Teacher's Problem 2
Desclaimer: saya hanya mempunyai Teacher's Problem 1 & 2. Selebihnya tidak.
Warning: Typo, Abal, Gaje, EYD gak bener (mungkin sih), dll.
Chapter 1: 2p! For JHS, and 1p! For SHS
1p! side
Hari yang cerah di kelas X-2, seandainya, tidak ada kabar tentang guru-guru baru yang katanya berasal dari luar negri. "serius lo?"tanya Reivan dengan nada malas, dan tetap fokus pada permainan Need F*r Spe*d M*st Want*d 2012 di Handphonenya. "iya, gue serius. Suer deh! Orang gue nguping kok di ruang neraka, alias ruang guru."jawab Ahmad, atau lebih sering dipanggil Pacil (PAla keCIL). "nguping melulu kerjaan lu."sindir Yudha, atau lebih sering dipanggil Abi berhubung dia mempunyai sikap yang paling bijaksana diantara murid-murid kelas X-2.
"hhh, yang gue mau, tu guru bisa ngebuat kita free Class terus."kata Reivan. "lagu mu! Elu kan yang paling pinter, dan rajin dikelas ini, Van!"tegur Pacil. "kenapa sih emangnya? Pikiranlu mumet gara-gara adek lo yang suka nuntut dikembalikannya nama 'Garuda Volta'?"tanya Abi sambil nyengir mengingat keganasan adiknya si Reivan. "betul juga tuh! Elo kasih makan apaan sih, adek lo itu Van? Kok bisa ganas begitu?"Pacil ikut-ikutan nanya. "ganas? Di jitak sama gue juga udah langsung berhenti. Tapi, gue juga gak tahu, kenapa kalau soal sengketa nama 'Garuda Volta' dia bisa jadi lebih bandel 2 kali lipat."jawab Reivan. "IVAN!" Reivan langsung menoleh, dan mendapati Nenek (nama aslinya Nina. Tapi, karena cerewet, dan pikun dipanggil Nenek) sedang memelototinya. "dipanggil guru tuh! Pasti elo ada apa-apanya ya? Elokan ketua kelas!"tuduh Nenek. "woi, Nenek! Jangan asal nuduh dong! Ntar copot tuh mata!"seru Pacil. "emang ada apaan nek?"tanya Reivan dengan malas karena permainannya terganggu. "udah gua bilang di cariin wali kelas kita yang baru!"jawab Nenek. Meski dengan setengah hati, Reivan segera berlari agar tidak membuat wali kelas barunya tidak menunggu. Kan, siapa tahu aja wali kelas baru itu bakal jadi guru ter-killer di sekolahnya.
Sesampainya disana, dia segera mengetuk pintu, dan bertanya siapa yang akan menjadi wali kelas baru untuk X-2. "oh, kamu ketua kelasnya? Nama saya Kiku Honda. Saya yang akan menjadi wali kelas X-2."kata Kiku sambil menutupi kekagetannya karena Reivan sangat mirip dengan personifikasi Russia, tetapi rambut, dan matanya berwarna Hitam. Sementara Reivan tercengo-cengo. 'gila, cantik amat ini guru.'pikir Reivan. "nah, saya harus memanggilmu siapa?"tanya Kiku. "Ivan" "siapa yang manggi, da?"tanya Ivan Braginsky sambil melihat sosok Reivan, dan sempat cengo' karena mendapati dirinya dalam versi Asia. "eh, ada guru yang namanya Ivan juga ya? Kalau begitu, Reivan aja deh."kata Reivan yang gak sadar diliatin Ivan karena terlalu sibuk memperhatikan sesosok Kiku. "nah, kalau begitu, ayo kita kekelas."kata Kiku sambil tersenyum. 'aduuuhhh! Ini guru minta di raep apa ya?'pikir Reivan setelah melihat senyum ehemcantikehem gurunya sambil mengantar Kiku ke kelas yang dipimpinnya.
"eh, itu gurunya? Wuis, cantik banget yak!"kata Pacil sambil terkagum-kagum. "ck, ck. Si Ivan pinter milih guru yak? Lumayan, bisa refreshing kalau lagi belajar."kata Abi sambil menyetujui perkataan Pacil. Setelah Reivan duduk, disamping Pacil, Pacil, dan Abi segera bertanya padanya. "eh! Siapa nama tu guru?"tanya Pacil. "Kiku Honda. "jawab Reivan. "kayaknya itu guru harus dijauhin dari si Oom deh."kata Abi sambil ngelirik si Oom (nama aslinya Sulistio. Tapi, karena mesum dipanggil Oom.) yang udah menatap Kiku dengan pandangan yang mirip Francis.
"nama saya Kiku Honda. Saya berasal dari Jepang. Ada yang mau bertanya?"tanya Kiku sambil tersenyum maut. Oom langsung mengangkat tangannya. "nama saya Sulistio. Ibu mau temenin saya di Kamar mandi gak sehabis ini?"tanya Oom dengan senyum mesum. "em, maaf, tapi tidak. Lagipula, saya laki-laki."jawab Kiku dengan datar. "HAAAHHH?!"jerit anak-anak X-2 dengan kompak. "Ibu nggak mungkin laki-laki! Muka ibu terlalu Cantik untuk jadi laki-laki, atau bahkan untuk menjadi UKE!"seru Fujo, si ketua PFDX2 (nama aslinya Oka, tapi karena Fujoshi, akhirnya dipanggil Fujo). "Ibu! Saya berani taruhan kalau daleman baju Ibu ada rendanya!"seru Pacil yang nggak terima kalau Kiku adalah seorang laki-laki.
"eh, sudah-sudah. Kalau, dia cewek, seharusnya ada 'bemper'nya kan? Ikhlasin aja sih!"kata Reivan yang sebenarnya juga nggak rela kalau Kiku adalah laki-laki. "bener tuh, kata Ivan!"seru Abi yang juga lemes. "eh, jangan manggil gue Ivan lagi ya? Soalnya ada guru yang namanya Ivan."kata Reivan. "ok" "anak-anak, saya serius bahwa saya adalah laki-laki. Ah, lebih baik kita mulai mata pelajaran saya. Yaitu, Drama, dan menyanyi."kata Kiku dengan perasaan tidak nyaman karena dia sudah dikira permpuan. Meski begitu, dalam hati masing-masing, kelas X-2 tetap akan menganggap Kiku adalah perempuan.
2p! Side
2p! Indonesia, alias Adinda, sedang berjalan menuju kelas 8-19, yang anehnya dalam keadaan damai. Tetapi, begitu ia membuka pintu kelas, ia langsung syok mendapati sesuatu yang seharusnya tidak ada didalam kelas 8 manapun. Kalian bisa menebaknya? Tidak? Baiklah, akan Author beritahu. Yaitu, ada sebuah Warung Mie Ayam didalam kelas 8-19! Seluruh 46 pasang mata segera menoleh kearah Adinda yang masih syok. Apalagi, semua murid 8-19 sedang memakan Mie ayam, dan bahkan, ada yang menatapnya lengkap dengan Mie yang masih menjulur kemangkuk. Setelah 30 menit saling menatap, semua murid nista tersebut segera kembali memakan Mienya, dan mengacuhkan Adinda. "HOI! KENAPA SAYA DI CUEKKIN?!"seru Adinda yang sudah kembali seperti semula. "Ibu mau Mie Ayam? Buat guru harganya 10.000."kata Puput yang malah nawarin Mie Ayam. "kalau mau yang spesial, harganya 12.000."tambah Safanah yang ikut bantuin Puput mengurus warungnya. "saya nggak mau Mie Ayam! Kecuali, jika ada darah kompeni disana, aku mau."kata Adinda. "bisa diatur. Oy, Hanny! Mau duit kagak?"tanya Puput. "mau lah. Lumayan, bisa beli cosplay Vocaloid yang baru."jawab Hanny sambil memamerkan senjata barunya, alias Cosplay Negi (daun bawang)nya Hats*ne M*ku Vocaloid, yang mungkin seukuran Katananya Kiku, dan Kuro. "ambil darahnya si 2p!Nether, buat bu Adinda."kata Puput. "sekalian buat gue Ny! Gue pengen ngerasain darahnya Kompeni!"seru Safa, seorang Vampir yang menjabat menjadi Bendahara kelas 8-19. Hanny hanya mengangguk, dan langsung pergi mencari 2p!Netherland. tidak sampai 1 jam, Hanny sudah balik lagi, lengkap dengan 2 kantung darah. "cepet banget. Elu apain si 2p!Kompeni?"tanya Atir yang curiga dengan bercak-bercak darah di lengan baju, dan rok Hanny. "mari kita lihat Flashback!"seru Haikal.
Flashback
Hanny mengendap-endap menuju ruang 2p!Nations, begitu ia lihat hanya 2p!Netherlands, alias Willem di ruang itu, segera ia buat Willem pingsan dengan memukul leher belakangnya. "nah, gimana caranya gue ngambil darahnya yak?"tanya Hanny pada dirinya sendiri, sebelum akhirnya melihat pisau milik 2p!Italy, alias Luciano. Tanpa menunggu lama, segera ia sayat pergelangan tangan Willem, dan mengambil 2 kantung darah. Setelah selesai, Hanny langsung mencuci bersih pisau yang ia pakai tadi, dan segera pulang ke 8-19.
Flashback end
"elu, nyayat pergelangan tangannya Willem?"tanya Naufal dengan tatapan horor. "biarkan toh, Nations tidak bisa dibunuh oleh Manusiakan?"Hanny balik bertanya dengan nada ala Psikopat, sambil menyerahkan 2 kantung darah kepada Puput, dan Safa. "ah ya! Kurasa aku menyayat tepat di urat nadinya."kata Hanny dengan cuek, sementara teman-temannya Sweatdrop semua. "oh iya, Ibu ngapain kesini?"tanya Aulia. "untuk memberitahu bahwa, 2p!Nations akan mengajar di kelas ini."jawab Adinda sambil menikmati Mie Ayam dengan saus darah Kompeni. Saat itu juga, para petinggi 8-19 menerima pesan teks dari Atir, yang sekarang menjabat menjadi ketua kelas.
[bersiaplah untuk membuat para 2p! Jengkel]
TBC
Hanny: Halo! Saya HannySyra9 yang karena entah mengapa tidak bisa memasuki akun FFN saya, akhirnya membuat akun baru!
Kiku: kenapa aku harus dikira permpuan?
Hanny: karena wajahmu UKE-ish, dan cantik.
Kiku: *pundung dipojokan*
Hanny: waduh, bisa digampar Kuro nih, by the way, Please Review!
