DENIAL
.
.
.
Keadaan dimana Kibum bingung dengan orientasi seksualnya, ia mengaku namja normal yang menyukai lawan jenisnya, namun kenapa ia selalu deg-degan ketika berdekatan dengan Kyuhyun yang adalah seorang namja? KIHYUN slight WonKyu x WonHae.
Disclaimer: Inspired by Thailand Series "I Am Your King" tapi untuk pair KiHyun hanya ku ambil part nya Bright sama August sebenarnya. Tapinya lagi untuk kebutuhan ff mungkin bisa part lain akan ditambahkan.
Selamat membaca...
.
.
.
Pukul 12.00 KST
Kyuhyun berjalan di koridor sekolah, ia berjalan sambil memainkan ponselnya rupanya Kyuhyun sedang chattingan dengan Siwon via Line.
Siwon: *emotMengintipdariBalikTembok
Kyuhyun: Ada apa?
Siwon: Bertingkahlan seperti biasa, jangan buat yang lain curiga. Mengerti?
Kyuhyun: Arrasseo. Tak perlu memberitahuku seperti itu.
Siwon: *emotOK!
Kyuhyun:Aku akan makan siang sekarang.
Siwon: *emotOK!
Kyuhyun:555
Begitulah isi chattingan WonKyu yang pasti ada satu kata peringatan untuk Kyuhyun agar tetap bertingkah biasa saja dihadapan Kibum dan Donghae selama beberapa bulan ini. Mereka berempat satu sekolahan namun hanya KiHyun yang terpisah kelasnya sedangkan Siwon dan Donghae mereka satu kelas, tapi mereka tetap berteman akrab, sering ngumpul dan main bareng. WonKyu pacaran backstreet karena tidak mau membuat teman-teman yang lain marah karena hubungan sesama jenis masih belum bisa diterima oleh masyarakat dan dilarang di negara mereka. Juga tak mau menghancurkan pertemanan yang mereka jalin selama 3 tahun di sekolah ini.
Tepat saat chattingan WonKyu berakhir, Kyuhyun sudah sampai di tempat tujuannya yaitu ruang kelas Kibum untuk menjalankan misinya, ia punya tugas membantu Kibum untuk mendapatkan hati yeoja yang Kibum taksir sejak kelas 2 itu dan selama ini berarti sudah 2 tahun lamanya, karena mereka sekarang sudah kelas 3, dan selama itu Kibum hanya berbicara sebanyak 2 kata saja seperti "Anyeong" dan "Bye-bye" padahal mereka satu kelas. Kyuhyun prihatin dengan keadaan temannya itu, padahal Kibum itu tampan. Makannya Kyuhyun mau bantu.
Kyuhyun memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, kemudian melongokkan kepalanya melalui pintu kelas Kibum. Kyuhyun tak berani masuk karena itu bukan daerahnya, canggung saja. Kyuhyun tampak mencari keberadaan seseorang entah Kibum atau siapa. Tapi tujuan utama Kyuhyun mendatangi kelas Kibum adalah mencari tahu sosok yeoja yang Kibum taksir. Dengar-dengar namanya Irene, dan Kyuhyun hanya tahu namanya saja, katanya dia putih dan cantik tapi Kyuhyun mau lihat sendiri, ia pun dengan canggung mengedarkan pandangannya ke dalam kelas, sedang asyik mengamati tiba-tiba saja...
"A-yo! Whats-up Bro?! What's happening here?"
Kyuhyun sedikit tersentak saat seorang namja dengan gayanya yang SWAG menyapa dengan tiba-tiba. Menjabat tangan Kyuhyun dan diakhiri pose ala hip-hop jaman now.
Bukannya marah atau apa tapi Kyuhyun malah tersenyum sumringah mendapati namja aneh itu datang.
"Ah! Yesung, kemari."
Kyuhyun sedikit menarik namja swag bernama Yesung agar mendekat padanya. Kyuhyun ingin menanyakan sesuatu pada Yesung yang merupakan penghuni sekaligus teman sekelas Kibum. Beruntung Kyuhyun yang ramah punya kenalan kelas lain seperti Yesung ini, yah meskipun ia aneh.
"Apa Irene ada disini?" Tanya Kyuhyun pelan.
"Uh? Irene?" Ulang Yesung dan Kyuhyun mengiyakan. "Itu." Tunjuk Yesung pada siswi yeoja berkulit putih dan wajahnya lumayan cantik, (Kibum tidak bohong soal ini) yang saat ini sedang menikmati alunan musik dari headset yang menyumpal telinganya. Yeoja itu duduk di barisan paling depan dan tepat di belakang yeoja itu adalah meja Kibum, pemilik meja itupun ada disana juga. Kyuhyun mangut-mangut dan masih memasang senyum sumringahnya melihat kecantikan Irene, sahabatnya memang tidak buta soal beginian
"Alala..! kau menyukai Irene kan? Kau mulai memperhatikannya!" Tuding Yesung semangat.
"Aniya!" Elak Kyuhyun sambil menepis telunjuk Yesung yang menunjuk-nunjuk dirinya. "Bukan begitu, aku ingin bertanya padamu."
"Uh?"
"Kalau misalnya Kibum di kelas, dia bicara dengan siapa?"
Yesung tampak bingung, pasalnya dia juga tak terlalu akrab dengan Kibum meski ia satu kelas "Aku tidak tahu, kenapa tak tanya sendiri? Hei Kibum-ah! Kibum-ah!"
Dasar payah. Yesung memang susah diajak kompromi, niatnya Kyuhyun ingin mengorek informasi lewat Yesung agar ia bisa sedikit tahu kebiasaan Kibum dikelas terkait pendekatan yang dilakukan Kibum pada Irene. Kyuhyun pun membekap mulut Yesung agar berhenti memanggil Kibum.
"Sssttt..! Diamlah, aku mau mengerjainnya."
Yesung pun membuat bentuk huruf O besar di mulutnya, ia juga ikutan semangat. Yesung paling senang dengan kata 'mengerjai' bahkan ia mangut-mangut "Sebenarnya, Kibum tak banyak bicara dengan oranglain di kelas."
Kyuhyun pun mangut-mangut "Oh. Kalau begitu, Irene yang sebelah sana kan?" Tunjuk Kyuhyun pada yeoja yang masih asyik dengan lagu di headsetnya.
"Iya. dia yang sana. Hei, Irene-ah! Irene-ah!"
Panggilan Yesung yang memang mempunyai suara tinggi itupun mampu membuat Irene menengok ke sumber suara dan melepas headset di telinganya agar indera pendengarannya mampu menangkap dengan sempurna apa yang Yesung teriakkan.
"Temanku menyukaimu!" Pekik Yesung sambil menunjuk-nunjuk Kyuhyun yang seketika melotot pada Yesung yang suka bicara seenaknya itu lalu mendorong Yesung agar cepat pergi. Kemudian Kyuhyun hanya bisa memasang cengiran bodoh pada Irene yang kini menatap padanya. Irene yang memang yeoja ramah pun balas senyum pada Kyuhyun.
"Anyeong Irene-ah?" Sapa Kyuhyun sambil melambai dan dibalas lambaian juga oleh Irene. Selanjutnya Kyuhyun mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, mendapati Kibum memasang wajah cengo, Kyuhyun kembali nyengir "Anyeong Kibum-ah~ Lama tak bertemu"
Namun, respon yang diberikan Kibum justru mengundang tawa geli Kyuhyun, Kibum bertingkah seolah tidak kenal dengan Kyuhyun. Apa-apaan itu menyapanya dengan suara lembut mendayu bak biola rusak, mau ditaruh dimana wajahnya jika sudah seperti ini? Bagaimana kalau Irene-nya berfikiran kalau ia dan Kyuhyun adalah sepasang gay?
ANDWAE!
Kibum yang speechless, dengan tampang datar andalannyapun membuang muka dari Kyuhyun, berpura-pura tidak kenal Kyuhyun. Kemudian satu jari tengah yang Kibum sembunyikan dibelakang kepala ia tujukan khusus untuk Kyuhyun.
"Aku pergi dulu. Sampai jumpa." Tepat setelah Kyuhyun berlalu dari kelas Kibum, barulah Kibum menurunkan acungan jari tengahnya. Kibum sungguh merutuki Kyuhyun dalam hatinya, ia ingin mengumpat tapi di depannya ada Irene. Aish! Ia tak mau di cap sebagai namja mulut kotor oleh yeoja pujaannya.
.
.
SKIP!
.
.
Kibum dan Kyuhyun sudah berada di Canteen sekolah pasca kejadian beberapa waktu yang lalu. Usai dari kelas Kibum, Kyuhyun mendapat pesan dari Kibum menanyakan keberadaannya dan seperti jawabannya pada Siwon tadi Kyuhyun menjawab sedang makan siang, Kibum langsung bergegas menyusul Kyuhyun.
Terlihat Kyuhyun sedang menikmati makan siangnya dengan lahap. Sementara itu Kibum, menatap Kyuhyun dengan pandangan yang sulit diartikan. Entah deathglare atau tatapan apa yang jelas itu adalah tatapan membunuh. Bahkan Kibum tidak makan, ia hanya membeli satu gelas cola.
Merasa ditatap, Kyuhyun yang tadi hendak memasukkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya pun ia urungkan. Ia tersenyum geli pada Kibum "Ada apa denganmu? Kau ada masalah?" Basa-basi, Kyuhyun jelas tahu lah ini semua karena dia.
Kibum mendengus kasar "YAK! Apa kau tak berpikir? Mau taruh dimana wajahku di sepan Irene, HA?" Omel Kibum, dia merasa Kyuhyun terlalu berlebihan. Iya niatnya membantu untuk mendapatkan hati Irene tapi bukan begitu caranya.
"Tenang-tenang, jangan seperti itu, Kibum-ah. Aku tadi hanya memanggil namamu, kan? Jadi kau tak perlu malu."
"Maksudku, aku takut Irene akan berpikiran yang aneh-aneh padaku." Melas Kibum. Sungguh ia takut kalau Irene mengira ia dan Kyuhyun adalah sepasang gay.
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Kau masih punya kami teman-temanmu yang akan selalu ada untukmu kapanpun kau butuh."
Kyuhyun-ah?"
"Ne?"
"Kau berisik." Kibum benci dengan kata-kata bijak, baginya itu adalah omong kosong bagi sebagian orang yang berputus asa. Lalu dirinya saat ini apa?
"Arrasseo. Sekarang aku mengerti alasan Irene tak pernah memperhatikanmu selama ini. Kalau aku jadi dia, aku juga tidak tahu bagaimana melihat wajahmu itu."
Ejek Kyuhyun untuk keberapa kalinya ini? Kibum diam saja entah membenarkan perkataan Irene atau apa. Tapi detik berikutnya Kibum sudah angkat bicara lagi. "Tunggu. Kenapa kau ikut campur urusanku?
Kyuhyun mendesah malas "Wajahmu itu aneh. Kenapa kau tak juga menyadarinya? Aku akan membantumu agar Irene memperhatikanmu, ah setidaknya melirik wajahmu yang absurd itu"
"Eh tapi kan? Tunggu dulu." Kibum berfikir, merasa ini tidak benar.
"Kau ini bodoh atau apa? Aku ingin membantumu mendekati Irene, aku akan memberitahumu dia orang yang seperti apa, makanan yang dia suka, tentang pengalaman Irene bersama namja lain jadi kau bisa mencontoh dari itu. Dasar bodoh!" Terang Kyuhyun mulai gemas dengan Kibum yang tak juga paham maksud baiknya. Kenapa Kibum negative thinking terus daritadi?
"Tidak, aku tidak bodoh. Kau ini namja."
"Tentu saja aku namja. Lalu apa hubungannya?" Maksudnya, Kyuhyun itu namja. Bagaimana cara dia membantu Kibum agar tidak canggung dengan Irene atau yeoja lain.
Keduanya terdiam sejenak. Kibum yang tidak mengerti perkataan Kyuhyun, dan Kyuhyun yang sudah mulai bingung harus bagaimana lagi menjelaskan pada Kibum tentang niat baiknya agar Kibum bisa mendekati yeoja yang ia sukai selama 2 tahun dan jangan lupakan, hanya berbicara 2 kata saja. Seperti 'Anyeong' dan 'Ppai-ppai.'
TRING!
Bohlam imajiner muncul diatas kepala Kyuhyun.
"Aku ada ide."
"Katakan."
"Bagaimana kalau backstreet? Belajarlah memanggilku 'Kyunie sayaang~" Ucap Kyuhyun manja sambil mengelus lengan Kibum.
"YAK!"
Sontak Kibum memekik dan langsung menarik tangannya menjauh dari jangkauan Kyuhyun, sungguh ia sangat anti dengan gay. Namun sialnya Kyuhyun malah tertawa terbahak, dia pikir itu lucu, HA?
"Apa kau belum pernah merasakan pukulanku?" Tanya Kibum yang bermakna mengancam.
"Pukul?"
"Ye! Akan kubuat kau babak belur."
"Baiklah..baiklah.." Kyuhyun akhirnya mengalah, ia tak mau mati konyol dengan muka lebam dan patah tulang disana-sini karena dianiaya Kibum, ia masih ingin terlihat tampan setidaknya jika ia mati dihadapan kekasih backstreetnya, Siwon. "Oh ya, masalah backstreet panggil saja aku Irene."
"Kyuhyun-ah! Hentikan!" Masih dengan ekspresi datar, Kibum memperingatkan Kyuhyun. "Namamu adalah Kyuhyun, dan itu tidak ada artinya sama sekali."
"Aniyo, namaku ada artinya." Balas Kyuhyun tak mau kalah.
"Aku bilang tidak ya berarti tidak ada!"
"Ada!"
"Tidak!" Keduanya diam "Baiklah fokus ke permasalahan yang tadi. Tolong jangan andaikan namamu menjadi Irene." Kibum pun mengalah akhirnya.
"Tidak mau. Tahu kenapa?"
"Wae?"
"Karena aku lahir di bulan Februari~." Lagi, Kyuhyun mengelus lengan Kibum dengan suara manja dibuat-buat supaya mirip dengan yeoja. Kibum memberi respon sama seperti tadi, menjauhkan tangannya dari jangkauan Kyuhyun. Lalu apa itu alasannya tadi? Lahir di bulan Februari? Gak ada nyambung-nyambungnya beuhh..
"Katakan sekali lagi, akan ku pukul kau."
"Jadi bagaimana?" Lah, Kyuhyun evil benar-benar cari mati. Ia menanyakan persetujuan dengan Kibum yang harus memanggilnya Irene saat mereka sedang pacaran backstreet nantinya.
"Aku tidak mau bicara denganmu! Aku pergi saja!" Kibum sudah berdiri dari letak duduknya dan hendak meninggalkan Kyuhyun, namun Kyuhyun keburu mencekal lengan Kibum.
"Kau mau kemana?"
"Kelas" Jawab Kibum ketus.
"Jangan dulu. duduklah, kuberitahu sesuatu."
"Cepat katakan!"
"Aku hanya mau bilang hati-hati dijalan sayangku~"
Kibum menghempas kasar tangan Kyuhyun yang memegang tangannya dan barusaja mengelusnya membuat Kibum bergidik seram, namun Kyuhyun malah tertawa terpingkal-pingkal karenanya. Untuk kesekian kalinya Kyuhyun menggoda Kibum lagi.
Kibum mendesah kasar "Untung ibumu tidak memberimu nama KyuHen."
"Hen apa?."
"Hentai !"
Detik berikutnya Kibum sudah menghilang dari hadapan Kyuhyun, bahkan ia melupakan cola yang ia beli. Yasudah, untung di Kyuhyun karena dia yang memungut minuman bersoda itu. Lumayan lah ngirit dikit. Bakal nemu punya orang tak masalah, wkwkw.
.
.
.
DENIAL
.
.
.
Pukul 15.00 KST
Bel tanda berakhirnya semua mata pelajaran berbunyi. Seluruh penghuni kelas segera mengemasi peralatan belajar mereka, kemudian segera beranjak keluar kelas. Mungkin mereka segera ingin sampai rumah dan mengistirahatkan badan yang sudah pegal karena seharian berkutat dengan pelajaran. Begitu juga dengan Siwon, setelah bel berbunyi, namja kelewat pintar itu menuntaskan sejenak bacaannya. Kemudian setelah selesai, ia segera mengemasi buku dan kawan-kawan ke dalam tas dan berdiri dari duduknya untuk menghampiri meja depan yang ada Donghae disana sedang..
Tidur!
"Hae! Bangun, pelajarannya sudah selesai. Ayo pulang." Namun respon yang di dapat Siwon hanya sebuah lenguhan malas dari Donghae, bahkan membuka mata saja tidak. Siwon mangut-mangut dan menyeringai kecil. Ia punya cara lain agar temannya itu bangun. Kakinya melangkah menuju pintu kelas dan berhenti di sana "Eh? Selamat siang, Bibi. Mau menjemput Donghae, ya?!"
Sontak Donghae langsung bangkit dari tidurnya mendengar Siwon menyebut Ibunya menjemput, badannya tegang dan langsung menatap daun pintu yang ternyata tak ada siapa-siapa disana. Donghae mendengus melihat Siwon terkekeh pelan. Namun, Donghae bangkit juga dan segera menggendong ransel sekolahnya kemudian berjalan menyusul Siwon yang sudah keluar kelas duluan.
SKIP!
Sekarang WonHae sudah berada di sebuah klinik perawatan kulit yang terletak tak jauh dari sekolah mereka. Donghae sudah diberitahu Eommanya lewat pesan tadi supaya sepulang sekolah ia langsung menyusul Eomma kemari. Setelah menyapa resepsionist, Donghae diarahkan kemana harus bertemu sang Eomma. Donghae pun mengajak Siwon serta.
"Biar kubawakan tas mu itu."
"Oh? Gamsa." Balas Donghae sambil menyodorkan ranselnya pada Siwon dan diterima Siwon dengan senang hati. Entah kenapa Siwon suka saja melakukan ini, mungkin karena sebentar lagi Donghae akan meninggalkannya ke Cina atau karena mungkin ada hal lain? Ya, Donghae akan pindah ke Cina dalam waktu dekat, ingin melanjutkan kuliah disana. Aish! C'mon Siwon, ingat kau sudah punya Kyuhyun di hubungan asmara mu yang backstreet itu.
Keduanya pun berjalan menuju arahan dari sang resepsionist tadi, terlihat Eomma Donghae duduk di sofa khusus untuk pelanggan yang sedang menunggu giliran. Eomma Donghae terlihat sangat anggun dan masih muda. Aw! Masih cocok juga jika menjadi kakak untuk Donghae. Eomma Donghae sedang fokus dengan ponselnya, mungkin ada brand baru di internet dan Eomma Donghae tertarik.
"Eomma anyeong~" Panggil Donghae manja sambil merentangkan kedua tangan dan langsung memeluk Eommanya. Begitupun sang Eomma, ia membalas pelukan anaknya yang manja itu.
"Anyeong uri Hae-ya~"
"Anyeong, Bibi Heechul." Sapa Siwon sopan.
"Oh, hai nak."
"Eomma, hari ini aku sangat lelah." Keluh Donghae. Lelah apanya? Dia itu mengantuk karena semalaman begadang, itu hanya alasan Donghae saja kalau-kalau Siwon mengadukan pada Eommanya jika ia tidur di jam pelajaran. Eomma Donghae itu sayang sama Donghae, jadi merengek sedikit pasti Eomma nya akan luluh. "Oh iya, Eomma disini sedang apa?"
"Perawatan kuku." Jawab Heechul santai.
"Eomma perawatan kuku lagi?" Donghae mengerutkan alisnya. Ia heran dengan Ibunya yang gila perawatan, entah sebulan berapa kali Eommanya akan pergi ke klinik perawatan kulit. Dimata Donghae, Eommanya juga begitu-begitu saja. Cantik maksudnya.
"Lihatlah, kuku Eomma kurang dirawat." Jawab Heechul sambil memperlihatkan jemari lentiknya pada Donghae agar anaknya itu melihat kuku nya yang katanya kurang terawat. Namun nyatanya apa? Kuku Eomma Donghae masih terlihat bagus, hanya cat kuku nya saja yang sedikit rusak, mungkin sudah lama.
"Emm, apa itu akan lama?"
"Masih banyak yang antri, Eomma masih menunggu giliran." Jawab Heechul seakan menanyakan bagaimana jika nanti lama. Apakah Donghae tidak keberatan?
"Gwaenchana, aku akan menunggu, Eomma."
"Anak baik, kau memang anak Eomma." Kata Heechul sambil mengacak rambut Donghae.
Donghae agak risih dengan perlakuan Heechul selaku Eommanya itu, apalagi di depan Siwon. Teman satu kelasnya merangkap teman satu gengnya. Tapi, dari tadi Siwon terlihat tak mempermasalahkannya. Anteng-anteng saja malahan. Entahlah apa yang dipikirkan Siwon, Donghae tak mau tahu karena selang beberapa waktu kemudian Heechul dipanggil petugas perawatan kulit karena sekarang adalah gilirannya. Heechul langsung bergegas menuju ruang perawatan meninggalkan WonHae disana.
Donghae mendesah lega, ia menjatuhkan punggungnya di sandaran sofa. Melirik pada Siwon yang tengah berkutat dengan ponselnya. Pantas saja dari tadi dia anteng, ternyata mainan HaPe toh. "Siwon-ah, kurasa ini akan lama. Lebih baik kau pulang saja sekarang. Aku malu padamu."
"Yak? Kau hanya malu padaku saja?" Cibir Siwon, pada kenyataannya kedua temannya yang lain yaitu Kibum dan Kyuhyun sudah tahu kalau Donghae itu anak mami. Namun Donghae hanya nyengir cangggung.
Setelah itu hening melanda. Tak ada yang dibicarakan lagi, mata Donghae hanya melirik para pelanggan yang datang di klinik perawatan kulit tersebut. Sedangkan Siwon, entah apa yang ia lihat dengan mata hitam arangnya. Donghae yang notabenenya adalah anak yang suka bicara pun tak tahan dengan kondisi ini, "Pelanggannya banyak ya?" Apa ini? Pembuka pembicaraan kah?
"Iya, banyak." Sahut Siwon. Kemudian hening lagi.
Siwon sedikit tersentak, ia ingat sesuatu. Kemudian ia membuka ranselnya dan mengeluarkan roti dari dalam ransel putih miliknya dan menyuguhkannya pada Donghae "Ini, untukmu." Dan Donghae hanya menatap tak mengerti, "Setidaknya makanlah sesuatu." Bodoh atau apa? Tinggal menerima roti itu malah Donghae menunjuk dirinya sendiri, "Yak! Aku membeli makanan ini untukmu."
"Oh~" Dengan ragu Donghae akhirnya menerima makanan dari Siwon. Mengingat ia juga tadi baru bangun tidur kan? Jadi mulutnya juga rasanya sepet (?) Donghae membuka bungkus plastik sebagai wadah roti itu, sementara Siwon kembali merogoh ranselnya, kali ini ia mengeluarkan satu kantung plastik yang berisi makanan juga minuman instan.
"Nah, masih ada yang lain jika kau tidak kenyang dengan kue itu." Kurang perhatian apa Siwon sama Donghae. Bahkan dia borong jajanan hanya untuk Donghae agar ia tak kelaparan. "Tidak usah bingung begitu, aku tahu makanmu banyak, aku juga tahu kau mudah terserang penyakit magg, jadi jangan biarkan perutmu kosong." Tuh kan, bahkan Siwon tahu banyak tentang Donghae.
Donghae menerima satu kantong plastik yang berisi makanan dan minuman dari Siwon "Ooh~ kau pengertian sekali. Kenapa kau tiba-tiba jadi begini? Kau membuatku berfikir ini keluar dari sebatas hubungan sahabat." Canda Donghae, ia merasa ini offside dari hubungan persahabatan mereka. Ini terkesan seperti pacaran. Ya memang Siwon dan Donghae sudah berteman lama sejak SMP, jadi wajar kalau Siwon hafal apa-apa saja tentang Donghae.
"Maka dari itu, karena aku sahabatmu, semua kebiasaanmu aku sudah tahu." Alasan atau memang benar, tapi begitulah jawaban dari seorang Choi Siwon.
"Jinjja-yo? Bukankah itu kedengarannya aneh?"
"Tentu saja tidak."
"Apa kau yakin?"
"Absolutely."
"Baiklah, kalau begitu. Bagaimana dengan alamat rumahku?" Tantang Donghae, ia ingin mengetes sahabatnya ini yang mengaku benar-benar mengetahui segalanya tentang dirinya.
"Alamatmu di BlueSky, Myeongdong, Korea Selatan, 10200."
"Lalu, berapa nomor ID ku di sekolah?"
"46527, 25 orang setelah namaku."
"Minuman kesukaanku?"
"Susu Milo."
"Berapa ukuran sepatuku?"
Siwon membuang muka sambil nyengir, "Berapa ya?"
"Haha, kau tidak tahu. Kau bilang kau tahu semuanya tentang aku." Cibir Donghae.
"Tapi, ada satu hal yang sangat aku ketahui-" Ucapan Siwon mampu membuat Donghae secepatnya menoleh ke arah Siwon yang saat ini tengah melirik celananya –menerawang celana dalam Donghae. "17,78 cm." Sontak Donghae ikut melihat apa yang Siwon terawang
"Yak! Sialan kau."
"Aku hanya bercanda." Jawab Siwon disertai kekehan khasnya. "Ukuran sepatumu 42 ."
"Oh~ kau membuatku cemas saja." Dan keduanya terkekeh bersama.
Duling!
Ponsel Donghae berdering, ada Line dan Donghae segera merogoh saku celananya untuk melihat siapa gerangan yang mengirimi pesan. Ternyata Heechul yang mengirimi pesan Donghae. Heechul memberitahukan bahwa dirinya akan sangat lama karena harus perawatan kulit (spa) sekalian, jadi Donghae tak usah menunggu karena takut kelamaan.
Sembari Donghae berbalas pesan dengan sang Eomma, Siwon mencoba mengambil satu keping roti dan berniat menyuapkannya pada Donghae yang sibuk mengetik balasan untuk Heechul. Alih-alih memasukkan roti itu ke dalam mulut Donghae yang sudah mangap-mangap, Siwon justru malah menjauh-jauhkan roti itu sampai Donghae menubruk kepalanya dan menjatuhkan kepala ke pundak Siwon (so sweet)
"Yak! Jangan bercanda! Sini biar aku sendiri." Donghae merebut roti itu dari tangan Siwon dan memasukkannya sendiri ke dalam mulutnya. Tapi bukannya segera menarik kepalanya dari pundak Siwon, Donghae malah menyamankan posisinya disana masih sambil berbalas pesan pada Eomma nya yang sedang menghawatirkan dirinya karena harus menunggu lama, Heechul membujuk Donghae agar pulang duluan sehingga Donghae bisa istirahat di rumah, Heechul tak mau Donghae kelelahan.
"Terkadang aku tak mengerti, kenapa Eomma terlalu menghawatirkan aku seperti ini." Ucap Donghae pelan, ia ingin berbagi ini pada Siwon saja. Toh, Siwon juga sudah tahu banyak tentangnya.
Siwon menoleh ke samping, memperhatikan Donghae yang masih menyandarkan kepalanya di bahunya. Siwon menarik tangannya kemudian merangkul Donghae layaknya best friend, atau modus? "Semua orangtua pasti akan melakukan yang terbaik untuk anaknya."
"Kau benar. Tapi aku hanya merasa tidak nyaman saja, mungkin karena aku tidak suka diperlakukan seperti itu." Donghae tersenyum miris, ia membayangkan dirinya yang jauh berbeda ketika berada di rumah dan ketika di luar rumah. Donghae itu suka kebebasan. Merasa tak ada respon dari Siwon, Donghae menoleh ke arah Siwon yang tengah memainkan ponselnya, sedikit melirik apa yang di lihat Siwon hingga anak itu fokus pada ponsel saja.
"Yak! Kau diam-diam stalking foto-foto ku, sialan!" Pekik Donghae hendak merebut ponsel Siwon yang tengah mempertontonkan akun profil facebook pribadinya yang berisi foto-foto Donghae sendiri. Namun, reflek Siwon yang bagus mampu menjauhkan tangannya terlebih dahulu sebelum ponselnya jatuh ke tangan Donghae. Bisa remuk kalau sampai itu terjadi.
"Memangnya kenapa kalau aku lihat?"
Donghae mendengus, "Yak? Kapan kau akan mengalah."
Daripada berdebat dengan Siwon lebih baik Donghae minum, by the way ia juga merasa haus karena roti yang ia makan tadi seperti menyumbat tenggorokannya. Donghae membuka botol minuman instan yang tadi dibelikan oleh Siwon padanya, setelahnya Donghae meminumnya satu teguk.
"Jadi, apa kau masih akan menunggu Eomma mu?" Tanya Siwon
"Bahkan kau berani mengintip pesanku?"
"Aku tidak melakukannya. Tapi mataku yang melihatnya."
"Dasar cerewet."
"Tapi aku tahu, kau akan tetap menunggu Eomma mu kan? Aku akan menemanimu."
"Ya? Gwaenchana, kau pulanglah duluan. Aku jadi malu. Pulanglah." Paksa Donghae namun Siwon tak memberi respon apa-apa seakan malah mengejek Donghae, "Aku serius."
"Aku tidak apa-apa." Sahut Siwon.
"Yasudah terserahlah."
Dan keheningan pun kembali datang. Siwon sibuk dengan ponselnya dan Donghae hanya mengamati para pelanggan dan petugas disana yang berlalu lalang di hadapannya.
"Donghae-ya." Siwon memecah keheningan yang terjadi "Ada toko roti di ujung jalan sana, baru buka dan aku belum pernah kesana. Mau menemaniku?"
"Apa kau bercanda? Aku harus segera pulang. Kau tahu kan aku harus menghubungi Eomma ku saat aku sudah sampai rumah." Tolak Donghae tanpa malu mengatakan alasannya lagi.
.
.
.
Sweet Duck Cafe
"Siapa tadi yang bilang akan menunggu Eomma nya disana?" Sindiran Siwon mampu membuat Donghae menghentikan aksi menyendok eskrim ukuran besar di hadapannya. Membuat Siwon terkekeh.
"Yak? Pedas sekali kata-katamu. Kau yang mengajak aku makan bingsu, aku mana bisa menolak?" Jawab Donghae sambil memakan bingsu (es krim dalam mangkuk ukuran besar, biasanya bentuknya menjulang tinggi ke atas seperti gunung) bersamaan dengan itu minuman yang dipesan Siwon datang. Cola
"Hati-hati, kau bisa sakit perut makan sebanyak itu." Peringat Siwon.
"Yak Siwon-ah, kita memesannya 2 porsi. Jadi kita habiskan berdua."
"Jika ukurannya seperti ini, aku angkat tangan. Karena aku khawatir dengan berat badanku atau nanti tidak akan ada lagi yeoja yang suka denganku di sekolah." Narsis Siwon yang hanya ditanggapi Donghae dengan cebikan dibibir.
"Kau berlebihan, ini enak. Cobalah." Jawab Donghae sambil menyendok eskrim dan memasukkannya ke dalam mulutnya, sepertinya mengiming-imingi Siwon. Lihat saja Siwon menelan ludah melihat Donghae menikmati eskrimnya.
"Pinjam sendokmu." Tuh kan.
"Mana bisa? Itu jorok, sana minta yang baru." Tolak Donghae yang semakin asyik memakan bingsu nya. Sedangkan Siwon yang hendak meminta satu sendok pada pelayan pun gagal karena pelayan malah keburu melayani pelanggan lain.
"Jika aku jadi kau, aku tidak akan merasa jorok."
Ucapan Siwon mampu mengehentikan Donghae yang asyik sendiri menyendokkan eskrim ke dalam mulutnya, ia menatap Siwon yang juga menatapnya datar sambil berkedip sekali. Donghae menatap sendoknya yang teracung berisi eskrim lalu "Uh? Baiklah kalau kau tidak merasa jorok. Buka mulutmu." Donghae menyodorkan satu sendok eskrim di depan mulut Siwon yang masih menatapnya. Detik selanjutnya Siwon dengan sedikit ragu mulai melahap eskrim yang disuapkan Donghae padanya. Hal itu membuat Donghae sedikit salting karena Siwon tak melepas tatapannya padanya.
"Umm, enak." Puji Siwon
"Apa kubilang. Kau saja yang tidak percaya."
"Aku juga sudah bilang kalau aku suka bingsu." Pernyataan ambigu dari Siwon menimbulkan kerutan di dahi Donghae yang mencoba mengartikan makna dari kata-kata sahabatnya itu.
"Maksudmu kalau kita ini memang sahabat, begitu?" Sahabat yang menyukai hal yang sama.
"Ya seperti itu."
Donghae terdiam, ia meletakkan sendok bingsunya kemudian melipat tangan di meja. Donghae ingin mengklarifikasi pernyataan Siwon, takutnya ia salah tangkap atau bagaimana. Donghae yang memang menyukai Siwon ingin mencari tahu apakah Siwon juga menyukainya mengingat hal-hal yang Siwon lakukan padanya, Siwon yang perhatian, pengertian dan mengetahui segala hal tentangnya. Tapi Donghae sebenarnya juga bingung apakah Siwon itu sama seperti dirinya yang penyuka sesama jenis, mengingat Siwon sering menyebut kalimat 'Yeoja di sekolah yang menyukaiku.'
"Siwon-ah, menurutku itu lebih dari sekedar teman."
"Y-ya, aku tahu. Tapi hari ini aku ingin lakukan yang terbaik sebelum kau pergi!" Elak Siwon mencoba mencari alasan.
Merasa Siwon tak akan paham maksud perkataannya, Donghae memiloh blak-blakan saja. "Siwon-ah, aku ingin lebih akrab denganmu. Aku menyukaimu."
Kaget?
Tentu.
Namun bukan Siwon namanya kalau tak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya. "Yak? Kau bercanda ya? Apa kau meletakkan kamera tersembunyi untuk mengerjaiku?" Ini apa lagi? Memangnya ini acara jebakan betmen? Sudah jelas muka Donghae serius begitu.
Donghae menggenggam tangan Siwon yang celingukan ke kanan dan kiri seakan mencari crew dari acara reality show yang penuh jebakan tersebut, "Siwon-ah. Aku serius." Tatapan penuh cinta dari Donghae tak kurang sedikitpun saat menatap mata Siwon. "Lagipula aku juga sangat mengenalmu, lebih dari dirimu."
Siwon mangut-mangut. Ia jadi ingat rentetan pertanyaan Donghae sewaktu di salon tadi, kali ini ia juga mau coba. Seberapa tahu Donghae tentangnya.
"Alamat rumahku?"
"Kau tinggal di apartemen Blue Saphire."
"Berapa nomor ID ku?"
"46502, 15 orang sebelum namaku."
"Ukuran sepatuku?"
"44. 2 cm lebih besar dari ukuranku." Jawaban Donghae benar semua, menimbulkan umpatan pelan dari bibir Siwon, tak menyangka saja Donghae bisa tahu semuanya. "Sebenarnya, aku tidak yakin. Bukankah tidak wajar jika sahabat bisa mengetahui semua itu?"
Siwon hanya diam tak memberi respon atau jawaban iya/tidak. Siwon meraih minumannya dan menyedot isinya, ia juga bingung sendiri dengan perasaannya sebenarnya. Dia perhatian dan pengertian dengan Donghae, tapi disisi lain ia juga punya Kyuhyun.
"Yak! Kau kenapa? Aku hanya bercanda, Siwon!" Tawa garing dilancarkan Donghae, ia sudah malu karena Siwon tak memberi respon apa-apa. Jadi pernyataan tulusnya tadi ia tutupi dengan kalimatnya barusan. Tak kuat menahan malu, Donghae berdiri sambil menyampirkan ransel di pundaknya. "Baiklah, aku akan duluan. Kau yang habiskan ini dan aku akan membayarnya. Dan satu lagi, kau tak usah pikirkan kata-kataku tadi. Ok?"
"Tunggu !"
Donghae yang tadinya hendak meninggalkan meja cafe, kini terpaksa duduk kembali karena permintaan Siwon "Ada apa?"
"Donghae-ya. Aku tidak pernah membencimu."
"Hei, aku sudah bilang aku tadi hanya bercanda."
Aish! Siwon mengusap dahinya, ia merasa bodoh. Atau Donghae yang bodoh karena tak mengerti maksud kata-katanya? Oh, sepertinya ini salah Siwon yang suka berkata ambigu. "Aku juga merasakan hal yang sama denganmu."
"Siwon-ah, aku tahu itu. Tapi aku bukan yeoja."
"Maksudku bukan begitu." Siwon memberi jeda, ia merasa berat berkata jujur, takut menyakiti "Aku tak bisa pacaran denganmu karena..-"
Donghae menunggu alasan dari Siwon dengan mulut yang sedikit terbuka, ia penasaran. Mungkin memang benar kalau Siwon itu namja straight yang sama sekali tak menyukai kaum gay. Ok, kalau memang begitu, setelah ini Donghae akan menutup akses dengannya dan Siwon. Ia sudah kepalang malu.
"..aku sudah pacaran dengan Kyuhyun."
TBC
Maafkan typo banyak
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
