HOLD OUR HANDS

Chapter 1

Judul : Hold Our Hands

Author : Sam

Genre : Yaoi, Family, Friendship, Sad, Angst.

Main Cast : Byun Baek Hyun, Park Chanyeol.

Other Cast : EXO member and others

Pairing : Baekyeol

FF ini udah pernah Sam posting di FP di Facebook. Kalau ada yg berkenana untunk membaca ulang dan review silakan dan terima kasih ^^

HAPPY READING!

Aku hanya sebuah pelarian.

Aku dianggap memuakkan.

Terlalu sakit disini, dihatiku.

Aku tak ingin menangis.

Tak bisakah kalian melihat kedalam hatiku.

Aku ingin sekali membenci kalian, tapi tak bisa.

-START-

Triiiing Triiiiingggg

Bel masuk sekolah berbunyi, tandanya pelajaran segera dimulai, kelas 2-4 memulai pelajaran pertama mereka, olah raga.

"Ah! Aku lupa mengunci lokerku, aku kembali keruang ganti dulu, kalian kelapangan dulu saja" kata seorang namja kepada teman-temannya.

"Baiklah, cepat ya, jangan nyelonong lari kekantin lho hehe!" jawab alah seorang temannya.

"Aih! Jangan samakan aku denganmu Kai-ah" balas namja itu dan segera menuju ruang ganti.

Ruang ganti

-Author pov-

"Aduh mana kuncinya ya tadi sepertinya aku menaruhnya didalam sini" gerutu namja tadi sambil mengacak-acak lokernya. "Ah ketemu! Harus cepat-cepat balik nih, kalau terlambat bisa kena omel Siwon songsae-" setelah mengunci lokernya, namja itu segera keluar, namun jalannya terhenti setelah dia mendengar suara.

"Hentikan Sica noona hentikan, jangan disini nanti saja!" kata seorang namja.

"Aku tidak peduli, lagipula sekarang sedang sepi, bukannya teman-temanmu sedang berada dilapangan eoh, aku merindukanmu" suara yeoja yang terkesan menggoda sang namja itu. Yeoja itu terus mendekat kepada namja yang ada didepannya, mencoba untuk menciumnya.

Sedangkan namja yang mencuri dengar itu sedikit penasaran dan mendekati asal suara, karena dia familiar dengan suara-suara orang yang ia dengar itu.

Didekatinya asal suara itu perlahan-lahan yang terdengar dari ruang tempat peralatan olahraga disimpan. Entah mengapa ia sangat penasaran. Diintipnya pintu yang sedikit terbuka. Bertapa kagetnya namja itu saat mengetahui siapa pemilik suara-suara itu.

"Haah!" ditutupnya mulutnya saat melihat adegan yang baru saja ia lihat.

Gedebukkk! Tidak sengaja sang namja tadi menyenggol beberapa peralatan disitu. Dia terkaget tak terkecuali dua orang yang sedang melaukan aktivitas didalam sana.

"Siapa disana?" tanya Jessica rada malas, yang merasa kegiatannya terganggu.

"Ah..ah.. maaf,, chan...kau..." suaranya tertahan karena shock.

Wanita tadi mendekati namja yang masih berdiri didekat pintu, wajahnya tidak terlalu kelihatan.

"Ck! Nugu? Kau teman Channie? Ahh kau mengganggu kami ckk, baiklah channie aku pergi dulu lagipula ini sudah mulai pelajaran, bye bye!" dengus Jessica melirik sebal pada namja itu sembari meninggalkan ruang tersebut, dan tak lupa melambai centil pada pria yang bernama Chanyeol itu. Jessica hanya meninggalkan Baekhyun yang masih dalam keadaan shock.

"Ahh ne nuna" balas Chanyeol. Dia pun segera keluar karena memang pelajaran olahraga sudah dimulai dan juga penasaran dengan temannya yang mengganggu kegiatan mereka berdua tadi.

"Ahh mian kalau kau pagi-pagi sudah meli-" sambil menggaruk-garuk kepalanya malas, dan kemudian kata-katanya terhenti saat melihat namja yang melihatnya dalam diam.

"Baek...baekkie? Apa yang kau lakukan? Ah... tadi itu-" katanya kikuk.

"Ap.. apa yang aku lakukan? Bukankah apa yang kau lakukan yang harus lebih ditanyakan?" mata Baekhyun sudah memerah.

"Apa kau punya hubungan lagi dengannya? Apa kau diam-diam sering bertemu dengannya dan melakukan hal tadi? Apa kau ingin kembali padanya eoh?" tanya Baekhyun bertubi-tubi.

"I..Iya tapi tidak..." balas Chanyeol terbata-bata.

"Mwooo? Iya katamu?" mata Baekhyun mulai berair

"Ck bagaimana aku menjelaskannya, sudahlah hanya seperti itu saja mengapa kau sewot sekali sih? Aku jadi seperti seorang pencuri yang tertangkap basah saja" jawabnya enteng sambil sedikit mengacak-acak rambutnya.

"Mwo? Apa maksudmu dengan 'hanya seperti itu saja'? Melakukan hal seperti tadi kau menganggapnya hal biasa? Kau hampir berciuman channie...oh tidak, mungkin kalian sudah berciuman dan itu sering kalian lakukan kan? Aku tak habis pikir bagaimana bisa Channie kau..." Baekhyun tak bisa melanjutkan bicaranya.

"Bagaimana bisa kau melakukan itu, sementara kau masih denganku? Apa kau tau perasaanku selama ini? Aku selalu mencoba percaya padamu disaat teman-temanku meragukanmu... ya mereka sering bilang padaku tentang kedekatanmu lagi dengannya, tapi kupikir mereka salah paham. Kalian sudah putus, mungkin kalian hanya berteman saja. Dan sekarang... cih kupikir aku salah berpikir tentangmu, hiks... hiksss..." akhirnya pertahanan Baekhyunpun runtuh, dia mencoba menyeka airmatanya.

Sudah sering dia menangis tentang Chanyeol disaat dia sendirian, dia menyimpan kesedihannya didepan teman-temannya.

"Maaf, memang sekarang kami mulai dekat lagi, tapi kami tidak berpacaran, aku ingin mengatakannya sesegera mungkin, tapi aku takut menyakitimu bahwa aku..." akhirnya Chanyeol bersuara lagi.

"Bahwa apa channie? Cukup...cukup hentikan, aku tak mau mendengarnya lagi, ya kalian memang tidak berpacaran, tapi belum berpacaran... hiks" kata baekhyun masih terisak dan pergi meninggalkan chanyeol, chanyeol hendak mencegahnya, tapi baekhyun segera lari dengan cepatnya menuju toliet. Chanyeol memanggil baekhyun, tapi baekhyun tak menghiraukannya. Sesampainya ditolet dia membasuh wajahnya, ia tidak mau saat kembali lagi kelapangan teman-temannya akan melihatnya habis menangis.

Baekhyunpun sesunggukan menahan tangisnya. Dia tahu akhir-akhir ini sikap namjachingunya itu berubah. Tapi dia tidak mengindahkan persaannya saat itu, karena dia terlalu mencintai Chanyeol. Setelah menata lagi perasaannya, dia kembali kelapangan dengan tatapan kosong. Sesampainya disana dia mencoba menghindari Chanyeol. Tapi bagaimana bisa, mereka sekelas. Dia mencoba untuk fokus, mencoba bersikap senormal mungkin didepan teman-temannya setidaknya sampai pulang sekolah.

Pulang sekolah...

Saat pulang sekolah keadaan dalam kelaspun mulai sepi, anak-anak berhamburan keluar kelas, hanya sedikit yang masih berada didalam kelas, ya dan baekhyun masih disana. Menata buku-bukunya dengan gerakan lambat. Dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Saat baekhyun hendak pergi sebuah tangan dari belakang mendarat dibahunya menghentikan langkahnya.

"Tunggu baekhyun-ah!"

Baekhyun tau suara siapa itu, chanyeol, dia enggan untuk membalikkan badan apalagi menjawabnya.

"Baekhyun-ah dengar" ucap chanyeol sambil memutar badan baekhyun. Baekhyun hanya menatap tajam chanyeol dengan tetap tak ada jawaban keluar dari mulutnya.

"Maafkan aku dengan sikapku tadi, aku tak bermaksud begitu, aku hanya ingin..."

"Kau ingin putus kan? Hanya ingin putus kan, sudahlah memang sebaiknya kita putus, dan juga jangan ganggu aku lagi" potong baekhyun sebelum chanyeol melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa kau bicara sperti itu? Apa kau menginginkannya?"

"Memangnya apa lagi yang aku inginkan, setelah semua ini chanyeol, setelah semua yang telah kita lalui bersama dan kau...kau malah melukaiku, tidakkah kau sadari itu? Kau pikir apa lagi yang kuinginkan? Ahhh tidak, maksudku yang kau inginkan, benar kan?" tanya baekhyun balik yang penuh arti.

"Apa maksudmu?" tanya chanyeol tidak mengerti.

"Jangan pura-pura bodoh, yang benar-benar ingin kita putus adalah 'kau'" jawab baekhyun dengan penekanan diakhir kalimatnya.

"Tidak bakhyun-ah! A-aku hanya bingung baekhyun-ah, aku bingung dengan perasaanku, saat aku bersamamu hanya kau yang aku pikirkan dan..."

Baekhyun sempat senang mendengar perkataan chanyeol, tapi tidak lagi saat kalimat terakhir chanyeol sedikit menggantung "Dan...?" tanya Baekhyun.

"...dan... dan begitu juga sebaliknya saat aku bersama dia" jawab chanyeol sedikit memelankan suaranya.

"Hahh! Bagaimana bisa? Bagaimana bisaaa?" teriak baekhyun sedikit tertahan tapi masih bisa menggema diruang kelas yang sepi itu, dadanya begitu sakit mendengar apa yang dikatan orang yang ada didepannya itu.

"Hati seseorang tak akan semudah itu terisi dua cinta yang sama pada saat yang sama, pasti akan terasa sesak karena penuh,, kecuali salah satunya hanya bayangan, bayangan yang akan lenyap ketika pemilik hati yang sebenarnya mulai bersinar kembali, bayangan yang akan musnah saat pemilik hati sebenarnya mengambil alih kembali, dan sialnya bayangan itu adalah AKU, iya kan?" tangis baekhyun pun tak terbendung lagi.

"Aku hanyalah seorang pengganti bagimu disaat dia meninggalkanmu, aku hanya kesenangan sesaatmu, dan aku hanya pelarianmu. Dan disaat dia mulai merentangkan tangannya kembali untuk memelukmu, kau membuangku! Hiks hiks,, kau kejam chanyeol. Atau aku yang bodoh karena dulu terus mengharap cintamu. Dan ah benar, kau menerimaku karena kau merasa kasian padaku dan karena kau saat itu juga sedang merasakan luka makanya kau mau menerimaku, untuk menjadi penghibur hatimu, iya kan?" baekhyun meluapkan kekecewaannya, sakit dan sesak dihatinya pada saat itu juga, perasaan yang ia pendam lama. Ia menangis sambil mencengkeram dadanya, 'sakit' itu yang dia rasakan.

"Tidak baekhyun jangan berkata seperti itu.. kumohon" kata chanyeol yang akhirnya merasa bersalah juga setelah sekian lama. Chanyeol mencoba menunduk, menempelkan dahinya dengn dahi baekhyun, mengusap airmatanya, dan mencoba untuk menciumnya. Namun baekhyun menghindari ciuman itu, menepis tangan chanyeol.

"Putuskan.. putuskan sekarang. Kau pilih dia atau aku?" tanya baekhyun seketika, dia mencoba menahan isakannya sebisa mungkin. Sepertinya dia sudah siap dengan segala jawaban yang akan ia dengar nanti.

"A-apa maksudmu memintaku memilih?" tanya chanyeol yang masih tidak mengerti.

"Pilih siapa yang menjadi pemilih hatimu seutuhya, dan siapa yang yang hanya jadi bayangan!" jawab baekhyun tegas.

"A-aku tidak bisa baekkie-ah, beri aku waktu!" pinta chanyeol.

"Sudah banyak waktu yang kuberikan chanyeol" balas baekhyun mantap.

"A-aku tidak mungkin meninggalkanmu dan tidak mungkin pula untukku menghindarinya begitu saja" jawab chanyeol, baekhyun hanya memicingkan matanya sambil menggeleng pelan, tidak percaya dengan kata-kata yang terlontar dari mulut chanyeol.

"Baiklah, aku anggap akulah bayanganmu..., mengingat karena aku hanya bisa mengisi hatimu saat dia tidak ada disisimu, sedangkan dia... dia bisa mengisi hatimu saat aku tidak ada dan saat aku masih ada disisimu" kata-kata itu keluar seiring keluarnya airmatanya untuk kesekian kalinya.

Jlebb

Chanyeol merasakan sedikit tusukan dihatinya dan merasa apa yang dikatakan baekhyun memang benar adanya. Dia tau baekhyun selalu mencoba mendekatinya saat dia masih bersama jessica, tapi hatinya tetap untuk jessica saat itu, dia menerima baekhyun saat dirinya terluka karena jessica meninggalkan dirinya. Tapi sekarang jessica telah mengambil hatinya kembali, mengambilnya sekarang, saat dia masih bersama baekhyun. Memang salah, tapi memang benar kenyataanya. Meskipun begitu dia masih bingung dengan perasaannya, dia tidak bisa meninggalkan baekhyun, karena selama ini baekhyun membuatnya nyaman. Apa yang harus dia lakukan saat ini. Tapi dia harus mengambil keputusan.

Chanyeol memandangi baekhyun yang mengalihkan pandangannya saat ditatap oleh chanyeol dengan menggigit bibir bawahnya mencoba menahan isakannya.

"Baekhyun-ah... mianhae" hanya kata itu yang terucap dari chanyeol. Dan baekhyun tau itu adalah jawaban dari pertanyaannya. Bahwa... bahwa chanyeol memilihnya... memilihnya sebagai bayangan dihatinya, bukan sebagai pemilik hatinya.

"Ja-jangan meminta maaf, kau membuatku merasa seperti dibuang... tidak... aku memang dibuang, bodoh. Selamat tinggal, terimakasih untuk selama ini Park Chanyeol" baekhyunpun memandang chanyeol unuk terakhir kali sebelum dia pergi. Senyuman paksa yang tersungging, dan air mata masih mengalir dimatanya terukir diwajah sedihnya. Dan kemudian dia berlari meninggalkan chanyeol yang sekali lagi gagal menggapai tangan baekhyun untuk menghentikannya. Baekhyunpun pergi entah kemana sebelum dia kembali kerumah, ingin menenangkan sejenak hatinya yang remuk.

Home

-Masih Author Pov-

PLAKK

"Dari mana saja kau? Sudah hampir sore kau baru pulang?" bentak seorang lelaki paruh baya pada anaknya.

"Aku ada tambahan pelajaran appa" jawab Baekhyun lesu, sudah pasti baekhyun berbohong karena dia pergi ketaman, untuk menenangkan hatinya sejenak. Tidak mungkin dia jujur tentang keadannya saat ini.

"Ya! Kau lama-lama seperti ibumu yang selalu pergi sampai malam dengan menggoda laki-laki itu" bentak ayahnya dengan marah.

"Appa! Berhenti mengatai eomma! Appa tidak berhak un-"

PLAKK

"Berani kau membentakku hah! Masuk kamar!" laki-laki itu menampar Baekhyun dengan masih memarahinya.

Baekhyunpun segera menatap appanya tajam sambil memegangi pipinya sebelum ia berlari menuju kamarnya. Sesegera ia sampai, dia langsung menjatuhkan tubuhnya dibenamkannya wajahnya di bantal.

-Author Pov end-

-Baekhyun Pov-

Hiks hiks! Tak ada yang berjalan baik hari ini. Hiks, kenapa aku menangis? Karena bertambah satu luka lagi ditubuhku atau karena bertambah satu luka lagi dihatiku? Entahlah, aku tidak ingin menangis, tapi faktanya aku selalu menangis, selalu, hiks! Semua orang tak ada yang mau memahamiku. Mereka anggap apa diriku ini? Anak? Teman? Pacar? Hah, dimata mereka aku hanya orang yang memuakkan. Tapi bagaimanapun, aku sulit membenci mereka. Aku harap aku bisa membenci orang, agar tidak begitu menyakitkan. Aku benci diriku sendiri yang tidak bisa membenci orang-orang yang menyakitiku.

-Baekhyun Pov end-

-Author Pov-

Segera setelah ia mampu mengistirahatkan matanya, terdengar suara ribut-ribut diruang tamu. Sudah pasti itu adalah suara pertengkaran appa dan eomma Baekhyun. Mereka sering sekali bertengkar, malah itu sudah menjadi aktivitas rutin. Baekhyun menenggelamkan kepalanya dibantal agar suara ribut itu tidak terdengar. Tapi keributan ini tak seperti biasanya, terdengar sedikit lebih keras. Baekhyun melepaskan bantal membiarkan keributan itu terdengar. Tapi malah suara langkah kaki yang terdengar menuju kamarnya diiringi teriakkan ayahnya.

Tap tap tap! Dug dug dug!

"Baekhyun! BAEKHYUN! Cepat buka pintu!" teriak appa Baekhyun sambil menggedor-gedor pintu kamar Baekhyun.

Segera Baekhyun menuju pintu kamar untuk membuka kunci kamarnya. Langsung saja pintu kamarnya diterobos masuk oleh sang appa.

BRUAK

Baekhyunpun jatuh karena tubuhnya terhantam pintu yang didorong paksa ayahnya.

"Sini kau keluar! Ayo cepat keluar!" Baekhyun diseret appanya menuju ruang tamu.

"Appa sa..sakit, lepaskan a...aku!" pinta baekhyun kesakitan karena lengannya ditarik paksa.

Sesegera sampai diruang tamu baekhyun didorong hingga tersungkur dilantai. Ia kesakitan tapi lebih menyakitkan saat melihat eommanya juga tersungkur disampingnya.

"Eo..eomma.. kau terluka.. apa yang terjadi" tanya baekhyun sambil memegangi eommanya.

"Apa yang appa lakukannn? Memangnya apa salah kami? Appa tidak berhak melakukan ini!" teriak baekhyun dengan marah.

"Apa salah kalian, hah? Salah kalian adalah bahwa kalian hidup. Maka dari itu aku akan membunuh kalian!" teriak appa baekhyun tak kalah kencangnya.

Mendengar perkataan ayahnya, baekhyun merinding dan segera mendekati dan memeluk ibunya. Karena dia tahu perkataan ayahnya tidak main-main, seperti perlakuan ayahnya selama ini kepadanya yang tak segan-segan memukulnya hanya karena kesalahan kecil.

"Appa... hentikan.. kumohon, kalau kau membenciku pukul saja aku, jangan eomma..." baekhyun mengeratkan pelukannya pada eommanya.

"Baekhyun-ah pergilah appamu benar-benar akan membunuh kita" bisik eomma baekhyun kepada anaknya.

"Sudah! Hentikan sandiwara menjijikkan kalian, jika kalian memang saling mencintai akan kukirim kalian keneraka bersama-sama. Tak akan kubiarkan kalian hidup bersama dengan mereka setelah apa yang telah aku lakukan pada kalian!" bentak appa baekhuyn.

Baekhyun sedikit berpikir dengan kalimat terakhir appanya. 'hidup bersama dengan mereka?' apa maksudnya itu? Apa benar eommanya diam-diam menemui lelaki lain? Diliriknya sejenak eommanya. Namun sesegera mungkin dia menepis oikiran itu, karena apa yang dihadapinya saat ini lebih harus dipikirkan dan menakutkan.

Dia sangat terkaget saat dilihatnya appanya membawa kayu yang cukup besar. Dia hendak mengarahkan kayu itu kepada baekhyun dan eommanya, segera baekhyun menubruk ayahnya dan mereka berduapun tersungkur.

"Minggir kau anak sialan,, apa kau ingin mati duluan hah? Akan kukabulkan permohonanmu"

DUK

"Ahh!"

Appa baekhyun menendang baekhyun denagn cukup keras, hingga baekhyun terpental dari tempatnya. Appa baekhyun segera berdiri dan menghampiri baekhyun, sudah siap akan memukul baekhyun. Namun sekali lagi aksinya terhalang, eomma baekhyun memegangi tangan suaminya.

"Hentikan,, lepaskan...lepaskan anak itu, kumohon lepaskan,, bu..bunuh aku kalau kau ingin membunuh orang, bunuh aku, sudah cukup kau memukuli baekhyun selama ini... hiks hiks" eomma bakhyun menangis tak tega melihat anaknya yang tak berdaya. Dia tau selam aini baekhyun selalu menerima hukuman fisik dari suaminya, tapi baekhyun tidak pernah mau jujur.

"Pergi kau!" appa baekhyun menghentakkan tangannya dan mendorong istrinya, lalu dia melirik kearah istrinya dengan penuh seringaian tersungging di bibirnya. "Kalau begitu kau yang lebih dulu mati, rasakan ini!"

CRAATTTT

Darah terpercik kelantai, hening, semua masih terdiam mencerna pemandangan yang terjadi di ruangan itu.

BRUKK

Seseorang jatuh dengan darah mengalir cukup deras.

Trakkk

Alat yang digunakan sang pelaku untuk membuat korbannya terjatuhpun ikut terjatuh.

"Baekhyuuuuun" eomma baekhyun histeris segera memeluk anaknya yang terjatuh.

"Bakhyun apa yang kau lakukan? Baekhyun lihat eomma, lihat eomma, tidak apa-apa nak eomma disini hiks hiks. Eomma ada didekatmu, kau tidak salah... tidak salah" tangis sang ibu sambil memeluk anaknya erat.

'Tidak salah'? apa maksudnya itu. Ya memang benar baekhyun terjatuh, tapi dia terjatuh karena shock dengan apa yang dia lakukan. Dia menusuk appanya. Baekhun menusuk appanya dengan botol yang meruncing, sehingga terang saja bisa melukai orang bahkan membunh orang. Membunuh? Apa ayah baekhyun meninggal?

"Eo..eomma...a a ak... apa yang telah aku lakukann? Eomma..?" tanya baekhyun terbat-bata sambil melihat kearah appanya dengan tatapan kosong. Air matanyapun telah menetes.

"Baekhyun tidak... kau tidak melakukan apa-apa itu hanya kesalahan... kecelakaan nak.." eomma baekhyun mencoba menahan air matanya.

"Aku membunuh... aku telah membunuh... eomma panggil polisi cepat... mereka harus menghukumku" baekhyun berganti menatap eommanya masih dengan tatapan kosong dan kemudian beralih memandangi tangannya yang berlumuran darah appanya itu.

TBC

Mind to review?