Dia, ada di sana. Dengan rambut putihnya. Mata belo yang berwarna biru. Aku benci anak kecil. Selalu. Tapi dia berbeda, aku melihatnya tumbuh, aku memandikannya, dan kadang mengantarkannya ke TK. Dan membiarkan para ibu itu menatapku dengan pandangan kagum. Aku masih amat muda, kelas satu SMA di sekolah menengah yang favorit. Dan seolah mengantarkan adik kecilnya ke TK. Mereka keliru.

Kuroko bukan adikku.

Kuroko adalah anakku. Meski cuma anak adopsi. Jangan tanyakan mengapa, dan bagaimana bisa. Cukup aku dan Tuhan yang tahu.

-Aomine-.

.

.

Kurokocchi, adalah hal yang berharga bagiku. Dia suka minta digendong. Mata besarnya akan menatapku penuh dengan harap. Dia akan tertawa renyah jika ia kugelitiki. Anehnya ia memanggilku mama. Hahaha, padahal aku ini kan cowok. Haaahhh, dasar Kurokocchi..

Aku tak bisa selalu di sampingnya dan melihatnya tumbuh. Aku sibuk, dan membiarkan Aomine mengasuhnya. Tapi aku akan menjadi ibu yang baik dengan menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Kami?

Kalian pasti merasa aneh!

Baiklah, akan kuberi tahu di mana kami tinggal.

Di apartemen ini aku menyewanya bersama dengan Aomine. Umur kami tak jauh beda. Bahkan aku lebih muda dari Aomine. Hanya saja otakku ini lebih cerdas dari kebanyakan orang. Dan masuk ke sekolah berbeda, tetapi di tingkatan yang sama.

Lalu, jika kami masih anak-anak bagaimana kami bisa merawat bayi besar seperti Kuroko? Ugh, maaf kurokocchi, Mama jadi memanggilmu bayi besar. Habisnya aku sangat menghawatirkanmu.

Lagian kami bukan pasangan homo. Hahaha, hanya ingin menjadi orang tua yang baik untukmu, sayang.

Nah, sekarang ambil botolmu dan segera tidur, oke..

Selamat tidur Kuroko..

-Kise-

Grow Up, My Baby Boy!

Kuroko no Basuke Fujimaki Tadatoshi.

Story board by Poochan

Basic from imagination of Mitsuki Ota.

Warning: Typo nyasar, EYD, OOC, gajeness, dan kegilaan lainnya.

(T)

(Family/Romance)

Bagian pertama: *Father's time.

.

.

"Uuu.." dia menangis sambil memegangi bola oranye itu dengan erat. Huh, anak ini. Pasti merajuk lagi. Aku hanya meninggalkannya sebentar di sudut ruangan, ia justru menangis seperti boneka yang habis kubuang.

Hentikan, Kuroko. Jangan menatapku dengan tatapan itu!

Dia dengan matanya yang besar dan berwarna biru. Lengkap dengan adegan tangisan yang mengharukan.

"Kumohon, jangan tinggalkan aku." Matanya yang besar menatapku. Pegangan pada bola basket itu makin mengerat, "Tolong, jangan abaikan aku.."

Anak ini, anakku.. memohon aku untuk menemaninya? Yang benar saja!

"Tetsu.." pandangan mataku belum beralih darinya. Lalu aku berjongkok. Menyejajarkan tinggiku dengan bayi kecilku. "Apakah kau menangis karena kesepian karena ku tak kunjung pulang?"

"Tidak."

Aku memeluknya. Memeluk bayi kecilku yang menggemaskan. "Benarkah? Lalu kenapa kelakuanmu berubah jadi amat manja?"

Ia tidak menyahut.

Tapi tangan kecilnya menarik-narik ujung sweater tanpa lengan yang kukuenakan.

"Kau ingin pulang?"

Matanya yang besar dan basah menatapku penuh harap.

"Baiklah.."

Ia lalu merangkak untuk naik ke punggungku. Melingkari leherku dengan dua lengannya yang mungil.

"Oi, Akashi!" aku memanggil patner latihanku.

Akashi Seijuro si rambut merah menoleh. Aku melempar bola yang dipegang Kuroko ke arah Akashi. "Aku akan mengantarkan Tetsu pulang dulu."

"Oh. Oke." Ucapnya ringan.

*Grow Up, My Baby Boy!*

.

Bergulingan di kasurnya sambil ngedot. Kadang aku lupa kenapa ia bisa begitu manja. Tentu saja ia rindu mamanya. Kise benar-benar sialan! Dua hari ini ia menghilang. Haaahhh.. benar-benar tak bisa diandalkan. Tapi biar bagaimana pun pekerjaannya sebagai foto model memang menyibukkan. Aku butuh anak ini cepat tidur.

Bukannya hanya berguling-guling seperti monyet lepas.

"Tetsu,"

Dia berhenti, lalu menatapku. "Ayo lekas tidur."

Sialan. Anak ini benar-benar menguji kesabaranku. Bukannya menurut tapi malah bibirnya bergetar. Matanya berair. Duh..duh.. duh.. bagaimana ini?!

Kise dimana kau?!

Aku akan terlambat jika terus di rumah mengurusi Tetsu. Aarrrggghhh…

Hari ini aku tanding street basketball, dan tidak mungkin membawa Tetsu ditengah lingkungan yang semrawut. Tidak! Tetsu harusnya di tempat yang aman dan bukan di jalanan. Mau jadi apa anakku nanti..!

"Uhuuuuu.." nangis lagi.

Haaaahhh, terpaksa. Maafkan aku Kise. Aku terpaksa mengajak Tetsu. Salahmu sendiri tidak lekas pulang!

Aku mengambilkan topi rajut untuknya. Dan mengambil tas bergambar Pororo yang biasa digunakan Tetsu bersekolah. Memakaikan jaket, dan memasukkan termos kecil berisi susu. Berjaga-jaga ia rewel di jalan. Sialan! Kenapa aku justru seperti ibu-ibu begini?

"Nah, ayo ikut."

Matanya berbinar.

"Sruuuppp" ia mengeluarkan ingus di depanku. Aku terpaksa mengelapnya dengan tisu di sudut ruangan.

Menyebalkan!

Hari ini bakal menjadi hari yang panjang…

Kise, cepatlah kembali!

*to be continued*

.

-at the other side-

"Hatchi! Hatchi!" Kise Ryota terus-menerus bersin.

Aneh.

.

a/n:

hahaha..

apa ini?

Malah jadi kutu loncat yang main ke fandom KnB. Biarin lah. Itung-itung refreshing.

Eniwei, thanks to Mitsu Ota. Gambarnya yang kemaren keren. Jangan lupa tag lagi.

Oke see yaa~

Betewe.

Bolehkah saya minta RnR?

Salam hangat.

Pocchan (^-^)V