Luhan menganga tidak percaya pada sahabatnya yang tengah tersenyum penuh kemenangan itu. Tidak sekalipun terbesit dalam benaknya sahabatnya itu akan mengeluarkan ide itu.
"Ide terbaik yang pernah ada, bukan?" tanya Baekhyun.
"Ide terbodoh yang pernah ada." Luhan menepis. "Kau sudah gila ya?" tanya Luhan sarkastis.
"Lu, kita tidak bisa membiarkan sahabat kita menangis seperti itu hanya karena laki-laki tak berperasaan macam Park Chanyeol." ucap Baekhyun menggebu-gebu, membuat Luhan menghembuskan napas panjang.
"Tapi, Baek, kupikir ini tidak benar. Kau pikir Jiyeon akan senang mendengarnya?"
"Kita tidak perlu memberitahunya, cukup berikan hasilnya saja." sahut Baekhyun enteng. Laki-laki dengan mata berhiaskan eye-liner itu kembali menyesap susu strawberry-nya tanpa mengacuhkan ucapan Luhan.
Luhan mendengus. "Aku tidak percaya aku terlibat ke dalam permainan tidak-dewasa-mu lagi."
Gerbang utama Seoul Arts High School
Seorang laki-laki dengan tinggi di atas rata-rata sedang berjalan menuju gerbang sekolahnya. Saat laki-laki itu sedang fokus pada lagu yang sedang didengarnya, seorang perempuan berambut coklat lurus sepunggung menghentikan langkah laki-laki jangkung itu. Sadar jalannya dihalangi seseorang, laki-laki tinggi itu menatap perempuan itu datar. Si perempuan pendek dengan mata berhiaskan eye-liner itu tersenyum manis padanya. Ditiliknya penampilan perempuan itu dari bawah hingga atas. Laki-laki tinggi itu tidak mengenalnya sama sekali, apalagi perempuan itu mengenakan seragam yang berbeda dengannya.
"Ada yang bisa kubantu?" Si laki-laki tinggi berusaha sopan sambil melepaskan headphone hitamnya.
"Kau yang bernama Park Chanyeol?" tanya perempuan itu –tanpa mengindahkan pertanyaan Chanyeol sebelumnya.
"Ya." jawab si laki-laki tinggi yang bernama Park Chanyeol itu.
"Kalau begitu, bersiap-siaplah." Chanyeol mengernyit mendengar ucapan perempuan ber-eye-liner itu. Perempuan itu mengeluarkan seringaiannya dan menunjuk wajah Chanyeol dengan jari telunjuknya. "Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku."
.
.
.
###
LOVE SURVIVAL GAME
Chapter 1 – Pay Back
Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol
Support Casts : Oh Sehun, Xi Luhan
Genre : Romance, School Life, Comedy
Rate : T
Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy
Note: FF yaoi kedua saya ini terinspirasi dari komik yang saya baca. Saya suka sekali kisah cinta klasik anak SMA, jadi tema kali ini lebih ke kehidupan romansa dan persahabatan anak SMA. Perlu saya ingatkan, disini nggak ada gender-switch. Last but not least, hope you like it and enjoy~
###
.
.
.
"Dia bilang begitu?" tanya Sehun setelah mendengar cerita sahabatnya –Park Chanyeol– mengenai kejadian di gerbang sekolahnya tadi. Chanyeol mengangguk. "Lalu, kau bilang apa?"
"Tidak ada. Dia langsung pergi begitu saja. Aku bahkan tidak tahu namanya." sahut Chanyeol seraya meminum jus pisangnya.
"Hee~ jangan bilang kau tertarik pada perempuan itu?" Sehun menaik-turunkan alisnya –menggoda Chanyeol.
Chanyeol mendengus. "Bodoh. Mana mungkin."
Sehun tertawa. Ditepuknya pundak sahabatnya itu tanpa menghentikan tawanya. "Astaga, kawan. Kau benar-benar gay tulen ya?" ledeknya.
Chanyeol menatap tajam Sehun. "Lihat siapa yang bicara. Bukankah kau sendiri juga gay?"
"Setidaknya orang-orang tahu aku gay, tidak sepertimu, Tuan Terlalu Populer." Chanyeol berdecak kesal. Laki-laki berkulit seputih susu itu selalu berhasil membalikkan kata-katanya setiap kali mereka berargumen.
Sementara itu, di dalam sebuah rumah, dua laki-laki dengan seragam sekolahnya sedang berbincang.
"Baek, kau yakin mau melakukan ini?" tanya Luhan. Dia masih asyik melihat Baekhyun yang mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumahnya.
"Tentu saja." Baekhyun menarik rambut palsunya dan memberikannya pada Luhan. "Kau seharusnya lihat bagaimana ekspresinya tadi." Baekhyun terkekeh mengingat kembali kejadian di gerbang Seoul Arts High School.
Luhan menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah aneh sahabatnya ini. "Kau pikir ini game, apa? Bagaimana kalau dia sampai mengetahui identitas aslimu?" Luhan terdengar khawatir.
"Oh? Itu terdengar bagus. Ini adalah survival game dan aku akan memenangkannya." ujar Baekhyun seraya meminum jus strawberry-nya. "Lagipula itu adalah intinya, Lu. Saat dia sadar bahwa dia telah jatuh cinta pada seorang laki-laki, dia pasti akan langsung patah hati, iya'kan?" Baekhyun menambah seringaian di ujung kalimatnya. Sedangkan Luhan hanya bisa menaikkan bahunya. Baekhyun jadi kembali teringat pada Jiyeon –sahabatnya yang telah dibuat patah hati oleh laki-laki dingin bernama Park Chanyeol.
.
.
.
"Dia apa?!" pekik Baekhyun dengan mata melotot dan mulut yang menganga lebar. Perempuan cantik di hadapannya hanya bisa menangis sesenggukan –tidak menjawab pertanyaannya. Airmatanya masih mengaliri pipi putihnya, membuat Baekhyun dan Luhan merasa kasihan padanya.
"Aku tidak percaya dia menolak Jiyeon, padahal Jiyeon adalah perempuan paling populer di sekolah kita." ucap Luhan.
Baekhyun melipat kedua tangannya di dada. Dia benar-benar emosi saat ini. Sahabatnya –Park Jiyeon– baru saja ditolak oleh laki-laki bernama Park Chanyeol dari Seoul Arts High School. Dia benar-benar tidak habis pikir pada laki-laki dingin itu.
"Kita harus membalasnya." Jiyeon dan Luhan mengernyit, kemudian memandang laki-laki bermata sipit itu. "Aku punya rencana." ucapnya dengan seringaian menghiasi wajahnya.
###
Chanyeol dan Sehun berjalan beriringan menuju gerbang sekolah mereka setelah bel pulang berbunyi. Mereka terlihat begitu mencolok, padahal mereka lakukan hanyalah mengobrol. Yang membuat mereka begitu mencolok adalah tatapan kagum para siswa dan siswi Seoul Arts High School yang tertuju pada dua laki-laki tampan itu. Oh Sehun memiliki kepribadian yang ceria dibandingkan Park Chanyeol yang berkesan dingin. Sifat mereka juga sangat berbeda, tapi –anehnya– mereka bersahabat. Meskipun hal itu terlihat aneh di mata orang-orang yang baru mengenal mereka, tapi ketahuilah bahwa mereka adalah teman sejak kecil. Mereka selalu satu sekolah, bahkan bertetangga. Keduanya memang memiliki daya tarik masing-masing, tapi memberikan pengaruh yang sama –membuat orang di sekitar mereka terpesona.
Di saat Chanyeol dan Sehun sedang asyik berbincang, pandangan Sehun terpaku pada sosok perempuan dengan seragam yang berbeda dari mereka. "Hey, apa itu perempuan aneh yang kemarin?" tanya Sehun seraya menyenggol lengan Chanyeol.
Chanyeol yang menyadari itu mengikuti arah pandang Sehun. Dan dia tidak bohong. Perempuan aneh yang mendatangi Chanyeol kemarin dan bilang akan membuatnya jatuh cinta padanya, datang lagi hari ini. Perempuan itu memasang pose angkuh –melipat kedua tangan di dada dengan dagu terangkat– di depan gerbang, membuat orang-orang yang berlalu-lalang terus menatapnya dari bawah hingga atas. Perempuan aneh itu berjalan mendekati Chanyeol dan Sehun tanpa melepaskan pose angkuhnya.
"Wow, dia manis juga." celetuk Sehun, tapi Chanyeol terlalu tidak peduli untuk peduli. Chanyeol menatap perempuan aneh itu datar, sedangkan perempuan aneh itu menyeringai ke arahnya saat jarak mereka hanya satu meter.
"Hai~" sapa perempuan aneh itu. Chanyeol masih menatapnya datar tanpa menyahut sapaannya, tapi itu tidak membuat Baekhyun –perempuan aneh di mata Sehun dan Chanyeol– patah semangat. "Kita tidak sempat berkenalan kemarin. Aku Byun Baekhee, kelas 2 School of Performing Arts Seoul." ucap Baekhyun seraya mengulurkan tangannya. Chanyeol tidak mengindahkannya. Dia hanya menatap bergantian Baekhyun dan tangannya yang masih terulur.
"Maafkan dia ya? Dia terkadang suka canggung di depan anak manis sepertimu. Hai, aku Oh Sehun –sahabatnya." Sehun menjabat tangan Baekhyun. "Senang bertemu denganmu, Baekhee-ya. Oh, bolehkah aku memanggilmu tanpa embel-embel '-ssi'? Kami berdua juga kelas 2."
Baekhyun tersenyum manis. "Tentu. Senang berkenalan denganmu, Sehun-ah."
"Kau datang kemari hanya untuk bertemu Chanyeol?" tanya Sehun. Baekhyun mengangguk semangat. "Aww~ kau lihat itu, Yeol? Dia jauh-jauh datang kemari hanya untuk bertemu denganmu." goda Sehun, membuat Chanyeol jengkel.
"Pulanglah dan jangan datang lagi." ucap Chanyeol dingin. Chanyeol hendak berjalan melewati Baekhyun, tapi laki-laki itu menghentikannya dengan merentangkan kedua tangannya.
"Kau pulang ke arah sana'kan? Rumahku juga ke arah sana." ucap Baekhyun seraya menunjuk arah rumahnya.
"Benarkah? Kalau begitu, kita pulang bersama-sama saja." Ucapan Sehun mendapatkan death glare dari laki-laki yang lebih tinggi, tapi Sehun tidak peduli. Laki-laki berkulit seputih susu itu malah merangkul Chanyeol dan Baekhyun berjalan menuju arah rumah mereka. Chanyeol tidak bisa protes sama sekali, dia hanya bisa mendengus kesal karena ulah sahabat bodohnya.
"Chanyeol-ah, apa makanan kesukaanmu?" tanya Baekhyun –entah yang ke-berapa kalinya– dan masih tidak disahut oleh Chanyeol. Selama perjalanan mereka pulang, Baekhyun tak henti-hentinya menanyakan hal tentang Chanyeol, tapi Chanyeol tidak pernah sekalipun menyahutnya. Sehun sendiri hanya bisa terkekeh dengan tingkah kedua orang itu sambil sesekali menjawab pertanyaan Baekhyun dan terkadang menggoda Chanyeol. Chanyeol benar-benar tidak habis pikir dengan dua orang di sebelahnya ini. Kenapa mereka bisa begitu kompak di saat mereka baru saja bertemu?
"Aku sudah sampai." Chanyeol tiba-tiba berhenti melangkah di depan gerbang sebuah rumah yang cukup besar bercat putih. Tanpa menunggu apapun lagi, Chanyeol langsung membuka gerbang rumahnya, namun itu dihentikan oleh tangan Baekhyun. Chanyeol menatap jengkel Baekhyun. "Apa?" tanyanya ketus.
"Boleh aku mampir?" tanya Baekhyun dengan mata berbinar-binar, membuat Chanyeol emosi.
"Yak! Kau itu penguntit ya?! Kau tidak punya rumah, hah?!" Chanyeol berteriak pada Baekhyun. Baekhyun agak terkejut awalnya, tapi kemudian memasang tampang polosnya.
"Kenapa kau mengataiku penguntit? Hatiku terluka, kau tahu? Aku hanya ingin mampir sebentar, apa itu salah?" tanya Baekhyun dengan (sok) polosnya.
"Tentu saja salah! Kita bahkan tidak berteman. Untuk apa kau mampir ke rumahku?!" balas Chanyeol.
"Kita'kan sudah berkenalan tadi? Jadi, kita sudah berteman'kan, Sehunnie?" Baekhyun balik bertanya pada Sehun –meminta dukungannya.
"Mm-hm." Sehun mengangguk. "Tapi, aku punya ide yang lebih baik. Bagaimana kalau kau main ke rumahku saja? Rumahku tepat di sebelah rumah si Dobbi. Akan kuceritakan pengalaman memalukan Chanyeol padamu." Sehun berbisik di telinga Baekhyun di akhir kalimatnya.
Chanyeol mendelik. "Aku dengar itu, bodoh." Dialihkannya mata Chanyeol pada Baekhyun. "Kau pulanglah. Kau tidak takut diperkosa olehnya? Kau bahkan baru mengenalnya setengah jam yang lalu."
"Yak, siapa yang mau memperkosa siapa?" Sehun tidak terima.
Baekhyun cemberut sambil menghembuskan napas panjang. "Arasseo. Aku akan pulang. Tapi lain kali, aku pasti akan mampir ke rumahmu." ucap Baekhyun menggebu-gebu. "Kalau begitu, sampai ketemu besok!"
Sehun melambaikan tangannya, sedangkan Chanyeol menatap datar Baekhyun yang tengah berjalan menjauh sambil melambaikan tangannya. Chanyeol mendengus kesal. Ini pertama kalinya dia bertemu perempuan aneh yang keras kepala sekaligus menyebalkan.
"'Sampai ketemu besok' katanya." Sehun melirik Chanyeol. "Well, selamat, Tuan Park. Kau secara resmi mendapatkan penguntit yang keras kepala." ledeknya seraya pergi memasuki gerbang rumahnya. Sedangkan Chanyeol kembali mendengus kesal setelah Sehun pergi.
###
Dan Baekhyun benar-benar membuktikan kata-katanya kemarin. Dia benar-benar datang lagi hari ini dan sudah bertengger manis di depan gerbang sekolah Chanyeol.
"Chanyeol-ah! Sehun-ah!" seru Baekhyun seraya melambaikan tangannya. Sehun balik melambaikan tangannya, sedangkan Chanyeol hanya mendengus kesal melihat wajah Baekhyun.
Saat Chanyeol dan Sehun berjarak satu meter dengan Baekhyun, Chanyeol menatapnya tajam. "Kau tidak sekolah? Kenapa datang lagi kemari?" tanya Chanyeol sarkastis.
"Aku sekolah, tenang saja."
"Sudahlah, Yeol. Tidak masalah kalau Baekhee ingin pulang bersama kita, bukan? Dia tidak mengganggu sama sekali." Ucapan Sehun berhasil mendapatkan death glare dari Chanyeol, tapi Sehun hanya membalasnya dengan senyuman bocah.
"Aku dengar ada toko es krim baru di dekat sini. Bagaimana kalau kita mampir dulu?" usul Baekhyun.
"Tidak mau." tolak Chanyeol cepat.
"Setuju! Ayo, kita pergi!" Sehun tidak memedulikan jawaban Chanyeol dan malah menyeret lengannya paksa mengikuti Baekhyun yang sudah berjalan di depan mereka. Lagi-lagi Chanyeol hanya bisa mendesah pasrah diperlakukan semena-mena oleh sahabatnya.
"Kalian ingin rasa apa?" tanya Baekhyun saat mereka sudah duduk di dalam toko es krim itu.
"Hm..aku coklat saja. Kau suka rasa apa, Baek?" tanya Sehun.
"Aku suka rasa strawberry."
"Aah~ strawberry katanya, Yeol. Feminin sekali ya?" Sehun menyenggol lengan Chanyeol. Chanyeol hanya memutar bola matanya malas.
"Aku rasa pisang." Chanyeol akhirnya ikut memesan. Setidaknya dia harus menikmati sesuatu di tengah suasana menyebalkan ini.
Begitu pelayan toko itu pergi setelah mengambil pesanan mereka, Baekhyun menyangga dagunya dengan kedua tangannya yang bertumpu pada meja dan menatap dua laki-laki tampan di hadapannya. "Jadi, kalian adalah teman sejak kecil?" tanya Baekhyun –mencairkan suasana.
"Ya, begitulah. Aku sampai muak bersamanya terus-menerus selama bertahun-tahun." ujar Sehun.
"Ahahaha~ begitukah? Kalau aku pasti senang bisa bersamanya setiap saat." Baekhyun berakting.
"Oooh~ apa itu pernyataan cinta?" goda Sehun. Baekhyun pura-pura tersipu malu, sedangkan Chanyeol memutar bola matanya lagi.
Merekapun menghabiskan siang itu dengan berbincang ria sambil menikmati es krim pesanan mereka. Namun di saat mereka hendak pulang, tiba-tiba hujan deras turun begitu saja.
"Gawat, aku tidak bawa payung." gumam Sehun.
"Kalau begitu, pakai payungku saja. Aku akan minta Hyu–Oppa-ku menjemputku." Baekhyun cepat-cepat mengoreksi kata-katanya.
"Tidak perlu. Kau pakai saja. Kau'kan perempuan." celetuk Chanyeol. Sehun menyenggol lengan Chanyeol cepat sambil menatapnya tajam.
"Tidak usah, Baekhee-ya. Aku dan Chanyeol akan berlari saja saat hujan sudah reda." tolak Sehun halus.
"Sungguh, tidak apa. Aku sudah menghubungi Baekbeom Oppa kok, kalian pulanglah duluan." ucap Baekhyun seraya memberikan payung biru miliknya.
"Begitukah? Kalau begitu, terima kasih." Sehun menerima payung itu. "Kalau Oppa-mu tidak bisa menjemputmu, minta saja Chanyeol menjemputmu. Ini nomor ponsel Chanyeol."
Chanyeol melotot ke arah Sehun yang tengah sibuk bertransaksi nomor dengan Baekhyun. "Yak, yak! Kenapa aku yang harus repot? Kenapa tidak ka–mmph!" Sehun segera membekap mulut Chanyeol dengan tangannya dan menariknya dengan semena-mena (lagi).
"Jangan sungkan untuk meneleponnya ya!" seru Sehun sambil berjalan menjauhi Baekhyun.
"Hati-hati ya!" Baekhyun melambaikan tangannya. Saat dua laki-laki tampan itu menghilang dari penglihatannya, Baekhyun mengeluarkan seringaiannya. Dilihatnya kembali nomor ponsel Chanyeol yang didapatnya secara cuma-cuma dari sahabatnya sendiri. "Ini bahkan terlalu mudah." desisnya.
###
Chanyeol menghembuskan napasnya kasar. Ditatapnya datar perempuan menyebalkan yang akhir-akhir sering ditemuinya setiap sepulang sekolah. "Sudah kuduga kau akan datang lagi."
"Wow. Jadi, kau mengharapkan kehadiranku ya?" goda Baekhyun yang tengah berdiri dengan payungnya. Hari ini, hujan kembali turun meski tidak sebesar kemarin sore.
Chanyeol memutar bola matanya bosan. "Selain aneh, kau juga narsis ya? Dari mana asalnya kepercayaan dirimu itu, hah?" tanya Chanyeol sarkastis, tapi Baekhyun hanya tersenyum bocah menanggapinya. Entah kenapa, terkadang Baekhyun mengingatkannya pada Sehun –dalam versi perempuan.
"Mana Sehun?" tanya Baekhyun karena tidak melihat laki-laki berkulit seputih susu itu di samping Chanyeol.
"Dia sedang ada kegiatan klub." Chanyeol merogoh sesuatu dari tas-nya dan memberikan payung berwarna biru pada Baekhyun. "Terima kasih."
Baekhyun tersenyum, kemudian mengambil payung itu. "Sama-sama."
Chanyeol berjalan meninggalkan Baekhyun untuk segera pulang. Dengan cepat, Baekhyun menyusul Chanyeol dan menyamakan langkahnya dengan laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.
"Hey, bukankah kita seperti pasangan? Kita selalu pulang sekolah bersama-sama." ujar Baekhyun –memecah keheningan di antara mereka.
Chanyeol mendengus. "Cih. Padahal kau sendiri yang selalu mengikutiku." gumam Chanyeol.
"Aku dengar itu." sela Baekhyun.
Hening. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing. Chanyeol melirik perempuan aneh itu sekilas. Well, Baekhee memang tidak terlalu cantik, tapi dia sangat manis –aku Chanyeol. Tapi, dia tetap tidak bisa membalas perasaannya meskipun dia ingin. Itu karena dia adalah gay.
"Dengar ya. Meskipun rasa sukamu padaku begitu besar, aku tetap tidak akan jatuh cinta padamu." Chanyeol menegaskan tanpa menatap mata Baekhyun. Baekhyun agak terkejut dengan ucapan Chanyeol, tapi sedetik kemudian, dia mendengus.
"Siapa bilang aku menyukaimu?"
Dan ucapan Baekhyun berhasil membuat Chanyeol menautkan alisnya. Laki-laki jangkung itu kemudian menatap Baekhyun bingung. "Apa maksudmu?"
"Aku punya alasan lain untuk membuatmu jatuh cinta padaku, bukan berarti aku menyukaimu." sahut Baekhyun.
Chanyeol mengepalkan kedua tangannya –menahan emosi. Baru kali ini dia dipermainkan oleh perempuan, terlebih oleh perempuan aneh sepertinya. "Kau bahkan tidak menyukaiku, tapi kau bilang akan membuatku jatuh cinta? Apa tujuanmu sebenarnya?"
"Itu bukan urusanmu." balas Baekhyun dengan seringaian andalannya.
Hebat. Baekhyun berhasil menyulut emosi seorang Park Chanyeol. Merasa dirinya dipermainkan oleh perempuan menyebalkan macam Byun Baekhee, membuat rahang Chanyeol mengeras. Dilemparkannya payung yang sedari tadi dipegangnya, kemudian mendorong bahu Baekhyun sampai membentur tembok pagar rumah di sekitarnya. Baekhyun yang tidak menyangka akan pergerakan Chanyeol tidak bisa menghindarinya. Dia hanya bisa meringis karena rasa sakit di punggungnya. Astaga, Chanyeol benar-benar mendorongnya dengan cukup keras.
"Apa yang kau–mmphh!" Chanyeol membungkam bibir tipis Baekhyun dengan bibirnya. Menekannya kuat sehingga Baekhyun tidak bisa menolaknya. Baekhyun yang terlalu terkejut dengan hal ini hanya bisa membelalakkan matanya. Payung yang dipegangnya jatuh begitu saja sehingga mereka berdua kini sama-sama terguyur air hujan.
Beberapa detik setelah itu, Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka dan menatap tajam Baekhyun. "Kau pikir kau bisa mempermainkanku, hah?" desis Chanyeol. "Lihat saja nanti, Byun Baekhhee. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku."
Chanyeol berbalik dan berjalan pulang tanpa menunggu respon dari Baekhyun. Sedangkan Baekhyun sendiri masih mematung disana dengan mulut menganga. Otaknya rasanya berputar lebih lama dari biasanya untuk memproses hal yang telah terjadi barusan.
TBC
Gimana? Penasaran sama lanjutannya? Review dulu ya!
