Chapter 1

.

.

.

Keluarga Namikaze adalah salah satu clan kuno di Konoha. Mereka istimewa, setiap keturunannya memiliki kelebihan yang tak dimiliki kalangan biasa bahkan clan kuno lainnya. Karenanya mereka sangat di hormati oleh segenap penduduk Konoha. Selain memiliki kelebihan tersebut mereka hanyalah clan pedagang. Secara turun temurun mereka membuka toko-toko kue dan beberapa restaurant yang tersebar di setiap penjuru Konoha.

Tetapi setiap kekuatan selalu memiliki kelemahan. Begitu pula clan Namikaze, setiap generasinya selalu ada satu yang akan dikorbankan untuk menjaga kekuatan mereka. Tidak! Ini bukanlah cerita sadis yang mengharuskan clan membunuh keluarga mereka. Tetapi akan ada satu dari mereka yang akan kehilangan. Bukan clan yang menentukan, tetapi roh yang menaungi mereka yang akan memilih.

Setiap generasi Namikaze akan selalu merasa was was, karena mereka tak pernah tahu siapa yang akan menjadi tumbalnya bahkan apa yang akan diambil pun tak ada yang pernah tahu. Bahkan roh yang menaungi merekapun tak ada yang tahu bentuk aslinya.

Mereka hanya mendengar cerita dari leluhur mereka, bahwa dahulu roh ini sempat tersegel di setiap keturunan Uzumaki sebelum beralih pada salah satu keturunan Namikaze. Setelah itu tak ada yang tahu dimana dan seperti apa bentuknya. Ada yang mengatakan bahwa ini adalah kutukan tetua Uzumaki karena telah berani mengambil roh penjaga mereka. Tetapi semua itu hanyalah mitos yang tak pernah diketahu kebenarannya.

.

.

.

Namikaze Minato adalah kepala clan Namikaze saat ini. Ia memiliki 2 putra dan seorang putri dari hasil pernikahannya dengan Namikaze-Uzumaki Kushina. Putra pertamanya adalah Namikaze Kurama, Kurama memiliki kekuatan fisik diatas rata-rata, refleknya bahkan terlalu bagus untuk ukuran seorang manusia. Putra kedua Minato adalah Namikaze Deidara, remaja berwajah manis yang sedikit pendiam. Ia dapat melihat aura orang-orang disekitarnya. Dan putri satu-satunya Minato adalah Namikaze Naruto, sampai saat ini tak ada yang tahu apa kelebihan Naruto.

Hal ini membuat Minato dan Kushina cemas. Dari semua keluarga Namikaze hanya Naruto yang terlihat biasa saja. Selama ini Minato terus meyakinkan dirinya bahwa kelebihan Naruto suatu saat akan terlihat. Tetapi kutukan Namikaze yang menghantui mereka tetap menjadi momok yang paling menakutkan bagi seorang Namikaze Minato.

.

.

.

Bagi sebuah clan besar tidak menutup kemungkinan mereka memiliki musuh. Bahkan Minato pun memilikinya. Seorang wanita yang merasa sakit hati karena pernah ditolak cintanya oleh Minato. Bukan salah Minato juga, karena saat itu Minato telah bertunangan dengan Kushina. Bahkan walaupun mereka belum bertunagan sekalipun, Minato tetap akan menolak wanita tersebut karena Kushina adalah cinta pertamanya.

Tetapi hal tersebut membawa petaka bagi keluarganya. Pada saat itu adalah bertepatan dengan ulang tahun Naruto yang ke 5 tahun. Wanita itu datang dengan alibi ingin memberikan selamat. Tak ada yang mencurigakan, hanya Deidaran yang terlihat resah sambil sesekali melirik wanita tersebut. Hal yang selanjutnya terjadi adalah wanita tersebut membawa pergi Naruto. Hal ini membuat keluarga besar panik.

Entah kemana wanita tersebut membawa Naruto. Bahkan dengan bantuan polisi pun mereka masih kesusahan untuk menemukan Naruto. Seminggu berlalu tanpa kabar sedikitpun tentang Naruto. Kecemasan yang berlebihan membuat Kushina tumbang, ia bahkan harus dirawat di Rumah Sakit.

Hingga sebuah surat membuat Minato dan Kurama segera pergi kesebuah alamat yang tercantum pada surat tersebut. Betapa terkejutnya mereka ketika mereka tiba. Tak ada yang salah dari sebuah rumah bergaya western tersebut tetapi yang mengagetkan mereka adalah apa yang tergantung di depan rumah tersebut.

Di depan rumah tersebut tumbuh sebuah pohon Sakura. Pada salah satu dahannya tergantung sesosok mayat yang mereka kenali sebagai wanita yang membawa kabur Naruto. Terlalu shock dengan apa yang dilihatnya mebuat Kurama tak mampu melangkah. Hanya Minato yang lagsung berlari menuju rumah tersebut, memaksa masuk.

Minato sudah putus asa, ia tak menemukan putri satu-satunya dimanapun. Air mata terus mengalir membentuk anak sungai di kedua pipinnya. Matanya terus berkeliaran mencari sosok putrinya. Hingga sebuah sobekan kain menarik perhatiannya. Kain tersebut berwarna biru langit, tetapi terlihat lusuh dan kotor. Kain yang terlihat terjepit disela-sela peti itu menarik perhatian Minato karena mirip denga kain kimono milik Naruto.

Minato mencoba menarik kain tetapi tak berhasil. Lelah mencoba menarik kain tersebut, Minato mencoba membuka peti tersebut tetapi peti tersebut terkunci. Tak ingin menghabiskan waktu terlalu lama untuk mencari kuncinya, ia segera berteriak kepada Kurama untuk segera membawa linggis yang berada di bagasi mobil.

Mendengar samar-samar teriakan ayahnya yang meminta linggis, Kurama segera tersadar dan segera melaksanakan perintah ayahnya. Ia berlari mengikuti suara ayahnya yang meminta cepat. Ketika linggis telah berpindah tangan, Kurama melihat ayahnya kesusahan membuka peti tersebut.

Tak sabar, Kurama langsung mengambil alih linggis tersebut. Dengan satu kali ayunan, pengait kuncinya terlepas bahkan penutup peti tersebut rusak. Ketika peti dibuka, terlihat sosok adiknya yang meringkuk tak berdaya dengan genangan darah disekitarnya. Baru disadari Minato dan Kurama bahwa di bawah peti tersebut terdapat genangan darah.

Dengan panik, Minato segera membawa Naruto menuju rumah sakit. Selama perjalanan Kurama mencoba menghentikan aliran darah dari tubuh adiknya. Remaja 15 tahun itu terus menangis sambil memanggil-manggil nama Naruto. Perjalanan menuju rumah sakit terdekat seharusnya hanya 10 menit saja, tetapi bagi Minato bagai 1000 tahun lamanya.

Keadaan kritis Naruto seharusnya telah terlewati tetapi pemilik mata sapphire itu seperti enggan untuk membuka matanya. Ia terus tertidur. Dokter mengatakan seharusnya sudah tidak ada luka yang terlalu serius, mungkin penyebab Naruto tak ingin membuka matanya karena ia tak ingin bangun. Mengetahui hal tersebut Minato hanya dapat tertunduk sedih.

.

.

.

Seorang gadis cilik berambut pirang terlihat sedang duduk santai ditengah padang bunga. Beberapa kali terdengar senandung merdu dari kedua bibirnya. Saat ini ia sedang merangkai sebuah mahkota yang terbuat dari bunga-bunga kuning yang tumbuh subur di padang bunga tersebut. Ia tak menyadari sesosok rubah sedang mengawasinya.

Rubah tersebut berjalan pelan mendekati gadis cilik tersebut. Sesampainya di depan gadis itu, ia duduk memandangi gadis tersebut yang sedang asyik merangkai mahkota. Matanya terus menilai gadis berambut pirang tersebut.

"Naruto"

Gadis tersebut tersentak ketika namanya dipanggil. Ia tolehkan wajahnya kesana-kemari untuk mencari siapa yang memanggilnya. Tetapi ia tak menemukan siapapun. Hanya seekor rubah yang menurutnya lucu sedang duduk menatapnya. Karena merasa ia mungkin salah dengar, Naruto kembali melanjutkan merangkai bunga.

"Naruto" suara itu lagi, membuat Naruto berdiri untuk mencari sosok yang memanggilnya. Dan lagi-lagi hanya seekor rubah lah yang ada disitu.

"Naruto, aku ada di depanmu" segera Naruto menatap rubah di depannya.

"Apakah Kitsune-san yang memanggilku?"

"Ya" mendengara jawaban itu membuat Naruto berteriak girang. Ia tidak merasa takut sedikitpun.

"Wah senangnya, Naru pikir Naru sendirian disini. Karena ada Kitsune-san disini Naru jadi tidak sendirian lagi. Arigatou Kitsune-san" Naruto memberikan senyuman terbaiknya pada rubah yang telah ia anggap teman barunya tersebut.

Selama beberapa waktu tidak ada yang saling bicara. Hanya nyanyian merdu yang terus terdengar dari Naruto. Ia terus merangkai bunga yang akan ia berikan pada teman barunya tersebut. Ketika mahkota tersebut telah tersemat cantik diatas kepala sang rubah, Naruto berteriak senang.

Naruto terus bernyanyi dan bernyanyi. Nyanyiannya membuat sang rubah merasa nyaman. Melihat tingkah Naruto membuat sang rubah ingat, dahulu juga ada seseorang yang juga senang bernyanyi ketika berada didekatnya. Seseorang yang memberikan kehangatan kepadanya. Dan hanya orang tersebut yang dapat membuatnya tenang. Namun kini seorang Naruto kembali membawa rasa tenang tersebut setelah lama ia tak merasakanya.

Merasa Naruto telah lelah, sang rubah berjalan mendekatinya. "Naruto" setelah yakin ia mendapatkan perhatian dari Naruto sang rubah kembali melanjutkan perkataannya "Sebenarnya ada satu tugasku disini"

"Hmm, tugas apa Kitsune-san?"

"Aku harus mengambil sesuatu darimu"

"Dariku? Tetapi, aku tak memilki apa-apa Kitsune-san. Ah begini saja, kau katakan saja apa yang Kitsune-san inginkan mungkin nanti Otousama akan mencoba memberikannya" ujar Naruto riang.

"Tidak! Tidak ada yang bisa memberikannya selain kamu" Naruto mengernyitkan alisnya dalam "Aku hanya akan mengambil sesuatu yang hanya ada padamu"

"Apa itu?"

"Aku hanya akan mengambil satu, satu yang sangat berharga bagimu dan keluargamu"