Warning: OOC, gaje,TYPO

Jumping Danzes

Horikoshi Gakuen gencar! Kabar bahwa ada 3 orang anak yang bukan seorang artis, kini telah terdaftar sebagai murid pindahan kelas 3 di kelas artis. Ada yang mengatakan mereka dari London, Korea, Prancis, bahkan ada yang sama sekali tidak tahu mereka berasal dari mana. Belum ada yang tahu apakah 3 murid pindahan ini adalah perempuan atau laki-laki, keributan dan pembicaraan ini terjadi dimana-mana disepanjang lorong, lapangan basket, halaman depan sekolah, perpustakaan, ruang kelas atlit, bahkan di toilet sekolah. Hal yang sama juga terjadi di kelas artis sendiri.

"Hey semuaaaaaaa! Dengar-dengar!... katanya besok kita akan kedatangan 3 murid pindahan yang katanya entah dari London, Korea, atau Prancis!" teriak seorang murid laki-laki yang berlari kedepan kelas dengan muka merah dan hidung kembang kempis karena sulit bernapas setelah berlari di sepanjang koridor kelas.

"wakatta!wakatta!... semuanya sudah membicarakan hal itu sejak pagi!" Yamada menjawab.

"Menurut rumor yang beredar, katanya mereka adalah anak laki-laki yang berwajah sangar dan berbadan seperti binaragawan, ada yang benar-benar pendek (berusaha tidak melihat chinen), dan ada juga yang berwajah serius tidak kenal lelucon, bahkan mereka tidak seperti anak kelas 3 SMA" kali ini Yuto membuat semua anak dalam kelas berkumpul mengelilinginya. Tapi mereka menangkap ekspresi Yuto yang menahan tawa dan mereka semua menimpuknya dengan kertas sambil tertawa karena geli dengan kebodohan mereka yang percaya saja dengan omongannya barusan.

"Menurut informasi yang terpecaya, mereka adalah 3 orang gadis mungil kembar 3, dan katanya mereka ke Jepang karena ayah mereka adalah yang super kaya dan sedang ada proyek dengan produser film terkenal di Jepang, Genjiro Arato " kata salah seorang murid perempuan.

"Eeehhhh? Honto? Kelas 3 kita akan semakin menyenangkan!" kata Chinen memasang muka yang memang selalu ceria.

"Katamu ayah mereka sedang ada proyek film dengan Genjiro Arato?... hmmm... omoshiru" Yamada memasang wajah tersenyumnya yang menggoda itu.

"Tapi tetap saja semuanya masih belum jelas, malah tadi aku dengar mereka adalah 3 orang dari keluarga campuran Inggris-Jepang yang kepribadianya mengesalkan dan mereka sombong minta ampun"...Yuto diam sejenak..."dan kalau mereka memang begitu, aku jamin mereka tidak akan aku jadikan teman."... Yamada mengangguk setuju.

Kelas artis masih diliputi rasa penasaran, mereka membuat lingkaran dan masih saja membicarakan "The Mysterious 3", sebutan untuk 3 murid pindahan itu, sementara itu Yamada, Chinen dan Yuto pergi ke kantin untuk makan siang, mereka mendapati bahawa seisi sekolah kini tengah gaduh karena rumor murid pindahan tersebut, jarang sekali murid Horikoshi menjadi seperti ini, mungkin penyebabnya adalah kenapa bisa ada anak yang bukan artis bisa masuk ke kelas TRAIT(kelas khusus artis)? Kenapa sekolah mengijinkan? Dan kalau memang mereka teramat-sangat kaya, kenapa mereka tidak masuk kelas A saja? Tempat yang memang untuk murid dengan kemampuan membiayai dengan dana yang tinggi.

~o0o~

Kantin kali ini memancarkan atmosfer aneh, setiap orang membicarakan "The Mysterious 3" dan semakin antusias saja. Yamada, Chinen dan Yuto mencari tempat duduk di bangku panjang kantin yang tidak terlalu ramai dan masih menyisakan banyak bangku kosong, mereka bertiga melahap lunch mereka dengan lahap...

..."Apa jadinya kalau ternyata 3 orang tersebut adalah laki-laki yang bermuka mesum, atau berwajah yankee..." kata Yamada dengan alis terangkat dan mata berbinar-binar, serentak Chinen dan Yuto tersedak dan memukul-mukul dada...

"BAKA! Jangan mengatakan sesuatu yang akan membuatku tertawa!" Omel Yuto sambil tersenyum menahan tawa, sementara chinen langsung saja tertawa terbahak-bahak setelah berhasil menelan nasi yang ada di mulutnya. Yamada memasang wajah tak berdosa.

"Tidak...tidak! Mungkin mereka itu para laki-laki yang seperti om-om, otaku, dan...", "Bagaimana kalau ternyata mereka perempuan-perempuan yang cantik? Ya meskipun disini sudah banyak perempuan cantik" kata Yuto menyela candaan Chinen.

"Hmmm... aku memang sedikit tertarik dengan 3 murid pindahan ini, berita mereka bisa sampai dijadikan bahan pembicaraan begini, tapi kalau mereka adalah wanita cantik sekalipun..." Yama diam sejenak sambil menyuap nasi karenya... "akhu shui suadah bnykh mwhat prmphan cwntik" kata Yama dengan mulut penuh.

"Jangan bicara dengan mulut penuh!" omel Yuto... Yama tersenyum meledek.

"Tadi kau bilang apa?" tanya Chinen. Dengan segera Yamada berusaha menelan makanan dimulutnya yang membuat pipinya mengembung.

"Katakan aku TAMPAN dulu" kata Yamada.

"Kau tampan" kata Chinen ikhlas. Yuto hanya melihat chinen dengan wajah seolah-olah mengatakan "Hmmmm... anak polos".

"Tadi aku mengatakan aku sudah biasa melihat perempuan cantik, aku hanya akan senang menjadi teman mereka jika hanya mereka memiliki kepribadian yang baik dan juga menyenangkan" kata Yama menjelaskan dengan wajah serius kali ini. Yuto dan Chinen mengangguk setuju, dan mereka kembali meneruskan makan dengan asik membicarakan peran mereka di drama baru mereka masing-masing.

~o0o~

Bel pulang berbunyi, Horikoshi terlihat mengesankan dengan murid-murid yang berhamburan keluar untuk pulang kerumah masing-masing. sungguh hebat pemandangan saat itu, kumpulan artis, atlit, anak-anak orang kaya, dan murid-murid dengan otak briliant memadati pintu gerbang yang kokoh, ya... meskipun jalur yang dilalui untuk murid perempuan dan laki-laki berbeda, horikoshi memiliki peraturan yang sangat ketat dalam hal itu, maklum, Horikoshi Gakuen adalah sekolah elit dengan penghuni bukan orang-orang biasa.

Sesampainya di basecamp Hey Say JUMP, Chinen langsung pergi ke ruang bersantai yang berada di tengah-tengah ruangan besar dekat dengan pintu belakang yang dibingkai oleh kaca-kaca besar dan jernih sehingga taman belakang yang dihiasi pepohonan tinggi, rumput yang subur dan hijau, alat penyiram tanaman yang sedang asik memandikan tanaman bunga yang ada di sekelilingnya terlihat jelas. Pada jendela kaca yang besar, terdapat tirai berwarna cream hampir putih yang sangat serasi dengan lantai marmer hitam dan cream juga wana cat dinding putih... Ditengah-tengah ruangan tersebut ada 1 meja lonjong marmer dan sofa membentuk huruf L berwarna hitam keabu-abuan berbahan bulu domba yang empuk dan lembut, ada LCD tv 108 inch yang diletakan di ruangan dinding yang didesain khusus agar LCD tv sejajar dengan dinding. Ruangan itu terhubung langsung dengan dapur tanpa pintu dan ruang makan, juga tangga menuju lantai 2. Di sofa telah duduk seseorang yang baru saja mengecat warna rambutnya menjadi coklat yang sebelumnya berwarna blonde karena tuntutan dramanya yaitu ikemen desune, sedang meminum jus jeruknya dengan nikmat.

"Hikaruuuuuuuuu!... Hikaruuuuuuuu!... ada berita besar di Horikoshi Gakuen!" teriak Chinen sambil melompat dari belakang sofa besar dan duduk tepat di sebelah Hikaru. Seketika jus yang sedang diminum Hikaru tumpah di wajah dan bajunya, Hikaru menengok perlahan kearah Chinen... "Gomen..." kata chinen dengan wajah tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi tupainya.

"Dasar setan kecil!" teriak Hikaru dalam hati. "Memangnya ada berita apa sih?" kata Hikaru sambil mengelap tumpahan jus yang ada di wajah dan pakaiannya.

"Ada 3 orang murid pindahan yang tak jelas asal usulnya! Dan masuk kelas TRAIT!" jelas Chinen.

"Ooohhh... artis dari mana?" tanya Hikaru sambil meminum jusnya kembali yang tinggal setengah.

"Itu dia masalahnya...Mereka bukan artis" Kali ini jus yang diminum Hikaru tersembur telak ke wajah Chinen. Membuat cowok bertubuh mungil itu diam pasrah.

"Gomeeeeeeeeennnnnnnnn! Aku tak sengaja!" teriak Hika sambil berusaha mengelap wajah Chinen dengan bajunya secara paksa. Senyum iblis kini terpancar jelas di wajah Hika.

"Aaaaaaaaaaaaaaa...! Tolong akuuuuuuuuuu!" Jerit Chinen menjadi-jadi. Hikaru tetap tidak mau berhenti mengelap muka Chinen meski sudah sangat-sangat bersih.

PLAAAAAKKKKK! Kini Hikaru terkejut ketika seseorang memukul jidatnya dari belakang.

"Hei tidak Sopan!" Bentak Hikaru sambil menoleh ke belakang. Tampak seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya. Orang itu bertolakpinggang sambil memancarkan senyum yang tak kalah iblisnya dari Hikaru.

"Eheeeemmmmhmmmmmhmmm... Yabu..." cengir Hikaru malu-malu sambil menatap wajah orang tersebut.

"Apa yang kau lakukan Hikaru?" Kata Yabu.

"Eh?... Tidak..." Kali ini cengiranya makin menjadi-jadi ditambah dengan gerakan jari telunjuknya yang saling bersentuhan.

"Yabuuuuuuuuuu! Tolong akuuuuuu!" Teriak Chinen sambil berlari ke belakang Yabu meminta perlindungan. Yabu melihat kearah wajah dan baju Hika, lantai, sofa, dan wajah Chinen yang penuh dengan jus jeruk.

"Apa-apaan ini? Jus jeruk bertumpahan dimana-mana? Apa sih yang kalian lakukan?" tanya Yabu tegas.

"Hikaru tuuuuuhhhhh! Dia membuang-buang dan menyembur-nyemburkan jus kemana-mana" kata Chinen dengan wajah memelas. "Lihat wajahku, penuh dengan jus! Semuanya ulah Hikaru!" lanjutnya. Hikaru langsung memberi tatapan membunuh pada Chinen dan membuat Chinen semakin merapat ke tubuh Yabu. Tatapan iblis hikaru berhasil dipatahkan oleh tatapan dengan aura membunuh yang jauh lebih mengerikan milik Yabu. Hikaru kini terdiam menunduk.

"Gomeeeeeennn... Tapi aku tidak menyembur-nyembur jus kok!" Hikaru membela diri dengan wajah memelas.

"Tapi sepertinya kondisi ruangan ini lebih setuju dengan pendapat Chinen dibanding KAU!" Yabu melotot.

"Bukan begitu... Tadi Chinen memberi kabar yang membuatku terkejut" Kata Hika lagi.

"Kabar apa?" Tiba-tiba Daiki datang sambil meminum segelas susu dan berjalan ke sebelah Hikaru.

"Kata Chinen, ada 3 murid pindahan yang masih belum jelas asal-usulnya dan masuk kelas TRAIT" jelas Hikaru.

"Lalu?... Apa yang spesial?..." Tanya Daiki sambil meminum susunya.

"Mereka bukan artis Dai-chan!" Hikaru jengkel. CROOOOOTTT! Kali ini Daiki menyemburkan susu ke wajah Yabu, Yabu diam sebentar kemudian merebut gelas susu yang dipegang Daiki dan CROOOOOOOTT! Yabu balas menyembur Daiki. Hikaru tertawa terbahak-bahak melihat Yabu.

"HAHAHAHAH!HAHAHAHAHAHAH" tawa Hikaru makin keras membuat Yabu naik pitam.

BWAAAHHH! semulut penuh susu disemburkan ke wajah Hikaru membuat ia terdiam tiba-tiba. Yabu menyengir Iblis. Tidak segan-segan Hika mengambil gelas jusnya yang tinggal sedikit dan balas menyembur Yabu. Daiki yang tidak mau kalah merebut gelas yang ditangan Yabu dan ikut menyembur Yabu. Kini 3 orang bodoh bermain sembur-semburan jus dan susu. Chinen mundur perlahan karena takut menjadi korban, anak-anak JUMP yang mendengar kegaduhan itu langsung datang ke tempat kejadian. Sesampainya di ruang tengah, mereka malah mundur perlahan, melihat Daiki, Yabu, dan Hikaru yang bermandikan jus jeruk dan susu menoleh kearah mereka semua dengan tatapan siap menyerang.

"Jangan mendekat" Kata Yuto gemetar, sementara yang lain mengangguk dengan raut wajah pucat, terutama Yamada.

~o0o~

Insiden saling sembur itu berakhir dengan seluruh anggota JUMP (tanpa Chinen), yang malah ikut serta dan malah makin memperparah keadaan, mereka bermain perang-perangan di halaman belakang dan saling semprot-menyemprot dengan pistol air, alhasil mereka menjadi kotor dengan banyak noda tanah di sekujur tubuh mereka karena berlaga seperti agen khusus seperti di film action dan berguling-guling di tanah, mereka benar-benar terlihat seperti anak kampung yang habis bermain di lumpur.

"Yama-chan! Ada telpon dari ibumu!" kata Chinen sambil mengeringkan kepalanya dengan handuk karena baru selesai mandi.

"Mana? Terima kasih ya." kata Yama, kemudian ia bergegas untuk mandi sambil bertelfonan. Chinen menatap kearah halaman belakang, ia hanya menggelengkan kepala setelah melihat keadaan teman-temanya, kemudian ia kembali mengeringkan kepalanya sambil naik ke lantai 2. Karena haripun mulai gelap, anak-anak JUMP memutuskan untuk mengakhiri aktivitasnya dan bersiap-siap untuk mandi kemudian pulang kerumah masing-masing.

~o0o~

Keesokan Harinya, Horikoshi tampak lebih gaduh dari hari sebelumnya, pembicaraan mengenai the mysterious 3 makin menyebar dan meluas, bahkan sampai pengurus kebersihan ikut membicarakanya kali ini. TONG... TENG... TENG... TONG... bel masuk berbunyi, seorang guru berkepala botak namun berwajah bijaksana masuk dan berdiri di depan kelas, ia adalah guru matematika sekaligus wali kelas 3-D, pak Satoshi namanya.

"Berdiri! Memberi salam!" kata ketua kelas. Serentak anak-anak berdiri kemudian memberi salam, lalu duduk kembali.

"Hari ini kita akan mempunya anak baru di kelas 3-D ini" kata guru tersebut dengan suara bass. Sekejap suasana menjadi gaduh kembali. Yamada, Chinen dan Yuto kali ini memilih untuk tidak ikut-ikutan dan duduk dengan tenang.

"Sssstttt... tenang-tenang! Jangan berisik" kata ketua kelas berusaha menenangkan keadaan. Setelah kelas menjadi hening kembali guru tersebut kembali meneruskan pengumumanya.

"Baik seperti yang saya katakan tadi, hari ini ada 3 anak baru di kelas ini, saya berharap kalian semua dapat menjadi teman yang baik. Mereka akan masuk kelas setelah istirahat pertama" pak Satoshi kemudian berjalan ke belakang mejanya yang berada di depan kelas. Hal ini sedikit mengecewakan para murid itu, karena biasanya pengenalan murid baru itu akan dilakukan pada jam pelajaran pertama.

"Murid itu laki-laki atau perempuan pak?" kata salah seorang murid laki-laki, Yamada hanya menggeleng-geleng melihat antusias temanya itu.

"Ketiganya adalah perempuan" sahut guru itu singkat. "Dan sepertinya... mereka sedikit... tidak biasa..." lanjutnya. Murid-murid saling bertatapan satu sama lain, mereka tidak mengerti apa yang gurunya bicarakan, Yuto kali ini sedikit penasaran.

"Maksud pak guru mereka sedikit tidak biasa itu apa?" tanya Yamada menyeletuk. "ya, mungkin kau akan mengerti setelah melihatnya" jawab guru itu, "Buka buku matematika kalian halaman 89!" kata guru itu cepat sebelum ada yang bertanya lagi, kini pelajaran jam pertama dimulai, seluruh murid 3-D berusaha berkonsentrasi pada pelajaran, termasuk Yamada, Yuto dan Chinen, mereka sedikit penasaran dengan penjelasan yang diberikan pak guru tentang 3 murid pindahan itu.

~o0o~

Entah kenapa Yuto tak bersemangat mengunyah makanannya, Chinen hanya memainkan es di dalam minumanya, sementara Yamada adalah satu-satunya orang yang masih semangat melahap habis semua makan siangnya.

"Kau masih bisa mengunyah makananmu dengan baik ya? Sepertinya kaupun masih sangat bersemangat" kata Yuto sambil menunjuk Yama dengan sumpitnya.

"Apha Awlshn ku unthk thdhak smwhngt?" lagi-lagi Yama berbicara dengan mulut penuh.

"ooooooowhhhh bgwwwwhhtuuuuuu" Yuto meniru cara bicara Yama.

TONG..TENG..TENG...TONG... Bel masuk berbunyi, Yama tidak lagi bernafsu untuk mengunya makananya, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, saat ia melihat kedua temannya, keadaan mereka justru lebih parah, raut wajah mereka tegang dan sedikit pucat, rasanya Yama pernah melihat ekspresi wajah seperti itu sebelumnya, itu seperti pada saat konser pertama HEY SAY JUMP, aneh juga merasa gugup seperti ini, mereka sudah dilatih untuk menghilangkan gugup dan grogi, apalagi mereka adalah Top Idol di Jepang, sudah biasa dengan konser-konser besar yang memerlukan daya konsentrasi dan percaya diri yang tinggi. Tapi hanya untuk melihat wajah-wajah 3 orang murid pindahan, kenapa sampai keringat dingin begini?

"Baiklah anak-anak sekalian... Seperti yang telah diumumkan oleh pak Satoshi pada jam pelajaran pertama tadi, sekarang saya akan memperkenalkan 3 murid baru yang sekaligus akan menjadi teman baru kalian, mereka berasal dari London." kata bu Erika, guru Fisika khusus kelas TRAIT. Beberapa anak ada yang saling berbisik dan ada yang menggonta-ganti posisi duduknya karena tidak sabar, ada juga yang sudah berusaha memanjangkan lehernya melihat ke arah koridor untuk melihat 3 murid pindahan itu.

"Aku gugup" kata Chinen dengan suara hampir berbisik.

"Santai saja, kau terlalu berlebihan" sahut Yama pelan. Sementara yuto sedang sibuk menutupi gugupnya dengan pura-pura membaca buku fisikanya. Tuk..tuk..tuk...tuukk. Suara langkah kaki yang seperti memakai sepatu hak berhenti di koridor tepat di depan pintu masuk kelas 3-D, wajah murid yang tadinya santai berubah menjadi sedikit pucat, beberapa anak duduk dengan punggung tegap dan berwajah sedik diangkat agar terlihat rapi dan sopan. Yuto menutup buku fisikanya dan mencoba duduk tegap namun santai melihat kearah pintu, Chinen memasang senyum terbaiknya untuk calon temannya itu, sementara Yamada memasang muka sedikit cool tapi tetap memberi kesan ramah.

"Si...Silahkan masuk..." kata bu Erika dengan raut muka gugup. Kini atmosfer ruang kelas terasa begitu berat.

Sepasang kaki melangkah masuk, nafas para murid dan bu Erika tertahan ketika melihat seorang gadis berkulit putih pucat masuk dan berdiri di dalam kelas. Ia memakai kaos kaki sedengkul berwarna putih dan sepatu hak 5 cm berwarna hitam beludru yang anggun, memakai seragam lengkap, alisnya tebal, warna rambutnya hitam pekat bergelombang dan panjangnya sepinggang, matanya berwarna biru muda dan memiliki garis menyudut dipinggir matanya yang memberikan kesan anggun di wajahnya, bibirnya berwarna peach meski tanpa memakai lipgloss. Semua mata melihatnya tanpa berkedip.

Seorang gadis bertubuh mungil berjalan riang lalu berdiri di sebelah gadis bermata biru tadi, kini murid di ruang kelas bukan hanya tidak bisa berkedip, tapi beberapa dari mereka ada yang sampai menganga tanpa sadar. Gadis mungil ini berambut pirang hampir putih bergelombang sepundak, bermata biru laut yang sungguh indah, berdagu terbelah, berbibir tipis berwarna pink, dan pipinya merona, ia memakai seragam, kaus kaki sedengkul dan sepatu berhak 2cm.

Sekarang murid-murid benar-benar tak bisa bernafaas dengan baik ketika murid pindahan ke-3 memasuki kelas, mata dan kepala mereka mengikuti kemana murid pindahan itu berjalan. Ia berhenti di sebelah gadis berambut pirang, matanya bulat berwarna hijau emerald, bulu matanya panjang, alisnya tebal dan tegas, dagunya terbelah, kulitnya putih bersih, rambutnya benar-benar tebal lurus dikuncir seluruhnya ke belakang. Tatapan gadis ini tajam, namun disaat yang bersamaan memberikan kesan ramah, ia memakai seragam dan memakai sepatu hak yang sama dengan gadis yang masuk pertama kali.

Kini Yamada, Chinen dan Yuto sudah tidak merasakan apa-apa lagi selain detak jantung mereka yang semakin cepat seperti akan meledak, tubuh mereka berkeringat dan tanpa disadari wajah mereka memerah. Ketiga gadis cantik itu tersenyum kepada seluruh teman barunya yang menatapnya tanpa henti. Serentak murid-murid berfikir hal yang sama, gadis-gadis ini tidak normal, mereka sangat cantik! Tapi... aura cantik mereka tidak biasa. Ada sesuatu yang lain pada mereka.

"Oh Tuhan! Jantungku tak mau tenang! Perasaan apa ini? Apa karena aku terlalu lapar? Seharusnya aku makan lunchku tadi!..." Teriak Yuto dalam hati...

"Kireeeeeii..." Tanpa sadar Chinen mengucapkanya...

"..." Yama masih terdiam memperhatikan mereka dengan mulut menganga.

Notes : ini Fanfic pertama aku...Ceritanya disini Yama ama Yuto main drama risou no musukonya pas kelas 3, Chinen juga main Saiko no Jinsei Warikata pas kelas 3, maaf ya kalau ada typo bertebaran dimana-mana... minna... minta saran dan komentarnya ya... review please... arigatou^^