Cahaya matahari pagi menyusup lembut dari celah tirai tidak membuat seorang gadis mungil yang masih bergulat dengan selimutnya terbangun. Sampai seorang wanita masuk ke dalam kamarnya.
"Do Kyungsoo! Kau tidak akan bangun huh? Ini sudah jam 7, kau akan terlambat!"
Bukannya bangun, Kyungsoo malah menaikkan selimutnya sampai menutupi kepalanya.
"Yak! Gadis ini! Bangun ayo bangun!" Wanita itu menarik selimut yang menutupi Kyungsoo.
"Eonni!" Kyungsoo terbangun kesal karena kakaknya mengganggu tidurnya.
"Kenapa? Kau harus bangun dan pergi ke kampus."
"Tidak mau!" Kyungsoo kembali menarik selimutnya.
"Do Kyungsoo! Dosenmu selalu menelpon ku. Dia bilang kau tidak pernah masuk. Sampai kapan kapan kau akan begini, huh?"
"Cih! Sejak kapan kau peduli padaku, Do Haesoo?" Kyungsoo berbisik di dalam selimutnya.
"Aku bekerja siang dan malam untukmu, untuk menyekolahkanmu. Kau tau ayah dan ibu ingin kau menjadi penerus-"
"Kenapa kau selalu memaksaku melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan?" Kyungsoo memotong perkataan kakaknya lalu bangkit dari tidurnya langsung menuju kamar mandi dan menutup pintunya kasar.
"Kau akan mengerti nanti, Kyung." Bisik Haesoo lirih.
Dulu Kyungsoo seorang gadis manis yang selalu ceria. Entah sejak kapan dia berubah menjadi gadis yang kasar dan arogan. Mungkin karena kejadian 2 tahun lalu. Tahun yang sangat Kyungsoo benci. Dimana orang-orang yang dia cintai pergi meninggalkannya.
.
.
Universitas Seoul. Tempat dimana Kyungsoo 'di paksa' belajar ilmu bisnis. Kyungsoo tidak mengerti kenapa dia di paksa untuk belajar bisnis, sedangkan kakaknya sudah memegang penuh perusahaan peninggalan ayahnya itu. Jujur saja, Kyungsoo sama sekali tidak tertarik dengan dunia bisnis. Dan Kyungsoo juga tidak punya ketertarikan untuk bidang lainnya. Ya setidaknya sejak 2 tahun belakangan ini. Dulu dia pernah sangat menyukai musik. Bernyanyi dengan iringan gitar dari seseorang. Ya, seseorang yang tidak ingin Kyungsoo ingat.
Kyungsoo menyusuri koridor yang terlihat sepi. Dia melewati kelasnya dan menuju ke arah taman belakang, tempat kesukaannya. Karena disitu sangat sepi.
Kyungsoo duduk di sebuah bangku yang menghadap ke sebuah kolam. Dia menatap kosong air yang tenang di hadapannya. Sampai seseorang menghalangi pemandangannya.
"Minggir! Kau menghalangi pemandangan." ujar Kyungsoo datar.
"Kau bolos lagi, huh?"
"Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini Kim Jongin?" Kyungsoo mendelik ke arah Jongin yang berdiri di depannya.
"Aku tidak suka kelas dosen Jung." Jongin duduk disamping Kyungsoo. "Kenapa kau suka sekali duduk disini?"
"Tidak lagi setelah kau datang." Jawab Kyungsoo masih dengan nada datarnya.
"Ck! Kau ini tidak pernah bisa lembut. Tapi walaupun begitu aku masih tetap menyukaimu." Entah ini kali ke berapa Jongin mengungkapkan perasaannya pada Kyungsoo.
"Jongin-"
"Jangan di jawab kalau jawabanmu tidak sama dengan pernyataanku." Jongin terkekeh pelan.
"Cih! Dasar bodoh!" Kyungsoo pun ikut terkekeh mendengar ucapan Jongin.
"Ah iya, besok sepupu ku kembali dari Amerika. Dan sepertinya akan ada pesta penyambutan di rumahnya. Kau mau menemaniku?"
"Tidak."
"Oh ayolah Kyung. Bantu aku sekali ini saja. Sepupuku akan meledekku habis-habisan kalau aku tidak datang bersama seorang gadis." Jongin memelas.
"Kenapa harus aku? Gadis lain banyak yang sukarela di gandeng olehmu."
"Aku hanya mau denganmu." Jongin mempoutkan bibirnya.
Hening. Kyungsoo terlihat berfikir.
"Baiklah."
"Huh?"
"Baiklah, aku akan menemanimu." Ekspresi Jongin seketika berubah ceria. "Hanya untuk 2 jam."
"2 jam? Yak! Kenap-"
"Atau batal?"
"Sepakat." Jawab Jongin cepat.
.
.
Kyungsoo sudah bersiap untuk pergi ke pesta sepupunya Jongin. Saat ini Kyungsoo menggunakan gaun hitam selutut dengan bahu terbuka. Rambut panjangnya dia biarkan jatuh terurai. Simple tapi tetap terlihat sangat manis.
Kyungsoo sedang menunggu Jongin menjemputnya di ruang tengah sambil menonton televisi.
"Mau kemana?" Haesoo baru saja pulang bekerja dan mendapati Kyungsoo sudah rapi.
Tidak ada jawaban. Haesoo hanya menghela nafas lalu masuk ke kamarnya.
"Di luar sangat dingin. Pakailah ini." Haesoo kembali dengan membawa sebuah mantel bulu berwarna putih tulang lalu menyampirkan di bahu Kyungsoo. "Jangan sampai kedinginan."
"Terima kasih." Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Kyungsoo. Sebenarnya dia sangat merindukan kakaknya. Tapi kakaknya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan Kyungsoo selalu merasa di abaikan. Mereka hanya bertemu saat pagi, karena kakaknya selalu pulang larut. Tumben saja hari ini pulang lebih awal.
"Aku pergi." Kyungsoo pamit pada kakaknya saat mendengar suara klakson mobil di depan rumahnya.
"Hati-hati."
"Woah, kau cantik sekali Kyung~" puji Jongin saat Kyungsoo menghampirinya.
"Diamlah Jongin." Jawab Kyungsoo sambil mendelikan matanya. Di sambut dengan kekehan Jongin.
.
.
Kyungsoo dan Jongin tiba di depan sebuah hotel. Ternyata pestanya di gelar di ballroom hotel. Padahal Jongin bilang hanya keluarga dan kerabat saja yang datang, tapi sampai menggunakan ballroom. Berlebihan sekali, fikir Kyungsoo.
"Sepupuku seorang musisi. Dia cukup terkenal di Amerika." Jongin bercerita saat berjalan menuju lokasi. "Dia juga tampan, kau harus berhati-hati padanya. Jangan sampai kau jatuh cinta. Mengerti?"
"Aku tidak janji." Jawab Kyungsoo santai dan langsung di balas dengan tatapan tajam Jongin. "Jangan menatapku seperti itu. Aku tidak takut padamu."
Jongin menarik tangan Kyungsoo dan melingkarkan di lengannya sendiri. "Malam ini kau milikku." Kyungsoo hanya tertawa melihat kelakuan Jongin.
Mereka sampai di sebuah ruangan yang cukup besar dan sudah di penuhi oleh orang-orang. Jongin pun menyapa beberapa orang yang dia kenal.
"Jongin!" Seorang wanita paruh baya melambaikan tangannya dan langsung di sambut senyuman oleh Jongin.
"Bibi Park, apa kabar?" Jongin memeluk bibinya singkat.
"Baik, tentu saja baik. Anakku baru pulang dari jauh mana mungkin aku tidak baik." Mereka tertawa. "Ini siapa?"
"Ah kenalkan, ini temanku."
"Kyungsoo, Do Kyungsoo." Kyungsoo membungkuk dan tersenyum kepada bibinya Jongin.
"Aih, kau cantik sekali." puji bibi Park. "Dan aku juga merasa tidak asing dengan namamu."
"Mungkin karena terlalu banyak yang mempunyai nama yang sama denganku." Canda Kyungsoo.
"Ah, mungkin seperti itu." Bibi Park tertawa dengan candaan Kyungsoo.
"Bibi, si tiang dimana? Acaranya kan sudah mau di mulai." Jongin sudah terbiasa memanggil sepupunya seperti itu meskipun di depan ibunya.
"Tadi sedang ke toilet. Ah itu dia." Seorang pria tinggi menghampiri mereka bertiga dari arah belakang Kyungsoo.
"Sepertinya kau mencariku Kamjong."
DEG
Suara berat itu. Kyungsoo mengenalnya. Suara yang selalu ingin Kyungsoo dengar dan ingin Kyungsoo lupakan. Kyungsoo mendongak dan terbelakak dengan sosok di depannya sekarang. Namun pria itu belum menyadari keberadaan Kyungsoo.
"Tentu saja aku mencarimu Dobi. Apa kabar?" Jongin memeluk pria itu singkat.
"Baik." Pria itu membalas pelukan Jongin. "Ah rupanya kau datang dengan seor-" Kata-kata pria itu terhenti saat melihat gadis di depannya. "K-kyungsoo?"
"Kau mengenalnya Chan?" Tanya Jongin heran.
"E-eum, d-dia teman lama ku." Badan Kyungsoo bergetar. Ia butuh sandaran agar dia tidak jatuh. Dengan cepat dia meraih lengan Jongin.
Chanyeol terkejut melihat Kyungsoo yang melingkarkan tangannya di lengan Jongin. "K-kalian?"
"Kita-"
"Jongin kekasihku." Jawab Kyungsoo cepat membuat kedua pria itu membulatkan matanya.
.
.
TBC
aah Chap 1 selesai~
Hai readernim~ Ini ff pertama aku, pasti banyak banget kekurangannya ya. Jadi di butuhin banget reviewnya~~ Aku bikin iniiseng-iseng karena keabisan stock FF Chansoo dan pengen banyakin storynya Chansoo. Aku Chansoo hardship btw *gaadayangnanya* wkwk Hope you enjoy~
