Title : The Mystery Mirror
Author : Zyn Venus
Main Cast :
Meng Jia (Miss A)
Kris (EXO M)
Hwang Zi Tao (EXO M)
(And many other cast inside…)
Suatu pagi yang cerah di Seoul, terlihat seorang yeoja cantik sedang berjalan mengenakan seragam sekolah, sangat rapi. Yeoja yang sering di sapa Jia itu baru saja pindah dari China sekitar lima hari yang lalu. Untungnya, di sekolah barunya ini ia mempunyai teman lama, jadi, ia tak merasa kesepian. Sebut saja mereka Amber dan Kris.
"Jia, lihat mereka." Ujar Kris sambil menunjuk ketiga yeoja yang sedak asyik membully adik kelas.
"Wae? Siapa mereka?" Tanya Jia bingung.
"mereka itu adalan geng X, yang berambut panjang coklat itu Jiyeon, yang rambutnya pendek Eunjung, satu lagi namanya Krystal. Mereka selalu saja menjahili murid di sini." Jawab Amber tanpa melepas pandangannya dari iPhone kesayangannya.
"Apa tak ada tanggapan dari guru-guru?" Tanya Jia lagi.
Kris mengeelengkan kepalnya, "Guru-guru sudah sering menasihati, memarahi, bahkan menghukum mereka. Tetapi, mereka sepertinya sudah kebal akan semua itu."
"Ah~ sudahlah. Biarkan saja mereka. Selama mereka tak menyakiti kita, itu tak masalah. Ayo, antarkan aku ke kelas. Aku lupa, ada buku yang harus ku kembalikan ke perpustakaan." Amber pun menarik tangan Jia.
"hey, tega sekali kalian meninggalkanku!" teriak Kris
"Kau itu bukan anak kecil lagi. Temanmu banyak. Ayo Jia, kita pergi. Aku buru-buru." Kata Amber. Jia hanya tertawa kecil melihat kekonyolan mereka berdua.
"Cih! Dasar yeoja, ayik dengan dunia sendiri. Tapi… Amber itu kan setengan dari namja(?) ah~ au' ah, gelap!(?)" omel Kris sendiri sambil berjalan meninggalkan bangku taman sekolah.
000
"Jia, kau tak membawa sekop?" Tanya Amber begitu Jia menginjakkan kakinya di depan kelas.
"mwo? Untuk apa?" Tanya Jia bingung.
"aish~" Amber menepuk jidatnya. "Hari ini kita bersih-bersih halaman. Sudah kebiasaan sekolah ini setiap hari Jum'at untuk bersih-bersih."
"Gawat! Bagaimana ini?" Tanya Jia dengan panik
"Tenang, kulihat di gudang dekat wc ada banyak sekop. Cepatlah" jawab Kris yang datang tiba-tiba sambil membawa sapu lidi.
"masih banyak?" Tanya Jia lagi
"kuharap masih, karena banyak siswa yang lupa membawa sekop. Pergilah dengan Amber, aku ditugaskan kepala sekolah untuk menyapu taman." Kris pun berlari pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"ayolah Jia, nanti kau kehabisan sekop!"
Amber langsung memegang tangan Jia dan berlari secepat yang ia mampu. Sesampainya di gudang, Jia dengan cepat masuk ke dalam gudang sambil mencari sekop.
"binggo~" ujarnya pelan sambil berjalan mendekati dua sekop di sudut gudang. Tapi, matanya melihat sesuatu yang aneh. Darah berceceran di lantai gudang. Karena penasaran, Jia mengikuti jejak ke mana arah darah tersebut menuju. Ia semakin bingung ketika melihat tetesan darah itu berhenti di depan pecahan kaca kecil. Ia mengambil kaca tersebut. Terlihat darah segar di unjung yang tajam pada kaca itu. Jia berusaha mengelap kaca itu dengan jari tangannya.
"aneh.. kenapa jariku hanya beraroma darah, tak ada bekas darah di jariku.." Tanya Jia pada dirinya sendiri.
"JIA! CEPATLAH! SUDAH SAATNYA BERKUMPUL DI LAPANGAN!" teriak Amber sangat keras dari luar gudang.
"NE, SEBENTAR!" jawab Jia tak kalah kerasnya. Namun, Jia tak ingin cepat-cepat pergi dari gudang itu. Dibaliknya pecahan kaca kecil itu, dilihatnya ukiran indah di balik kaca tersebut.
"waw~" gumamnya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membawa pulang pecahan kaca itu. Ia lalu segera berlari ke pintu gudang. Tiba-tiba, di depan pintu gudang sudah menunggu seorang namja tampan. Jia kaget karena ia merasa namja itu sedikit seram. Sepertinya ia anak baru.
"mmmm~ siapa kau?" Tanya Jia penasaran.
"kenalkan, aku Tao, murid baru sekolah ini. Tadi kulihat temanmu menunggu di sini. Sepertinya ia terburu-buru, jadi ia pergi. Karena aku khawatir, aku yang menunggumu di sini." Jelas namja yang bernama Tao itu.
Jia tersenyum. "ne, tadi itu namanya Amber. Terimakasih Karena kau telah menungguku. Sebaiknya, kita cepat ke lapangan sebelum kepala sekolah marah." Mereka akhirnya berlari menuju lapangan untuk berkumpul dengan yang lain.
000
Pagi yang indah untuk memulai hari yang ceria. Itu yang ada di pikiran Jia saat pertama bangun dari tidur. Namun, apa yang ada di benaknya berbeda dengan kenyataan hari ini. Saat Jia dan Kris sedang membicarakan hasil ulangan harian mereka yang kemarin, tiba-tiba saja terdengar jeritan yang sangat keras dari arah wc. Jia dan Kris tentu saja kaget mendengarnya. Amber segera berlari menghampiri mereka berdua.
"huh,, Kris… Jia... haah... haah..." Amber terengah-engah.
"waeyo? Ada apa? Siapa yang berteriak tadi?" Tanya Kris
"atur dulu nafasmu, jangan terburu-buru seperti itu!" Jia mendekati Amber. Amber mengangguk dan menghelas nafasnya.
"lega sekarang?" Tanya Jia lagi
"ya, lega rasanya…"
"Jadi, siapa yang berteriak tadi?" Kris langsung memegang kedua bahu Amber saking penasarannya.
"adik kelas yang berterak tadi. Lihatlah, wc putri sudah berkerumun banyak murid dan guru. Geng X tewas di wc dengan bekas seperti goresan benda tajam di leher mereka." Jelas Amber
"kalau begitu..."
"kita langsung ke sana! Ayo!" ucap Kris memotong omongan Jia
Akhirnya, mereka bertiga berlari menuju wc putri. Sesampainya di sana, Jia melihat suatu benda persegi panjang besar tertutup oleh kain hitam berada di sebelah pintu wc. Dilihatnya darah mengalir di lantai tepat di depan benda tersebut.
"kalian lihat ini?" Tanya Jia pada Kris dan Amber
"ya, lantai yang kotor, penuh dengan bekas tapak sepatu orang. Ayolah Jia, aku ingin melihat geng X, ayo masuk!" perintah Kris
"mwo?" Jia bertanya heran. "ne, kau saja duluan" ucap Jia. Kris langsung berjalan cepat menuju wc putri bersama murid laki-laki yang lain. Jia terus memandangi tetesan darah di lantai dengan segudang rasa penasaran. Karena ingin tau, ia ikuti ceceran darah itu, dan ternyata, darah itu menuju gudang. Saat berada di depan pintu gudang, Jia hanya menatap kosong pintu gudang yang penuh darah itu.
"baiklah, ini aneh." Ucap Jia sambil membalikkan badannya. Dan tiba-tiba saja, Tao sudah berada di belakangnya. Karena terkejut, Jia terjatuh dan terduduk di depan Tao. Tao menjongkok dan mentap Jia.
"kau tak apa-apa?" Tanya Tao dengan wajah menyeramkannya
"haha, ya, aku tak apa-apa. Hanya.. sedikit terkejut tadi" Jia tertawa kecil.
000
Drrttt… drrrttt... terdengar suara getaran iPhone Jia. Jia mulai membuka matanya dengan perlahan. Dengan masih setengah mengantuk, ia ambil iPhone miliknya yang berada tepat di meja sebelah kasur tempat ia tidur.
"mmm… annyeong…" ucap Jia dengan mata yang masih tertutup.
"Jia ah~ Bangunlah! Ini aku, Kris!" bentak Kris dari iPhone nya.
"m… Mwo?" Jia langsung terduduk di kasurnya dengan mata yang sangat bulat "waeyo? Ini hari Minggu, aku ingin istirahat. Apakah ada kegiatan di sekolah hari ini?" Tanya Jia
"aish! Ketinggalan berita ternyata kau ini! Ibu Amber meninggal! Cepatlah ke taman sekolah!"
Jia sangat kaget mendengarnya. Segera ia matikan telpon dari Kris dan bersiap pergi ke taman sekolah. Karena terlalu terburu-buru, Jia tak sengaja menyenggol meja belajarnya hingga kaca kecil yang diambilnya di gudang sekolah terjatuh.
"aigo~" ucap Jia pelan sambil mengambil kaca itu keanehan terjadi lagi. Kaca itu tiba-tiba mengeluarkan darah, setetes demi setetes darah segr terjatuh dari kaca kecil itu. Entah ada apa dengan kaca itu. Jia tak terlalu memperdulikannya karena saat ini ia terlalu pusing memikirkan sahabat ibunya dan ibu sahabatnya (?)
000
Sesampainya Jia di depan gerbang sekolah, ia terkejut ketika melihat lagi tetesan darah misterius. Jia berjalan mengikuti tetesan darah itu. Ternyata, darah itu berasal dari taman sekolah. Jia melihat, tetesan darah itu mewarnai sekujur tubuh ibu Amber. Dilihatnya isak tangis Amber yang tiada henti. Jia dengan perlahan mendekati Kris dan Amber.
"aigo~ bersabarlah... mungkin ini memang sudah takdir tuhan..." ucap Jia lembut sambil memegang pudak Amber. Ya, Jia sedang berusaha menenangkan sahabatna yang sedang dalam keadaan berduka.
"ne.. aku memang sudah meng-ikhlaskan kepergian eomm.a.. tapi, cara meninggalnya eomma ku itu sangat tak wajar…" Amber menutup matanya dan menundukkan kepalanya.
Jia tersentak kanget. "mwo? Tidak wajar, maksudnya bagaimana?"
Amber terus saja menundukkan kepalanya. Mungkin saja ia tak mampu menceritakan kepergian eommanya yang sangat tragis."
Kris menarik tangan Jia menjauhi Amber.
"w… waeyo?"
"Apa kau sangat penasaran tentang meninggalnya ibu Amber?" Tanya Kris menatap mata Jia dengan tatapannya yang super seram.
Jia menganggukkan kepalanya, berharap Kris menceritakan semuanya. "tentu saja... apakah, kau tau?"
"ya... tadi Amber menceritakannya padaku. Tadi pagi sekitar jam lima subuh, ia dan ibunya pergi ke luar rumah untuk berolahraga karena itulah yang mereka lakukan setiap hari minggu. Tapi tiba-tiba, ibunya terdiam saat melewati sekolahan ini. Entah kenapa, ibunya berjalan begitu saja menuju taman sekolah. Karena khawatir, Amber mengikutinya. Dan saat sampai di tempat ini, leher ibunya mengeluarkan darah begitu saja dan pergelangan tangan Amber juga terluka seperti dilukai dengan benda tajam. Padahal, hanya mereka berdua yang ada di sini saat itu." Cerita Kris panjang lebar.
Jia semakin penasaran akan semua ini. Mungkinkah pecahan kaca kecil itu berhubungan dengan semua ini? Jia masih tak mengerti.
To Be Continue …
Saya author baru di sini. Saya seneng banget ini FF bisa dipublish. Tolong berikan review dan kritik kalo saya ada kesalahan dan tolong koreksi kesalahan saya di mananya. Soalnya, saya harus banyak belajar lagi biar bisa jadi author professional (eaaaa). Makasih juga buat author Red Apple790 yang udah senang hati tolongin saya publish FF ini. Tunggu part II nya ya? Kamsahamnida, gomawo, xie xie, arigatou, thank's, terima kasih ^^