Warning :
Not for underage. And, harap exit untuk yang tidak suka adegan berdarah-darah. Mungkin ini akan sangat mature. Kalau di , sudah masuk ke dalam rating M atau bahkan MA. Bagi yang masih nekat, ya silahkan :)
Terinspirasi dari film Final Destination. Atau mungkin Final Destination modified? Entahlah. Mohon maaf jika ada kesamaan karakterisasi atau mungkin sudah pernah ada yang membuat cerita yang sama dengan ini. Sungguh, ini murni hasil pemikiran saya (:
OOCness, Gajeness, Typo's, AU, Not Bashing Chara, and other. Don't like? Don't read!
.
.
A Super Junior's Fanfiction
Super Junior © Themselves and SM Entertainment
Final Destination © Their film
.
.
.
Tragedy – Suspense – Supernatural
.
.
Ai Kireina Maharanii
.
Apakah kamu percaya pada makhluk gaib yang membisikkan kematian?
Di saat kau mempercayainya, di sanalah ajalmu.
.
Final Destination
Bagian 1 : Act 1 : Begin
.
For Siti Maemunah birthday =) *lupa penname XD*
.
Pagi itu adalah pertangahan musim dingin di bulan Desember. Hawa dingin terasa menusuk sekali. Sesekali para anggota boyband paling terkenal itu merapatkan mantel mereka atau menggosok-gosokkan kedua tangannya guna mencari kehangatan.
"Aku tidak sabar menunggu besok," ucap Sungmin seraya melirik Leeteuk dengan iris hitamnya. Yang ditatap, hanya tersenyum simpul lalu membuka kertas yang sedari tadi ia genggam.
"Hei, kemarilah!" kata Leeteuk pada semua personil. Mereka semua pun berkumpul membentuk lingkaran dengan Leeteuk sebagai pusatnya. "Ini jadwal kita besok."
"Aku harap, aku bisa bersantai di sana. Meskipun waktu untuk liburan hanya satu minggu," kata Eunhyuk sambil manyun. Membuat semua yang sedang berada di sana tertawa renyah.
"Semoga Tuhan memberikan kesenangan untuk kita semua," ucap Siwon menambahkan. Mata onyx-nya ia alihkan pada pemandangan di luar jendela. "Salju turun lagi malam ini."
Ryeowook kemudian berdiri hendak meninggalkan member yang lain. "Malam ini biarkan aku yang masak. Kalian siapkan saja peralatan untuk besok." Ia pun segera pergi menuju dapur.
"Oke! Jangan lama-lama, ya…" sahut Yesung seraya membaca kertas yang tadi dipegang Leeteuk. "Hei, kenapa liburan pun harus ada jadwalnya?" lanjutnya sambil membolak-balikkan kertas tadi.
"Tentu saja agar tidak kacau, Yesung," kata Ryeowook seraya mengambil paksa kertas itu dari tangan Yesung. Terlihat wajah Yesung yang merengut kesal. "Sudahlah. Kudengar, ada pergelaran teater terkenal di California besok malam ya? Bagaimana kalau kita datang?"
Kyuhyun lalu tersenyum misterius. Membuat semua yang berada di sana merasa heran. "Ide yang bagus. Tapi, apa akan baik-baik saja?" kata maknae itu sambil sedikit melirik Sungmin yang berada di sebelahnya.
"Semuanya akan baik-baik saja." Leeteuk lalu menepuk pundak Kyuhyun untuk meyakinkannya. Lagi. Senyum malaikatnya membuat suasana di dorm itu menjadi damai.
"Makanan siap!" teriak Ryeowook dari arah dapur setelah setengah jam berlalu. Bersamaan dengan itu, tercium aroma makanan kesukaan mereka.
"Ayo cepat makan lalu tidur!" kata Donghae lalu berdiri kemudian berjalan menuju dapur. Tak berapa lama, member yang lain pun segera mengikuti—terkecuali Kyuhyun yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Kyu, kau kenapa?"
Refleks, Kyuhyun pun terperanjat kaget. Keringat dingin mengucur dari pelipisnya. Padahal, cuaca kali ini sangatlah dingin.
Dengan senyum yang dipaksakan, Kyuhyun mencoba meyakinkan minnienya itu. "Aku baik-baik saja. Hanya saja, hawa di sini sangat dingin."
Sungmin pun memberikan senyum terbaiknya lalu menjabat tangan Kyuhyun untuk membantunya bangun. "Cepatlah, yang lain sudah menunggu!"
"Hn."
Mereka semua pun segera menyantap makanan yang telah disiapkan Ryeowook. Tanpa tahu bahwa sesuatu akan terjadi setelah malam ini berlalu.
o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○
Tak terasa, waktu berlalu dengan sangat cepat. Pagi hari yang dinantikan telah tiba. Burung-burung berkicau riang seraya turut senang atas kegiatan yang akan diadakan oleh ketiga belas member boyband terkenal itu.
"Kyu, apa kau yakin sudah semuanya kau bawa?" kata Sungmin seraya mengernyit heran melihat koper Kyuhyun yang tak banyak membawa barang bawaan. Sedangkan Kyuhyun hanya mendengus pelan.
"Kau pikir mau pindah rumah, eh?" ucap maknae itu ketus. Entah kenapa, perasaan aneh terus menjalari hatinya. Bersamaan dengan itu, angin berhembus kencang. Lelaki beriris onyx itu melihat sebentar ke arah salju yang jatuh dari pohon.
"Maaf," ucap Sungmin lalu segera menyusul teman-temannya menuju mobil yang akan mengantar mereka ke pesawat khusus yang dipesan Leeteuk untuk teman-temannya.
"Ah, Minnie, tunggu!" Kyuhyun pun segera mengejar Sungmin dengan koper yang menurutnya cukup merepotkan ini.
"Semuanya sudah siap?" kata Leeteuk mengecek peralatan dan member yang sudah siap di tempat duduk mereka masing-masing.
"Ya! Aku sudah tidak sabar," ucap Kangin dengan penuh semangat. "Sudah lama kita tidak berkumpul bersama."
"Aku setuju dengan Kangin. Ayo berangkat! Sepertinya kita semua sudah siap!" kata Kibum seraya menunjukkan senyum terbaiknya.
"Tentu saja!" Leeteuk pun segera duduk di kursinya. Berselang beberapa detik mobil pribadi milik Super Junior itu pun segera melaju dengan kecepatan sedang. Mereka semua akhirnya larut dalam kesenangan masing-masing.
o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○
Dua jam berlalu. Setelah sekian lama menunggu dalam kebosanan, akhirnya mereka pun sampai di tempat tujuan—California. Salah satu tempat yang cocok untuk para bintang di seluruh dunia. Negara bagian Amerika Serikat itu memang Negara yang mempunyai daya tarik tersendiri.
Omni Los Angeles Hotel—itulah papan nama yang terpajang dengan besar di depan sebuah gedung bertingkat yang sangat megah. Sudah dipastikan bahwa siapapun yang datang ke sana adalah orang-orang kelas atas setingkat pejabat.
"Baiklah, dengarkan semuanya," ucap Leeteuk memberi instruksi lalu menarik napas dalam-dalam. "Sungmin, kau tidur dengan—"
"—aku akan sekamar dengan Kyu," potong Sungmin cepat yang hanya mendapat anggukan setuju dari leader-nya itu.
"Aku dengan Eunhyuk," ucap Donghae yang telah menggandeng tangan Eunhyuk. Sang leader hanya mendesah pelan dengan tatapan seolah berkata 'Lalu kalian ingin dengan siapa?'
Seolah tahu apa yang dipikirkan Leeteuk, Siwon pun menjawab dengan entengnya. "Semuanya terserah padamu. Aku bisa tidur dengan siapapun."
Leeteuk akhirnya mengalah dan kembali membuka mulutnya—siap untuk berbicara. "Aku tidur sendiri, Yesung dengan Ryeowook, Siwon dengan Kibum, Kangin dengan Hangeng, dan sisanya Heechul dengan Shindong. Setuju?"
Semua yang berada di sana hanya mengangguk—ada yang pasrah dengan apa yang diputuskan leader mereka, tapi ada juga yang senang dengan teman sekamar pilihan Leeteuk itu.
Tak berselang berapa lama, mereka pun segera memasuki kamar masing-masing yang berderet dari kanan dengan Leeteuk yang menempati kamar pertama.
"Kyu, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" tanya Sungmin cemas melihat Kyuhyun yang sejak keberangkatan mereka dari Korea ia tetap saja diam.
Kyuhyun menggeleng pelan. Dipaksakannya untuk tersenyum lembut pada namja penyuka warna pink di depannya ini. "Aku baik-baik saja, Minnie."
"Kau mau minum sesuatu? Aku akan membuat jus stroberi."
"Kurasa segelas jus stroberi bisa membuatku tenang," sahut Kyuhyun seraya merebahkan dirinya di atas kasur empuk ukuran king size itu. Matanya seolah mengintrogasi ruangan yang mulai saat ini sampai beberapa hari ke depan akan menjadi kamar tidurnya bersama Sungmin.
Sudut kiri matanya menangkap sebuah tulisan 'Death' di sebotol vodka yang sudah tersedia untuk para tamu. Sebelah alisnya mengkerut heran. 'Bir macam apa itu?' batinnya terus termenung menatap sebotol vodka yang sangat menggiurkan itu.
Driiing… driiing…
Suara blender dari arah dapur terdengar nyaring. Kyuhyun pun mengganti objek pandangannya menuju ke arah dapur yang berada dalam satu garis lurus dengan ranjang tempat tidurnya. Di sana terlihat seorang namja berpakaian pink sedang menyiapkan dua buah gelas jus di dekat blender.
Perlahan, sebuah senyuman tipis tersungging di bibir Kyuhyun. Ia masih terfokus pada kegiatan Sungmin yang saat ini tengah mengambil piring lalu meletakkan dua potong cake dari dalam kardus—yang dibawanya—ke atas piring tersebut.
Praaang
Seketika lamunan Kyuhyun buyar ketika dilihatnya piring lain yang dibawa Sungmin jatuh ke lantai—yang sayangnya juga mengenai kaki mulus namja manis itu. Reflkes, maknae itu pun langsung berlari menghampiri Sungmin.
"Ne, Minnie, kau tidak apa-apa?" ujar Kyuhyun penuh dengan rasa khawatir. Dibantunya perlahan Sungmin menuju kursi di sudut dapur kecilnya itu. "Biar kuambilkan kotak P3K."
"Kyu—" Sungmin menarik ujung baju putih Kyuhyun saat namja itu akan pergi meninggalkannyaa. "—aku baik-baik saja."
Kyuhyun mendengus tertahan. Ditatapnya lekat-lekat manik hitam milik Minnienya itu. "Apa maksudmu dengan 'baik-baik saja'? Jelas-jelas kau itu terluka," rutuk maknae itu lalu segera mengambil kotak P3K tanpa izin dari Sungmin.
Tak berapa lama, Kyuhyun pun segera kembali dengan kotak P3K di tangannya. "Sebaiknya kau istirahat. Bukankah nanti malam kita akan menonton teater terkenal itu?" ujarnya seraya mulai mengobati luka di kaki Sungmin.
Sungmin merengut sebal. Wajahnya yang cemberut itu membuat Kyuhyun gemas lalu mengusap-ngusap rambutnya dengan pelan.
"Ya. Tapi sebaiknya kita bersihkan diri dulu," kata Sungmin lalu bergegas menuju kamar mandi setelah yakin lukanya sudah membaik.
o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○゚・:,。*:..。o○ *:..。o○
Malam pun datang. Cahaya bintang yang terbias sinar bulan samar-samar bisa dilihat—meskipun malam ini adalah malam natal, tapi salju tidak turun. Atau mungkin belum turun?
Ketiga belas member Super Junior itu saat ini tengah berkumpul di kamar Leeteuk—mengingat bahwa Leeteuk tidur sendirian dan juga kamarnyalah yang paling luas.
"Apa? Yang benar saja! Kita kesini itu untuk liburan!" ujar Heechul bersungut-sungut menanggapi informasi yang baru saja disampaikan Leeteuk.
"Tapi hargailah sedikit umat yang beragama, Hee! Hanya bernyanyi!" kata Siwon menanggapi. Tanda siku empat sudah muncul di sudut keningnya.
"Sudah," sahut Kibum menengahi. "Ini adalah suatu kehormatan untuk kita bisa bernyanyi di malam natal dan sebagai tamu istimewa."
"Hee, semuanya setuju! Kalau kau tidak mau, ya sudah!" kata Kangin menimpali. Raut wajahnya merasa kurang senang dengan perseteruan yang terjadi beberapa menit yang lalu di antara mereka.
"Bersiaplah. Kita berangkat sepuluh menit lagi!" ucap Leeteuk menyimpulkan. Tak ada gunanya bertengkar seperti ini terus—hanya membuang waktu saja, asumsinya dalam hati.
.
.
.
'Cina Mann Theater'
—sebuah bangunan yang sangat megah dengan gedung yang berlantai lima. Kaca-kacanya sangat mengkilap. Apalagi ditambah hiasan natal yang begitu mencolok malam ini. indah sekali—itulah kesan pertama para personil boyband terkenal itu ketika pertama kali tiba.
Angin berhembus kencang saat Kyuhyun melihat ke atas gedung yang dibuat lancip itu. Di sekelilingnya banyak sekali lampu kerlap-kerlip—tak lupa pohon natal yang di atas puncaknya terdapat bintang yang bersinar.
Manik hitamnya ia alihkan pada dua orang anak lelaki yang sedang bermain lampu kerlap-kerlip itu—yang langsung kena marah petugas teater. 'Ada-ada saja'—batinnya.
"Kyu, ayo masuk! Mau sampai kapan kau melamun?" ucap Sungmin kelewat jengkel. Karena sedari tadi Kyuhyun hanya terdiam melihat keadaan sekitar. Terpesona, mungkin? Atau?
"Eh, mian. Ayo masuk!" kata Kyuhyun lalu menarik lengan Sungmin yang entah kenapa terasa begitu dingin itu.
Semua pengunjung telah menempati tempat duduk masing-masing—termasuk ketiga belas personil Super Junior itu. Mereka mendapatkan tempat khusus di depan saat pementasan berlangsung.
Seorang laki-laki paruh baya menghampiri mereka lalu bertanya dengan sopan, "Maaf Tuan. Bagaimana jika kalian segera mempersiapkannya di belakang panggung?" Senyuman manis masih tercipta di sudut bibirnya—yang setelah dilihat bahwa ia adalah ketua pelaksana acara ini.
"Tentu saja," sahut Leeteuk dengan senyuman malaikat yang tercetak di bibir manisnya. "Ayo kawan!"
Mereka semua akhirnya mengikuti lelaki paruh baya itu menuju ke belakang panggung. Saat melewati bangku penonton, ia melihat anak kecil yang tadi dilihatnya di luar. Namun, kali ini mereka tengah memainkan beberapa perlengkapan penunjang teater seperti sound system dan layar penutup juga kawat di sampingnya.
.
.
.
"Perasaanku saja, atau udara di sini terasa semakin dingin?" sahut Hangeng di tengah keheningan yang melanda mereka. Diusap-usapkannya kedua telapak tangannya yang dingin itu guna mencari kehangatan.
"Sepertinya begitu. Padahal, tadi aku melihat bulan," kata Kyuhyun menanggapi. "Apa salju sudah turun ya?"
"Kurasa begitu," ucap Yesung seraya meminum air mineral yang telah disediakan panitia untuk mereka. "Untung mantelku tebal sekali."
Di tengah pembicaraan tanpa topik itu, datanglah Leeteuk dari arah pintu dengan senyuman manisnya. "Kita akan tampil sebentar lagi."
"Baiklah," kata Heechul lalu membuang ke sembarang arah botol bekas air mineral yang telah habis diminum olehnya itu.
Tanpa sengaja, botol itu terus menggelending sampai ke balik layar dan menyenggol kayu lalu terjatuh mengenai ember berisi air di sampingnya. Ember itu lalu terjatuh dan airnya menggenangi hampir seluruh daerah di sudut ruangan. Celakanya, listrik pengendali penerangan acara ini berada di sana—di bawah, dekat lantai.
.
"Inilah bintang tamu kita dari Korea, Super Junior!" sahut sang MC dan ditanggapi dengan riuh tepuk tangan.
Seketika, tirai penutup itu pun terbuka perlahan. Tidak ada yang menyadari, bahwa kawat penyangga sebelah kiri dari tirai itu sudah rusak.
—krek, sebelahnya sudah terjatuh lalu menimpa tumpukan kaset di atasnya. Karena penyangga kaset itu tidak kuat, maka kayu yang diatasnya terjatuh dan menimpa pengatur utama penerangan di sana.
Zzzrth, zzrrth, zraaash…
.
.
.
Lagu yang mereka nyanyikan untuk acara special ini adalah White Christmas—cocok untuk tema natal meskipun secara mendadak ini.
"Halo semuanya!" sahut Leeteuk bersemangat. "Malam ini kami akan membawakan lagu yang special, yaitu White Christmas!"
Seluruh penonton yang di aula itu pun bertepuk tangan. Yang tak lama setelah dentuman lagu mulai dibunyikan, mereka langsung diam seketika.
Kyuhyun menarik napas dalam-dalam. Malam ini akan menjadi malam yang berkesan untuknya dan juga personil super junior yang lain. Manik hitam legamnya tanpa sengaja menangkap sesosok anak kecil yang sedang bermain kembang api. Di dalam gedung, eh?
Pikirannya pun mulai berimajinasi liar. Seharusnya, anak tadi tidak boleh berada di sini. Itu sangat berbahaya dan cukup beresiko tinggi.
'Hah… ya sudahlah,' batinnya pasrah. Tapi manik hitam legamnya itu tidak bisa lepas dari si anak kecil tadi—meskipun saat ini ia sudah berada di tengah panggung dan mulai menyanyikan bait demi bait lagu yang sangat indah itu.
Di saat akan memasuki reff, tiba-tiba saja kembang api yang dimainkan anak kecil tadi terjatuh ke atas sound system tadi. Tak berapa lama, ledakan pun terjadi yang membuat seluruh personil langsung terdiam. Begitu juga penonton yang langsung berhamburan keluar area gedung.
"Semuanya ayo lari ke sini!" teriak Leeteuk tegas. Semuanya pun langsung berlari mengikuti sang leader.
Namun naasnya, Heechul yang berada paling belakang tersandung kawat yang melintang akibat tirai yang terputus tadi. Tubuhnya oleng lalu menimpa Kangin yang kebetulan berada di depannya.
DHUAAARRR
Terdengar suara ledakan yang sangat keras dari arah belakang panggung. Api pun semakin menjalar dengan ganasnya.
TRAAANG!
Besi penyangga di atas lalu terjatuh dan sukses menimpa tubuh Hecchul dan setengah tubuh Kangin hingga remuk redam. Semua yang ada di sana hanya bisa terdiam dengan wajah dan baju yang berlumuran darah Heechul dan Kangin yang bermuncratan.
"AYO!" bentak Kyuhyun yang langsung menarik lengan Sungmin dengan paksa. Diseretnya namja penuka warna pink itu menuju pintu keluar yang letaknya sangat jauh.
KRAAAK! BRUUUGH!
"AAAKKKH!" jeritan seseorang langsung menghentikan langkah Sungmin dengan mendadak. Ia langsung menolehkan kepalanya ke belakang. Setelah mengetahui siapa pemilik suara itu, wajahnya langsung memucat.
Hangeng. Ryeowook. Shindong. Kibum.
Keempat temannya itu meninggal dengan mengenaskan. Hangeng tewas dengan mulut tertusuk besi yang salah satu ujungnya masih menancap di atas atap.
Ryeowook, tewas dengan tubuh terpotong menjadi beberapa bagian dari kawat yang melintang di tengah-tengah panggung.
Shindong, tewas dengan tubuh remuk redam tertimpa beton yang terjatuh akibat ledakan hebat tadi.
Kibum, tewas dengan tubuh telentang yang di atasnya terdapat banyak serpihan kaca menancap dan tubuh yang sudah mulai terbakar.
Seiring dengan serentetan insiden itu, api pun semakin berkobar. Puing-puing atap mulai berjatuhan. Kawat-kawat penyangga melintang di mana-mana. Ledakan-ledakan hebat pun tak dapat dihindari lagi.
Semua orang yang berada di sana semakin panik karena tak kunjung keluar dari aula. Pantas saja, mereka tak sabaran keluar sehingga banyak yang tewas terinjak maupun tertimpa puing-puing atap.
BRAAAK!
Kaki Eunhyuk tersandung mayat yang bergelimpangan sehingga tubuhnya terpental ke ujung tembok. Dan—
—GREB!
Punggungnya sukses tertusuk besi yang berada di sana. Darah segar itu kembali bermuncaratan dari mulutnya.
"INI GILA!" teriak Yesung frustasi. Bukannya keluar bersama Leeteuk, ia justru berbalik arah—masuk kembali ke dalam aula.
"Hentikan!" teriak Donghae yang ikut menyusul. "Kau akan mati!"
"A—" Belum sempat Yesung menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah ambruk duluan. Beberapa detik sebelumya, sebuah lampu yang lepas menerjang tubuhnya. Dengan ganas, lampu itu membuat tubuh Yesung hancur tak berbentuk dengan kepala yang hancur. Darah segar kembali mengalir dengan derasnya.
"Demi Tuhan, malam Natal macam apa ini?" gerutu Siwon sambil terus berlari bersama Sungmin dan Kyuhyun. "Donghae?" Ia lalu membalikkan badannya mencari sosok rekan satu timnya itu.
"Siwon, cepat!" teriak Leeteuk yang sudah mendahului Siwon.
DHUUUAAARRR!
Suara ledakan itu terdengar kembali. Gedung itu perlahan sudah mulai runtuh. Si jago merah berkobar saling bersahutan dengan salju yang turun dari langit.
KRAAAK!
"Hyung…" sahut Sungmin saat melihat Leeteuk terdiam di belakangnya. "Ada a… pa?"
Dalam sepersekian detik cepatnya, tubuh Siwon kini sudah terbelah menjadi dua. Belahan besi yang tadi terlempar akibat ledakan sukses menembus dan membelah tubuh six pack-nya.
"Jangan bersikap bodoh! Ayo cepat keluar!" bentak Kyuhyun yang melihat Sungmin hanya terdiam melihat kejadian itu. Begitu pula Leeteuk yang lalu membalikan badannya yang penuh dengan darah.
"Aku…"
JREEEB! CRAAAT!
Entah bagaimana bisa, baling-baling kipas yang berada di atas Leeteuk itu tiba-tiba saja terlepas, menimpa tubuh puith persolennya lalu mengoyaknya tanpa ampun. Dalam hitungan detik, tubuh sang leader itu sudah hancur lebur—seperti daging yang dihaluskan.
"Ayo Minnie, cepat!"
"Aa…"
BRUUUK! KRAAAK!
Sebelum mereka sempat lari, jalan di depannya sudah terisolasi dengan tumpukan beton yang terjatuh.
"Sial!" gumam Kyuhyun emosi. "Sung…" Tak dapat dilanjutkan kata-katanya itu. Dia, Lee Sungmin, orang yang sangat berharga baginya telah terkapar tak berdaya dengan sebilah kaca menancap pada kepalanya dan sepotong besi yang menghantam bagian perut sampai kaki.
Zraaash!
Lampu semuanya padam. Begitu juga tubuh Kyuhyun yang mulai melemas dan kemudian tidak bisa merasakan apa-apa lagi.
.
.
.
DEG!
"Halo semuanya!" sahut Leeteuk bersemangat. "Malam ini kami akan membawakan lagu yang special, yaitu White Christmas!"
"Kau kenapa, Kyu?" sahut Sungmin cemas saat melihat perubahan raut muka yang signifikan pada Kyuhyun.
"Semua penonton diam," gumam Kyuhyun dengan keringat dingin membasahi pelipisnya. Iris hitam legamnya ia alihkan ke arah kanan. Dan benar saja, di sana terlihat dua anak kecil yang sedang asyik bermain.
"Kyu?"
"Mereka bermain kembang api!" ucap Kyuhyun setengah berteriak.
"KYU!" bentak Sungmin yang berhasil membuat konser itu terhenti seketika. "Kenapa?"
"KITA HARUS CEPAT KELUAR!" perintah Kyuhyun yang langsung menarik lengan Sungmin dan membawanya keluar tanpa memperdulikan tatapan heran dari penonton dan tatapan kesal dari rekan satu timnya.
"Hey!" teriak Leeteuk yang kemudian segera menyusul Kyuhyun keluar dari arena. Yesung, Eunhyuk, dan Donghae pun mengikutinya karena merasa penasaran.
"Sungie!" teriak Ryeowook yang hendak mengejar Yesung. Namun Siwon dengan cepat menghalanginya.
"Biar aku saja yang kejar!" Dan tanpa mendengar kalimat protes yang meluncur dari bibir Ryeowook, Siwon pun bergegas menyul rekan-rekannya yang sudah pergi begitu saja.
Dan beberapa detik setelahnya, ledakan yang sangat kencang terjadi di sana.
.
.
.
"Hosh… hosh… apa yang kau lakukan, Kyu?" protes Sungmin dengan napas terengah-engah.
"Hey kalian!" Leeteuk berlari menghampiri Kyuhyun yang sudah berada di luar gedung yang menjulang tinggi itu.
"Sepertinya kau ingin merusak suasana indah ini," sahut Yesung datar. Ia masih sibuk mengatur napasnya yang putus-putus itu.
"Gedung ini akan hancur! Kalian semua akan mati!" bentak Kyuhyun dengan nada ketakutan. Wajahnya tak pernah terlihat sekusut ini sebelumnya.
"Jangan ber—"
DHUAAAR! BRAAAK! TRAAANG!
Keributan terjadi di dalam sana. Api-api mulai menjalar—melahap apapun yang dilewatinya tanpa ampun. Puncak gedung yang tinggi itu perlahan-lahan ambruk yang menyisakan kobaran api dengan sangat dahsyat.
"KAU LIHAT?" ucap evil maknae itu dengan emosi berlipat. Semuanya hanya terdiam. Saat ini tidak ada yang bisa mereka lakukan. Personil Super Junior kini hanya tinggal mereka bertujuh; Leeteuk, Siwon, Yesung, Eunhyuk, Donghae, Sungmin dan Kyuhyun sendiri.
"Teman kita ada di dalam, HAH?" teriak Siwon emosi. Matanya menyiratkan banyak emosi yang tak terbaca. Tangannya mencengkram erat kerah baju Kyuhyun.
"Hentikan!" bentak Leeteuk yang membuat keduanya terdiam. Perlahan, cekalan tangan Siwon pun terlepas.
"Kyu…" sahut Sungmin parau. Air mata sudah turun dari pelupuknya. Perlahan, personil yang lainnya pun ikut menangis dan beberapa jatuh terduduk dengan pandangan mata yang kosong.
NGIUUUNG…
Tak berapa lama, datanglah mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan tentu saja polisi. Oh, tak lupa FBI pun ikut datang.
Angin kembali berhembus kencang di malam yang dingin itu. Malam yang seharusnya menjadi malam yang indah dengan penuh berkah Tuhan, kini harus menjadi malam mencekam yang penuh dengan pertumpahan darah.
Kyuhyun menatap langit malam yang mulai menurunkan saljunya. Ia lalu menutup matanya perlahan. 'Ada apakah ini?'
.
.
.
Ơ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴̴͡ To be continued… Ơ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴̴͡
.
.
Author's Area!
Halllloooo :D
Apa kabar semuanya? *basabasi* Perkenalkan, umm saya author baru di fandom ini :) sebenarnya ini adalah akun collab, tapi tak apalah saya publish di sini^^ ini juga atas saran rekan saya, Kitsune Diaz isHizuka!
Ohya, fic ini aku persembahkan khusus untuk Siti Maemunah :* happy birthday sayaaang^^ juga untuk Kitsune Diaz yang selalu ada untuk saya! Maaf ya Maey, ceritanya aku jadiin begini ^^a hehe…
Maaf mengecewakan m(_ _)m temans, doakan saya ya biar nanti UN lulus dengan nilai sempurna agar bisa dengan cepat mengupdate fic ini =) maaf banget untuk sebulan ke depan saya tidak akan mengupdatenya dulu~ miaaaan~
.
Ah, saya rasa cukup sekian saja! Terima kasih sudah membaca =) berhubung ini adalah fic SuJu pertama saya, bolehkah saya minta kritik dan sarannya dari para senpai semua? xDD
.
.
Ah, gomawooooo~
.
.
Ai Kireina Maharanii
.
Review please? :)
