Artificial Love
Judul : Artificial Love Part 1
Author : Barbie (ot12barbiegirl)
Rate : M
Pair : XiuSoo/MinSoo, XiuHan, LayHan
CAST LAIN MENYUSUL SESUAI KEBUTUHAN CERITA
Warning : GS for uke, typo, crack!pair, OOC, don't like don't read.
Summary
Kim Minseok adalah seorang pengusaha yang sukses di usianya yang sudah mencapai 33 tahun. Hanya saja ia belum beruntung dalam hal cinta. Hubungannya dengan Luhan, kekasihnya yang berasal dari China tidak direstui dengan alasan sikap dan gaya hidup Luhan yang terlalu "berani". Keluarga Kim juga menganggap Luhan hanya menginginkan harta Minseok. Hingga suatu hari, Minseok terpaksa membuat pernikahan kontrak dengan Kyungsoo, seorang gadis muda berusia 21 tahun yang ditemuinya di klub malam. Ajaibnya, seluruh keluarga merestui Kyungsoo untuk menjadi bagian keluarga Kim. Minseok akhirnya harus menjalani kehidupan ganda dengan menjadi suami bagi Kyungsoo di depan keluarganya, dan juga menjadi kekasih Luhan.
Annyeong
Author kembali dengan FF baru dan pair baru
Pair baru yang coba author hadirkan yaitu XiuSoo
Abisnya ga ada fanfictionnya, ya udah deh author bikin.
FF ini bakal memunculkan sisi maskulin Xiumin (?)
Ok deh enjoy
Soundtrack:
EXO – Love, Love, Love (Xiumin and Kyungsoo Scene)
A Hot Summer
Minseok selalu menyukai aktivitas malamnya di club ini. Club malam yang bernama Mirotic Club itu selalu bisa memuaskan hasratnya untuk berpesta. Tak jarang ia juga menghabiskan waktu dengan beberapa wanita yang ada di club. Mereka bahkan tak segan-segan menawarkan diri kepada Minseok. Meskipun semua perempuan yang ada di club ini ada dibawah 'asuhan' Madame Jaejoong, begitu semua orang menyebutnya. Setiap minggu selalu ada Ladies Night yang menunjukkan bakat para 'wanita pendamping' yang ada di club ini. Malam ini akan terasa spesial karena seorang penyanyi wanita baru akan tampil.
"Selamat malam, Mirotic Lovers. Malam ini kita kedatangan seorang bidadari yang jatuh dari surga, dan ia akan menyumbangkan suara emasnya untuk kita semua, mari kita sambut, Lovely Angel." Seorang MC mempersilahkan si penyanyi naik ke atas panggung.
Lampu latar panggung kemudian dimatikan, dan ketika lampu kembali dinyalakan, seorang perempuan muda dalam balutan gaun putih muncul. Gaun itu menonjolkan payudara dan pahanya yang mulus. Penyanyi itu memakai kostum sayap putih yang semakin menambah kesan 'bidadari' pada dirinya. Ia duduk diatas properti yang bergambar bulan sabit.
When tomorrow comes
I'll be on my own
Feeling frightened of
The things that I don't know
When tomorrow comes
Tomorrow comes
Tomorrow comes
Semua mata tertuju kepada penyanyi wanita dengan suara merdu itu. Tak terkecuali bagi Minseok. Begitu pertama kali penyanyi itu muncul di panggung, matanya tak bisa berhenti menatap keindahan yang ada di depannya.
"Siapa penyanyi baru itu?" Minseok berbisik kepada seorang bartender.
"Namanya Kyungsoo, Tuan. Malam ini adalah debut menyanyinya di Mirotic. Usianya baru 20 tahun, kudengar dia bahkan masih perawan." Bartender dengan tanda nama 'Hoseok' itu tersenyum penuh arti.
"Aku harus bisa menghabiskan waktu bersamanya malam ini" gumam Minseok ketika kembali menikmati pertunjukkan yang ada di depannya.
"Ada seseorang yang mau menemuimu, Kyungsoo-ya. Dia sepertinya tertarik dengan suaramu." Jaejoong menghampiri Kyungsoo yang baru selesai tampil. Mereka berada di ruang rias yang ada di lantai atas Mirotic Club.
Kim Jaejoong adalah 'mama' bagi semua 'wanita pendamping' di Mirotic Club. Ia mengatur para lelaki yang ingin menghabiskan malamnya dengan salah satu wanita yang ada di club, hubungannya dengan 'anak didiknya' begitu dekat. Meskipun harus diakui wanita itu mengambil sedikit keuntungan dari 'uang selimut' yang diberikan kepada anak didiknya.
"Jinjja?. Mama bercanda kan?" Kyungsoo mengernyitkan alisnya tak percaya. Ini hari pertamanya bekerja di Mirotic, tapi dia sudah mendapat 'tamu khusus'.
"Aku serius, honey. Orang itu adalah pelanggan tetap Mirotic Club. Kau sungguh beruntung jika bisa menghabiskan waktu dengannya." Jaejoong tersenyum.
"Tapi mama… aku kan belum berpengalaman. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku juga sudah janji untuk menjaga kesucianku sampai menikah"
"Tenang saja, dia pasti akan mengajarimu. Turuti saja semua perkataannya. Lagipula kalian hanya akan berciuman dan sedikit bersentuhan" Jaejoong memegang bahu Kyungsoo lembut.
"A.. Arraseo.." ucar Kyungsoo ragu-ragu.
Hingar bingar musik masih terdengar di club. Suasana club semakin heboh dengan adanya dancer wanita yang melakukan pole dance. Beberapa pria bahkan tak segan-segan melempar beberapa lembar uang ke atas panggung. Minseok masih duduk di bar menanti kedatangan penyanyi wanita yang menarik perhatiannya tadi.
"Annyeong haseyo…" terdengar suara seorang wanita dari belakang.
Minseok yang sedang menikmati minumannya berbalik dan wajahnya berubah sumringah.
"Silahkan duduk." Minseok menunjuk kursi bar yang ada di sebelahnya. Perempuan itu dengan canggung duduk.
"Gamsahamnida. Namaku Do Kyungsoo, senang bertemu dengan anda…" Perempuan itu tersenyum kaku.
"Aku Kim Minseok. Tidak usah formal begitu. Anggap saja aku ini temanmu." Minseok tersenyum.
"Nde. " Kyungsoo membalas senyum Minseok dengan canggung. Wajah pria yang ada di hadapannya ini begitu… menakutkan… dengan kumis dan janggutnya yang agak tebal. Dari umurnya Kyungsoo sangat yakin jika pria di hadapannya ini sudah dewasa dan mungkin sudah beristri. Tipikal laki-laki yang berkuasa dan mempunyai banyak uang.
"Jadi kau sudah tahu kan maksud dan tujuanku?" Minseok merangkul pundak Kyungsoo yang terbuka.
Uh… Kyungsoo benci untuk mengakuinya, tapi disentuh oleh pria yang baru dikenal memang menjadi risiko dari seorang 'wanita pendamping' di Mirotic Club. Tapi entah kenapa sentuhan Minseok membuat Kyungsoo merinding.
"N.. Nde, aku tahu, ahjussi…eh maksudku… Tuan Kim. Mama Jaejoong sudah memberitahuku tadi." Kyungsoo mencoba tersenyum.
"Bagus." Minseok meletakkan beberapa lembar uang di bar, lalu memegang tangan Kyungsoo.
"Bisakah kita berangkat, sekarang?. Aku ingin mengenalmu lebih jauh." Ujar Minseok seduktif.
Kyungsoo hanya mengangguk lemah.
Sepanjang perjalanan, suasana di limosin itu begitu hangat dengan adanya bincang-bincang antara Minseok dan Kyungsoo. Dari perbincangan itu, Minseok menjadi tahu bahwa sebenarnya Kyungsoo adalah gadis yang cerdas dan berwawasan luas.
"Mau permen karet?" Minseok menawarkan sebuah permen karet putih kepada Kyungsoo.
"Boleh." Kyungsoo langsung mengambil permen karet putih yang tersedia di hadapannya.
"Akhirnya kau masuk perangkapku." Batin Minseok menang.
Tanpa sepengetahuan Kyungsoo, permen karet putih itu merupakan obat perangsang yang bisa memberikan efek yang luar biasa.
"Rasanya manis. Aku suka." Kyungsoo mengunyah permen karet dengan gembira.
Tanpa terasa mereka sudah tiba di depan rumah Minseok.
"Kita sudah sampai, Tuan Kim." Kata supir Jang yang kemudian membukakan pintu untuk Minseok dan Kyungsoo.
Minseok keluar duluan, lalu membantu Kyungsoo keluar mobil dengan menggenggam tangannya.
"Gamsahamnida." Kyungsoo tersenyum.
"Ikuti aku." Minseok mengarahkan Kyungsoo untuk mengikutinya.
Kyungsoo terkagum-kagum akan pemandangan rumah yang ada di depannya,
"Wow! Rumah yang bagus. Siapa yang tinggal disini?" Kyungsoo menatap sekeliling rumah.
"Hanya aku. Terkadang beberapa pelayan datang kesini." Jelas Minseok.
Mereka akhirnya tiba di sebuah kamar. Kyungsoo masih tidak menaruh curiga akan apa yang dilakukan Minseok. Mereka berbincang di sofa yang ada di kamar. Nuansa kamar itu begitu romantis dengan pencahayaan yang remang-remang.
"Jadi kau mau melanjutkan kuliah dan menjadi chef?" Minseok menuang wine ke gelas Kyungsoo.
"Begitulah. Aku ingin menjadi chef dan membuka restoranku sendiri suatu saat nanti."
Perbincangan mereka semakin lama semakin intens. Mereka bahkan tak lagi berbincang dengan bahasa formal. Jujur saja, Minseok merasa tertarik karena bakat Kyungsoo dan perbincangan mereka, bukan hanya ketertarikan fisik seperti pada wanita-wanita lain.
"Sebentar, aku harus pergi ke kamar mandi." Minseok memohon ijin
"Silahkan." Kyungsoo mengangguk.
Beberapa lama kemudian, Minseok masih juga belum keluar dari kamar mandi.
"Kenapa dia lama sekali?." Batin Kyungsoo heran. Mendadak udara di kamar itu terasa panas, padahal pendingin ruangan sudah dinyalakan.
"Kenapa panas ya?" Kyungsoo membuka jaket jeans yang dipakainya. Sekarang payudaranya terekspos karena ia memakai gaun hitam berbelahan dada rendah. Tak lama kemudian Minseok muncul dengan hanya menggunakan celana training hitamnya.
Terlihat tubuh maskulin Minseok dengan otot-otot dada dan perut yang terlatih. Kumis dan janggut yang ada di wajahnya semakin menambah kesan seksi. Kyungsoo menggigit bibirnya saat melihat Minseok. Penampilan Minseok membuatnya gugup.
"Apa ada yang salah?" Minseok terkekeh melihat kegugupan Kyungso.
Menyadari bahwa Minseok memperhatikannya, Kyungsoo tersenyum kikuk.
"Hehe. Anni." Kyungsoo semakin gugup saat Minseok kini mendekatinya.
Jarak mereka semakin dekat dan intim. Kyungsoo tak tahu harus berbuat apa. Pipinya memerah karena malu.
"Kau begitu cantik. Pantas saja mereka menyebutmu bidadari." Minseok kini mulai berani memegang dagu Kyungsoo dan menyentuh wajahnya.
"Gomawo." kata Kyungsoo dengan wajah memerah.
Perhatian Kyungsoo kini tertuju kepada mata dan bibir Minseok. Naluri dalam dirinya menginginkan bibir itu… bersentuhan dengan bibirnya… sekarang juga.
"hhh…" suasana hening sesaat, Kyungsoo menghembuskan nafasnya.
Minseok mendekatkan wajahnya ke wajah Kyungsoo, perlahan ia mulai mengecup dahi Kyungsoo lembut. Kecupannya turun ke pipi, lalu kini ia mulai mencium bibir Kyungsoo. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menghisap bibir Kyungsoo, membawanya ke sebuah ciuman yang dalam. Dipegangnya leher Kyungsoo agar ciuman mereka semakin dalam. Refleks, Kyungsoo membalas ciuman Minseok. Ada rasa geli saat wajah Minseok yang berkumis dan berjanggut itu menyentuh bibir dan dagunya. Malam itu mereka tahu, jika ciuman itu hanyalah awal dari pelepasan hasrat yang ada di diri masing-masing.
Worry
Dari semalam Minseok belum membalas telepon Luhan. Luhan benci akan hal itu. Ia sudah menelepon Minseok selama sepuluh kali tidak juga diangkat. Bahkan Luhan sudah mengirimkan LINE, Whatsapp, SMS dan chatting lainnya, masih juga tidak direspon. Sebenarnya Luhan bisa memaklumi jika Minseok pergi ke club malam atau ada urusan rapat mendadak, tetapi kali ini benar-benar keterlaluan.
"Mohon maaf, nomor yang anda tuju tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan coba kembali beberapa saat.." suara operator di sebrang sana membuat Luhan kesal.
"Baozi pasti menghabiskan waktu dengan salah satu perempuan jalang di club itu." gumam Luhan sambil memegang kepalanya frustasi.
Baozi. Begitulah Luhan memanggil Minseok dengan nama kesayangannya. Oh tentu saja. Luhan tahu jika Minseok senang menghabiskan waktu dengan wanita lain di akhir pekan. Mereka hanya memiliki sebagian kecil dari uang Minseok, tidak dengan cinta,hati dan juga jiwanya yang dimiliki Luhan. Bahkan semua hartanya kelak akan menjadi milik Luhan. Luhan sangat yakin Minseok hanya miliknya, dan selamanya miliknya, tak peduli jika orangtua Minseok belum memberikan restu.
"Kenapa sih marah-marah terus?" sebuah suara mengalihkan perhatian Luhan. Amber, teman Luhan yang juga berasal dari China menginterupsi.
"Biasa. Baozi menghabiskan malamnya dengan salah satu perempuan jalang." Kata Luhan sinis.
Meskipun Luhan berasal dari China, dia sudah tinggal di Seoul hampir 10 tahun, terhitung sejak ia baru mulai kuliah. Kini ia tinggal di apartemen –yang dibelikan Minseok- sendirian, terkadang keluarga atau temannya datang mengunjungi.
"Lah. Kau sendiri yang bilang mau tetap jalan terus, tak peduli jika Minseok sering main dengan perempuan lain."
"Iya juga ya, lagipula aku kan sudah bertekad untuk menikah dengan orang kaya." Luhan mengingat ambisinya.
"Nah." Amber kembali menyeruput kopinya.
Pokoknya apapun yang terjadi, Luhan tidak akan membiarkan Minseok lepas dari genggamannya. Hubungannya dengan Minseok yang sudah berjalan hampir 8 tahun tidak boleh berakhir begitu saja. Luhan akan melakukan apapun untuk mempertahankan Minseok.
Who Is That Girl?
Suho sebenarnya malas jika harus pergi mengunjungi rumahnya Minseok, kakak laki-lakinya yang berusia 2 tahun lebih tua. Mereka sering terlibat cekcok. Tapi karena ibunya menyuruh Suho untuk mengunjungi Minseok, maka ia terpaksa mengunjungi Minseok hari ini.
"Hyung…. Aku datang…" Suho yang sudah mengetahui password pintu rumah langsung masuk ke rumah kakaknya.
Dari kejauhan tercium bau wangi pancake yang menggugah selera. Suho heran, tidak biasanya kakaknya itu memasak untuk sarapan. Kakaknya memang terkadang membersihkan rumahnya sendiri, tetapi Suho tahu betul jika kakaknya itu lebih sering makan di luar.
"Dari wanginya sih enak… tapi siapa yang masak?" karena penasaran Suho akhirnya malah melangkahkan kakinya ke dapur.
Alangkah terkejutnya ia ketika mendapati ada seorang perempuan tengah memasak di dapur kakaknya. Perempuan itu bahkan menggunakan kaos milik Minseok yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya, entah dia memakai bawahan atau tidak. Suho menjadi teringat akan kakaknya yang ingin memperkenalkan calon istrinya kepada keluarga besar. Mungkinkah perempuan di depannya adalah calon kakak iparnya?.
"Chogiyo…. " Suho mencoba menyapa perempuan yang ada di depannya.
"Eh… " perempuan itu kaget dan membalikkan tubuhnya. Kini Suho bisa menatap wanita itu dari depan, meskipun jarak mereka cukup jauh. Wanita itu terlihat masih muda. Bahkan lebih muda dari dirinya.
"Jeosonghaeyo, anda siapa?" Suho bertanya kepada perempuan itu.
"Sa… saya…" perempuan itu bingung harus berkata apa.
"Suho-ya…." Sebuah suara menginterupsi percakapan Suho dan perempuan itu.
Suho membalikkan tubuhnya ke sumber suara, ternyata Minseok sudah ada disana. Ia mengenakan hoodienya dan celana training.
"Eh hyung… kau sudah bangun rupanya. Ada yang ingin kubicarakan padamu." Suho menatap Minseok seraya tersenyum.
"Arraseo. Kita bicarakan di ruang tengah saja." Minseok menghampiri Suho dan merangkulnya keluar dari dapur.
TO BE CONTINUE
Tadaaa.. itu dia chapter pertamanya.
Jangan lupa tinggalkan review, follow dan favorite, supaya author bisa menulis FF yang lebih baik ke depannya.
Buat yang ga suka Luhan jadi antagonis disini, sorry ya, ini kan Cuma FF. Author juga suka kok sama XiuHan. Anggep aja Luhan lagi acting disini.
Oh iya, buat yang ga kebayang Xiumin berjenggot gimana, ini dia linknya.
5furp4doh/17274894_10209539335061707_756623970_
Author belum bisa jadiin cover FF karena kudu nunggu 24 jam -_-
Ok deh, sampai jumpa di chapter selanjutnya.
