Strowberries and Cigarettes
Oleh : JeKa-Kim
Cerita ini sedikit terinspirasi dari lagunya Troye Sivan dengan judul yang sama.
.
.
.
.
"Ayo putus."
Taehyung serasa tersambar petir malam hari kala sang kekasih, Min Yoongi tiba-tiba mengucapkan kata putus. Yang benar saja! mereka bahkan baru keluar dari hotel setelah melewatkan malam panas bersama. Dan ini saja keduanya masih berada di area parkiran hotel. Lalu kenapa tiba-tiba menjadi begini?
"Hahaha...bercandamu tidak lucu, sayang." Taehyung tertawa kering berharap ini memang lelucon dari sang kekasih.
"Aku serius, Tae. Aku ingin hubungan kita berakhir sampai disini dan malam ini juga."
Dan tatapan serius Yoongi membuat Taehyung sadar bahwa kekasihnya itu sedang tidak membuat lelucon.
"Tapi kenapa tiba-tiba?"
Tin Tin!
Sebuah suara klakson yang berasal dari mobil di depan mereka mengalihkan perhatian sepasang kekasih yang tengah berdebat itu.
"Karena aku sudah memiliki kekasih lain, jadi kumohon jangan mencariku lagi, Kim. Selamat tinggal dan maaf."
Yoongi membuka pintu mobil milik Taehyung dan berlalu begitu saja setelah sebelumnya sempat mengecup sekilas bibir pria tampan yang kini resmi menyandang status sebagai mantan kekasihnya itu.
Sementara Taehyung hanya mampu duduk diam membeku dibalik setir kemudi saat lelaki manis yang masih di cintainya itu membuka pintu dan masuk ke dalam mobil lain yang berada tepat di depan mobilnya.
Tangannya meremat erat setir mobil dengan rahang mengeras dan menatap pada mobil lain yang membawa mantan prianya mulai melaju meninggalkan tempat parkir hotel. Yoongi telah pergi, cintanya telah kandas bahkan tanpa tahu alasan dan kesalahan apa yang ia lakukan hingga membuat hubungan mereka berakhir.
Taehyung membenturkan kepala pada setir kemudi dengan keras ketika mobil itu sudah benar-benar menghilang dari penglihatannya. Meninggalkan dirinya seorang diri dengan seribu pertanyaan dan perasaan yang masih tertinggal.
Terlalu sibuk dengan kesedihan dan kegalauan hatinya, hingga membuat lelaki tampan bermarga Kim itu tak menyadari seseorang tengah berjalan mendekat ke arah mobilnya.
Tok Tok Tok
Suara ketukan kaca mobil menyadarkan Taehyung dari kefrustasiannya. Merasa penasaran dengan siapa yang menganggu kegiatan meratapnya, maka pria 23 tahun itu memutuskan untuk menurunkan kaca mobil bagian penumpang.
Sret!
Kaca terbuka dengan seorang lelaki asing yang merunduk dan tersenyum manis pada Taehyung. Sangat manis hingga sesaat pria bermarga Kim itu lupa akan kekacauan hatinya.
"Hai~!"
Sapaan lembut itu menyadarkan Taehyung pada keterpakuannya dan sontak berdehem guna mengurangi rasa gugup yang entah karena apa tiba-tiba saja datang menyerang.
"Oh, Hai juga...apa ada yang bisa ku bantu?" tanya Taehyung mencoba untuk ramah.
"Aku Jeon Jungkook, kau punya rokok?" kata lelaki asing itu tanpa basa-basi dengan tubuh yang masih menunduk dan mata yang menatap pada si pemilik mobil.
Cklek!
"Masuklah." kata Taehyung sambil mengulurkan tangan untuk membuka pintu mobil bagian penumpang dimana lelaki asing tadi menunggu.
Yang memperkenalkan diri sebagai Jeon Jungkook menurut saja dengan melangkahkan kaki memasuki mobil milik Taehyung dan detik kemudian menutup pintu itu setelahnya duduk nyaman disamping si pemilik mobil.
Si marga Kim menatap intens pada sosok lelaki yang baru saja dikenalnya itu. Cantik dan terlihat liar secara bersamaan. Irisnya biru berhiaskan bulu mata lentik dengan bibir semerah ceri membuat siapapun berhasrat untuk melumatnya. Tubuhnya tak begitu mungil, dengan kulit putih bersih bersinar, sangat indah untuk ukuran seorang lelaki.
Penampilannya tak kalah mengoda dengan mengenakan kaos putih polos yang di padukan dengan jaket kulit hitam. Sementara bagian bawahnya tertutup oleh celana jeans warna hitam, terlihat ketat hingga membuat paha seksi itu tercetak jelas. Rambutnya yang berwarna coklat terang membuat pria cantik itu semakin menawan.
Taehyung mengulurkan sebungkus rokok beserta pematiknya pada Jungkook dan di terima dengan baik oleh si marga Jeon.
Pria Kim itu memang seorang perokok tapi hanya dalam keadaan tertentu saja. Dia bukan pecandu atau perokok aktif karena selain ingin hidup lebih lama, Yoongi juga melarangnya untuk menghisap benda candu itu. Oh, kenapa jadi membahas tentang Yoongi lagi? biarkan dia bahagia bersama yang baru, oke.
Taehyung masih disana, memperhatikan bagaimana jemari lentik Jungkook yang bergerak untuk mengambil satu batang rokok dari dalam bungkus dan detik kemudian mengampitnya dengan bibir. Pematik menyala dibarengi dengan asap tipis yang mulai mengepul didalam mobil.
Beruntung kaca jendela mobil masih terbuka sehingga mobil yang mereka tumpangi tak terlalu pengap akibat kabut putih yang mengudara. Jungkook menghisap dan menghembuskan rokok dalam jepitan jarinya dengan begitu lincah dan hal itu tak luput dari pantauan seorang Kim Taehyung. Begitu mahir dan juga ahli membuat Taehyung yakin seratus persen bahwa Jungkook itu seorang perokok aktif.
Merasa di perhatikan, si Jeon melirik pada sang pemilik mobil dan dengan jahil menghembuskan asap dalam mulutnya pada wajah tampan Taehyung.
"Uhuk...uhukk..." Taehyung terbatuk tentu saja, sementara Jungkook hanya tertawa geli.
"Jangan berlebihan saat memandangku atau kau akan jatuh cinta nanti." kata Jungkook dengan penuh percaya diri.
Taehyung membenarkan dalam hati atas ucapan yang keluar dari belah bibir semerah ceri itu. Sebagai lelaki normal yang disuguhi wajah cantik seperti di hadapannya saat ini tentu saja Taehyung suka.
"Kau benar, tapi kau terlalu cantik untuk diabaikan begitu saja." kata Taehyung tak mau munafik.
Sekali lagi Jungkook tertawa renyah dan membuat si Kim tak berhenti mengarahkan pandangannya dari pria cantik itu. "Baru bertemu tapi sudah berani merayu, apa aku terlihat begitu murahan dimatamu?"
"Bukan begitu, aku tidak merayu ataupun berbohong. Kau benar-benar indah untuk ukuran seorang pria." jujur Taehyung lagi.
"Terima kasih atas pujiannya, tuan..."
"Taehyung, namaku Kim Taehyung." sambung Taehyung dan dihadiahi senyuman oleh Jungkook.
"Ya. Taehyung...terima kasih untuk pujiannya tuan Kim Taehyung."
"Bagaimana bisa kau berakhir disini?" tanya Taehyung yang merasa penasaran akan asal usul sosok yang duduk di sebelahnya.
"Aku baru saja dicampakan." jujur Jungkook dan kembali menghisap rokok di tangannya lagi.
Mungkin kali ini Taehyung akan bersyukur karena dia tidak sendirian meratapi kisah cintanya yang kandas. "Kenapa nasib kita sama, aku juga baru saja dicampakan."
"Aku tahu." jawab Jungkook dengan kini menatap ke arah Taehyung.
Taehyung dibuat bingung dan penasaran dengan jawaban dari si cantik. Dia tahu darimana? "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Karena kekasihmu pergi bersama mantan kekasihku."
"Apa! jadi yang pergi bersama Yoongi tadi adalah kekasihmu?!" suara Taehyung sedikit meninggi karena tak menyangka saja jika akan seperti ini jadinya.
"Mantan kekasih, Tae. Aku baru saja di campakan jika kau lupa." kata Jungkook lagi dengan tatapan yang kini kembali memandang kedepan.
"Ah, ya. Mantan maksudku."
Si cantik kembali menghisap rokoknya dan meniupkan asap itu pelan. "Namanya Park Jimin. Awalnya dia menyuruhku datang ke restoran yang ada di hotel ini untuk makan malam bersama. Tapi yang tidak ku tahu adalah malam ini adalah malam terakhir kami sebagai sepasang kekasih."
Taehyung tidak menangapi, dia mendengar semua yang keluar dari mulut Jungkook. Kisah tragis yang sangat mirip dengan kisah cintanya sendiri.
"...dia memang pergi secara baik-baik. Tapi dia tak mengatakan alasan mengapa dia mencampakanku, jadi aku memutuskan untuk mengikutinya sampai kesini." Jungkook masih berceloteh dan kini membawa matanya kembali menatap pada sang pemilik mobil.
"...begitulah akhirnya bagaimana aku bisa sampai di mobil ini dan duduk di samping seseorang yang juga mengalami hal yang sama denganku." si cantik mengakhiri ceritanya dengan senyum manis.
"Apa kau masih mencintainya sama seperti aku masih mencintai Yoongi-ku?"
Mendengar pertanyaan Taehyung membuat Jungkook terkekeh renyah. "Mencintainya? yang benar saja! dia bahkan memiliki kekasih lain dibelakangku, untuk apa aku menyia-nyiakan waktu untuk mencintai keparat sepertinya."
Taehyung kembali diam terpaku. Yang dikatakan Jungkook benar, amat sangat benar dan dia setuju dengan itu. Yang pergi biarlah pergi, waktunya terlalu berharga jika hanya di gunakan untuk meratapi seseorang yang sudah bahagia bersama orang lain. Lagipula cinta memang tidak bisa dipaksakan, bukan?
"Kau benar, Kook."
"Lupakan saja dia, masih banyak yang lebih baik dari mantan kekasihmu itu. Seperti aku misalnya." Jungkook berucap dengan mengerlingkan mata main-main.
"Apa maksudmu?"
Sekali lagi Jungkook terkekeh geli melihat ekspresi bingung dari si tampan Kim. Astaga! kenapa Taehyung itu polos sekali, sih? "Aku hanya bercanda, Tae. Berhentilah membuat ekspresi konyol, kau membuatku geli."
"Dan kau berhentilah mengejekku, Jeon Jungkook." kata Taehyung dengan ekspresi kesal.
Beberapa menit terlewati tanpa ada suara yang terdengar. Mereka sama-sama diam tak tahu harus berbicara apa lagi mengingat mereka memang masih asing satu sama lain. Jungkook masih sibuk menyesap rokoknya yang kini hanya tinggal separuh dengan Taehyung yang tetap setia mengamati gerak-gerik orang disebelahnya.
Entah mengapa Taehyung sangat menyukai wajah itu, dia bahkan tak jemu-jemu menatap wajah cantik Jungkook sedari awal hingga kini.
"Kau tidak merokok?" pertanya Jungkook menyadarkan Taehyung dari acara menatapnya.
"Hanya sesekali." jawab Taehyung apa adanya.
Jungkook mengangguk paham lalu menyodorkan batang rokok yang tadi dia hisap ke arah Taehyung, menawarkan. "Kau mau?"
"..." tak ada jawaban, yang Jungkook dapat hanya tatapan blank dari si pemilik mobil.
"Aku jamin rokok ini akan terasa manis dibibirmu. Well, kau tau...para mantan kekasihku mengatakan bahwa rasa bibirku sangat manis dan kupikir itu pasti tertinggal disini." si cantik tak malu untuk membanggakan diri.
Taehyung masih cengo tak juga mengambil batang menyala yang disodorkan padanya karena yang ia lakukan saat ini hanya memandangi bibir merah itu penuh damba.
Jungkook yang merasa bibirnya diperhatikan dengan lekat malah dengan sengaja memainkan ujung lidahnya untuk menjilat bibirnya sendiri dan setelah itu menggigit main-main lunak basahnya dengan gerakan sensual.
"Kau ingin mencobanya?" tatapan mengoda Jungkook layangkan pada lelaki tampan yang masih terpaku pada bibirnya.
"Huh?" Taehyung bingung. Mencoba apa yang Jungkook maksud?
"Aku tanya, apa kau ingin mencoba rasa bibirku? kau bisa melumatnya jika kau mau. Bagaimana, apa kau merasa tertarik?" si cantik bicara tanpa tahu malu. Lagi pula ia juga ingin merasakan bibir Taehyung yang terlihat tebal dan kissable.
"Apakah boleh?" tanya Taehyung sedikit meragu. Tentu saja ragu mengingat baru beberapa menit lalu mereka bertemu dan sekarang Jungkook menawarkan bibirnya untuk dilumat. Bukankah itu terlalu cepat bagi mereka yang tidak dalam hubungan apa-apa?
Alih-alih menjawab, si cantik bermarga Jeon itu malah membawa dirinya untuk bergerak mendekati Taehyung dan detik kemudian dia sudah duduk nyaman si atas pangkuan sang pemilik mobil.
Taehyung dibuat gugup dengan aksi tiba-tiba dari orang yang bahkan baru di kenalnya itu. Semakin gugup ketika Jungkook mulai menuntun tangannya pada pinggang ramping milik si Jeon, sementara tangan Jungkook sendiri sudah mengalung indah di leher Taehyung.
Mata mereka bertemu dengan si cantik yang mulai mendekat untuk mengikis jarak yang ada. "Aku memberimu izin penuh untuk menikmati bibirku, tuan Kim Taehyung." bisik Jungkook tepat didepan bibir Taehyung.
Dan bisikan itu tak mampu lagi membuat Taehyung menahan diri karena yang pria Kim itu lakukan adalah membawa lunaknya untuk bertabrakan dengan lunak lembut milik Jungkook.
.
.
Bibir mereka menyatu karena sebuah alasan. Sama-sama penasaran dengan rasa bibir satu sama lain.
Ciuman yang berawal dari tawaran Jungkook dan dimulai oleh inisiatif Taehyung itu kian memabukkan. Taehyung mengerakkan bibirnya dengan lincah diatas bibir tipis si Jeon, melumat atas bawah bergantian dengan Jungkook yang juga membalas tak kalah agresif.
Mereka bahkan bisa merasakan ribuan kupu-kupu seolah terbang dan mengelitik perut masing-masing. Kepala Taehyung bergerak kekiri dan kekanan disela-sela pangutan, berusaha mencari posisi nyaman untuk semakin meliar. Jantung mereka bertalu-talu untuk alasan yang mereka sendiri tak tahu dan tak mereka mengerti.
Banyak orang mengatakan jika kau tak akan pernah bisa kenyang hanya dengan berciuman. Manusia pasti menginginkan lebih dari itu jika sudah mulai terbawa suasana.
Begitupun dengan Kim Taehyung.
Diawal sebelum bibirnya menyatu dengan Jungkook. Lelaki cantik itu sudah mengatakan pada Taehyung bahwa rasa bibirnya itu manis. Dan Taehyung mengakui itu, bibir Jungkook itu tak hanya manis namun juga beracun seperti halnya rokok.
Candu dan membuatmu tak ingin berhenti.
Tak dapat dilukiskan lagi seberapa memabukkannya rasa yang Taehyung kecap. Manis yang bercampur dengan rasa mint yang berasal dari rokok yang tadi sempat Jungkook hisap membuat si pria Kim merasa seolah dia sedang melumat permen ternikmat sedunia.
Tapi sedikit yang membuat ciuman mereka berbeda adalah Taehyung bisa merasakan sedikit rasa strowberi yang entah berasal dari mana. Mungkin saja Jungkook memakan buah asam manis itu sebelum berciuman dengannya.
Tiga puluh menit berlalu...
Belah bibir mereka masih menyatu. Basah dan semakin panas karena lidah keduanya juga turut andil dalam permainan yang semakin memanas itu.
Jungkook bergerak liar diatas pangkuan Taehyung, tangannya meremat rambut Taehyung menyalurkan rasa nikmat yang tak bisa dilukiskan dengan kata. Dia tak salah jika berfikir Taehyung itu jago dalam hal ciuman mengingat bagaimana lincah bibir kissable itu bermain di atas bibirnya.
Sesekali ciuman mereka memang terlepas sekedar untuk mengambil nafas tapi menit kemudian kembali bertautan tanpa rasa canggung. Persetan dengan keduanya yang baru saja mengenal jika pada dasarnya mereka sama-sama tenggelam kedalam kecapan rasa bibir satu sama lain.
Tak ada yang peduli dengan suasana malam yang semakin larut atau udara dingin yang mulai menusuk. Yang terpenting bagi kedua insan itu hanyalah melampiaskan hasrat dan gairah masing-masing melalui bibir dan lidah yang masih setia menyatu.
Semakin meliar kala si tampan tak lagi bisa menahan diri untuk tidak meremat gemas pantat montok yang meliuk-liuk diatas pangkuannya.
"Ughh~..." Jungkook melengguh nikmat ketika merasakan tangan besar itu meremas pipi pantatnya. Sedikit mengangkat badan tanda bahwa dia tak keberatan dengan permainan tangan Taehyung yang melecehkan bokongnya.
Sementara itu bibir Taehyung yang merasa tak cukup bermain pada bibir Jungkook kini beralih menuju leher putih nan mulus milik si mungil dalam pangkuannya.
"AHHHHHHH...Tae~!" Jungkook mendesah kacau dengan kepala yang menengadah keatas saat lehernya dihisap keras oleh Taehyung.
Merasa kurang dengan satu kissmark yang ia buat, Taehyung kembali membawa bibirnya untuk menghisap leher mulus itu. Terlalu larut dalam gairahnya sendiri membuat Taehyung tak menyadari dia telah menandai hampir seluruh bagian leher Jungkook.
Yang bisa Jungkook lakukan hanyalah mendesah nikmat, sama sekali tak berniat menghentikan apa yang coba Taehyung lakukan pada tubuhnya.
Tangan Taehyung yang tadinya sibuk meremas pantat montok Jungkook kini bergerak ke atas dan menyusup pada kaos si cantik. Tujuannya hanya satu, ingin merasakan seberapa halusnya punggung telanjang milik si marga Jeon.
Bibir mereka kembali menyatu. Taehyung menggigit kecil bibir bawah si cantik meminta akses untuk lidahnya masuk ke dalam mulut manis itu. Jungkook mengerti dan dengan senang hati membuka mulutnya mempersilahkan benda tak bertulang nan basah itu mengobrak-abrik gua hangatnya.
Sama-sama dimabuk gairah membuat mereka mengabaikan liur yang menetes di sela-sela bibir satu sama lain. Kecipak khas orang berciuman memenuhi setiap sudut mobil seolah memberitahu pada dunia bagaimana basah dan panasnya kedua insan itu menyatukan bibir.
"Eungh~" Jungkook yang merasa butuh untuk bernafas menepuk pelan dada bidang si tampan.
Mengerti akan isyarat si cantik, dengan tidak rela Taehyung melepaskan pangutan mereka. Matanya menatap pada belah basah yang baru saja dia nikmati tadi. Bibir Jungkook yang tadinya sudah merah kini semakin memerah dan juga bengkak. Sisa air liur masih tertinggal di sudut bibirnya dan Taehyung berinisiatif membawa tangannya untuk mengusap lelehan tersebut. Nafas mereka sama-sama terengah, tanda seberapa hebatnya ciuman mereka tadi.
Jungkook tersenyum manis kala merasakan usapan lembut pada sudut bibirnya. Mata mereka kembali bertemu dan hal itu entah mengapa membuat suasana menjadi semakin syahdu.
"Kau tegang, Tae." kata Jungkook tanpa basa-basi.
Karena demi dewa! dia bisa merasakan penis Taehyung telah menganjal di sela-sela belahan pantatnya sendiri. Hal yang wajar memang, mengingat mereka itu pria normal dan Jungkook pun juga merasakan hal yang sama.
"Ku pikir kita sama." kata Taehyung sambil melirik ke bawah, dimana terlihat ada yang mengembung dibalik celana si cantik.
Jungkook membawa tangannya untuk menagkup wajah Taehyung guna kembali bertatap-tatapan dan Taehyung tak keberatan dengan hal itu. Katakan Jungkook itu gila dan benar begitu adanya, maka dia memilih untuk mengecup sekilas bibir Taehyung lalu detik kemudian kembali memandang pria tampan itu penuh hasrat.
"Mau melanjutkan yang lebih dari ciuman?" tanya Jungkook dengan di sertai tatapan mengoda miliknya.
Taehyung bukanlah bocah usia lima tahun yang tak tahu kemana pertanyaan itu berlabuh. Tentu saja seks, memangnya apa lagi?
Katakan jika Jungkook gila karena dengan murahannya dia menawarkan diri untuk disetubuhi. Maka lain halnya dengan Taehyung, dia tidak gila. Dia itu orang waras, saking warasnya dia takkan mampu menolak pesona memabukkan seorang Jeon Jungkook.
"Bagaimana dengan apartemenku?" tawar si marga Kim.
Mendengar persetujuan dari si tampan membuat Jungkook menarik bibir keatas untuk membentuk sebuah senyuman.
"Setuju"
.
.
.
.
Bersambung...
Hai, salam kenal...aku pemilik dari akun JeKa-Kim
Masih baru coba2 nulis, jadi support aku ya guys...
Ini adalah cerita pertama aku, dan aku harap kalian semua menikmati cerita ini.
Kalau banyak yang suka, maka akan dilanjut...
Mampir juga ke wattpad aku : JeKa-Kim
Sekian dan terima kasih.
