Title : No Way!
Cast : EXO-M Lay, EXO-K Suho, EXO-M Kris.
Rated : T
Disclaimers : Mereka bukan punya saya. Tapi cerita ini punya saya.
Warning : Genderswitch, Typo(s), AU, Gaje, ide pasaran, dll.
Happy Reading!
"Yi Xing-ssi, kenapa akhir-akhir ini nilai IPA mu semakin buruk? Bahkan ini turun drastis dari semester sebelumnya," ucap Kim seonsaengnim pada seorang yeoja manis di hadapannya. Yeoja yang bernama Zhang Yi Xing yang biasa disapa Lay hanya menunduk.
"C-Chwiseonghamnida, saem. Sa-saya—"
"Permisi."
Ucapan Lay terpustus ketika suara seorang namja muncul dari arah pintu. Ia menatap Lay dan Kim seonsaengnim bergantian dengan wajah bingung.
"Ah, Kau sudah datang, Junmyun-ssi," ucap Kim seonsaengnim pada namja tadi. Namja tadi atau Kim Junmyun yang akrab dipanggil Suho berjalan mendekat dan berdiri di samping kanan Lay. Lay menatapnya aneh dan penuh dengan aura kebencian. Sedangkan yang ditatap hanya balas menatapnya datar.
"Ehm." Dehaman dari Kim seonsaengnim membuat kedua siswa yang sedang saling tatap itu menoleh kearahnya. "Yi Xing-ssi, pasti kau sudah kenal namja disebelahmu, kan? Dia yang akan menjadi tutormu untuk menaikkan nilaimu," ucapnya yang mendapat tatapan protes dari dua remaja di depannya.
"W-waeyo? Saya tidak memerlukan tutor, saem! Apalagi jika dengan si pendek ini!" protes Lay sambil menunjuk Suho yang ada disebelahnya. Suho menurunkan tangan Lay yang menunjuknya dan menatapnya sengit.
"Apa maksudmu dengan 'pendek', hah, gadis bodoh?" Suho membalas ucapan Lay dengan kejam. Lay melotot kearahnya dan siap membalas dengan cacian yang lebih kejam lagi.
"Mwo? Kau—"
"STOP!"
Lay dan Suho terdiam. Mereka menatap Kim seonsaengnim yang wajah cantiknya sudah memerah karena menahan amarah. Dia menghela nafas panjang untuk meredam emosinya.
"Saya tidak terima penolakan. Saya memilih Junmyun-ssi karena nilai IPA-nya yang paling tinggi di sekolah ini. Dia juga sekelas denganmu. Jadi tolong bekerjasamalah dengan baik," ucap Kim seonsaengnim sambil menatap Suho dan Lay bergantian.
"Kenapa tidak yang lain saja, saem?" tanya Suho pelan dengan hati-hati. Kim seonsaengnim menatapnya dengan pandangan prihatin.
"Semua siswa yang seangkatan dengan kalian kebanyakan nilai IPA-nya di bawah rata-rata. Adapun yang lebih tinggi tapi pas-pasan. Dan nilai Yi Xing-ssi yang paling rendah. Jadi jika kau gagal, saya tidak segan-segan memotong setengah nilai IPA-mu," Kim seonsaengnim menatap Suho tajam. Suho hanya bisa menelan ludahnya. "Dan saya akan mengajukan surat panggilan pada orang tuamu, Yi Xing-ssi," Kim seosaengnim bersandar pada kursinya. Dia benar-benar lelah menghadapi anak-anak didiknya ini.
"Baiklah, saem. Permisi," ucap Suho sambil membuungkuk dan menarik Lay keluar.
"Ya! Lepaskan tanganku!" Lay menghentakkan tangannya kasar setelah berada di luar kantor Kim seonsaengnim. Ia menatap Suho kesal dan segera beranjak pergi dari sana. Tapi Suho menahan tangannya.
"Kau mau kemana? Kita belajar hari ini," ucap Suho santai dan menggandeng Lay menuju perpustakaan. Mereka menjadi pusat perhatian karena tangan mereka—tepatnya tangan Suho menggenggam tangan Lay. Lay terus memberontak ingin melepaskan tangannya. Tapi sayang genggaman Suho terlalu kuat.
"Ya! Kenapa kau menerimanya, sih? Aku kan bisa mencari orang lain untuk mengajariku," tanya Lay yang mulai pasrah digandeng atau lebih tepatnya diseret oleh Suho. 'Ternyata tangannya hangat juga,' pikirnya. 'Ah! Zhang Yi Xing pabo! Kau sudah punya Kris!'
"Tentu saja untuk menjaga nilaiku. Kalau kau mencari orang lain, belum tentu kau mengerti apa yang mereka jelaskan. Kau kan bodoh, lemot, dan pikun," jawab Suho seklaigus mengejek Lay. Membuat yang diejek memerah wajahnya karena amarah. Diangkatnya tangan Suho yang menggandengnya lalu digigitnya keras.
"AAARGHH!" refleks Suho melepaskan tangannya dan mengibas-ngibaskannya di udara. Belum selesai sampai di situ, Lay menendang tulang keringnya membuatnya harus berjongkok memegangi kakinya.
"Dasar pendek jelek sok keren! Rasakan pembalasanku!" setelah mengucapkan itu Lay langsung berlari menjauh.
"Hei! Kau mau kemana? Zhang Yi Xing! Arrgh!" teriak Suho sambil mengelus tulang keringnya dan mengelus tangannya yang digigit Lay tadi.
"Apa liat-liat?" bentaknya pada siswa yang cekikikan sambil menatap ke arahnya. Mereka yang mendapat teguranpun langsung lari ketakutan.
! ! !
Lay berjalan-jalan di koridor sekolahnya menuju kantin. Dia sangat malas jika harus berduaan di perpustakaan dengan si Pendek itu a.k.a Suho. Walaupun banyak kutu buku di sana. Tapi tetap saja ia tidak sudi.
Setelah sampai di kantin ia segera memesan segelas minuman dan duduk di meja yang sudah terisi oleh tiga orang lainnya.
"Hai, Lu. Hai, Min. Hai, Baek," sapanya sekaligus. Ia duduk di sebelah yeoja manis berambut coklat bernama Luhan.
"Hei, Lay! Kenapa wajahmu kusut sekali, huh?" tanya yeoja imut di depannya yang bernama Baekhyun diikuti anggukan dari yeoja yang agak berisi di sebelahnya. Mereka berempat adalah yeoja populer di sekolahnya. Mereka menjadi incaran para namja di sekolah ini.
"Apa ada hubungannya dengan Suho lagi?" tanya Luhan sambil menyeruput minumannya.
"Jangan sebut namanya di hadapanku. Menyebalkan," jawab Lay sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.
"Kenapa, sih, kau benci sekali dengannya? Dia kan lumayan tampan," tanya yeoja imut yang sedikit berisi di sebelah Baekhyun, Xiumin atau Minseok. Lay mencelos mendengar ucapannya.
"Tampan dari mananya? Dia itu jelek! Pendek lagi!" seru Lay kesal. Ia tak habis pikir. Kenapa bisa-bisanya temannya sendiri bilang kalau Suho itu tampan. Walau author akui kalo Suho itu emang ganteng ._.v
"Tapi benar juga yang dikatakan Xiumin. Kenapa kau begitu membencinya?" tanya Luhan. Tiba-tiba ekspresi wajah Lay berubah sendu.
"Kalian benar-benar ingin tau?" tanya Lay pelan yang dijawab anggukan oleh ketiganya.
Flashback
Dua orang anak kecil berumur sekitar tujuh tahun sedang bermain di taman. Namja dan yeoja. Namja kecil itu mengejar yeoja kecil yang berlari menghindari namja kecil tadi.
"Yi Xing-ah! Berhenti!" teriak namja kecil tadi dengan suara khas anak kecilnya.
"Tidak mau! Ayo kejar aku, Myunnie!" seru yeoja kecil tadi sambil terus berlari. Namja kecil bernama Junmyun atau Suho itu semakin mempercepat larinya setelah sempat terhenti karena kelelahan. Ia menjulurkan tangannya saat jarak antara dirinya dan Lay semakin kecil.
"Hyaa! Dapat kau!" Suho berseru senang setelah berhasil menangkap Lay dengan memeluk pinggangnya.
"Kyaaa!" Lay terpekik pelan karena Suho yang lebih pendek darinya mengangkat sedikit tubuhnya dari tanah a.k.a mengendongnya. "Turunkaaann!" rengek Lay karena dia sedikit takut jika terjatuh nanti. Bagaimanapun Suho itu pendek.
"Ne, ne," Suho menurunkan gendongannya dan membalikkan tubuh Lay agar menatap dirinya.
"Kembalikan liontinku!" seru Suho sambil menadahkan tangannya. Lay menatap tangan itu dengan terengah-engah. Ia lalu menatap Suho dan menjulurkan lidahnya.
"Tidak mau!" Lay hampir saja lari kalau tidak segera ditahan oleh Suho.
"Kalau tidak kau kembalikan aku akan..." ucap Suho mengantung.
Lay mengertukan keningnya, "Akan ap—" Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, Suho sudah membungkam bibirnya dengan cara menciumnya. Sekali lagi, MENCIUMNYA! Oh God! Itu ciuman pertamanya!
Suho melepas ciumannya dan menatap wajah Lay yang memerah dan menunduk. Betapa kagetnya ia saat mengangkat dagunya, wajah itu sudah basah karena air mata.
"Yi-Yi Xing-ah?"
"Hiks... Lepaskan! Aku benci, hiks, aku benci Myunnie!" seru Lay langsung berlari pergi. Suho hanya bisa mematung di tempatnya berdiri. Ia menatap punggung Lay yang semakin menjauh dan akhirnya lenyap dari pandangannya.
End of Flashback
"Mwo? Kau membencinya hanya karena itu?" seru Luhan, Baekhyun, dan Xiumin pada Lay yang menunduk untuk menahan air matanya. Mereka tak habis pikir dengan teman mereka yang satu ini. Kenapa ia masih kekanakan, sih? Itu kan sudah lama. Lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
"Kalian tidak mengerti perasaanku saat itu! Walau begitu, kan, aku tetap sama dengan yeoja lainnya yang ingin ciuman pertamanya diberikan pada cinta pertama," ucap Lay dengan mata yang berkaca-kaca. Mau tak mau ketiga sahabatnya luluh karena tak tega dengan tatapan Lay yang seperti anak anjing yang minta dipungut.
"Eh, kukira Suho itu cinta pertamamu," ucap Luhan dengan wajah polosnya. Kedua temannya yang lain hanya mengangguk mengiyakan.
"ITU TIDAK MUNGKIN!" teriak Lay sambil berdiri dan menunjuk Luhan dengan jari lentiknya yang langsung mendapat deathglare dari seluruh penghuni kantin. Sadar jadi perhatian, ia segera membungkuk dan meminta maaf karena teriakannya.
"Lalu kenapa kau mengambil liontinnya saat itu?" tanya Xiumin sambil mengerutkan dahinya.
"Saat itu aku mau pindah rumah. Sebenarnya aku cuma mau mengambil liontinnya agar aku tetap ingat dengannya dan aku akan memberikan liontinku padanya. Tapi entah kenapa aku malah ingin menjahilinya. Dan yaah... kalian tau kelanjutannya," ucap Lay. Ia bersandar pada sandaran kursi di belakangnya dan meminum jusnya.
Semua yang ada di meja itu terdiam. Mereka menatap Lay dengan ekspresi yang tak terbaca. Tiba-tiba Baekhyun berucap memecahkan keheningan.
"Sudah mau bel masuk. Ayo kembali," dan mereka pun kembali ke kelas masing-masing.
! ! !
"Kris, nanti kita ke taman kota, ya?" tanya Lay yang sedang bergelayut manja pada namja tampan berambut pirang di sebelahnya. Kris hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda setuju. Ia mengelus rambut Lay lembut.
Sudah tiga hari sejak kejadian Suho yang harus menjadi tutornya. Mereka sudah mempelajari cukup banyak pelajaran. Entah mengapa, Lay langsung mengerti saat Suho yang mengajarinya. Padahal kalau seonsaengnim atau Kris yang mengajarinya ia tidak pernah bisa mengerti.
Saat ini Kray sudah berada di taman. Mereka duduk di salah satu kursi yang berada di tengah taman. Lay sedang menikmati ice cream strawberry nya dan Kris sedang asyik menatap anak-anak kecil yang sedang berlarian di sana.
"Lay, tiga hari terakhir ini kau jadi aneh," ucap Kris to the point. Lay menatap Kris dengan pandangan bingung.
"Aneh? Maksudmu?" tanyanya. Kris menghela nafas pelan. Ia mengelus lembut rambut panjang Lay.
"Kau jarang mengangkat telepon dan membalas e-mail ku. Dan... kau juga jadi dekat dengan Suho," Kris menatap sepatunya. Lay tersenyum mendengarnya. Namjachingunya sedang cemburu.
"Mianhae, Kris. Aku harus belajar untuk menaikkan nilai IPA-ku. Dan Suho yang menjadi tutorku," Lay tersenyum dan mengelus lengan Kris. Kris balas menatapnya dengan lembut.
"Tidak apa," Kris menggenggam tangan Lay. "Ayo pulang. Sudah sore," Kris bangkit dari duduknya diikuti Lay. Lay agak kecewa juga karena Kris tidak menanyainya apapun. Tapi ya sudahlah.
! ! !
Hari ini, Lay dan Suho belajar di rumah Lay. Materi pelajaran hari ini adalah biologi. Tentang sistem reproduksi. Karena adik Lay yang bernama Chen selalu mengganggu mereka, mereka mengerjakan tugasnya di kamar Lay.
"Bagaimana? Sudah mengerti?" tanya Suho setelah menjelaskan entah untuk keberapa kalinya hari itu. Tidak biasanya Lay tidak menangkap apa yang ia jelaskan. Apa jangan-jangan penyakit lemotnya kambuh lagi?
"Aku masih tetap tidak mengerti, Suho-ssi," Lay menatap kesal buku-bukunya dan Suho.
"Ck. Kau mau menggodaku, ya?" tiba-tiba Suho sudah berada dekat dengan Lay. Lay yang kaget hanya bisa menjauh. Tapi sayang dihalangi oleh sofa di belakangnya.
"A-apa maksudmu, Suho-ssi?" Lay semakin ketakutan. Suho mendorong tubuhnya hingga terbaring di lantai yang beralaskan karpet bulu berwarna putih.
"Agar kau mengerti, lebih baik kita praktekkan saja langsung," bisik Suho di telinga Lay. Deg! Tiba-tiba jantung Lay berdetak seratus kali lipat lebih cepat. Rasanya bukan karena takut. Rasa ini sama seperti saat Kris menyatakan cintanya. Tak terasa wajahnya memanas. Pasti sekarang sudah memerah.
Suho mendekatkan wajahnya terus. Tinggal sedikit lagi ia akan mencapai bibir pink menggoda itu. Sedikit lagi.
Cklek!
"Jiejie! Eh? M-mianhae," Chen muncul dengan tiba-tiba di balik pintu. Ia tersenyum canggung melihat keadaan dua sejoli itu. Lay dengan buru-buru mendorong Suho agar menjauh darinya dan duduk kembali di karpet. Wajahnya sudah merah sekarang.
"Eng, anu. Mianhae, sudah mengganggu. A-aku benar-benar minta—"
"Cepat katakan apa tujuanmu, Chen," ucap Lay cepat. Ia melirik Suho di sebelahnya. Orang itu sedang menutup wajahnya dengan telapak tangan kanannya. Bisa Lay lihat telinga Suho yang memerah. Pasti dia juga malu. Suho juga terlihat seperti berguman. Yang bisa dia baca dari pergerakan bibir itu adalah kata-kata 'pabo'.
"—a-ambil di dapur saja sudah di siapkan," suara Chen segera menyadarkan Lay. Ia kembali menatap pintu yang sudah ditutup oleh adiknya itu.
"Emm. Mianhae. Bukan maksudku untuk... err... maksudku tadi aku..." ucap Suho sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Suasana benar-benar menjadi canggung sekarang.
"Aku ambil camilan dulu," Alasan. Lay hanya ingin menenangkan dirinya sebentar. Ia yakin ia tidak bisa berada lebih lama dalam satu ruangan yang sama dengan Suho. Ia segera keluar dan pergi ke dapur tanpa menatap Suho sedikitpun.
Di dalam kamar Suho hanya bisa mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia benar-benar lepas kendali saat itu. Penampilan Lay yang hanya mengenakan tank top hitam dan hot pants putih sangat menggodanya.
Jujur saja. Ia sangat mencintai teman kecilnya sejak dulu. Sejak pertama kali mereka bertemu. Ia sangat menyesal saat itu telah mencium Lay tanpa izin dan membuatnya menangis. Ia takut. Takut kalau Lay akan menjauhinya dan semakin membencinya karena ini.
"Arrghh!" Kembali Suho mengacak-acak rambut coklat kemerahan miliknya.
! ! !
Lay berdiri menghadap pantry yang di atasnya sudah tersedia nampan berisi dua gelas jus jeruk dan satu stoples cookies. Ia memegangi dada sebelah kirinya, mencoba mengatur jantungnya yang berdetak tidak karuan. Wajahnya memerah mengingat kata-kata Suho tadi.
'Lebih baik kita praktekan saja langsung.'
Deg!
Deg!
Deg!
Lay terduduk di lantai sambil memegangi dadanya yang semakin berdetak tak keruan. Apa ia menyukai Suho? Tiba-tiba saja bayangan Kris melintas di kepalanya. Tidak! Dia masih mencintai Kris. Tapi bagaimana dengan rasa ini? Rasa ini benar-benar sama dengan apa yang ia rasakan pada Kris. Ya Tuhan, bolehkah hamba-Mu ini mencintai dua orang pada waktu yang bersamaan?
Setelah menata perasaannya, Lay segera membawa nampan di atas meja pantry tadi ke kamarnya.
! ! !
Lay sedang tiduran di kasurnya dengan buku fisika yang terbuka di tangannya. Ia menatap buku itu kosong. Pikirannya melayang pada saat Suho masih di rumahnya. Syukurlah dia bisa bersikap biasa saja saat berhadapan dengan Suho tadi. Semoga saja besok ia bisa bersikap biasa di hadapannya.
DRRRTT DRRRTT
Ponsel Lay yang berada di atas meja nakas di sebelah kasurnya bergetar. Diraihnya ponsel touchscreen-nya. E-mail dari Kris! Perasaan senang menjalarinya. Segera dibukanya e-mail tersebut.
From : My Kris
Subject : Penting!
Besok setelah pulang sekolah datanglah ke halaman belakang sekolah. Ada yang ingin aku bicarakan.
Lay menatap layar ponselnya dengan bingung. Tidak biasanya Kris mengajaknya bicara sesuatu yang penting. Tapi masa bodoh. Dibalasnya e-mail itu.
To : My Kris
Subject : re: Penting!
Oke. Aku akan datang ;)
Send.
Ia menghela nafas pelan. Hari ini benar-benar memusingkan. Besok ada ujian fisika. Dia sudah belajar materinya dari Suho. Diletakkannya buku fisika tadi di atas meja belajar dan kembali ke kasur untuk pergi ke alam mimpi.
! ! !
Hari ini Lay terlambat. Ia berlari menuju kelasnya dengan tergesa-gesa. Saat melewati ruang guru, ia melihat Suho dan seorang yeoja yang belum pernah dilihatnya. Yeoja itu sangat cantik dan manis. Ia tersenyum dan tertawa dengan Suho. Apa hubungan mereka? Apa mereka sepasang kekasih?
Tiba-tiba Lay merasakan jantungnya seperti ditusuk ribuan jarum. Suho. Mencium. Kening. Gadis. Itu. Oh God! Segera ia langkahkan kakinya menuju kelasnya. Ia tidak sanggup jika harus terus melihat adegan tadi. Ia jadi ingin menangis.
Greeek!
Digesernya pintu dengan cepat. Membuat semua pasang mata menatapnya. Ia berdiri canggung di sana karena ternyata Kim seonsaengnim sudah berada di kelas.
"Kenapa kau terlambat?" tanya Kim seonsaengnim tajam.
"Chiseonghamnida, saem. S-saya bangun kesiangan," ucap Lay sambil membungkuk sembilan puluh derajat.
"Baiklah. Karena ini hari pertamamu terlambat, kau boleh masuk. Dan ambil kertas ujianmu," ucap Kim seonsangnim yang di balas dengan 'gamsahamnida' oleh Lay.
Lay duduk di kursinya. Ia menatap kertas ujiannya kosong. Siapa yeoja itu? Apa hubungannya dengan Suho? Kenapa mereka sangat akrab? Karena memikirkan itu ia jadi tidak bersemangat untuk mengerjakan soal ujiannya. Tapi ia jadi teringat bahwa nilai Suho berada di tangannya. Mau tidak mau ia harus mendapatkan nilai baik.
! ! !
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Lay segera melangkahkan kakinya menuju halaman belakang sekolah. Di sana dia melihat Kris sedang berdiri dengan seorang yeoja tinggi berambut hitam di sebelahnya. Lay menngernyitkan dahinya bingung.
"Kris!" sapa Lay setelah ia sudah berada di dekat mereka berdua. Kris menatap Lay yang berdiri tak jauh darinya. Ia menatap Lay dengan pandangan bersalah.
"Lay... Aku..." Lay hanya bisa menahan rasa sakit di hatinya saat melihat yeoja yang berada di belakang Kris meremas lengan kekar milik namjachingu nya yang mungkin akan menjadi mantannya.
"Sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini. Aku ingin kita putus."
To Be Continue
A/N: Hello! Saya balik lagi ^^
Sekarang saya bawa FF baru. SuLay lagi. Multi chapter lagi u,u Maafkan saya. Saya tau FF saya yang Mianhae, Saranghae Baby belum selesai. Belum lagi sequel The Naughty Xiumin ChenLay ver. sama The Hottest Guardian Angel.
Ide FF ini semua berawal dari saya yang iseng cari foto exo wear dress di google. Eh, pas buka tumblr nya, ketemu foto editan HunLayBaekLu jadi cewek. Sumpah Lay itu cantik banget!
Disini ada Kray couple. Saya pernah bilang kalau saya anti Kray. Iya, saya memang masih labil. Tapi tetep aja walau di sini mereka pacaran, bakal putus juga XD
Mianhae buat Kray shipper u,u
Karena ini FF tanpa NC pertama saya di fandom ini, FF ini bakal saya ketik selama bulan Ramadhan n_n
Buat yang nunggu Mianhae, Saranghae Baby, ditunggu, ya, walau agak lama XD #ditimpuk
Last words, Review please? m(_ _)
