Mind to read? And beware of typos!

.

.

.

"...saat ini buronan bernama B masih dalam pencarian, sudah ada enam korban yang menyatakan bahwa mereka kehilangan barang berharga setelah membantu lelaki itu. Ciri-ciri lelaki itu berambut hitam, berpakaian kasual, tinggi 174 cm, status masih tidak diketahui. Mohon untuk para warga yang masih dalam perjalanan untuk berhati-hati—" Chanyeol mematikan radionya.

Rasa penatnya tak kunjung hilang.

Sudah hampir tiga botol soju dia habiskan malam ini tapi pikiran tentang pekerjaannya tidak pergi dari pikirannya.

Chanyeol pria yang kuat minum dia tidak akan mabuk hanya dengan tiga botol soju. Mungkin dia harus meminum sampai mabuk untuk menghilangkan stresnya tapi dia tidak bisa, besok dia harus menghadiri rapat dengan para petinggi yang membuat semuanya menjadi rumit.

Chanyeol mengusak rambutnya, rahangnya sedikit mengeras mengingat rapat pagi tadi tidak berjalan lancar. Jarinya memutih pada pegangan stir mobilnya, mata tajam melihat ke depan. Dia tidak mau mengalami kecelakaan saat pikirannya kacau.

Dia menghela nafas kasar, sebenernya dia bisa mendapatkan kesenangan malam ini dengan one night stand untuk mengahlikan kesialannya.

Dia mempunyai semuanya,

Harta. Ketampanan. Kekuasaan.

Wanita atau laki-laki akan bertekuk lutut menginginkannya. Siapa yang akan menolaknya?

Akan tetapi, pria itu terlalu buta terhadap pekerjaannya. Dia selalu menemui jalang untuk memuaskan nafsunya, Chanyeol tidak percaya pada cinta. Prinsipnya; jika kau memiliki harta, maka semuanya akan baik-baik saja. Cinta bisa dia bayar dengan uang, selagi ia mempunyai itu.

Chanyeol memelankan mobilnya ketika dia melihat seorang lelaki sedang mencari sesuatu dibagasi mobilnya. Dia pun menghentikan mobilnya tidak jauh dari tempat mobil lelaki itu, rasa penasarannya sangat tinggi. Akhirnya dia turun untuk menanyakan apa yang terjadi padanya diwaktu tengah malam—terakhir kali dia mengecek jam.

"Hei," Chanyeol menyapa. "Apa yang terjadi?"

Lelaki itu menoleh dan terkejut—pada tinggi pria itu. Dia sedikit bingung. "Uh...mobilku mogok dan aku sedikit kebingungan, aku tidak pandai dalam hal seperti ini."

"Chanyeol, Park Chanyeol." Dia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan, Baekhyun menanggapi untuk berjabat.

"Baekhyun." Ucapnya seraya tersenyum.

"Butuh bantuan?" Tawarnya.

"J-jika kau mau." Baekhyun meruntuki kegugupannya, dia merasa panas saat mendengar suara bass pria itu.

Baekhyun dan Chanyeol berjalan kedepan mobil, yang lebih kecil membuka kap mobilnya lalu melirik Chanyeol yang sedang membuka jas kerjanya, dia menggulung kemejanya sampai siku. Baekhyun memalingkan mukanya, merasakan pipinya memerah.

"Apa kau punya senter?" Ucapnya sambil meneliti mesin mobil.

Baekhyun mengangguk dan pergi ke bangku penumpang, membuka dashboard mobil mengambil senter kecil.

Chanyeol menerima senter itu, Baekhyun berterima kasih pada lampu jalanan yang sedikit redup agar Chanyeol tidak melihat pipinya yang masih memerah.

Lelaki kecil itu melihat tangan berurat Chanyeol yang mengotak-atik mesin mobilnya, betapa ahlinya dia, pikirnya.

Jujur Baekhyun terangsang dengan tubuh Chanyeol yang sedikit bidang. Bagaimana tangan kasar pria itu menelusuri tubuhnya, dan bibir tebal itu mencium bibirnya, pasti sangat manis.

Baekhyun menggeleng berusaha mengalihkan pikiran kotornya.

Sial, penisnya sudah setengah menegang.

Baekhyun berdehem menegakan tubuhnya, itu membuat mengalihkan atensi Chanyeol. "Kau tak apa?"

"Y-ya."

Chanyeol mengernyit dahi, mendekatkan wajahnya pada wajah Baekhyun. "Kau berkeringat," dia menyeka keringat yang ada di dahi Baekhyun menggunakan tangannya. Dan meninggalkan noda hitam di wajah lelaki kecil itu. "Oh, maafkan aku. Aku lupa tanganku kotor." Chanyeol menarik lengan bajunya lalu menyeka bekas oli. Yang mana membuat wajah Baekhyun semakin memerah.

Oh, harumnya. Baekhyun lebih mendekatkan dirinya pada pria tinggi itu.

Tanpa sadar Baekhyun memegang pinggang pria itu. Dia terangsang dengan bau Chanyeol. Dia menginginkan Chanyeol.

"Uh?" Chanyeol merasa ada yang aneh menyentuh selangkangannya. Pria tinggi itu menatap wajah Baekhyun yang memerah, dia mengangkat dagu Baekhyun agar menatapnya.

Mata lelaki yang pendek terlihat sayu, tubuhnya panas. "M-maaf..."

"Kau tegang karena aku?"

Baekhyun mengangguk, menggigit bibir bawahnya menahan malu. Tangannya mengerat di sekitar pinggang Chanyeol, bibirnya tipis itu sedikit terbuka.

Chanyeol mengelus dagu Baekhyun, matanya berkilat nakal. Dia mendekatkan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan, bibirnya menyetuh bibir Baekhyun lalu menjauhkan wajahnya.

Dia bisa mendengar Baekhyun mengerang, seringainya sampai ke telinga. "Kau ingin aku sentuh, Baekhyun?"

"Ya, tolong..." pintanya putus asa.

"Dimana kau ingin aku menyentuhmu?"

"Cium aku...kumohon," Chanyeol melakukannya seperti yang Baekhyun minta. Ciuman mereka perlahan dan hati-hati, sampai Baekhyun mengerang meminta lebih dia berharap yang lebih tinggi mendapatkan sinyal itu.

Chanyeol memagut kasar, membuat Baekhyun tidak bisa mengimbangi ciuman mereka. Tangannya menyelinap ke baju Baekhyun, mengelus perpanjangan punggungnya, yang lebih mungil melengkungkan tubuhnya.

Dia terengah setelah memutuskan ciuman itu. Bibir tipis itu mengkilap terkena sinar bulan.

Cantik sekali, pikir Chanyeol.

Baekhyun membuka matanya, melihat tatapan lapar Chanyeol yang terus memperhatikan bibirnya. "Aku menginginkanmu,"

Chanyeol tersenyum, lalu mencium cepat bibir tipis itu. "Buka celanamu." Perintahnya.

Baekhyun terkejut, dan menatap sekitar, hanya beberapa mobil berlalu lalang. Well, ini sudah tengah malam dan jalanan hampir sepi. "Di-Disini?" Baekhyun tidak tahu apa yang pria itu pikirkan, tapi dia terlalu horny untuk peduli.

Chanyeol mengangguk, dia menatap gerakan ragu Baekhyun yang sedang membuka celananya. Betapa padatnya paha itu saat dilapisi jeans ketat.

Baekhyun setengah telanjang, penisnya sudah mengancung tegak. Satu tangan menutup matanya, dia malu menatap tatapan si tinggi.

Chanyeol melepaskan tangan itu dari wajahnya. "Jangan tutup wajahmu, tatap mataku, Baekhyun."

Baekhyun menurut, perlahan membuka matanya. Tubuhnya merinding merasakan angin malam menerpa selangkangannya.

Chanyeol menaikan baju Baekhyun, "gigit." dia mengikuti apa yang Chanyeol suruh. "Kau sangat patuh."

Baekhyun melenguh, merasakan tangan kasar Chanyeol menggerayang di tubuhnya. Terutama di dadanya, tempat daerah sensitive. Jari pria itu memainkan puting yang sudah mengeras, bibirnya mengecup di perpanjang lehernya.

"A-ah, Chanyeol.."

Tiba-tiba, Chanyeol menjauhkan dirinya. Membuat yang lebih kecil kecewa, dia hampir menangis karena frustasi. "Tidak, kumohon..."

Chanyeol menabrak bibirnya, melumat bibir Baekhyun. Dia merasa akan kecanduan rasa manis yang dimiliki Baekhyun, pria tinggi itu mengangkat tubuh Baekhyun, tangannya berada di bokong polosnya, sesekali meremas dan menampar pipi bokong itu.

Tubuhnya dia tabrakan didepan pintu mobil, menahan tubuh Baekhyun. Kakinya melingkar di sekitar pinggang Chanyeol. Dia tidak bisa berhenti menarik rambut belakang pria itu, dia menginginkan terus menerus. Mengahancurkan tubuhnya sampai dia lelah, Baekhyun menginginkan itu.

Chanyeol membuka pintu mobil, dan mendorong tubuh mereka ke dalam. Ciuman mereka tidak lepas, satu tangannya membuka kancing kemejanya dan membuang sembarang.

"Lube,"

"Kau punya?" tanya Chanyeol menaikan satu satu alisnya.

Baekhyun mengangguk, dia bersusah payah berucap. "Dashboard."

Chanyeol bergerak cepat mengambil botol berwarna pink lalu menuangkannya pada dua jarinya. Dia memposisikan jarinya di pintu masuk lubang Baekhyun, memainkan disekitar lubangnya membuat lelaki mungil itu mendesah.

Chanyeol mencoba mencium lembut pada bibirnya lalu melesatkan jarinya kedalam lubangnya, pria itu meringis kala Baekhyun menggigit bibir bawahnya sampai keluar darah segar.

"Bergeraklah,"

Chanyeol menggerakan jarinya perlahan, dia menatap raut wajah Baekhyun yang kesakitan sampai kenikmatan. Membuat kejantanan yang masih didalam celana semakin membesar.

Paha Baekhyun tak sengaja tersentuh selangkangannya membuat pria itu mendesis. Tangannya membuka kancing celana Chanyeol dan melesatkan mencari penis pria itu.

Dengan lihai dia menggerakan tangannya dengan tempo pelan. Dia merasakan penis Chanyeol membesar di tangannya karena rangsangan yang ia berikan. "Aku siap."

"Sial, kau ketat dan kau tidak bisa menanganinya." Dia berbisik di telinganya dengan nafas Chanyeol yang memburu.

Baekhyun tidak mendengarkan ucapan Chanyeol, dia menarik jari Chanyeol keluar dan seketika dia merasa kosong lalu menghadapkan penis Chanyeol di depan lubangnya. Pria itu menahan diri, "Baekhyun."

"Kumohon..." Baekhyun menangis merasa hasratnya tidak tersampaikan. Chanyeol dibuat bingung, dia ingin berada di dalam lelaki itu tapi dia juga tidak bisa menyakiti Baekhyun yang baru saja ia kenal beberapa menit lalu.

Pada akhirnya Chanyeol mencium pipi Baekhyun yang basah karena airmata dan menenangkannya, "Baekhyun, jangan menangis."

"Aku membutuhkanmu, didalam diriku."

Chanyeol menghela nafas, "Baik, tapi sampai aku benar-benar mempersiapkan dirimu."

Baekhyun mengangguk sambil mengalungkan lengannya di leher yang lebih tinggi. Chanyeol kembali mencium bibir Baekhyun lalu turun ke dagu sampai ke leher lelaki itu, Baekhyun mengadah kebelakang memberi akses pada Chanyeol.

Pria itu menghirup bau Baekhyun yang membuatnya begitu terlena. Jarinya kembali melesat kedalam lubangnya, sempit seperti pertama kali ia masukkan. Baekhyun menghisap jarinya begitu baik, dia merasakan dinding rektumnya mengetat.

Setelah menurutnya persiapan sudah siap dia mengeluarkan jarinya, membuat yang lebih kecil merengek tidak suka. Chanyeol menyeringai, dia menepuk lubang berkedut itu dengan kepala penisnya.

Baekhyun mengerang saat Chanyeol masih menggodanya. "Yeolie..."

"Oh yatuhan!" Dia hampir berteriak kala penis itu memasuki lubangnya dan langsung menyentuh titik manisnya. Baekhyun menatap Chanyeol, dia terlena dengan ketampanan pria itu. "Kau sangat tampan sekali."

Chanyeol tersenyum lalu mengecup bibir manis itu, "Terima kasih tapi kau lebih cantik dan fuck, kau melakukannya dengan baik."

Baekhyun terkekeh, "setubuhi aku sampai aku hancur dibawahmu."

Chanyeol tidak dapat menahan seringainya, dia mulai menggerakan pinggulnya dengan tempo yang cepat. Tapi Baekhyun selalu merasa itu tidak cukup baginya, dia mempererat kakinya di pinggul Chanyeol membuat memperdalam dorongannya.

Mobil bagian belakang begitu sempit dan mereka berdua tidak memperdulikan itu, mereka tetap fokus pada hasrat masing-masing. Mungkin dari luar akan terlihat mobil terguncang hebat, atau polisi yang sedang patroli akan mempergoki apa yang sedang mereka lakukan. Desahan mereka terpadu dengan suara tamparan kulit.

"Chanyeol!" Baekhyun meneriaki nama pria itu saat mencapai klimaks.

Tak lama kemudian, dengan beberapa dorongan Chanyeol menyusuli Baekhyun. Membuang semua maninya ke dalam lelaki itu, panas dan terpenuhi. Tubuh berkeringat mereka saling menempel, Chanyeol melepaskan tautan tubuh mereka lalu menjatuhkan tubuhnya disamping Baekhyun dan merengkuh lelaki itu di dekapannya.

Baekhyun bisa mendengar detak jantung Chanyeol, berdegup cepat. Mungkin karena sehabis melakukan hal yang luar biasa, tapi saat Chanyeol mengatakan sesuatu membuat jantungnya berhenti berdetak.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tapi aku rasa aku jatuh cinta padamu, Baekhyun."

Baekhyun mendongak menatap Chanyeol, sepertinya ucapan dia benar-benar serius. Dilihat dari raut wajahnya menunjukan keseriusan. Dia mengecup bibir tebal itu, "Kita baru kenal tidak sampai 24 jam dan kau mengatakan suka padaku?" Baekhyun terkekeh. "Apa kau juga mengucapkan pada one night stand lainnya?"

"Tidak, hanya kau. Tapi aku serius, kau berbeda."

Baekhyun menggeleng tidak setuju dengan perkataan Chanyeol, "Kau salah, kau hanya menyukai apa yang kita lakukan. Lagipula kau tidak mengenalku."

"Memangnya siapa kau?"

"Aku Baekhyun, tentu saja." Baekhyun menyeringai, menggoda Chanyeol adalah hal yang menyenangkan.

Yang lebih tinggi mendengus dan Baekhyun terkekeh melihat wajah merenggut Chanyeol.

Baekhyun bangun dari tidurnya, baru saja ingin membuka pintu mobil. Chanyeol sudah menahan tangannya. "Kau mau kemana?"

"Mengambil baju, kau sudah membenarkan mobilku. Terima kasih untuk itu."

Chanyeol menggaruk belakang lehernya, "bisakah kita bersama lebih lama?"

"Kukira kau orang yang sibuk, terlihat dari cara pakaianmu."

"Lupakan tentang pekerjaan," Chanyeol kembali tidur dan diikuti Baekhyun yang tidur di dada pria itu.

Jarinya menggambar abstrak di dada bidang pria yang lebih tinggi. "Terima kasih sudah memperbaiki mobilku dan terima kasih sudah memberiku malam yang indah." Baekhyun mempererat pelukannya lalu memejamkan matanya, rasa kantuknya mulai mempengaruhi dirinya.

"Aku mencintaimu, Baekhyun."

"Hm,"

"Selamat malam, Baekhyun."

Tak ada jawaban, mungkin Baekhyun sudah tertidur. Chanyeol pun menyusul alam mimpinya sambil memeluk lelaki yang ia cinta itu.

"Selamat malam, Chanyeol."

Ironis sekali, dulu, dia tidak percaya pada cinta. Dan sekarang disinilah dia mencintai lelaki yang baru saja ia kenal. Chanyeol ingin sekali mentertawakan dirinya sendiri, sungguh betapa bodohnya dia.

e)(o

Chanyeol terbangun karena sinar matahari tepat di wajahnya, dia merasakan kekosongan disebelahnya. Dia mencoba mengumpulkan kesadarannya, mengapa dia merasa ada firasat yang aneh.

Ini bukan mobilnya dan dimana Baekhyun?

Pria tinggi itu memakai kemejanya lalu keluar dari mobil. Cuaca dingin menerpa tubuhnya, dia mengedarkan pandangannya beberapa mobil sudah berlalu lalang. Dan lagi, mobilnya hilang bersamaan dengan Baekhyun.

Chanyeol tersadar, lalu meraba kantung celananya. Dompetnya hilang tapi tidak dengan ponselnya yang masih ada di kantung celananya. Chanyeol mengernyit saat mendapatkan kertas sobekan. Dia tersenyum saat melihat pesan itu.

'Kau tahu Chanyeol, aku tidak berbeda dengan jalang lainnya. Terima kasih atas malam yang panjang. Ah, saat kau bilang kau menyukaiku, mungkin aku juga merasakan hal yang sama. Kita bisa bertemu lain waktu. Mobilmu akan kujaga ;)

Dan mungkin kau sudah mengetahui siapa aku.

Hubungi aku jika kau tidak berubah pikiran 001 xxxxxxxx

-B'

End.

.

.

#7YearsWithEXO #EXO7thAnniversary

8 April 2019,

I'm happy to be exol, remembering the past with exo, sharing love, sharing sadness and happiness together, protecting each other. I love exo. Let's be together for the next 1000 years.

EXO! WE ARE ONE! EXO SARANGHAJA!

-엑소엘 1485.

Jadi, ini dia. Terima kasih sudah berkunjung di cerita aneh ini, xixi. Tadinya gak mau buat epilog tapi karena aku menginginkan chanbaek ending yang bahagia, selamat menikmati epilog yang pendek. Sedikit bumbu sinetron gapapa ya?

xoxo,

Yeolandbaek.

Epilogue

"Chanyeol? Aku tidak menyangka kau akan menelfonku dalam waktu dekat ini. Kau tahu siapa aku?"

"Ya, kau adalah B, buronan yang sedang di cari saat ini. Mencuri uang dan mobil, berpura-pura dengan memogokkan mobil lalu melakukan sex dengan orang yang membantumu dan mengambil barang berharga mereka sebelum pagi menjelang."

Baekhyun menyeringai, "kau bisa memanggilku B, Baekhyun, Bitch, or Baby? Apa kau masih mencintaiku saat mengetahui semua perbuatan jahatku?" Yang lebih kecil berkata dengan nada menggoda.

"Ya."

"Kau gila."

"Mungkin, aku tergila-gila olehmu."

Baekhyun tertawa.

Betapa indahnya suara itu, dia sudah merindukan lelaki mungil itu. Membuat jantungnya berdetak cepat. Perasaan ini baru pertama kali ia rasakan pada orang lain.

"Cheesy."

"I love you, Baekhyun and you're mine."

Baekhyun menggigit bibir bawahnya, pipinya bersemu merah.

"Balas aku,"

"I love you too, Chanyeol and i'm yours."