Rated: T

Genre: Drama, Romance

SasuSaku

Disclaimer: Masashi Kishimoto

"Sakuraaaaa! Cepat bangun!"

"Buuu, ini baru jam 5 sore. Biarkan aku tidur lebih lama lagi…"

"Ayolah Sakura, mana ada anak gadis tidur di sore hari dan terjaga saat tengah malam? Ayo cepat bangun dan bantu ibumu ini menyiapkan makan malam!"

"Ibuuu, biarkan aku beristirahat. Biasanya ibu tidak mempermasalahkan hal itu? Ayolah bu, besok kan hari libur."

"Sakuraa! Ayo cepat bangun dan bantu ibu!"

"Iya iya, aku kesana," kata Sakura dengan malas. Sebenarnya ia enggan beranjak dari kasur empuknya, namun ia tidak ingin membuat omelan ibunya semakin panjang.

"Ada apa?" tanya Sakura sambil mengusap-ngusap matanya yang masih mengantuk.

"Ini, bantu ibu menata piring di meja makan. Lalu letakan sayur disana. Ibu akan menyiapkan lauk pauk nya," kata ibunya Sakura dengan nada tergesa.

"Memangnya ada acara apa sih bu? Ngga biasanya deh," tanya Sakura penasaran. Ia mulai menata piring dan alat makan lainnya di meja.

"Malam ini ayahmu mengundang relasinya untuk makan malam di rumah kita."

"Hmm.. tapi kenapa banyak sekali yang ibu masak? Memangnya ada berapa orang?"

"Kan orang itu mengajak keluarga nya juga. Sudah lah, jangan banyak tanya. Ibumu ini sedang sibuk."

Sakura hanya cemberut mendengarnya. Ia kembali menyelesaikan pekerjaannya. Sebenarnya ia cukup penasaran dengan tamu ayahnya itu. Tapi ia cukup malas untuk menanyakan hal itu pada ibunya.

"Selesai~," kata Sakura seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ia membayangkan dirinya berada di sebuah kompetisi memasak, dan ia telah menyelesaikan makanannya. Sementara ibunya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Aduh Sakura, kau ini. Masih saja bersikap seperti anak kecil. Bagaimana kamu bisa segera mendapatkan pacar hah? Anak ini benar-benar."

"Ibu ini, masih saja membicarakan hal itu."

"Aisshhh sudahlah. Sana mandi, terus dandan yang cantik."

"Hah? Ngapain?"

"Sudahlah jangan banyak tanya. Pake dress yang kemarin ibu beli ya."

"Iya iya," jawab Sakura malas.

.

.

.

"Ahahaha iya benar. Anak anda mirip sekali dengan ayahnya. Sepertinya ia mewarisi ketampanan sang ayah," kata ibunya Sakura saat berbincang dengan nyonya Fugaku.

"Ah, anda bisa saja. Ah iya, dimana anakmu? Siapa namanya? Sakura? Kurasa ia sangatlah cantik, sama seperti ibunya," kata nyonya Fugaku.

"Sebentar ya, saya panggil dulu. Sa… eh itu dia anaknya."

Sakura segera menghampiri ibunya. Disana sudah ada ibu dan ayahnya, juga keluarga dari relasi ayahnya. Mereka memiliki dua orang anak, dan keduanya laki-laki. Yang rambutnya dikuncir kuda terlihat lebih dewasa dari yang satunya lagi. Tapi tunggu, entah kenapa Sakura mulai tertarik dengan cowok yang duduk di sebelah rambut kuncir kuda. Sakura melemparkan senyumnya pada semua yang ada disana. Semua membalas senyum Sakura, kecuali cowok itu. Dia terlihat sangat bosan dan terpaksa berada disini. Kemudian Sakura duduk disebelah ibunya.

"Nama saya Sakura," kata Sakura memperkenalkan diri.

"Ohh jadi ini yang namanya Sakura. Cantik ya seperti ibunya," kata Fugaku sambil tersenyum. "Kayaknya boleh nih kita besanan."

Semua yang disana tertawa. Kecuali cowok itu..

"Ah ya, kenalkan ini anak-anak kami. Yang sulung namanya Itachi, dan yang bungsu namanya Sasuke," kata nyonya Fugaku sambil tersenyum.

Itachi mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Sakura pun jadi salah tingkah. Sementara itu, Sasuke hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti.


"Jadi semalem lu ketemu sama anaknya temen kerja bokap lu, dan mereka berdua ganteng?" tanya Ino dengan wajah kepo nya itu.

"He-eh."

"Terus maksud lo, kakaknya itu ganteng dan baik banget?"

"He-eh," kata Sakura sambil menunjukan senyumnya.

"Dan lu suka sama dia?" tanya Ino tiba-tiba. Bingooo! Pertanyaan Ino tepat sasaran. Sakura hanya bisa terbengong, lalu segera menggeleng cepat.

"Ya mm ngga juga. Maksud gue, ya ngga tau. Gue ngga tau. Mungkin itu Cuma pesona sesaat."

"Udahlah ngaku aja. Ngga apa-apa kok," ledek Ino.

"Ish.. apaan sih? Dia emang baik dan ganteng, tapi entah kenapa gue ngerasa… gue cuma nganggep dia kakak aja. Ngga lebih."

"Hmm.. gitu? Udah yuk ke kelas," ajak Ino.

Namun saat mereka berniat untuk meninggalkan kantin, tiba-tiba Sakura mematung.

"Sa.. Sasuke?!" kata Sakura kaget.

"Hn."

"Lu.. apa yang lu lakukan disini?"

"Lu kira gara-gara siapa gue ada disini?"

"Maksudnya apa sih?" kata Sakura bingung.

"Nyokap bokap kita setuju buat jodohin kita."

"Ibu…. Ada apa ini? Tadi aku bertemu dengan Sasuke. Dan ia mengatakan bahwa ayah dan ibu akan menjodohkan kami berdua. Apa-apaan ini?" kata Sakura dengan wajah gusarnya.

"Itu benar. Ibu dan ayahmu ini berniat untuk menjodohkanmu," kata ibunya Sakura dengan santainya. Ia masih melanjutkan membaca catalog kesukaanya.

"Maksud ibu apa sih? Memangnya ini jaman Siti Nurbaya? Ayolah bu, kita sudah memasuki era 2000. Mana ada jodoh-jodohan lagi kayak jaman dulu."

"Masih ada tuh. Buktinya ibu bakal jodohin kamu."

"Ish.. pokoknya aku ngga mau. Titik," kata Sakura lalu segera meninggalkan ibunya. Ia segera masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan keras. Sementara itu, Sakura hanya bisa menggerutu di kamarnya.

"Ibu apa-apaan sih. Gue kan ngga mau dijodohin. Apalagi sama cowok sombong itu. Hiii segen banget deh. Pokoknya ngga mau ngga mau!"

Dert dert

"Ino? Sms apaan dia?"

"Sakura, udah ngerjain mtk belom? Gue bener-bener ngga ngerti ini -_- besok gue nyontek aja ya ya ya…"

"Oh iya! Gue bahkan lupa kalo ada pr mtk. Udahlah ngga usah mikirin si sombong Sasuke itu. Lebih baik gue kerjain pr daripada kena hokum bersihin toilet."

.

.

.

"Ada ap…."

"Sakura! Sini!," panggil cewek berambut pirang itu. Ia melambaikan tangannya pada Sakura.

"Ada apaan sih? Kenapa itu cewek-cewek pada ngumpul disana? Ada anak baru ya?" tanya Sakura sambil mengedarkan pandangannya pada segerombolan cewek di bangku itu.

"Ya begitulah. Mana pr nya? Liat dunnn," rayu Ino.

"Please deh, jangan alay. Eneg gue," kata Sakura dengan pandangan jijik. Lalu ia menyodorkan buku matematikanya.

"Hahaha bercanda-bercanda," kata Ino sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

"Anak barunya siapa sih?" tanya Sakura lagi. Ia masih penasaran. Sedangkan Ino sudah sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Hm? Itu Sasuke, Sakura," kata Ino dengan suara pelan.

"A.. apa?! Si sombong itu?!"

Ino mengangguk. Sementara Sakura mulai menunjukkan wajah tak sukanya. Tak lama datanglah Kurenai sensei.

"Ohayou gozaimasu."

"Ohayou gozaimasu."

"Nah, anak-anak kita kedatangan murid baru. Sasuke, silakan memperkenalkan diri," kata Kurenai sensei. Cowok itu segera berdiri dari tempat duduknya.

"Perkenalkan nama saya Sasuke Uchiha. Itu saja," katanya singkat. Lalu ia kembali duduk. Semua orang di kelas itu hanya bisa menatapnya bingung. Sementara Sasuke sendiri tak mempedulikan tatapan itu.

"Ya, semua baiklah. Kita mulai pelajarannya. Kumpulkan pr kalian sekarang. Kecuali untuk Sasuke. Sasuke, kau boleh mengumpulkannya minggu depan," kata Kurenai sensei untuk memecahkan kesunyian di kelas itu. Kelas pun kembali ribut seperti biasanya.

.

.

"Sasuke ganteng ya," kata Ino sambil terus menyunyah nasi gorengnya.

"Ino, gue jadi ngga nafsu makan sekarang."

"Tapi gue jujur loh. Dia emang ganteng. Liat aja, baru hari pertama, ia udah dikerubutin cewek-cewek. Gimana sebulan? Setaun? Atau dua taun?"

"Terserahlah," kata Sakura tak peduli.

Ia tak peduli apa yang dikatakan Ino ataupun cewek-cewek genit itu. Tetap saja di matanya Sasuke itu sombong. Ya, seperti kesan pertama yang diberikannya kepada Sakura. Sebenarnya Sakura mengakui bahwa Sasuke itu tampan, tapi tetap saja ia tidak mau terhanyut dalam ketampanan Sasuke.

.

.

Ting Tong Ting Tong

"Akhirnya kita pulang! Gue udah nunggu-nunggu saat-saat menegangkan ini," kata Ino dengan mata berbinarnya. Sementara Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengerti akan sikap lebay sahabatnya itu. Saat mereka akan melewati gerbang sekolah, Sakura melihat ada sosok yang menyandarkan punggungnya di gerbang. Ia seperti sedang menunggu seseorang.

"Sa.. Sasuke?!"

Cowok itu menoleh. Terlihat jelas kekesalan pada wajahnya. Tanpa berbasa-basi ia segera mengisyaratkan Sakura untuk mengikutinya.

"Mmm maaf ya Ino. Hari ini ngga bisa pulang bareng dulu. Mungkin lain kali. Daahhhh," kata Sakura lalu segera berlari mengejar Sasuke.

.

"Jadi tadi lu nungguin gue?" kata Sakura yang berusaha memecah keheningan.

"Hn."

"Emang harus pulang bareng segala? Kalo pulang sendiri juga lu ngga bakal kesasar kan?"

Tiba-tiba Sasuke menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Sakura. Sakura kelagapan. Ia menunduk. Tak berani menatap balik Sasuke.

"Sakura-chan! Sini!," panggil seseorang. Sakura menoleh. Ternyata itu adalah Itachi. Dengan ragu Sakura menghampiri Itachi. Sedangkan Sasuke berjalan mengikutinya dari belakang.

"Makan yuk," ajaknya tiba-tiba.

"Ta.. tapi."

"Ngga apa-apa. Tadi aku udah bilang ke mama mu kok. Katanya boleh. Tenang aja, Sasuke ikut kok," kata Itachi lagi. Sontak hal itu membuat Sakura melongo. Sementara Sasuke hanya bisa menatap tajam ke arah kakak laki-lakinya itu.

"Ayo masuk," kata Itachi seraya mendorong tubuh Sakura agar masuk ke mobil. Kini mereka bertiga ada di mobil yang sama. Suasananya begitu sepi. Tak ada satupun yang berniat untuk membuka mulutnya, terutama Sasuke.

Tak lama mereka tiba di sebuah restoran.

"Nah ini dia restorannya. Ayo masuk."

Kini mereka bertiga ada di meja yang sama. Itachi duduk di samping Sasuke. Sedangkan Sakura berada tepat di depan Sasuke. Mereka berdua duduk berhadapan.

"Mau pesen apa?" tanya Itachi.

"Anu.. aku terserah aja. Aku suka apa aja kok."

"Oke deh, kalo gitu aku pesen yang ini, terus minumnya es teh manis aja," kata Itachi pada pelayan restoran sambil menunjuk makanan yang akan di pesan.

"Sasuke, kau mau pesan apa?"

"Terserah."

"Hm.. kalo gitu satu lagi yang ini deh. Minumnya sama kayak pesenan sebelumnya. Makasih."

"Nah, kita kan belom terlalu kenal sama Sakura, bisa dong certain dikit tentang Sakura. Misalnya, Sakura punya hobi apa, atau apa aja deh. Ayo dong," kata Itachi.

"Mmm apa ya?" gumam Sakura pelan. Ia tak tahu apa yang ingin ia ceritakan pada calon kakak ipar nya ini. Eh tunggu dulu, calon kakak ipar? Sakura pasti benar-benar sudah gila sekarang.

"Sakura? Sakura-chan?"

Panggilan itu membuyarkan lamunannya. "Ke.. kenapa kak?"

"Sudahlah lupakan saja. Sepertinya hari ini kamu lagi ngga konsen. Nah, makanannya sudah datang. Selamat makan..," kata Itachi sambil mulai memakan pesanannya itu. Diam-diam Sakura memperhatikan Sasuke dari sudut matanya.

.

.

.

To Be Continued

Makasih yang udah baca fic ini ^^. Ditunggu kelanjutannya ya… jangan lupa di review. Makasih semuaaaa :D