JEALOUS
Bleach is Tito Kubo's
.
.
Kuchiki-san memang cantik.
Aku tak mampu menandinginya. cantik, baik, ramah, anggun, pintar pula. Dan yang lebih membuatku iri, ia mampu memikat Kurosaki-kun. Tiap kali Kuchiki-san datang, Kurosaki-kun terlihat lebih senang dari biasanya. banyak orang yang mendukung mereka sebagai pasangan. Sedangkan aku, pemuja diam-diam Kurosaki-kun, merasa tersisihkan.
Aku bagaikan penjahat yang berusaha merebut hati kekasih sang pusat perhatian.
"Inoue-san?"
Aku tersentak. buru-buru kuhapus air mataku lalu kutolehkan kepalaku ke belakang. Ishida-kun berdiri di belakang kursiku. "ah... hai, Ishida-kun!"
"Matamu merah," ujarnya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. "Bener nggak pa-pa?"
"Ya, nggak pa-pa..." tapi mendadak ada satu butir air mata bandel yang seenaknya keluar begitu saja.
Ia menghembuskan napas, lalu duduk di sampingku. Ia duduk di kursi sebelah kananku. Sambil sempat melirik layar hapeku yang sedang memutarkan lagu-lagu galau yang kudengarkan lewat headset, ia membelai kepalaku lembut.
"Galau ya?" tebaknya.
Aku nggak kuat lagi. tebakannya bener, nggak mungkin aku bantah dengan bilang aku nggak pa-pa. Aku memeluknya karena aku ingin memeluk sesuatu selain bantal dan guling ketika aku di rumah sendirian, lalu menangis sepuas-puasnya di dalam pelukannya. Mungkin tangisanku bercampur aduk antara galau dan senang gara-gara Ishida-kun segitu perhatiannya denganku. Yah, bagiku yang tinggal sendiri, begini ini sudah bikin terharu sampai nangis darah.
tapi aku nggak nangis darah kok. tenang saja.
"Kau boleh menangis sepuasnya sampai kamu lega." ujarnya sambil membalas pelukanku. "Kau juga boleh curhat,"
Ah, aku nggak biasa curhat. 'penjahat' mana yang pernah curhat?
"Kalau kau nggak pengen, ya nggak pa-pa. Aku nggak maksa," ujarnya, sepertinya ia tahu isi pikiranku. "Tapi, suatu saat kalau kau butuh curhat, aku bersedia mendengarkannya. Kapanpun itu."
Sudah, jangan baik-baik padaku! aku ini 'penjahat'! 'penjahat' mana yang dihibur oleh seseorang? bukankah antagonis itu harusnya gak pernah merasa sedih dan gak perlu dihibur?
...bukankah 'penjahat' itu gak pernah menangisi perannya?
Aku menegakkan tubuhku, melepas pelukannya. dengan mata merah dan airmata bikin muka kumus-kumus, aku tersenyum padanya.
"Terima kasih." ujarku. "Aku sudah merasa bukan penjahat lagi."
"Eh?" Ishida-kun tampak heran, sekaligus penasaran.
.
.
END
.
Nggak jelas banget haha.
Terinspirasi dari teman saya yang galau. kasihan dia.
typo dan penggunaan huruf besar hancur berantakan karena saya ngetik di notepad dan nggak ngedit karena malas baca fic sendiri.
terima kasih telah membaca fic super pendek ini. terima kasih double kalau mau ngereview :D
