Jika diberi satu keinginan,

Pasti orang – orang berkata jika mereka ingin memutar waktu.

Dalam hati, kau juga meraung ingin seperti itu.

Ingin melenyapkan memori tentang orang – orang yang telah menyakitimu.

Yang membuatmu sedih,

Dan merasa terpuruk jatuh ke jurang keputusasaan.

Tenang saja,

Akan kulakukan apapun itu untukmu.

Jika kau menginginkan untuk melenyapkan memori itu, aku akan melakukannya.

Jadi, jangan menangis...

... Mommy.

.

.

.

.

Lost Memory

.

Screenplays!Kristao with OC!Yizi and others

.

T

.

All about characters is not mine, except this fic and OC!Yizi

.

Yaoi/ BL/ Be eL/ Boys Love/ Alternative universe with much typo

.

No like, don't read!

.

Summary!:

Tao yang tak sengaja bertemu dengan Yifan bukanlah Tao yang dikenalnya dulu. Ada yang berbeda dari pria berparas ayu itu, terutama dengan seorang remaja lelaki yang ada di samping Tao yang menatap tajam, benci, dan jijik pada Yifan.

Ada apa sebenarnya..?

My first ff with Family and Hurt/ Comfort genre! :3

.

.

.

.

"in my long forgotten cloistered sleep,

Someone kiss me whispering words of love.

Is it just a longing of my hearts?

Such a moment of such a piece.

Where do all the tears come from?

With no memories, why should i cry?

I can never rest my soul until,

You call my name, you call my name, you call my name,

Call my soul from the heart."—In my long forgotten cloistered sleep:: Kajiura Yuki

.

.

.

.

Bab Satu :: Memori yang hilang; pertemuan yang tak terduga

.

.

.

.

"dear, sebaiknya kita pergi. Itu kalau kau tidak ingin melewatkan acara teater musikal yang ingin kau tonton, hm?"

Yifan tersentak.

Tatapan lekat dan bingung yang semula untuk pria cantik di hadapannya beralih ke seorang lelaki muda usia pelajar menengah atas. Lelaki muda itu menghiraukan pandangan lekat padanya, dan memilih untuk menatap pria cantik yang dipanggil dear—pria cantik yang sama yang sebelumnya ditatap lekat oleh Yifan.

Bibir kucing pria cantik itu melengkung indah. Telapak tangan kanannya mengusap sayang pada telapak tangan lelaki muda yang memeluk pinggangnya. "tentu. Setelah aku merengek padamu untuk menyempatkan diri membeli tiketnya, memangnya aku mau melewatkannya begitu saja?" rajuk pria itu.

Yifan mengerjap dengan raut wajah tak teridentifikasikan. Ia hanya bisa diam, menutup bibirnya hingga menimbulkan garis alami di wajahnya yang rupawan. Dadanya bergemuruh dan ia merasa perutnya melilit karena sensasi asing. Siapa lelaki muda yang tampak mesra dengan pria cantik yang dikenalnya dulu?

Lelaki muda yang menatapnya tajam, benci, dan jijik pada Yifan ketika pria berusia 36 tahun itu memanggil nama salah satu dari mereka. Yang direspon dengan raut wajah kaget dan bingung oleh si pemilik nama—Tao.

"uum..," gumaman Tao berhasil mengalihkan kembali pandangan Yifan yang menatap kosong ke titik imajiner. "aku tidak tahu kenapa kau mengetahui namaku, karena aku tidak mengenalmu. Tapi kalau seandainya kau adalah kakak kelasku saat aku sekolah dulu, dan kalau kau ingin reunian denganku, kurasa tidak hari ini."

Pria cantik itu melirik lelaki muda di belakangnya. Lelaki muda yang sibuk mengendus pucuk kepala yang dimahkotai helai hitam semalam. "aku ada jadwal menonton teater musikal dengan dia. Jadi, maafkan aku dan sampai bertermu lagi, Tuan."

Dan mereka berdua pergi meninggalkan Yifan yang masih terdiam di trotoar depan cafe tempatnya bersantai setelah pulang bekerja. Menatap punggung dari duduk sosok yang memiliki tinggi tubuh yang berbeda. Yang perlahan menghilang ditelan orang – orang yang semakin banyak berlalu lalang di trotoar itu.

Yifan memang menghalangi dan mengganggu arus para pejalan kaki. Tapi dia tak acuh. Tidak, setelah dia merasa dan yakin bahwa ada yang berbeda (dan salah) di diri pria cantik yang dikenalnya dulu; pria cantik yang ia panggil Tao beberapa menit lalu.

Tao—Huang Zi Tao...

... pria cantik yang beberapa tahun lalu sempat memiliki hubungan dengannya.

Sebelum pada akhirnya Yifan pergi tanpa kabar.

Tapi, sebelum kedua pria yang tampak memiliki hubungan dalam itu pergi meninggalkan Yifan, kedua bola mata kembar Yifan melihat bahwa lelaki muda itu melirik sedikit kearahnya. Lelaki muda itu kembali menatap Yifan dengan pandangan menusuk, tajam, benci, dan jijik pada pria pemilik surai pirang matahari. Lalu setelah itu berbalik dan semakin mesra mereka berdua.

Ada apa sebenarnya?

Kenapa lelaki muda itu menatap Yifan dengan pandangan seperti itu?

Yifan bergumam dengan dahi mengernyit tipis, "kalau pandangan itu punya arti jika aku mengganggu kencan mereka, itu bisa kumaklumkan. Tapi.." Yifan berpikir sejenak. "aku tak tahu kalau lelaki muda itu suka berkencan dengan pria cantik yang bahkan lebih tua darinya."

Dengan perlahan, pria yang bekerja sebagai pegawai kantor perpajakkan melangkahkan kaki jenjangnya ke mobil yang tak jauh terparkir. Tidak biasanya ia berjalan dengan tatapan ke depan dengan raut wajah angkuh dan tak bersahabat; karena sekarang ia berjalan sedikit menunduk dan dengan dahi yang mengerut. Antara bingung, terkejut, dan kecewa—untuk yang terakhir entah karena apa.

"walaupun warna rambutnya berubah, tapi aku merasa kalau dia Tao yang dulu kukenal."

Ya. Tao yang dulu Yifan kenal adalah pribadi yang cukup pendiam dan memiliki rambut berwarna pirang agak pucat. Dan Tao yang baru saja Yifan temui tanpa sengaja adalah pribadi yang hangat, ramah, dan memiliki rambut hitam yang indah.

Meski begitu, tapi Yifan merasa bahwa itu adalah Tao yang sama; Tao yang sekarang; yang mengakui tidak mengenalnya adalah Tao yang dulu.

.

.

.

.

"kenapa pria tadi terlihat kalau dia mengenalku ya, sayang..?" Tao bertanya sambil membuka ponsel pintarnya. Ingin mengecek posisi bangku dari tiket yang ia dapatkan dari hasil merayu lelaki muda di sampingnya lewat denah gedung teater dari website resmi.

Yang ditanyai hanya diam, lalu menggelengkan kepala. Tidak masalah jika Tao tidak melihatnya langsung. "aku tak tahu. Mungkin dia mengigau karena pekerjaannya yang menumpuk di kantor atau karena kau mirip temannya, dear."

"umm.. begitu? Tapi kenapa nama temannya punya nama yang sama denganku? Sama – sama 'Tao'..?" bola mata yang dibawahnya terdapat sapuan hitam alami menatap penasaran lelaki yang beberapa tahun lebih muda darinya. Lelaki itu mengedikkan bahu. "memangnya yang punya nama 'Tao' hanya kau saja, ha, dear..?"

Cubit.

Tao mencubit perut lelaki muda itu hingga mengaduh dan menimbulkan tatapan tanya dari pejalan kaki lainnya. Lelaki muda yang mengenakan setelah simple-sporty membungkuk sedikit dan mengelus perut di mana cubitan itu mendarat sebelumnya. Mendesis dan Tao hanya memberikan death glare mematikan padanya.

Tao berkacak pinggang lalu menggembungkan pipinya. "sudah kubilang! Kau boleh memanggilku seperti itu jika tidak berada di luar, sayang! Berapa kali harus aku peringati, hm..?!"

Lelaki muda itu terkekeh. Lalu mencuri kecup pipi kanan Tao dan lari begitu saja menghindari amukan dari pria cantik yang fetish dengan hal berbau panda diusianya yang tak lagi kanak – kanak.

"berkali – kali sampai aku ingat, Mom! Hahahaha...!"

"hei! Tunggu! Kau durhaka sekali meninggalkan orang tuamu berjalan di belakang, Yizi!"

Dan tawa mengalun di bibir kucing pria cantik yang telah mengandung, melahirkan, membesarkan seorang lelaki muda bernama Huang Yizi. Lelaki muda yang sebelumnya memandang Yifan dengan pandangan sinis dan menusuk.

.

.

.

The End or To Be Continued?

.

.

.

Untukku yang mau mencoba buat ff KT bergenre hurt/ comfort, dan Aldiz. Ksh juga kalian para KTS~ :3

Jaa, want to review..? :D