro Miharu. Salam kenal, Akashi Seishirou-san dan Akashi Seijuurou-san. Senang bertemu dengan kalian."
"Senang bertemu denganmu juga, Miharu," senyum Seishirou, namun Seijuurou tak mengatakan apapun.
Haru duduk di kursi yang tersisa, yaitu di hadapan Seijuurou. Seijuurou menatapnya intens, sementara yang ditatap nampaknya cuek saja. Gadis itu malah memperhatikan ke sekelilingnya dan tidak menghiraukan Seijuurou.
Seijuurou mendengus kesal saat melihat Haru. 'Jadi ini yang akan jadi tunanganku?' batin Seijuurou, mengamati gadis itu dengan saksama. Haru memang cantik, Seijuurou mengakuinya. Iris gadis itu berwarna ungu lembut, bulu matanya lentik membingkai matanya. Rambutnya cukup panjang jika digerai, Seijuurou rasa. Bibirnya mungil berwarna peach. Tapi di sudut bibirnya ada plester. Entah luka atau apa, Seijuurou tidak tahu. Perawakannya mungil, tingginya mungkin hanya lima kaki. Ekspresi wajahnya terkesan cuek terhadap sekitar.
Secara fisik dia memang cantik dan agak mengingatkan Seijuurou pada Tetsuya. Namun kalau soal sifat, Seijuurou ogah menyamakannya dengan Tetsuya. Gadis itu serampangan dan tidak begitu sopan. Itu kesan awal yang ditangkap Seijuurou. Dia juga bukan tipe gadis yang lembut, sepertinya. Sangat jauh berbeda dengan Tetsuya-nya.
Dan Seijuurou tidak akan pernah menerima gadis ini sebagai tunangannya. Tidak akan. Bagaimanapun caranya, dia akan menggagalkan pertunangan ini. Kalau perlu, Seijuurou akan menyingkirkan gadis ini.
Ya, Seijuurou tersenyum dalam hati. Lihat saja nanti, Mashiro Miharu.
tsu-zu-ku
Umm, halo? Terima kasih untuk minna-san yang udah baca fict ini, ya. Ini fict pertama Angel, baik sebagai author maupun di fandom KnB. Semoga minna-san bisa menerima fict ini, ya?
Angel mohon dukungannya dan kritiknya untuk fict ini. Angel menerima kritik dan saran, kok. Tapi Angel nggak menerima flame. Apalagi flame yang menjelek-jelekan tanpa dasar dan pengetahuan yang cukup. Atau flame yang menjelek-jelekan pairing. Angel tahu ada banyak yang nggak suka charaxOC. Tapi ini fanfiction, dan semua bebas dituliskan di fanfiction selama nggak melanggar rules & guidelines, kan?
Hanya segini aja omongan Angel. Pokoknya Angel minta kritik, saran, dan dukungannya untuk fict ini.
With love,
Angel
