Naruto: Masashi Kishimoto.

BoA-Eien(english lyric)

Typo, OOC, Dont like dont read.

Hah, saya kangen nulis fic, jadi fic pendek dan gaje inilah hasilnya.. ^^a

Gomen ne kalau gaje bgt, minna. Mind RnR?

Well, tadaima...minna-san. Im Home ^^

SAYONARA

from the deepest part of my hands

my sadness pours out in large drops, MY LOVE

in this town, Tonight

I think I'm the one who is crying all the time

Aku hanya ingin mengakhiri semuanya hari ini." kalimat itu mengalir lancar dari bibir seorang pemuda berambut pirang yang sekarang sibuk memainkan cangkir tehnya. Sedangkan didepannya ada seseorang yang menatapnya intens. Menuntut penjelasan.

Jujur saja, ini adalah saat paling menyebalkan sepanjang kebersamaan mereka dua tahun ini. Begitu menyiksa.

Merasa diacuhkan, Naruto beralih memandang iris legam Sasuke, "jangan diam saja."

"Aku harus bagaimana?" balas Sasuke datar, namun jemarinya meraih jari-jari gemetar Naruto untuk kemudian digenggamnya erat.

Sementara itu, Naruto berusaha memberikan cengiran lebarnya seperti biasa, namun gagal. Yang tercipta hanyalah tawa getir yang sumbang. "Kau hanya perlu mengatakan Sayonara."

Jadi begitu, ini memang harus selesai.

Sasuke benar-benar hanya diam, membuat Naruto menghembuskan napasnya keras. Kesal dengan sikap keras kepala Uchiha bungsu ini. Sejujurnya, ia tidak rela melepaskan Sasuke. Tapi...tidak lama lagi, Sasuke bukan lagi miliknya. Ini seperti mimpi buruk.

"Aku mohon... Katakan selamat tinggal, Sasuke." Lirih Naruto.

"Apa kita tidak bisa bertahan? Apa aku tidak bisa membuang nama Uchiha ini dan memilihmu? Apa tidak bisa gadis Hyuuga itu pergi dari kehidupannku?" kali ini Sasuke mengeratkan pegangannya pada jemari tan itu.

Satu gelengan pelan, membuat Sasuke seakan ditampar untuk kembali menghadapi kenyataan.

Merasa diacuhkan, Naruto beralih memandang iris legam Sasuke, "jangan diam saja."

"Aku harus bagaimana?" balas Sasuke datar, namun jemarinya mengelus jari-jari gemetar Naruto untuk menciptakan sedikit ketenangan didiri pemuda itu.

Sementara, Naruto berusaha memberikan cengiran lebarnya seperti biasa, namun gagal. Yang tercipta hanyalah tawa getir yang sumbang. "Kau hanya perlu mengatakan Sayonara."

"Hinata gadis yang baik. Bersamanya kau bisa menjalani hidup normal. Kau akan bahagia, Sasuke." lanjut Naruto.

"Lalu kau akan mengalah begitu saja pada keadaan?" cecar Sasuke tajam.

Naruto mendukkan kepalanya, "aku hanya tidak bisa menyakiti orang tuamu. Juga Itachi-nii. Mereka terlalu baik."

"Yah, dan kau memilih menyakitiku."

"Bukan begitu, Sasuke! Aku-" Naruto tidak bisa melanjutkan kata-katanya setelah melihat wajah putus asa Sasuke. Ada kepedihan di dalam mata itu yang membuatnya bungkam seketika.

Jadi begitu, ini memang harus selesai.

Sasuke benar-benar hanya diam, membuat Naruto menghembuskan napasnya keras. Kesal dengan sikap keras kepala Uchiha bungsu ini. Sejujurnya, ia tidak rela melepaskan Sasuke. Tapi...tidak lama lagi, Sasuke bukan lagi miliknya. Ini seperti mimpi buruk.

"Baiklah jika itu maumu."

Lugas. Kalimat tegas itu akhirnya diiucapkan Sasuke tanpa memandang ke iris biru Naruto. Karena ia tidak akan pernah sanggup melihat kesedihan disana.

Hah, Naruto sungguh ingin menangis sekarang. "Kau harus ingat, Sasuke," jeda sejenak, "Aku menyayangimu."

Habis sudah, pertahanan Naruto luluh.

Kini, kisah mereka harus benar-benar diakhiri.

"Kau juga harus tahu, aku tidak pernah menyesal mengenalmu."

Ketika kita akhirnya memilih untuk berjalan sendiri-sendiri, kau hanya perlu mengerti jika ini adalah saat paling menyakitkan selama aku mengenalmu.

If I could have been honest with you

This never would have happened

When i wake up, everything will be a dream

And then you will say bye bye bye

why did you say bye bye?

why did you say bye bye

End