Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi

WARNING: OOC, AU, Typo(s)

.

.

.

Di bawah pohon Sakura musim gugur yang bunganya berjatuhan sehingga menciptakan pemandangan indah merah muda, dua sosok berdiri di bawahnya. Yang berambut merah membelalakkan matanya ketika yang rambut biru meletakkan kedua tangan cokelatnya di pipinya yang memerah.

"Aku mencintaimu," kata yang lebih tinggi dan memajukan tubuhnya untuk lebih dekat. "Aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu denganmu di pinggir sungai waktu itu. Kau selalu berada di pikiranku, aku ingin kau menjadi milikku selamanya."

"M-maaf tapi—"

Yang berambut biru lalu menghela napas dan melepaskan lawan bicaranya. "Kau tidak mencintaiku?"

"B-bukan begitu maksudku—"

"Lalu kenapa kau menolakku?"

Yang lebih pendek lalu memegang tangan yang lebih gelap dari tangannya. "Tolong dengarkan aku dulu, aku tidak ingin terlalu terburu-buru dengamu dan—"

"Ini tidak terburu-buru," dia lalu memegang pundak di depannya lalu menundukkan wajahnya untuk mendekatkan bibirnya ke bibir di depannya…

"CUT!"

Kagami dengan segera langsung memundurkan tubuhnya dan memandang Aomine yang langsung duduk di kursinya.

"Good job, semuanya! Itu scene terakhir untuk hari ini, kita lanjutkan besok." Kagami berganti memandang perempuan dengan rambut cokelat pendek yang duduk di kursi sutradara yang juga kakak kelasnya dulu waktu SMA.

"Aomine-kun, aku perlu bicara denganmu sebentar." Aida Riko memanggil Aomine yang lalu berjalan malas ke arahnya dan diikuti perempuan lain berambut merah muda.

"Kagami-kun," Kagami menolehkan kepalanya dan melihat manajernya menghampirinya sambil membawa botol minum.

"Terima kasih, Kuroko."

"Tadi bagus sekali, kalian semakin hari semakin terkoneksi." kata Kuroko.

"Ya mungkin," balas Kagami dan memandangi Aomine yang masih berbicara dengan sutradara.

"Apa lihat-lihat!" sentak Aomine ketika dia menoleh dan melihat Kagami memandanginya.

"Siapa yang lihat-lihat!" balas Kagami tidak kalah keras.

Meskipun mereka sedang berada di tengah-tengah produksi untuk dorama sangat romantis, tapi di balik layar mereka tidak ada romantisnya sama sekali dan malah lebih pantas kalau mereka dibilang musuh.

"Kuroko, aku masih tidak mengerti kenapa kau menyetujui ini." kata Kagami setelah berhenti pelotot-pelototan dengan Aomine.

"Karena aku melihat kesempatan besar untukmu di sini Kagami-kun," jawab Kuroko. "Dan lawan mainmu adalah Aomine-kun, kau bisa lebih dikenal lewat dorama ini."

"Kenapa bukan kau sendiri kalau begitu yang main?" tanya Kagami.

"Aku tidak bisa berakting, Kagami-kun."

Ketika Kagami mencoba memikirkan Kuroko yang berakting romantis dan berkata hal-hal romantis seperti "aku mencintaimu" dengan wajah datarnya, Kagami jadi tertawa terbahak-bahak. "Aku jadi ingin melihatmu berakting romantis dengan wajahmu itu." kata Kagami masih tertawa dan menggebuk punggung Kuroko.

"Sakit, Kagami-kun." balas Kuroko sambil menyodok rusuk Kagami dengan sikutnya sementara masih berwajah datar.

Kagami cemberut lalu meminum airnya.

Kagami adalah seorang pendatang baru di dunia akting. Namanya baru booming setelah dia menjadi pemeran utama dalam salah satu film live action dari sebuah anime. Dan setelah itu dia mendapatkan tawaran-tawaran untuk bermain film atau drama atau menjadi seorang brand ambassador untuk sebuah produk atau bahkan menyanyi tapi next big project-nya malah dorama pilihan Kuroko ini. Dorama ini adalah BL dorama yang diangkat dari sebuah BL manga yang baru-baru ini sedang sangat hits dan digandrungi para fujoshi seluruh negeri yang katanya juga akan mendapatkan adaptasi anime dengan pengisi suara-pengisi suara papan atas. Kata Kuroko, mangaka-nya sendiri yang meminta untuk men-cast Kagami jadi dia tidak perlu melakukan casting lagi karena role itu sudah disediakan untuknya. Rumornya sih, memang si mangaka adalah fans dari Kagami dan Aomine dan draft awal manga itu adalah sebuah doujinshi yang digambarnya untuk Aomine dan Kagami. Meskipun sebelumnya Kagami dan Aomine belum pernah benar-benar berakting bersama, hanya waktu itu Kagami mendapat peran role kecil sebagai ekstra yang hanya berbicara satu kalimat dan muncul selama lima menit membantu karakter yang diperankan Aomine yang sedang tersesat, tapi si mangaka sudah jatuh cinta dengan chemistry mereka berdua dan menjadi shipper mereka sejak saat itu. Kagami sempat berpikir mungkin mangaka ini otaknya kebanyakan mengandung micin, masa dia fangirling-an sama dua orang yang tidak pernah berbicara selain lima menit itu? Dan Kuroko menjawabnya, itulah salah satu misteri dunia. Kuroko bahkan memberikan bukti tentang salah satu pairing di anime terkenal yang meskipun mereka tidak pernah berbicara, pairing itu malah yang paling banyak mempunyai shipper di antara para fans.

Setelah doujin yang digambarnya laku keras di pasaran, si mangaka dinasehati oleh temannya yang akhirnya menjadi editornya untuk mencoba mengirimkan naskahnya ke penerbit dan menerbitkannya menjadi manga meskipun karakter utama dibedakan sedikit untuk menghindari hak cipta. Yang awalnya nama para karakter utama adalah nama Kagami dan Aomine (Taiga dan Daiki) setelah menjadi manga si mangaka menggantinya menjadi Taiki dan Daichi tapi ciri-ciri fisiknya masih mirip dengan Kagami dan Aomine yang asli. Dan dengan pertimbangan semua itu, Kuroko menyetujui peran yang ditawarkan untuk Kagami ini. Dia juga kenal dekat dengan manajernya Aomine jadi dia bisa mengenalkan Kagami ke Aomine dengan lebih mudah. Kuroko sendiri bahkan sudah kenal dengan Aomine.

Sementara Kagami masih newbie, Aomine sudah 'veteran' di dunia entertainment meskipun dia masih muda. Sudah banyak karya yang dihasilkannya yang kebanyakan adalah perannya sebagai karakter "bad boy" yang membuatnya mempunyai banyak fans wanita dari dalam maupun luar negeri. Dia bahkan pernah mendapatkan penghargaan untuk pendatang baru terpopuler waktu pertama debutnya yang langsung menarik hati penonton. Kagami awalnya sempat gugup waktu pertama kali akan bertemu dengan Aomine karena memang Aomine sudah lebih senior darinya dan karena itu waktu mereka bertemu pertama kali, Kagami tidak sengaja menumpahkan minuman ionnya ke kaos Aomine dan membuat Aomine marah-marah ke Kagami. Meskipun Kagami sudah meminta maaf berkali-kali dan dia bilang dia tidak sengaja tapi Aomine masih tetap memusuhinya. Satu-satunya yang dapat menyatukan mereka untuk berakting romantis bersama adalah karena banyaknya dukungan fans Aomine yang memberikan dukungan baginya untuk bermain di drama ini. Mereka bahkan membuat tren baru dengan #Dai-chanforAutumnLights2k16 yang memenuhi linimasa sosial media-sosial media selama berminggu-minggu. Dan karena Aomine percaya kalau fans adalah orang-orang yang membuatnya sampai bisa seterkenal ini dan sampai bisa membuatnya bertemu secara langsung dengan gravure idol pujaannya jadi dia mau berpartisipasi dalam produksi ini. Dan Kagami yang masih baru dan ingin membangun namanya, setuju-setuju saja dengan semua proyek yang ditawarkan padanya meskipun dengan sedikit paksaan dari Kuroko di proyek ini. Tapi sebenarnya yang paling utama yang membuat mereka bersedia untuk berakting bersama adalah sang sutradara yang tidak akan segan-segan menendang bokong mereka kalau sampai mereka tidak segera berakting dan membuat produksi drama ini berjalan. Jadi akhirnya mereka harus rela bertemu setiap hari dan berpura-pura saling mencintai ketika kamera menyala.

"Tetsu-kun," Kuroko yang sebelumnya sedang melihat-lihat jadwal Kagami, menegokkan kepalanya ketika ada yang memanggil namanya.

"Ada apa Momoi-san?" tanya Kuroko dan tersenyum ke gadis berambut panjang di depannya.

"Kau mau makan malam bersama?" ajak Momoi lalu ganti menatap Kagami. "Sama Kagamin juga kalau mau."

"Uh ya… tidak apa-apa, 'kan?" Kagami menatap Kuroko yang dijawab dengan anggukan oleh Kuroko.

"Bagus," Momoi tersenyum cerah. "Aku akan memberitahu Dai-chan."

"Tunggu—" mulai Kagami tapi Momoi sudah keburu berjalan pergi untuk memberitahu Aomine. "Uh… aku pikir aku tidak jadi ikut, aku pulang dulu Kuroko."

Kuroko memegang pergelangan tangan Kagami untuk mencegahnya melarikan diri. "Ikut saja Kagami-kun, ini kesempatanmu untuk memperbaiki hubungan dengan Aomine-kun."

Kagami melepaskan genggaman tangan Kuroko dan kembali duduk dengan dongkol. "Kenapa aku harus memperbaiki hubungan dengannya, aku hanya akan bertemu dengannya saat bekerja."

"Benar, tapi kau akan bertemu dengan Aomine-kun setiap hari dan kau harus membangun chemistry yang bagus dengan Aomine-kun karena cerita di dorama ini akan semakin intim." jelas Kuroko.

Kagami membelalakkan matanya. "Benarkah?"

"Ya, memangnya kau tidak membaca manga-nya?"

"Tidak! Aku tidak membaca hal-hal seperti itu."

"Aku sarankan kau membacanya Kagami-kun," kata Kuroko. "Manga ini mempunyai cerita dan tidak hanya porn."

"Kenapa kau membaca hal-hal seperti itu?" Kagami bertanya, tidak percaya.

"Sejak mereka menawarimu untuk bermain di dorama ini aku jadi penasaran dan membacanya," jelas Kuroko. "Dan jadi keterusan sampai sekarang, aku bahkan baru membeli volume terbarunya kalau kau mau meminjam."

"Aku tidak akan membacanya!"

"Kalau manga-nya kepanjangan, kau bisa membaca doujin-nya," kata Kuroko lagi. "Akan lebih membantumu karena karakternya adalah dirimu sendiri dan Aomine-kun. Tapi kalau di doujin-nya sangat eksplisit jadi kau harus membacanya ketika sendirian kalau tidak mau dianggap mesum."

"K—Kau juga membaca doujin-nya?" Kagami bertanya, membelalakkan matanya ke Kuroko.

"Ya."

"Kuroko kau—"

"Bakagami ikut?"

Kagami merasakan alisnya berkedut penuh kejengkelan ketika mendengar suara berat yang sudah dikenalnya menghampiri.

"Siapa yang Bakagami, Ahomine!" Kagami menengokkan kepalanya dan memelototi Aomine.

"Kau." Aomine menjawab dan menyeringai ke Kagami.

Kagami menghentakkan kakinya jengkel lalu berdiri. "Aku tidak jadi ikut!"

"Baguslah." gumam Aomine tapi Kagami yang mendengarnya lalu kembali berbalik dan memelototi Aomine.

"Aku mendengarmu!"

"Aku memang mengatakannya dengan keras." balas Aomine masih menyeringai menyebalkan ke Kagami.

"Kau—!"

"Kagami-kun," perkataan Kuroko menghentikan Kagami yang kemungkinan akan meneriaki Aomine. "Bagaimana kalau kau memasakkan makan malam? Aku rindu dengan masakanmu."

"Oh ya, aku dengar kau bisa memasak?" tanya Momoi. "Kagamin, aku ingin memakan masakanmu."

"Uh…"

"Hah, kau ternyata bisa berguna juga Bakagami." kata Aomine yang membuat urat kekesalan muncul lagi di pelipis Kagami.

"Aomine-kun, jangan menggoda Kagami-kun terus. Scene kalian sudah selesai beberapa menit yang lalu." kata Kuroko.

"Aku tidak menggodanya!"

"Apa maksudmu!"

Dan Kuroko masih tetap berwajah datar diteriaki oleh dua orang di depannya. "Ayo berangkat Momoi-san, agar tidak terlalu malam."

Momoi mengangguk dan mengikuti Kuroko dan meninggalkan kedua aktor utama dorama yang sedang nge-hits saat ini saling memelototi masing-masing.

.

"Kagamin, masakanmu enak sekali," puji Momoi setelah mereka sampai di apartemen Kagami dan Kagami sudah memasakkan mereka makan malam.

"Uh… ya, terima kasih." kata Kagami canggung karena dia tidak pernah dipuji oleh perempuan cantik sebelumnya. Well, Alex bilang masakannya juga enak tapi Alex sudah seperti keluarganya sendiri jadi itu tidak dihitung.

"Kau harus memasakkanku lagi lain kali." lanjut Momoi.

"Uh… ya kau bisa mampir ke apartemenku dengan Kuroko kalau kau mau," balas Kagami. "Kuroko juga sering makan di sini."

"Oh yay~" seru Momoi gembira kemudian dia memandang Aomine yang daritadi makan dengan lahap. "Dai-chan, kau seharusnya berterima kasih juga pada Kagamin."

"Kenapa aku harus berterima kasih?" tanya Aomine masih memakan makan malamnya.

"Karena Kagamin sudah berbaik hati mau memasakkanmu makan malam."

"Aku tidak menyuruhnya."

"Umm… Momoi-san tidak apa-apa," kata Kagami menghentikan perdebatan Momoi dan Aomine.

"Lihat, Kagamin jadi sedih gara-gara kau Dai-chan," omel Momoi ke Aomine. "Cepat minta maaf."

"A-aku tidak sedih."

"Dia tidak sedih, diamlah Satsuki." balas Aomine, masih asyik memakan makan malamnya.

"Kau memang harus berterima kasih!" kata Kagami yang tiba-tiba menjadi jengkel karena mendengar suaranya Aomine, tidak tahu kenapa.

"Memangnya siapa kau sampai aku harus berterima kasih." balas Aomine.

"Kau sudah memakan masakanku!"

"Oh ini aku kembalikan." Aomine mengeluarkan suara orang yang muntah dan berpura-pura muntah di atas piringnya.

"Ew, Dai-chan!" Momoi memukul lengan Aomine dengan wajah jijik.

Kagami mengerutkan keningnya jijik. "Aku akan mencucinya!" lanjutnya dan mengambil piring Aomine.

"Hei aku belum selesai!" seru Aomine tapi Kagami mengabaikannya untuk mencuci piring.

"Aku akan membantumu, Kagami-kun." kata Kuroko.

"Aku juga." kata Momoi.

Aomine meminum air di gelasnya sebelum keluar dari dapur untuk menuju ruang di mana televisi Kagami berada tanpa ada tujuan untuk membantu Kagami.

"Baiklah, aku dan Dai-chan pulang dulu," kata Momoi setelah beberapa saat mereka selesai makan malam. "Terima kasih sekali lagi, Kagamin."

"Sama-sama." balas Kagami dan mengantarkan Momoi dan Aomine di pintu depannya.

"Sampai bertemu besok, Bakagami." kata Aomine dan melambaikan tangannya malas.

"Ahomine!" seru Kagami dan membanting pintunya tertutup. Dia kemudian memasuki apartemennya dan melihat Kuroko masih duduk di sofa dan menonton televisi. "Kau mau menginap di sini lagi?"

"Bolehkah? Mobilku kehabisan bensin." jawab Kuroko.

"Aku bisa mengantarmu pulang kalau kau mau," kata Kagami dan duduk di sebelah Kuroko.

"Tidak usah Kagami-kun, kau istirahat saja."

"Baiklah." kata Kagami dan mengambil script untuk adengannya besok.

"Oh ya, ini volume terbaru Autumn Lights. Aku sudah selesai membacanya," kata Kuroko dan memberikan Kagami manga dengan cover dua lelaki dengan rambut merah dan biru gelap yang sedang bergandengan tangan.

"Aku sudah bilang aku tidak akan membaca itu!" kata Kagami tapi dia tetap menerima manga itu dari Kuroko.

"Aku akan membawakanmu volume lainnya besok." balas Kuroko.

Kagami mendengus dan menyimpan manga dari Kuroko sebelum kembali memfokuskan perhatiannya ke script di tangannya. Meskipun Kagami tahu kalau pada adegan besok dia harus berciuman dengan Aomine, tapi tetap saja dia merasa nervous karena belum pernah melakukannya sebelumnya dengan laki-laki. Dia juga tidak tahu harus bagaimana besok agar aktingnya bisa dipercaya.

"Kagami-kun, kau tidak apa-apa?"

Kagami mengalihkan pandangannya ke Kuroko yang meskipun masih berwajah datar tapi Kagami bisa merasakan mata biru Kuroko seperti menganalisanya.

"Um ya, aku hanya tidak tahu harus bagaimana tentang adegan besok."

"Yang bagian mana?"

"I-itu tidak penting," jawab Kagami dengan rona merah menghiasi pipinya. "Aku bisa mengatasinya."

"Benarkah?" tanya Kuroko dan semakin menatap Kagami. "Kau benar-benar bisa mengatasinya sendiri?"

"Oke, aku tidak bisa!"

"Jadi?"

"Um… itu… a-aku…" Kagami bergumam dan mengalihkan pandangannya dari Kuroko.

"Kagami-kun, aku tidak bisa mendengarmu."

"A-aku tidak tahu harus bagaimana tentang adegan besok, kau tahu, um… waktu aku harus mencium Aomine." kata Kagami akhirnya dengan wajah yang memerah.

"Kau tidak pernah berciuman sebelumnya?" tanya Kuroko.

"Tentu saja aku pernah!" seru Kagami, meneriaki Kuroko.

"Lalu apa masalahnya?"

"Masalahnya aku tidak pernah melakukannya dengan laki-laki."

"Kau bisa berlatih denganku."

Kagami membelalakkan matanya dan menatap Kuroko seakan dia bisa tumbuh kepala tambahan di tubuhnya. "Kau gila!"

"Kenapa, agar kau bisa berakting dengan baik besok." balas Kuroko menatap Kagami seolah-olah dia memang mau melakukannya dengan Kagami.

"Bukankah kau sudah mempunyai pacar?" tanya Kagami heran.

"Dia pasti mengerti." jawab Kuroko dan mendekatkan tubuhnya ke Kagami.

"Kuroko, jangan dekat-dekat!" seru Kagami dan meletakkan tangannya ke muka Kuroko untuk menjauhkan tubuhnya.

"Kagami-kun, aku sudah siap." kata Kuroko yang perkataannya bisa diartikan yang lain.

"Kuroko teme!"

Dan malam itu dihasbiskan Kagami dengan kejar-kejaran dengan manajernya sendiri di apartemennya.

.

.

.

"Oke, kamera, lighting, semuanya siap? Action!"

Kagami menatap Aomine dan memulai berakting. Kagami melihat kedua mata biru gelap Aomine yang melihatnya dalam. Aomine benar-benar aktor yang sangat berbakat karena Kagami sampai bisa merasakan kalau Aomine benar-benar mencintainya (atau dalam hal ini karakter yang dimainkan Aomine benar-benar mencintai karakter yang diamainkan Kagami). Kagami bisa merasakan pipinya menghangat ketika Aomine memegang kedua sisi wajahnya.

"Taiki, aku benar-benar mencintaimu." mulai Aomine dengan dialognya.

"D-Daichi-san…"

"Kalau kau masih tidak percaya, aku akan membuktikannya padamu." Aomine lalu menundukkan kepalanya dan mencium bibir Kagami. Kagami menutup matanya dan mencoba membalas ciuman Aomine.

"Cut!"

Kagami secara reflek langsung memundurkan tubuhnya dan melihat sutradara.

"Aku tidak melihat ada cinta di antara kalian," komentar Riko.

"Aku memang tidak mencintainya." gumam Aomine dan Kagami memelototinya.

"Dan Kagami-kun kau terlalu kaku. Kau seharusnya mencium Aomine-kun dengan penuh kasih sayang."

"M-maaf." kata Kagami.

"Baiklah mulai dari awal semuanya."

Kagami menghela napas dan menatap Aomine lagi. Setelah semua dialog sudah diutarakan dan Aomine akan menciumnya lagi, Kagami tiba-tiba merasakan nervous lagi dan membuatnya tidak bisa mencium Aomine dengan penuh kasih sayang seperti arahan Riko.

"Cut!"

"Bakagami, memangnya kau tidak pernah berciuman sebelumnya?" Aomine sudah berbicara dahulu sebelum Riko akan mengomeli Kagami.

"Tentu saja aku pernah, Aho!" balas Kagami.

"Lalu kenapa kau bertingkah seperti gadis yang tidak pernah berciuman sebelumnya?"

"Aku tidak pernah berciuman dengan laki-laki sebelumnya!" jawab Kagami. "Memangnya kau pernah?"

"Ya."

Kagami membelalakkan matanya mendengar jawaban Aomine. "Benarkah?"

"Aku pernah berakting seperti ini sebelumnya." jawab Aomine, mengedikkan bahunya.

"Oh."

"Jangan "oh" saja, Bakagami!" omel Riko. "Cepat berakting lagi!"

"O-oke!" seru Kagami kemudian segera menempati posisinya untuk berakting lagi.

Kagami menarik napas kemudian mengeluarkannya untuk membuat dirinya tenang. Kalau Aomine bisa melakukannya, dia juga pasti akan bisa. "Come on, Taiga, you can do it!" katanya memberi semangat dirinya sendiri di dalam hati.

Kagami menutup matanya ketika Aomine mulai mendekatkan wajahnya untuk menciumnya dan mencoba memegang tangan Aomine yang berada di pipinya. Dia mencoba membayangkan kalau Aomine adalah seorang perempuan untuk membantunya tidak terdistraksi dalam mencium Aomine. Tapi tetap saja, Kagami mempunyai kesulitan untuk membayangkan Aomine yang tinggi, kekar, tampan, dan sangat manly sebagai seorang perempuan. Dan karena otaknya yang bingung dengan pikirannya sendiri malah membuatnya semakin canggung dalam mencium Aomine.

"CUT!"

"M-maafkan aku." kata Kagami frustrasi.

"Kau tahu, aku akan memberimu waktu lima menit untuk menenangkan dirimu. Kalau dalam waktu lima menit itu kau masih tidak bisa melanjutkan adegan tadi, aku akan mengirimmu ke angkasa luar." kata Riko kemudian berdiri untuk mengambil minum.

"Kagami-kun, aku sudah bilang kau seharusnya berlatih dulu denganku semalam."

Kagami menjerit kaget ketika Kuroko tiba-tiba berada di sampingnya.

"Tetsu, kau tinggal dengan Kagami?" tanya Aomine.

"Tidak, aku menginap di apartemennya Kagami-kun semalam."

"Oh, apakah kalian mempunyai hubungan selain klien-manajer?" tanya Aomine dan menyeringai ke keduanya.

"Apa maksudmu, Ahomine." kata Kagami.

"Kagami-kun dan aku hanya teman, Aomine-kun." tambah Kuroko. "Dan Kagami-kun, kau harus segera bisa mencium Aomine-kun atau Riko-san akan benar-benar membunuhmu."

"Dia mungkin grogi harus berciuman denganku." kata Aomine sambil mengorek kupingnya.

"Tidak usah sok, Ahomine." balas Kagami.

"Lalu kenapa kau tidak bisa berakting berciuman denganku?"

"Tentu saja aku bisa!"

"Oh? Buktikan kalau begitu."

Karena sifatnya yang gampang meledak-ledak, Kagami jadi terbakar dan menghampiri Aomine. Dia kemudian memelukkan lengannya ke leher Aomine dan mencium Aomine. Aomine yang awalnya kaget tiba-tiba Kagami menciumnya, bisa langsung mengontrol keadaan dan mencium Kagami balik. Aomine menjilat bibir Kagami yang membuat Kagami menarik napas kaget yang digunakan Aomine untuk memasukkan lidahnya ke mulut Kagami yang terbuka setengah. Kagami tidak mau kalah, menghisap lidah Aomine di mulutnya dan membuat Aomine mengerang pelan dan meletakkan kedua tangannya di bokong Kagami. Kagami semakin mengeratkan pelukannya di leher Aomine dan memiringkan kepalanya untuk mencium Aomine lebih dalam.

"Kalian seharusnya melakukan itu daritadi."

Kagami langsung melepaskan dirinya dari Aomine ketika mendengar suara feminin menghampirinya. "R-Riko-san!"

"Cepat ke posisi dan lakukan persis seperti tadi." perintah Riko yang langsung duduk di kursi sutradaranya.

"Kau tidak buruk juga, Kagami." bisik Aomine seduktif tepat di telinga Kagami dan meninggalkannya berjalan ke set.

Kagami menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah dan berjalan mengikuti Aomine untuk melanjutkan adegannya yang terpotong.

.

.

.

A/N: akhirnya selesai~ lol

Aku pikir bakal cuma jadi oneshot tapi kenapa malah jadi panjaaaaaaang :')

Silakan komen apakah suka atau tidak dengan ceritanya :v