Nama gue Carmilla Gottschalk, gue tau fic ini ngotot maksa ajaib de el el blab la yada yada eniwei met baca sebelum ide gue ilang.

Disclaimer:

Aku pengen hak cipta kuroshitsujiiii supaya sebastian jadi suami gue!!!! Trus ciel jadi adek gue gituuhh......ah gak lah kuroshitsuji punya Yana Toboso....YANAAAAA BIKIN KEK CERITA TAMBAHAN SEBASTIAN/CIEL!!!! GYAAAA

Featuring Fem!Ciel. eniwei sori kalo gombal dan kosa katanya dikit. Soale aku masih 12 thn


1. The End is The New Beginning

Iblis, tidak diperbolehkan untuk mencintai manusia. Dia menoleh ke nonanya yang sedang tertawa bersama teman – temannya itu. Iblis, juga seharusnya tidak memiliki perasaan. Tapi kenapa Ia selalu mencintai gadis itu?

"Sebastian, Sebastian!" panggil anak cewek yang mungil itu, Ia menjetikkan jarinya di udara, tepatnya di depan mata merah kecoklatan Sebastian itu. Butler iblis itu terbangun dari lamunannya. "I-Iya, ada apa nona?" tanyanya dengan suara yang masih terkejut. Cielle, anak tersebut menghela napas. "Ada apa Sebastian? Ayolah….kau kan bisa cerita padaku…" Cielle, berdiri dan berjalan mendekati Sebastian.

Sebenarnya Cielle merasa sedih kalau Sebastian mulai melamun. Karena sepertinya Sebastian itu sedih. Cielle sendiri sebenarnya mencintai Sebastian, tapi ia takut-takut. Ia tahu betul kalau Sebastian itu iblis. Ia tidak mungkin punya perasaan. Well, itulah yang ada di pikiran Cielle, tapi kenyataanya?

Keduanya saling mencintai.

"Tidak...saya tidak apa-apa nona— " sebelum si butler bisa melanjutkan kalimatnya, Cielle sudah mencium lembut pipinya. "Kau bohong, aku sudah 3 tahun bersamamu, memangnya aku tidak akan tahu kalau kau sedang sedih?" kata Cielle sedikit malu-malu. Sebastian mengusap- usap rambut si nona muda yang egois tapi manis ini. "Cielle, saya tidak apa-apa, Anda tidak usah khawatir dengan saya" Ujarnya seraya mencium lembut bibir Cielle. Cielle hanya bisa pasrah dan memeluk Sebastian "Kau ini....dasar" Cielle hanya bisa tersenyum lembut padanya. Tanpa sadar, Ia tertidur di pangkuan sang iblis itu.

Sebastian mendengar suara dari ruangan Cielle. Di dalam, Cielle sedang menyanyi diiringi pianonya. Lagu lembut yang sangat cocok dengan suara Cielle yang merdu dan ber-oktav tinggi. Nyanyian yang mampu membius seseorang, bahkan iblis sepertinya.

Ia dan Cielle tahu betul, kalau sebentar lagi keduanya tak bisa menikmati hari-hari indah tersebut seperti biasa....

~ K U R O S H I T S U J I~

"Jadi, disini tempatnya?" tanya Cielle dengan suara agak gemetaran. Sebenarnya ia ketakutan. "Betul, nona" mata biru Cielle mulai berkaca-kaca. "A-Apakah ini akan menyakitkan?" tanyanya ketakutan. Sebastian hanya memeluknya dari belakang "Tenang sajalah, Saya akan membuat ini terasa tidak sakit sama sekali" Mendengar itu, si Phantomhive muda menggeleng kuat-kuat. "Aku tidak mau" katanya keras kepala "Buat ini sebisa mungkin....sangat menyakitkan"

Sebastian selalu dibuat kaget dengan nona muda yang cantik itu. Ia menghela napas, Cielle duduk di kursi panjang berwarna putih melepas sarung tangan putihnya, mengungkap tanda 'kontrak' yang terukir di punggun tangannya. Perlahan-lahan, Sebastian melepas penutup mata Cielle. Mata Cielle yang warnanya tidak serasi, kanan berwarna ungu dengan simbol 'kontrak', dan kiri berwarna biru langit yang manis."Sebastian" gumamnya gemetaran "Ayo, aku sudah siap" ujarnya sok berani. Sebastian mendekati wajah nona mudanya, mengusap bibirnya yang berwarna merah muda kepucatan. "Selamat tinggal, Cintaku" bisik Sebastian dengan nada sedih. Ia mencium lembut Cielle, menghisap jiwanya. Semakin lama, mata Cielle menatap dengan kosong. Tangannya yang memegang erat jaket Sebastian semakin lama melemah...

Hingga cengkraman itu hilang, matanya terbuka dengan tatapan yang buram

"Sebastian...aku...sangat....men...cin..ta..i...mu.." ujarnya terbata-bata, lalu hanya sedetik, Ia meninggal di pelukan Sebastian. Gumpalan putih di dekat bibir Sebastian, adalah jiwa sang gadis tersebut. Ia tak sanggup menelannya, maka Ia menyimpannya di sebuah botol kecil.

~ K U R O S H I T S U J I~

"Wah, wah, akhirnya kau kembali juga......" ujar wanita berambut keriting tersebut. "Merihim, Eh maaf, kau masih ingin dipanggil Sebastian ya" ujar wanita tersebut dengan nada menyebalkan. "Lilith" panggil lelaki berjubah hitam itu. "Wah, Jiwa yang bagus sekali...kenapa tidak cepat kau makan, hmm?" Sebastian merenggut, sebuah alasan yang bodoh. "Oh, rupanya kau mencintai pemilik jiwa itu ya? Sampai tak bisa menelannya" Lilith berjalan mendekati Sebastian, "kau tahu, kau bisa bertemu dengan pemilik jiwa tersebut...asalkan kau mau membayar ongkosnya" bisik Lilith, "Pergilah, temui Semiazas. Ia pasti akan membantumu.....dengan harga yang mahal." Lilith pun berjalan menjauh darinya "Yah, secara wanita itu rakus banget, Harap maklum Meri—Sebastian"

Mata merah Sebastian melirik ke botol kecil itu. Di dalam, jiwa Cielle itu bersinar terang, sesekali di bayang-bayangi oleh sekelebat bayangan hitam. "Cielle, tunggulah" bisiknya "Kita pasti akan bisa bertemu lagi..."

~ K U R O S H I T S U J I~

"Hah? Merihim? Untuk apa kau kesini?" tanya wanita dengan tanduk 4 dan bermahkota itu. "Aku dengar dari Lilith, kau dapat membantuku....tentang ini" Sebastian melambai-lambaikan jiwa Cielle di depan matanya "Wah wah, manisnya.....Jiwa yang dipenuhi keserakahan, keegoisan dan ketakutan...." ujar Demous, nama iblis tersebut. "Kau....Ingin bertemu dengan pemilik jiwa ini ya?" ucapnya dengan nada menyebalkan, Sebastian hanya mengangguk. "Baiklah" ucap Demous, tiba-tiba berada di belakang Sebastian "Dengan harga yang mahal, kau yakin, Merihim?" Sebastian membalikkan badannya "Tentu saja, aku yakin sekali" Demous menatapnya dalam-dalam. Mata kuningnya bersinar keemasana. Suaranya yang tinggi itu berubah dalam sekejap

"Merihim,kau akan hidup sebagai manusia di dunia sana, dengan imbalan anak ini akan tetap hidup dalam wujud yang sama, tapi anak ini tak akan dapat mengingat siapa kau dan apa kau ini sebenarnya. Kau akan hidup abadi di sana, begitu juga dengan anak ini kecuali kau dapat membuat dia teringat padamu. Tapi, hanya untuk membuat dia ingat tentang kau akan sangat sulit. Sanggupkah kau?"

Sebastian, tanpa pikir panjang langsung mengiyakan. Demous menyentuh kaca berwarna tersebut, cahaya putih dari dalam kacanya. Jiwa Cielle pun terhisap ke dalam, begitu juga dengan Sebastian dan Demous.


Gue tau ini fan fic maksa banget, gue tau ini cerita gombal. Gue tau ini cerita jelek banget gue tau ini.....*disumpel sapu tangan

Idiiihhh ga sudi !!! please R n R yak