Naruto tersenyum kecut pada lelaki didepannya. Ia memandang canggung menatapnya. Pria didepannya yang menatapnya tajam tanpa bergeming hanya melemparkan tatapan sinis padanya.
"Kau..." Ia menatap Naruto. Lekat. Lalu tersenyum keji. "Bersiaplah untuk besok..." Katanya lalu meninggalkan Naruto yang dengan tubuh yang bergetar dan air mata.
Ame No Uta
.
Pair:
All seme x Naruto
Final Pair:
? X Naruto
.
Rating:
T+, M
.
Chapter:
1/?
.
Note: si author kena writerblock untuk cerita yang lain... Maafkanlah... *nyanyi dangdut*
.
ƪ()ƪ()ʃ()ʃ
[Sebelumnya...]
"Sasuke-kun..." Panggil Sakura pada pemuda didepannya yang berjalan acuh tak acuh. "Hey, Sasuke-kun. Nanti malam ada acara, hm?" Sakura berkata sambil menggigit bibir bawahnya. Berpose seksual. Jika itu bukan Sasuke, dapat dipastikan sekarang ini dia sudah telanjang bulat dibawah pemuda lain.
"Hn..." Sasuke melirik jadwal di ponselnya. "Tidak ada..." Katanya pelan.
Sakura tersenyum senang, "Temani aku malam ini... Aku rindu padamu..." Katanya sambil memeluk tubuh Sasuke. Sasuke meliriknya pelan. Sakura lalu memasukkan jarinya kedalam saku bajunya lalu mengarahkan bungkusan kecil tersebut ke saku blazer Sasuke. "Jangan lupa bawa ini nanti malam." Kata Sakura, lalu mencium bibir Sasuke. Sedangkan Sasuke hanya menatapnya datar. Haah... Ia tau malam ini akan menjadi malam datar seperti biasanya.
"Naruto..." Shikamaru memanggil Naruto. Dengan malasnya ia berjalan mendekati meja Naruto. "Kau tidak lupa kan dengan janjimu?" Shikamaru duduk disebelah Naruto.
Naruto memandangnya takut, "A-anu... Shikamaru-san... Hari ini aku tidak membawa uang. Ayahku tidak memberikanku uang saku untuk hari ini." Naruto berkata sambil menundukkan kepalanya. Shikamaru diam menatap Naruto. Mata kuacinya memperhatikan gerak-gerik Naruto.
"Baiklah kalau begitu..." Shikamaru berkata lalu bangkit dan menuju pintu keluar. Naruto bernafas lega. "Hm... Temui aku di atap..."
Seketika itu pula tubuh Naruto mengejak dan bergetar. Tubuhnya bergidik ketika mendengar suara pintu tertutup dengan keras.
[Naruto PoV]
Aku Naruto. Tepatnya Naruto Uzumaki. Kehidupanku tidak seperti kehidupan anak-anak lain di sekolah Konoha High yang rata-rata orangtuanya adalah pengusaha, paling rendah pekerjaannya pekerja kantoran. Dan aku... Aku tidak mempunyai ayah atau ibu. Bukan... Sebenarnya aku mempunyai ayah. Ayah yang mengadopsiku beberapa tahun yang lalu. Tapi, apa aku masih harus menyebutnya ayah?
Dia yang kusebut ayah tidak pernah memperhatikanku. Sebenarnya dia terpaksa mengadopsiku, karena ia adalah satu-satunya keluarga dari ayahku. Ibuku bernasib sama sepertiku, orangtuanya meninggal saat ia berusaha dua puluh satu tahun. Beruntung orangtuanya mewarisinya sebuah perusahaan yang kini dikelola oleh ayah tiriku.
Ayah tiriku, Menma, tidak pernah suka kepadaku. Katanya aku mirip ayahku. Ia membenci ayahku. Saat aku tanya mengapa, ia malah memukulku dan memakiku.
Terkadang aku sungguh heran, mengapa aku harus sendirian disini. Tanpa keluarga yang pasti dan hanya menyisakan Menma? Apa aku pendosa dikehidupanku yang lalu?
Bukan. Tapi hanya dia saudara ayah dan ibuku. Dan secara otomatis dialah yang menjadi pemegang hak waris sementara sampai aku dewasa nanti.
Masalah lainnya muncul. Bukan hanya Menma yang memperlakukanku secara tidak adil. Tapi disekolah juga. Harusnya aku tidak menjadi bulan-bulanan anak-anak lain. Sedihnya ketika kamu menyadari apa yang seharusnya kau miliki, tidak bisa didapatkan dan harus diberikan kepada orang lain. Mereka mengatakan aku menipu mereka.
Beberapa tahun yang lalu, saat masih di sekolah dasar, aku selalu berbuat onar, aku membenci mereka karena mereka mengatakan aku bohong, aku bukan orang yang sederajad dengan mereka. Aku marah. Aku tidak bohong. Aku benar. Aku benar makanya aku marah dan selalu egois. Tapi, akhirnya aku menyerah. Semakin aku dewasa, semakin aku mengerti bahwa aku tidak sederajad dengan mereka. Awalnya aku masih melawan mereka, sampai pada saat pertemuan orangtua disekolah. Menma mempermalukanku dan mengatakan bahwa aku hanya anak pungut darinya. Saat itu aku merasa seluruh duniaku runtuh beserta impian dan angan-anganku. Setelahnya beberapa anak mulai mem-bully ku. Dari alasan karena kesal denganku sampai karena alasan 'ingin bermain-main'.
Shikamaru Nara. Ketua geng Konoha High. Selalu peringkat pertama dari 300 siswa kelas dua di sekolah ini. Anak paling jenius. Hanya saja ia sangat malas. Padahal banyak guru merekomendasikannya untuk segera lompat kelas, tapi niatan mereka diurungkan karena melihat Shikamaru yang seperti orang tidak ada harapan.
Dan kalian pasti bertanya-tanya kan mengapa ia mendatangiku dan memintaiku uang padahal ia adalah anak seorang pengusaha?
Simpel, karena ia hanya ingin bermain-main denganku, sama seperti yang lain.
End Naruto PoV
*Naruto Flashback*
Pagi itu Naruto dikejar oleh beberapa anak. Dengan terpaksa ia melangkahkan kakinya tak tentu arah. Sebenarnya ia tidak jago dibidang olahraga, tetapi apa mau dikata. Kalau dia diam, maka habis dia dikerjai oleh anak-anak tersebut.
"Haaah...! Hhaaahh...! S-sial!" Ucap Naruto yang terus berlari.
"HEI! Dia disana!" Sekelompok murid berlari mengejar Naruto. "Kali ini kau tidak akan bisa lepas!" Kata salah satu anak. Naruto masih terus berlari. Ia mengarah ke lapangan tak terpakai dibelakang sekolah.
'Mati aku! Jalan buntu!' Naruto berkata sambil ngos-ngosan. "Eep!" Naruto terkejut ketika kerahnya ditarik kebelakang.
"Hahaha... Kali ini kami mendapatkanmu..." Kata seorang anak berambut merah bata.
"Apa yang aku lalukan? Aku tidak melakukan apapun!" Naruto berusaha mengulur waktu sambil berpikir untuk melarikan diri. "Bahkan aku tidak mengenalmu!" Katanya lagi. Sungguh apa yang Naruto katakan itu adalah benar. Ia membenci saat orang-orang mengejarnya dengan alasan 'teman kami mengenalmu.'
"Heeh? Siapa bilang aku tidak mengenalmu? Aku mengenalmu dari yang kau tau! Aku membencimu dari dulu!" Kata anak berambut merah tersebut. "Kau tau, beberapa tahun yang lalu kau pernah membuatku malu dihadapan Sakura." Katanya lalu memukul Naruto. Naruto terbatuk. Ia mencoba mengingat semuanya. Tapi nihil.
"Siapa?" Naruto bertanya lagi. "Aku tak pernah mengenalmu!" Katanya sambil memicingkan matanya.
"Aku..." Pemuda berambut merah tersebut memotong perkataannya. "Sasori..." Seketika itu juga tubuh Naruto merinding. Semua reka adegan teringat jelas di benak Naruto. "Anak gendut yang pernah kau permalukan dulu..."
Naruto memandang tanah dibawahnya, "Tidak mungkin..." Kata Naruto lalu menatap Sasori. "S-sasori?" Katanya terbata.
"Ya..." Sasori tersenyum licik. "Bagaimana denganku sekarang, huuh? Aku sudah tampan kan? Aku sudah berubah... Dan sekarang banyak gadis mengejarku..." Katanya. Lalu air mukanya berubah kesal. "Tapi, karena kau Sakura tidak melihatku!"
"Itu bukan salah..." Perkataan Naruto terhenti ketika Sasori memukul wajahnya. "K-Kenapa? Padahal aku sudah minta maaf padamu hari itu... Dan itu hanya kenakalan anak-anak..." Naruto berkata sambil mengelus pipinya. "A-aku mohon maafkan aku." Kata Naruto. Tubuhnya bergetar. Saat Sasori memukulnya, tiba-tiba sekelebat bayangan Menma muncul dibenaknya. "Kumohon... Maafkan aku... Hiks..."
Beberapa pasang mata menatapnya aneh dengan sikap Naruto yang mendadak berubah. 'Ada apa dengan anak ini?' Pikir mereka bersamaan. Lalu kemudian Sasori tersenyum licik. "Memaafkanmu, heeh?" Katanya. Naruto mengangguk.
"T-tolong jangan marah lagi..." Naruto berkata. Hidung dan mulutnya mengeluarkan darah segar.
Sasori menatap temannya, "Well, kalau begitu buka semua pakaianmu..."
Semua mata disitu melotot ke arah Sasori. Beberapa temannya seakan menuntut jawaban, 'Kau gila!'. Sasori hanya tersenyum keji. "Ayo... buka..."
Dengan masih terisak, Naruto perlahan-lahan membuka baju seragamnya yang kotor. Tangannya terbata-bata membuka kemeja atasnya sambil terus berkata, 'maaf...'
Sasori mulai jengah dengan Naruto, "Kau ini, aku bantu sini!" Kata Sasori, terus membuka baju Naruto. Naruto menahan tangan Sasori. Tapi, itu tidak membuat Sasori mengurungkan Niatnya. "Kau!"
SRAKKK...
Baju seragam Naruto sobek. Naruto menutupi bagian dadanya. Nipple merah mudanya terekspos. Semua orang termasuk Sasori menelan air liurnya, lapar menatap tubuh Naruto. Tubuh ramping dengan otot remaja yang samar. Kulit tan eksotis dengan mata biru berairmata memohon.
Tanpa sadar sekelompok anak itu menjilat bibir bawah mereka. Mereka memang kesal dengan Naruto. Sekali-sekali memberikannya pelajaran tak apa kan?
"Kalian... Tahan dia..." Sasori menyeringai lebar. Naruto menatapnya mengiba. "Tak kusangka kau mempunyai tubuh yang begitu menggoda, Naruto..." Kata Sasori di telinga Naruto.
"L-lepaskan aku... Kumohon..." Naruto berkata. Wajahnya memerah menahan malu. Tiba-tiba ia merasakan daging lunak menjilat telinganya. "Uuh..." Naruto mendesah. Ia yang tidak mengerti apa yang terjadi hanya bisa pasrah. Nonton bokep saja tak pernah, bagaimana dengan praktekny langsung? Benar-benar 'baru'.
Perlahan-lahan jilatannya turun menuju nipple Naruto. Naruto bisa merasakan nafasnya tak teratur. Sedikit kenikmatan tercipta saat Sasori menjilat lehernya.
"Hentikan... Lepaskan dia..."
Semua mata menatap arah suara. Mata mereka melotot melihat siapa yang berbicara pada mereka.
Disana...
Nara Shikamaru berdiri dengan malasnya.
"Kalian... Mau homoan cari tempat lain. Mengganggu orang lain tidur saja. Dan kalian..." Shikamaru menatap mereka malas. "Manusia jelek seperti itu membuat kalian nafsu?" Shikamaru membuang nafas. "Merepotkan..."
Sasori buru-buru melepaskan Naruto. "Cih... Menyebalkan..." Lalu ia kembali menatap Naruto, "Urusan kita belum selesai..." Katanya sambil menjilat bibir bawahnya. "Ayo pergi..." Katanya lalu berjalan meninggalkan Naruto dan Shikamaru.
Shikamaru memandang malas ke arah Naruto, "Apa yang kau tunggu? Cepat pergi dari sini..." Shikamaru berjalan kembali ke arah gudang kecil, tempat biasa ia tidur.
"A-anu..." Naruto perlahan bangkit dan mengambil sisa potongan bajunya dilantai. "T-terima k-kasih..." Katanya masih dengan sedikit sesegukan.
Shikamaru berhenti. Lalu menatap Naruto, "ahh... Benar juga..." Kata Shikamaru lalu berjalan mendekati Naruto. "Aku tidak menolongmu. Jangan salah sangka." Katanya lalu memijat lehernya. "Aah... Dan kau harus membayar untuk itu... Karena itu termasuk jasa perlindungan. Dan biayanya lima belas ribu yen. Berikan..."
Naruto menatap Shikamaru tidak percaya. Seperti keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya. Ia menatap Shikamaru, "Kau berbohong kan? Bercanda kan?" Katanya.
Shikamaru menatapnya malas. Anak didepannya ini rupanya menaikkan satu tingkat kemarahannya. "Tidak. Aku. Serius. Naruto." Shikamaru berbalik dan berjalan ke arah gudang. "Kau tau resikonya kan apa yang terjadi selanjutnya?" Shikamaru berkata tanpa menghadap Naruto. "Aku bisa membuat satu sekolah mengincarmu, walaupun itu adalah Iruka." Katanya. Mata Naruto terbelalak. Iruka satu-satunya orang yang perduli terhadapnya. Tiba-tiba pikirannya terasa kusut akan bayangan Iruka yang memukulnya.
"T-tolong jangan..." Katanya. "Jangan lakukan... Aku akan menyicilnya..." Kata Naruto. Shikamaru tak mau ambil pusing dan hanya mengangguk dan meninggalkan Naruto.
*END NARUTO FLASHBACK
Naruto melangkahkan kakinya ke atap sekolah. Atap luas yang hanya beratapkan langit biru seperti manik matanya. Ia mencari sosok Shikamaru. Lalu ia berjalan mendekatinya, perlahan-lahan dan agak takut.
"Lama sekali. Kau terlambat 2 menit." Shikamaru berkata. Mengejutkan Naruto yang berjalan mendekatinya.
"M-maaf... Beberapa anak mengurungku di loker. Untung saja Iru..."
"Strip..." Shikamaru berkata. Mata Naruto membulat sempurna. Ia tidak salah dengarkan?
Shikamaru menatapnya tajam, "Kau tidak dengar, heeh?"
"T-tapi..."
"Strip!" Shikamaru menekankan kata-katanya. Mata Naruto tampak berair. Sesakitnya yang lain mem-bully-nya, tapi sakit yang dikarenakan Shikamaru lebih sakit sampai mengenai ulu hatinya. Orang yang dianggapnya pahlawan.
"Atau mau aku paksa?"
Shikamaru bangkit dan berjalan ke arah Naruto. Naruto terduduk di lantai atap. Rasa panas lantai langsung meresap ke kulitnya. Tapi tidak dihiraukannya. Ia lebih takut pada orang yang didepannya ini.
"Jangan..." Naruto hanya bisa berkata seperti itu. Sampai pada tangan Shikamaru mulai melepas kancing bajunya dengan paksa.
TBC
Footnote:
Akhir-akhir ini sering banget ngeliat ffn NaruSasu. Pada kemana yang pair SasuNaru?
Seperti ilang ditelan bumi... *heavysigh*
Review please...
