Hida Tanaka Presents :
-oo-
WHERE ARE YOU?
Pairing : Uchiha Sasuke X Hyuuga Hinata
Disclaimer : Stop! Don't ask me anymore! *Duak
WARNING! : AU, OOC, EYD gaje, Cerita Gaje, etc !
-oo-
Sasuke berjalan menyusuri sungai Konoha dengan perasaan marah dan kesal. Saat berselisih dan bertengkar dengan Itachi-kakaknya dia selalu lari ke sungai itu. Bahkan jika di pikirkan mereka bertengkar hanya karena hal sepele. Cuma gara-gara Itachi menghilangkan sebuah sapu tangan milik Sasuke, tapi bagi Sasuke itu sangat berarti.
"Kau dimana?" gumam Sasuke datar lalu merebahkan tubuhnya di rumput pinggiran sungai. Dia mengingat-ingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
Flashback On
Hari sudah cukup sore, saat itu Sasuke baru pulang dari kegiatan di sekolahnya. Dia tidak langsung pulang melainkan pergi ke sungai Konoha kesukaannya. Dia berjalan di rumput yang sedikit licin itu dan tergelincir.
BRUUKK
Sasuke jatuh tersungkur dengan wajah mendarat lebih dulu, parahnya dia jatuh tepat di hadapan seseorang, seorang gadis yang terlihat sangat kaget.
"E-eeh, d-daijoubu?" tanya seorang gadis di hadapannya itu. Sasuke mendongakkan kepalanya dan bangkit.
"Hn." jawab Sasuke cuek, dia sangat malu bagaimanapun juga.
"I-ini," gadis itu mengulurkan sapu tangan kepada Sasuke.
"Tidak perlu." ucap Sasuke dingin.
"H-hidungmu b-berdarah," kata gadis itu dengan berani mengelap darah dari hidung Sasuke. Saat itu Sasuke benar-benar memperhatikan wajah gadis tersebut.
"A-ano, g-gomenasai a-aku lancang," ucapnya setelah tahu Sasuke mengamatinya dan menghentikan tangannya.
"I-ini, s-silakan bersihkan sendiri," gadis itu memberikan sapu tangan pada Sasuke malu-malu.
"Hn." Sasuke menerima sapu tangan itu.
"A-ah, s-saya harus pulang." gadis itu membungkuk.
"Hei, sapu tanganmu?" ucap Sasuke masih dengan intonasi dan muka yang datar.
"B-Buatmu s-saja." katanya malu-malu dan berlari meninggalkan Sasuke.
"Hinata~" gumam Sasuke pelan setelah melihat suatu nama di sapu tangan tadi. Tanpa dia sadari bibirnya membentuk senyuman tipis.
Flashback Off
Sasuke malah makin kesal begitu mengingatnya, karena secara otomatis dia teringat Itachi yang sudah menghilangkan sapu tangan itu. Kronologinya, tadi siang saat Sasuke masih sekolah, Itachi membereskan rumah mereka. Ayah dan ibunya pergi keluar kota sedangkan Itachi sendiri libur kuliah. Itachi tidak tahu bahwa ada sapu tangan Sasuke yang terjatuh di halaman. Dia pikir itu hanyalah kain biasa yang tak penting, segera dia menyapu dan membuangnya ketempat sampah. Sepulang sekolah Sasuke mencari itu tapi tidak ketemu. Sasuke mengamuk pada Itachi yang membuangnya sembarangan. Dia langsung pergi ke sungai Konoha.
Hari sudah hampir gelap, Sasuke masih belum beranjak dari tempatnya, tapi dia segera bangkit mengingat dia akan mencari sapu tangan itu di sekitar rumahnya. Dia bahkan lupa tidak mencari di tempat sampah atau tempat lain karena sudah dikuasai amarah. Dengan segera dia pulang mencari benda yang di anggapnya berharga itu.
"Ini Sasuke, aku tadi mencarinya," Itachi memberikan sapu tangan yang dibuangnya tadi. Dia bahkan sudah menanti Sasuke di halaman depan.
"Hn." ucap Sasuke mengambil sapu tangan kotor itu dan langsung masuk rumah.
"Ck, kau bahkan tak berterimakasih, Sasuke!" teriak Itachi sebal, namun Sasuke yang mendengarnya di dalam rumah tidak menggubrisnya. Sasuke langsung mencuci sapu tangan itu.
'Apa dia masih ingat?' inilah yang selalu dipikiran Sasuke setiap saat.
-oo-
Bagi kebanyakan orang, masa-masa SMA itu masa paling indah. Tapi tidak dengan Sasuke. Dia bahkan belum mempunyai pacar sampai kelas sebelas ini. Bukan karena dia tidak laku, justru sebaliknya, banyak gadis mengejarnya. Hanya saja Sasuke tidak berniat berpacaran dengan gadis-gadis nyentrik itu. Hati Sasuke sudah di miliki seseorang yang bernama Hinata.
"Oi, teme, sekali-kali bersenang-senanglah!" ucap Naruto sahabat yang di benci Sasuke, tapi dialah sahabat yang paling mengerti
"Urusai, dobe." Sasuke memalingkan wajah malasnya, tanpa sengaja pandangannya tertuju pada seorang gadis berambut indigo jauh di meja kantin depannya. Sasuke sangat terkejut.
"Oi Oi, teme kenapa?" tanya Naruto menyadarkan Sasuke.
"Kau kenal dia?" Sasuke balik bertanya memastikan dia gadis yang selama ini di carinya. Naruto mengikuti arah pandangan Sasuke.
"Yang mana? Ada banyak orang disini." tanya Naruto celingukan mengamati orang-orang di depan mereka.
"Gadis berambut panjang itu," jawab Sasuke.
"Oh gadis berambut panjang pirang itu Ino, kau suka ya?" cerocos Naruto menggoda Sasuke.
"Bukan, yang satunya!" ujar Sasuke geram. Naruto sedikit takut dengan suara Sasuke yang lebih berat, tanda Sasuke marah.
"Gadis pemalu itu namanya Hinata."
Sasuke menahan nafasnya, seakan waktu berhenti saat itu juga. Banyak perasaan muncul, terutama perasaan senang. Dia masih ingat wajah manis itu. Bagaimana dia bisa tak tahu, ternyata selama ini gadis yang di carinya satu sekolah dengannya.
"Kau suka? Dia sudah punya pacar loh. Hahaha!" Naruto tertawa keras, tapi tidak dengan Sasuke. Perasaan senang tadi hanya sesaat, sekarang rasa kecewa yang dia rasakan. Bertahun-tahun dia menunggu gadis itu dan sekarang ada di hadapannya tapi tak bisa di gapainya.
"Siapa?" tanya Sasuke datar berusaha menyembunyikan perasaan kecewanya.
"Sasori-senpai, ketua klub kesenian itu." jawab Naruto lalu memakan ramennya.
"Bagaimana kau tahu?" Sasuke berusaha menahan suara dan wajahnya agar tetap datar.
"Kau ini benar-benar suka ya? Tak biasanya kau membicarakan perempuan!" tanya Naruto sedikit heran.
"Tidak." jawab Sasuke singkat.
"Dasar pembohong. Baru kali ini kau seperti ini," goda Naruto. Sasuke menatapnya tajam, tapi Naruto malah menampilkan cengiran lebarnya. Sasuke bangkit dari tempat duduknya. Diikuti Naruto menyusulnya.
"Aku tadi cuma bohong kok!" kata Naruto sambil tertawa. Sasuke benar-benar jengkel sama teman gilanya ini. Perasaannya kembali lega, setidaknya masih ada kesempatan mendapatkan Hinata.
Sepanjang perjalanan ke kelas, nama Sasuke bergema dimana-mana. Siswi-siswi centil memanggilnya, tapi Sasuke sangat malas dengan yang seperti itu. Dia hanya menampilkan wajah stoic.
"Itu Hinata, Sasuke!" bisik Naruto. Tanpa aba-aba Sasuke langsung menoleh, tapi tidak menemukan Hinata.
"Ternyata benar, kau suka padanya, bahkan mudah sekali kena tipu. Wahaha!" wajah Sasuke sedikit memerah, malu juga marah. Bisa-bisanya dia tertipu ucapan Naruto. Dia langsung mempercepat langkahnya menuju kelas meninggalkan Naruto.
"Tunggu teme!" teriak Naruto menyusul Sasuke.
Sasuke berjalan berpapasan dengan Sasori. Entah kenapa meski Naruto tadi cuma berbohong tapi tetap saja hatinya dongkol.
"Itu Hinata, teme." ucap Naruto pelan dengan berjalan mundur.
"Aku tidak akan tertipu lagi." balas Sasuke dingin dan meneruskan langkahnya.
"Hinata, tunggu!" seru Sasori sambil berlari kecil. Sasuke memberanikan dirinya menoleh, kali ini Naruto benar. Sasuke ingin sekali menyapanya setelah sekian lama dia mencarinya. Tapi melihat Hinata terlihat senang dengan Sasori, Sasuke kembali berjalan menuju kelasnya.
"Dia sudah lupa." ucap Sasuke hampir berbisik, dia lupa bahwa Naruto masih bersamanya.
"Lupa apa?" tanya Naruto.
"Tidak ada." jawabnya singkat.
"Kau harus mengalahkan Sasori-senpai jika kau menyukai Hinata. Kabarnya sih, dia menyukai Hinata dan dia bisa melakukan apapun pada lelaki yang mendekati Hinata agar mereka jera dan tidak mendekati Hinata lagi," cerocos Naruto panjang lebar.
"Hn." sahut Sasuke singkat. Dalam lubuk hatinya dia akan menghancurkan Sasori.
-oo-
Sasuke memandang sapu tangan di hadapannya dengan banyak perasaan. Ingin membuangnya tapi kemudian di genggam erat seakan tidak ada yang boleh memilikinya. Dia jadi mempunyai niat menyapa Hinata dan mendekatinya. Namun tentu tidak mudah bagi Sasuke.
"Sasuke! Makan malam sudah siap!" teriak Itachi dari ruang makan. Sasuke hanya diam dan pergi ke kamarnya.
Di dalam kamarnya dia teringat Hinata yang tersenyum ramah pada Sasori. Dia cantik sekali, lebih cantik dari beberapa tahun yang lalu. Rambutnya juga sudah panjang. Memikirkannya membuat Sasuke senang sekaligus gundah. Dia ingin memiliki Hinata seutuhnya. Tapi masih ada Sasori yang akan menghalanginya.
"Akan ku lakukan!" gumamnya pelan dan menggenggam erat sapu tangan Hinata yang di berikan padanya.
.
.
.
Hinata berjalan di lorong sekolah yang masih sepi. Pagi-pagi dia sudah datang ke sekolah karena jadwal piket. Terdengar suara derap kaki mendekat, Hinata ketakutan. Pada dasarnya dia takut sama hal-hal yang berhubungan dengan hantu. Suaranya terdengar semakin keras, Hinata tak berani menoleh.
"Ohayou Hinata!" Hinata mengenal suara itu seketika menoleh.
"O-Ohayou Sakura-san!" Hinata bernafas lega setelah tahu itu bukan hantu.
"Ayo ke kelas, kita kan piket bareng." ajak Sakura. Hinata mengangguk
Semakin siang semakin banyak murid yang memasuki sekolah.
Hinata sudah selesai membereskan kelasnya dan berniat mengambil peralatan yang di butuhkan. Baru saja keluar dari kelasnya dia sudah menabrak seseorang.
"A-ano, gomen nasai." ucap Hinata meminta maaf sambil membungkuk.
"Hn. Sudahlah." balas orang itu dingin. Hinata mendongakkan kepalanya dan menemukan Sasuke berdiri tepat di hadapannya. Sasuke langsung pergi menuju kelasnya.
"Dia tidak pernah mengingatku." bisik Hinata dalam hati. Raut wajahnya terlihat kecewa.
-oo-
Sasuke memasuki kelasnya dengan perasaan yang sama kecewanya dengan Hinata. Dia bahkan tak berani menyapa, malah langsung pergi dari orang yang di nantinya selama ini.
"Pecundang!" gumam Sasuke merutuki dirinya sendiri. Tiba-tiba raut mukanya terlihat berbeda "Jika dia mengingatku, harusnya dia menyapaku. Dan dia tidak ingat, aku tidak akan menyapanya!" batin Sasuke malas.
Rasa malas Sasuke bertambah ketika teman-teman gilanya datang. Mereka itu Naruto, Kiba, Shikamaru, Sai dan Gaara. Mereka semua anggota genk terkeren kedua setelah 'Akatsuki' di sekolahnya. Sementara mereka menamakan genknya 'CBB(Cool Bad Boys)'. Naruto sang pelopor seenaknya memasukkan orang-orang ke genk besutannya, termasuk Sasuke. Sebenarnya Naruto juga yang memberi nama genk anehnya.
"Oi, teme. Pagi-pagi sudah pasang tampang buluk." ucap Naruto diikuti suara tawa dari yang lain.
"Diamlah!" sahut Sasuke di iringi tatapan tajam pada mereka.
"Sudahlah Sasuke, lihat wajahmu makin mirip sama ayam, cocok sekali dengan model rambutmu!" celetuk Sai, yang lain makin tertawa. Shikamaru yang dari tadi diam, sekarang menampilkan giginya. Gaara juga tersenyum tipis. Padahal raut wajah Sasuke tidak berubah sama sekali, hanya saja mereka suka menggoda Sasuke dan berniat mengubah wajah super monoton itu.
"Kau ini manusia atau mayat? Muka kok tanpa ekspresi !" tambah Kiba mengerutkan dahinya.
"Sekumpulan orang bodoh!" Sasuke menghela nafas melihat orang-orang gila yang disebut teman itu.
-oo-
"Hinata, kenapa kau ini?" tanya Sakura menggoyangkan bahu Hinata.
"A-ah, t-tidak apa-apa," jawab Hinata tersadar dari lamunannya.
"Apa ada masalah? Hari ini kau lemas sekali." sambung Sakura
"A-ano, cuma sedikit capek saja," Hinata tersenyum lembut. Tiba-tiba suara gaduh ada di kelas mereka.
"Akatsuki lewat tuh!" teriak gadis-gadis di pintu dan jendela kelas.
"Deidara-senpai!"
"Sasori-senpai!"
"Yahiko-senpai!" panggil siswi-siswi pada senpai pujaan mereka.
"Hei, kita kan juga anggota Akatsuki !" protes Hidan karena namanya tidak pernah di panggil. Kakuzu, Tobi, Zetsu dan Kisame mengangguk. Sebenarnya Itachi dulu juga anggota Akatsuki tetapi satu tingkat di atas mereka jadi dia lebih dulu lulus dan tentu saja tidak bergabung lagi.
"Nagato-senpai kemana kok nggak ada?" mereka malah balik bertanya pada Hidan yang sedari tadi mencibir aksi fans gila itu.
"Nagato hari ini sakit, doakan cepet sembuh ya?" ucap Pain-julukan Yahiko pada mereka. Ketua genk itu kemudian melanjutkan langkahnya. Kelas kembali tenang.
Sakura menatap teman-temannya heran sedangkan Hinata terkikik geli dengan kelakuan teman sekelasnya. Tak berapa lama kegaduhan di mulai lagi. Kali ini Sakura dan Hinata sedikit melihat keluar kelas.
"Sasuke-kun!"
"Gaara-kun!" para gadis kembali histeris dengan lewatnya genk CBB itu. Sang ketua menatap mereka kesal, lebih tepatnya iri.
"Naruto-kun!" wajah Naruto berbinar mendengar namanya di panggil. Dia menoleh ke belakang dan menemukan Konohamaru terpingkal-pingkal. Konohamaru itu sepupu Naruto yang bisa menirukan suara perempuan. Naruto menatap Konohamaru sebal dan mempercepat langkahnya mendahului anggotanya. Sementara Sasuke masih berjalan santai dengan mata sedikit melirik ke dalam kelas Hinata. Ada sedikit senyum di wajah flatnya setelah melihat Hinata sebentar, namun itu langsung sirna mengingat Hinata melupakan dirinya.
Nafas Hinata memburu melihat Sasuke berjalan di depan kelasnya. Dia selalu ingat dengan orang yang pernah di tolongnya waktu itu.
"Dia bahkan tak pernah menyapaku sejak kelas sepuluh dulu. Ah siapalah aku, aku hanyalah orang yang tak berarti sama sekali baginya." ucap Hinata lirih sekali, tapi masih mampu di dengar Sakura.
"Hehhh, siapa? Apa ada yang kau sukai?" tanya Sakura heboh sendiri.
"A-apa? A-aku hanya b-berpikir ingin membuat puisi kok." sanggah Hinata.
"Ya sudah ayo ke kantin!" ajak Sakura semangat setelah mendengar bel istirahat berbunyi. Hinata hanya mengangguk lesu.
Di kantin mereka bertemu lagi dengan CBB. Hinata tak berani menatap orang-orang disitu. Dia menarik Sakura agar mencari tempat duduk yang jauh.
"Kenapa buru-buru Hinata?" tanya Sakura heran
"A-ano, yang agak sepi saja." jawab Hinata.
"Hei kalian, ayo duduk disini." ujar teman pirang mereka-Ino.
"I-iya." Hinata mau tidak mau ikut satu meja dengan Ino, dia sulit menolak permintaan temannya.
Sasuke melihat gadis di meja depannya dengan tatapan intens. Rindu sekali rasanya, tapi tidak juga berani menyapanya. Perasaannya menjadi sangat kesal saat Akatsuki memasuki kantin, terutama pada lelaki berambut merah itu. Amarahnya mulai terlihat saat Sasori dengan santai langsung duduk di samping Hinata. Rasa marah itu semakin memuncak saat pipi Hinata di cubit Sasori dengan gemasnya.
BRAKK
Semua mata tertuju pada meja kantin anggota CBB. Sasuke berdiri dengan sekuat tenaga, mejanya terangkat dan menimbulkan suara mirip hantaman yang keras. Sasuke pura-pura membersihkan celananya dan pergi meninggalkan kantin demi menjaga martabatnya. Awalnya dia ingin menghajar Sasori yang terlihat mesra dengan Hinata. Namun keberaniannya menguar begitu saja, dirinya malah menjadi pusat perhatian.
"Oi, apa kalian sadar kalau akhir-akhir ini Sasuke agak bertingkah aneh?" tanya Kiba masih melongo sejak dentuman meja tadi. Semua anggota CBB lainnya mengangguk.
"Kurasa dia sedang jatuh cinta." ucap Naruto menyeringai dengan mata menyipit, tapi justru terlihat aneh.
"Ck, mendokusai. Sepertinya dia menyukai gadis yang sudah di target oleh orang lain." sambung Shikamaru menahan tawa.
"Sasuke yang malang." Gaara sedikit mengangkat sudut bibirnya. Sementara Sai dan Kiba hanya cengo. Mereka heran kenapa Naruto punya pikiran yang sama dengan si jenius nanas itu, biasanya dialah yang paling idiot, atau karena mereka saja yang belum tahu.
Sepanjang perjalanan ke kelas, Sasuke mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Nafasnya sedikit memburu, hanya saja raut muka datar tak pernah pergi dari wajahnya.
"Kau sudah membangunkan iblis dalam diriku,-" mulut Sasuke tidak meneruskan perkataannya, tetapi pikirannya sudah menyebut nama itu.
"SASORI!" geram Sasuke dalam hatinya.
-oo-
TBC
-oo-
Uwihh, lama kagak publish nih ye XD
SasuHina again, Gaje plus OOC again -.-
Fic OUR MISSION aja masih belum update udah buat lagi -_-
Nah loh, genk mereka apaan sih gaje banget, salahin Naruto dong kan dia yang buat XD
Wah, jangan-jangan 'iblis' Sasuke itu seperti yang biasa di pertunjukkan kuda lumping kali ya. Wahaha XD *plakk
Semoga ini banyak yang suka, apalagi review *NgarepBangetNih
RIPIU dong ! Nulis juga capek tauk XD
