disclaimer:
Masashi Kishimoto
saya cuma penulis *?* gembel
That Should Be Me
chapter 1~
Hinata's pov
Saat aku sedang mengobrol dengan Kiba, tiba-tiba tangannya menyambar pergelangan tanganku. Lalu dalam sekejap menarik paksa diriku. Aku yang tidak siap dengan keadaan itu tidak bisa melawan dan otomatis ikut kemanapun ia membawaku. Ternyata laki -laki ini menyeretku ke parkiran sekolah dan langsung menaikanku ke atas motor ninja hitamnya. Dan aku langsung dibawa ke apartemen miliknya.
Normal pov
Sesampainya Hinata dan Naruto di apartemennya, Naruto kembali menarik Hinata untuk masuk ke dalam apartemennya. Tapi kali ini Hinata dalam keadaan siaga jadi mampu untuk melawan dan berusaha melepaskan diri dari cengkraman Naruto.
"Lepaskan Naruto! Ini sakit!" katanya, tapi sekian detik kemudian ia langsung menutup mulutnya karena Naruto terlihat sangat marah saat menengok ke arahnya.
"Apa yg kamu lakukan dengan bocah anjing itu?" tanyanya.
"Namanya Kiba. Dia mentorku. Karena aku tidak lulus dalam pelajaran Guy sensei, dia disuruh mengajariku berlatih baseball dan renang. Karena dia mendapat nilai sempurna dalam pelajaran itu." Jelasnya panjang lebar.
"Jangan pernah berlatih dengannya." Desis Naruto seperti menahan amarah.
"Tidak bisa, Naruto-kun." Ucapnya perlahan.
Saat mendapat jawaban yg seperti itu Naruto kembali menyeret Hinata masuk kedalam apartemennya, lebih tepatnya ke kamar naruto. Lalu membanting Hinata ke atas kasur dan segera menindih tubuh Hinata. Menamparnya bolak-balik hingga menyebabkan darah keluar dari sudut bibir mungil Hinata. Yang ditampar hanya meringis menahan sakit.
"Sejak kapan kamu berani melawan aku? Hah!" Bentak Naruto penuh penekanan.
"Ma.. Maafkan aku, Naruto-kun.." Hinata hanya menundukkan kepalanya.
Lalu tiba-tiba Naruto menciumi bibir Hinata dengan kasar. Tapi Hinata hanya diam saja karena masih merasa takut pada kekasihnya itu. Naruto terus saja menghisap, mengulum, sampai mengigit bibir Hinata hingga agak bengkak dan kemerahan. Lalu ia mulai menurunkan kepalanya menuju leher jenjang Hinata. tangannya juga perlahan-lahan melepaskan kancing kemeja Hinata. Sambil menghisap leher Hinata, Naruto meremas dada Hinata yang masih tertutup bra berwarna hitam. Tapi Hinata tetap hanya diam saja sambil menundukkan kepalanya. Saat Naruto menyibakkan roknya, ia tidak tinggal diam. Didorongnya tubuh Naruto yang terlihat sedang sibuk dengan dadanya lalu langsung menampar pipi kekasihnya tersebut.
"Ka.. Kamu keterlaluan Naruto-kun. hiks.. hiks.." Bisik Hinata yg mulai terisak
"Aku tidak suka jika kamu berdekatan dengannya. Aku tidak mau kalau nantinya kamu meninggalkanku Hinata.." Kata-kata Naruto membuat Hinata terenyuh dan langsung memeluknya. Setelah itu Naruto mengancingkan kembali kemeja Hinata dan merapihkan rambutnya. Lalu mengantarkan Hinata pulang seolah tidak terjadi apa-apa.
sejak 3 bulan yang lalu Naruto menjadi begitu posesif terhadap Hinata. Padahal semua orang tau kalau hinata sangat mengejar-ngejarnya dulu. Fakta ini membuktikan suatu kemustahilan jika Hinata selingkuh dari kekasih berambut kuningnya tersebut. Sepertinya 10 bulan menjalin hubungan kekasih masih belum cukup baginya untuk percaya pada Hinata. Entah apa yang membuat Naruto berubah seperti ini. Mereka sangat jarang bertengkar sebelumnya. Dulu Naruto tidak pernah mengekang Hinata sampai seperti ini. Tidak pernah melakukan kekerasan terhadap Hinata. Tidak pernah mencumbu Hinata penuh nafsu dan amarah seperti beberapa jam yang lalu terjadi di apartemennya. Walaupun tidak sampai melakukan hubungan seks. Hinata akan selalu menampar ataupun melakukan perlawanan apapun pada Naruto jika sampai kelewatan.
Tapi perlakuan Naruto belakangan ini sangat ganjil. Dan hebatnya, Hinata tidak pernah menceritakan masalah ini pada kedua sahabatnya, Ino dan Tenten. Naruto mengancamnya jika sampai menceritakan hal ini pada siapapun, ia akan melukai tubunnya sendiri. Walaupun belum pernah dibuktikan. Tapi Hinata menurut penuh risau.
"Naruto-kun.. Apa yang terjadi denganmu?" Bisik Hinata di sela-sela tangisannya di dalam kamar.
~Flashback~
"Narutooo! Hinata pingsan di aula olahraga!" Teriak laki-laki berrambut seperti mangkok sambil berlari-lari menghampiri Naruto yang sedang belatih bola bersama Gaara, Shikamaru, Neji dan Chouji.
"Apa? Dimana dia sekarang?" Naruto langsung menghentikan permainannya.
"Adah dih UKSh.. Tadih Sasukeh menghantarkhannyah.." Jawab Rock Lee tersengal-sengal.
"Aku akan segera kesana."
Naruto langsung berlari-lari kecil menuju UKS sekolahnya yang berada di ujung lorong di lantai 2. Sesampainya di depan pintu UKS yang tidak tertutup rapat, ia melihat bayangan Sasuke sedang menciumi bibir hinata penuh gairah. Sontak Naruto mendorong pintu sampai terbentur dinding. Hal itu membuat sasuke kaget dan menengok ke arah sumber suara itu.
"Apa yang kau lakukan, brengsek?" Tanyanya penuh amarah
"Menciumnya." Jawab sasuke kalem. Terdengar meremehkan.
Mendengar jawaban seperti itu membuat Naruto semakin naik pitam dan langsung meninju Sasuke.
"Kau anggap apa aku ini, heh!" Teriak Naruto.
"Kau tau kalau aku menyukainya, bukan?" Kata Sasuke sambil menahan rasa sakit di pipinya.
"Kupikir kita sahabat." Pernyataan Naruto yang menunjukkan kekecewaan.
"Memang. Tapi aku juga mengingkannya. Jauh sebelum kau mengenalnya."
"Mengapa kau tidak menjadikannya milikmu saja sebelum aku mengenalnya? hah!" Naruto mulai teriak lagi.
"Karena dia sudah mencintaimu sebelum kau menyadarinya!" Kai ini giliran Sasuke yg berteriak.
"Tapi sekarang.." Lanjutnya. "Aku akan merebutnya darimu. Aku akan menjadikannya milikku. Seperti katamu tadi. Maka dari itu, jangan lengah jika tak ingin dia lari ke pelukanku." Setelah mengatakan itu Sasuke melenggang pergi dari UKS. Pernyataan panjang Sasuke tersebut membuatnya terhenyak. Hinata yang masih dalam keadaan pingsan dipeluknya sangat erat sampai siuman.
"Na.. Naruto-kun? Apa yang terjadi?"
"Tadi kamu pingsan Hinata-chan." Jawab naruto dengan mata sendu.
"Sekarang jam berapa? Dan.. Hey.. Apa Naruto-kun menangis?"
"Tidak Hina-chan. Aku hanya mengantuk menunggui mu hingga pukul 5 sore. Ayo kita pulang."
"Ugh.. Baiklah."
Dan semenjak itu Naruto menjadi orang yang berbeda bila bersama Hinata. Ia menjadi lebih pendiam, jarang bercanda atau menggoda Hinata, selalu mencurigai Hinata jika pergi tanpa alasan yang jelas.
Dan tanpa mereka sadari, ada seulas senyum licik yang selalu mengawasi mereka.
"Sebentar lagi rencanaku akan berhasil"
to be continued.
