"Dimana dia?"

"Dia? Siapa yang kau maksud?"

"Gadis itu! Gadis yang tadi! Kemana dia pergi?"

"Bicara apa kau, Naruto?"

.

"Hei! Kemana gadis yang tadi?"

"Sakura maksudmu? Dia tadi pergi bersama Sa―"

"Bukan, bukan, Sakura-chan. Gadis berambut gelap dan bermata pucat yang tadi disini. Kau lihat?"

"Memangnya ada gadis seperti itu disini?"

"Argh!"

.

"Kenapa kalian membiarkannya pergi?"

"Siapa?"

"Kalian tak melihatnya?"

"Huh?"

.

"Mencari siapa, Namikaze-san?"

"Gadis yang baru masuk ke rumah ini. Mana dia?"

"Maksud anda Shion-sama?"

"Apa Shion berambut gelap?"

"Ah, tentu saja tidak. Rambutnya pirang, apa anda lupa?"

"Apa ada gadis lain di rumah ini?"

"Tidak, Namikaze-san. Memangnya siapa yang anda cari?"

.

Yah, beginilah aku. Sudah hampir setengah tahun lamanya aku dihantui. Dihantui semacam gadis khayalan. Semacam peri yang turun dari langit. Semacam malaikat yang turun ke bumi. Semacam tulang rusuk yang hilang. Aku gila karenanya. Semua orang menganggapku begitu.

Mengapa ia menghantuiku? Ia selalu datang saat aku tak ingin melihat dan memikirkannya. Namun, ia selalu pergi begitu saja. Wajahnya tak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata biasa. Ia sangat cantik rupawan. Seperti yang sudah-sudah aku bilang. Dia bukan manusia. Dia peri. Dia malaikat. Dia bidadari.

Aku selalu heran mengapa selalu bertemu dengannya. Sempat kupikir dia itu hantu dari orang yang aku bunuh. Namun tak lama aku sadar, belum pernah sekalipun tanganku ini aku gunakan untuk membunuh orang.

Seberapa lama lagi hal ini akan terjadi? Mengapa ini tak pernah berhenti? Aku benci. Aku benci menjadi orang sinting yang selalu mencarinya saat ia menghilang. Aku benci saat melihatnya ketika aku tak sedang memikirkannya. Aku benci karena selalu terhenyak saat melihatnya. Ia selalu tersenyum. Ia berbicara padaku seakan tak memiliki dosa.

Banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya. Semacam 'Siapa kau sebenarnya?' atau 'Darimana asalmu?', 'Siapa namamu?' dan 'Apa kau ini hantu?'. Namun, hal itu selalu hilang saat aku bertemu dengannya. Aku selalu tak bisa berkata-kata saat bersamanya. Terlalu sayang waktu bersamanya kubuang hanya untuk pertanyaan tak penting. Tapi, waktuku juga hanya aku habiskan dengan diam menatapnya dan baru dapat bersuara saat ia menghilang.

Ini seperti fantasi. Seperti ilusi dalam mimpi. Benar-benar hal yang aneh. Apa aku bermimpi? Apa aku hanya bekhayal? Tak mungkin. Hal ini selalu muncul. Tak mungkin ini mimpi apalagi khayalan.

Gadisku, bisakah kau muncul saat ini dan katakan siapa dirimu? Aku gila hanya karena satu detik pertemuan kita. Aku gila. Apa aku... jatuh cinta padamu?

Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku sampai aku dapat mengenalinya. Memilikinya.

.

.

Who Is She? [New]

Prolog

Naruto is belong to Masashi Kishimoto

©Riyui

.

.

Naruto melangkahkan kakinya malas menuju kelasnya. Wajahnya tak menunjukkan wajah yang sehat dan segar. Wajar saja, ia begadang semalaman karena mengerjakan tugas dari sang sensei. Tentu saja bukan tugas yang mudah.

Para siswa maupun siswi meliriknya sekilas sambil berbisik-bisik. Tentu saja dia anak yang cukup populer karena wajah tampannya, bakat musik dan olahraga yang ia miliki, serta latar belakang keluarganya yang em, bisa dibilang― begitulah. Ia menghiraukan semua bisikan yang ia dengar. Tujuannya saat ini hanyalah menuju ke kelas, duduk, dan tidur sebentar menjelang bel masuk dibunyikan.

Ia langsung berlari ke tempat duduknya saat sudah sampai di kelasnya, XII IPA-2. Teman-temannya menatap Naruto heran. Tak biasanya ia tidur sebelum bel masuk. Yah, paling-paling saat pelajaran-pelajaran tertentu saja

"Hei, Naruto! Are you okay?" Ucap seorang pria berambut merah dengan tatto 'Ai' di keningnya.

"Masih mikirin gadis itu?" Sahut salah satu yang berwajah pucat.

"Kau terlalu banyak menghayal, tau."

"Hahahaha," yang lainnya hanya tertawa. Sedangkan Naruto? Ia diam. Segan untuk menjawab, toh ini tidak seperti yang mereka bilang.

"Naruto-kun, kau baik-baik saja?" Suara lembut gadis bersurai pirang dengan poni yang menutupi hampir sebagian wajahnya menusuk telinga Naruto. Naruto enggan menatapnya, ia hanya menunjukkan jarinya membentuk simbol 'OK' pada sang gadis.

Naruto kembali mengambil sikap yang nyaman untuk tidur.

"Yosh! Sasuke-kun, Ohayou! Naruto! Ohayou! Ino-chan, Tenten-chan, semuanya, Ohayou!" Lagi dan lagi, suara teriakan nyaring seorang bersurai pink yang kini giliran menganggu Naruto. Ia benar-benar tidak bisa tidur.

Naruto bangun dan menegakkan kepalanya, menatap pemilik surai pink itu, "Berisik sekali kau, Sakura-chan, dattebayo!" Naruto mengajukan protes ringan pada Sakura yang berisik. Sakura hanya mengangkat sebelah alisnya―gagal―, ia menatap Naruto dengan tampang mengejek.

"Heh, Naru, kau baik-baik saja?" Tanya Sakura dengan logat intimidasi.

"Tidak. Jadi, tolong jangan berisik." Naruto kembali mengambil posisi yang nyaman untuk tidur.

"Kau pikir kau ini siapa? Ayahku bukan, ibuku bukan, pacarku? Apalagi," jawab Sakura sambil mengerucutkan bibirnya.

Naruto mengabaikan jawaban itu. setidaknya semuanya lebih tenang sekarang. Ia bisa memejamkan matanya dan terlelap.

Satu detik ia tertidur.

Dua detik.

Tiga detik.

Empat detik.

Dan akhirnya bel masuk berbunyi nyaring.

"Sialan kalian semua!"

.

.

Naruto mendribble bola yang ia pegang dengan fasih.

Ia menatap ke depan, menatap ring basket yang hanya ada empat langkah darinya. Dirinya mengambil ancang-ancang untuk melakukan shooting.

Satu

Dua

Tiga

Yak!

Bola itu telah direbut duluan oleh lawannya. Naruto terjatuh, ia mendecih.

"Curang kau, Gaara."

Naruto bangun dari jatuhnya. Ia menepuk-nepuk kedua tangannya dan menyisir rambut kuning jabriknya dengan kedua tangannya. Ia mengusap matanya dan melirik ke arah bangku penonton yang diduduki para siswi perempuan yang sedari sibuk menyemangati para pemain idola mereka yang ada. Termasuk Naruto. Naruto hanya tersenyum simpul melihat pertandingan antarkelompok ini sudah seperti pertandingan betulan saja. Ramai.

Hal ini pasti dikarenakan para siswa di kelas Naruto adalah siswa-siswa tampan dan berbakat. Termasuk dirinya. Naruto menyusuri kursi penonton itu dan berhenti di sebuah kursi.

Itu dia.

Duduk seorang gadis yang belakangan ini menghantui pikirannya.

Gadis itu melambaikan tangannya dan tersenyum pada Naruto. Naruto terhenyak. Ia diam tak mampu bergerak maupun bersuara. Gadis itu... datang lagi.

Naruto diam beberapa saat menatap gadis itu yang tersenyum padanya.

"Oi! Naruto!"

Sebuah suara mengejutkan Naruto yang mebuat Naruto tersadar. Ia menatap seseorang pemilik suara dan menangkap bola yang dilemparkan padanya. Naruto melirik sekilas ke arah bangku penonton yang diduduki gadis tadi. Gadis itu...

Hilang.

.

.

.

.

a.n

HAIY ketemu lagi ya, hehe.

Ada yang masih ingat ini cerita? Sudah basi mungkin ya

New version? Not bad lah ya, wkwk. Baru prolog kok say, tenang

Prolognya gak banyak yang aku ubah, koreksi dikit aja karena pusing mikirin prolognya. Lanjutkah?

Oiya btw, dari kalian ada yang punya wattpad? Boleh kali follow aku -Riyui use the strip(-). Rencananya nanti mau publish story di sana, with naruhina cast. Follow dulu lah ya, baru bikin banget soalnya hehe. Seeyou soon)