When I Was Your Man

A hurt song by Bruno Mars

Remake for KyuMin

Same bed but it feel just a little bit bigger now

Our song on the radio but it don't sound the same

When our friends talk about you, all it does is just tear me down

Cause my heart break a little when I hear your name

Namja berkulit pucat itu baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Secercah sinar matahari mulai menyusup dari balik gorden kamarnya. Namja itu-Cho Kyuhyun- menatap lurus langit-langit kamar mereka. Kamarnya dan kekasihnya, Lee Sungmin. Setidaknya biarkan Kyuhyun menyebutnya begitu. Walau kenyataannya kamar yang dulu dipenuhi oleh tawa mereka berdua, kini terasa hampa. Ranjang yang dulu selalu terlihat berantakan saat Sungmin menginap disana, kini rapih karena nyaris tak digunakan oleh Kyuhyun.

Kyuhyun benar-benar menelan kenyataan pahit sekarang. Dulu saat ia merasa sesak seperti sekarang, sosok itu selalu hadir disisinya. Memeluk Kyuhyun, memainkan rambut coklatnya atau melakukan hal-hal yang bisa membuatnya tenang. Namun sayangnya, dulu tinggalah dulu. Tidak ada lagi sosok manis yang akan memberikannya morning kiss hampir setiap pagi. Tidak ada lagi tubuh mungil yang memeluk Kyuhyun dari belakang saat namja Cho itu tidak mau terbangun dari tidurnya. Dan ya sosok itu bukan miliknya lagi sekarang.

"Kyunnie, palli ireona.."

Hah suara lembut itu masih terekam jelas di otak Kyuhyun. Suara lembut Sungmin yang tengah merajuk meminta Kyuhyun agar cepat-cepat bangun. Menyesal, kata inilah yang cocok untuk menggambarkan perasaan Kyuhyun sekarang. Namja Cho ini menyesali semua kelakuan bodohnya yang membuat Sungmin pergi meninggalkannya seperti ini. Ah rasanya untuk mendengar nama Sungmin saja terdengar begitu menyakitkan. Semakin mengorek dalam luka yang ia simpan rapat-rapat.

It all just sounds like

Too young, too dumb to realize

That I should have bought you flowers

And held your hand

Should have gave you all my hours when I had the chance

Take you to every party cause all you wanted to do was dance

Now my baby's dancing

But she's dancing with another man

Terdengar konyol memang kalau Kyuhyun baru menyesali perbuatannya. Ya walau pada kenyataannya, penyesalan selalu datang belakangan. Seperti yang Kyuhyun alami sekarang. Merasa bodoh karena baru menyadari kesalahan dan semua keegoisannya yang berujung dengan keputusan Sungmin untuk pergi. Pergi mencari seseorang yang bisa membahagiakannya. Selalu menyiapkan waktunya hanya untuk Sungmin. Mengajak Sungmin berkencan dan membawakan sebuket bunga sebagai tanda cinta. Mengajak berdansa walau hanya sebentar. Tidak seperti Kyuhyun yang selalu menganggap kalau hubungan mereka baik-baik saja. Menganggap kalau semua perhatian yang ia berikan untuk Sungmin sudah cukup. Walau kenyataannya tidak. Lebih memilih bermain game bersama teman-temannya dibandingka pergi mengajak Sungmin berkencan. Dan di saat mereka berdua sedang libur, Kyuhyun lebih baik menonton TV di rumah daripada mengajak Sungmin menonton film di bioskop. Menggandeng tangan Sungmin erat, seperti yang dilakukan pasangan-pasangan lain.

Namja bermarga Cho itu kini sedang duduk di bangku kantin universitas bersama ketiga sahabatnya. Namun Kyuhyun sama sekali tidak berminat untuk ikut mengobrol bersama mereka. Kyuhyun seakan kehilangan semangatnya untuk kembali bebaur seperti dulu. Seperti saat Sungmin masih disisinya. Membuatkan Kyuhyun bekal special dan dengan setia menemani Kyuhyun sampai makanan itu habis. Tidak menyerah membujuk Kyuhyun agar mau makan sayuran meskipun hanya sedikit. Membuat berbagai macam makanan sehat agar 'Kyuhyunya' tidak sakit. Terdengar berlebihan memang, tapi Kyuhyun menyukainya.

Kyuhyun merindukan saat-saat itu. Kyuhyun mau Sungmin kembali membawakan bekal untuknya dan Kyuhyun berjanji kalau ia akan menghabiskan bekal itu tanpa perlu Sungmin minta. Memakan semua sayuran yang Sungmin bawakan untuknya. But now, he has gone.

Kyuhyun ingat tatapan iri Sungmin saat melihat Donghae, sahabat Kyuhyun merayakan hari jadinya yang ke 1 tahun dengan Eunhyuk. Donghae dengan telaten menyusun bunga mawar dilantai ruang musik dan membentuknya menjadi bentuk hati. Lilin-lilin yang juga tersusun rapi membuat suasana terasa amat-sangat romantis. Diiringi dentingan musik piano yang lembut, Donghae mengajak Eunhyuk berdansa ditengah rangkaian bunga yang sudah ia susun. Disaksikan oleh Kyuhyun, Sungmin, Ryeowook dan Yesung. YeWook yang ikut terbawa suasana mulai berdansa juga. Sementara Kyuhyun yang memang tidak peka atas perasaan Sungmin, hanya diam. Lagipula kalaupun ingin berdansa, Kyuhyun bisa mengajak Sungmin ketempat yang lebih istimewa dari ini. Tanpa perlu diperhatikan oleh teman-temannya. Cukup ia dan Sungmin. Tanpa mengerti apa yang diinginkan Sungmin sebenarnya. Terdengar cukup egois bukan?

My Pride, my ego, my needed, my selfish ways.

Cause a good strong woman like you to walk out my life

Now i never, never get to clean up the mess I made

And it haunts me everytime I close my eyes

Kyuhyun berdiri di balkon apartmennya. Angin malam yang tengah gencar-gencar bertiup kencang, membelai rambut coklat ikal milik namja itu. Meniupkan rasa dingin dan menerpa kulit pucatnya. Katakan Kyuhyun sudah gila karena ia membiarkan angin malam menusuki dirinya. Bagi Kyuhyun, begini lebih baik. Setidaknya ia bisa merasakan rasa lain selain rasa sakit. Namja itu mulai mati rasa saat Lee Sungmin meninggalkannya. Dan kini, Kyuhyun mulai berharap kalau angin malam bisa ikut mendinginkan perasaannya.

kelakuan bodoh yang sebenarnya tidak ingin Kyuhyun ingat. Tapi memori itu selalu datang menghapirinya. Membuat Kyuhyun kembali menyesali perbuatannya yang amat sangat bodoh. Menuduh Sungminnya berkencan dengan namja lain dan membentak Sungmin tanpa memberi waktu bagi kekasihnya itu untuk menjelaskan. Mengabaikannya di hari jadi mereka yang ke 2 tahun. Disitulah puncak kesabaran Sungmin. Tepat keesokan harinya Sungmin datang ke apartment Kyuhyun dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.

"Kyu, kurasa ini yang terbaik untuk kita berdua. Untukmu…dan aku." Sungmin yang menangkap ketidak mengertian diwajah Kyuhyun, perlahan mulai meraih kedua telapak tangan Kyuhyun dan mengusapnya pelan. "Lebih baik kita akhiri saja semua ini. Bahagiamu bukan bersamaku. Selama ini aku hanya merasa kalau hanya aku yang berperan dalam hubungan kita. Hanya aku yang mencintaimu, tapi kausama sekali tidak terlihat membutuhkanku untuk tetap disisimu. Harusnya aku menyadari ini dari awal dan tetap menjadi sahabatmu saja. Tidak meminta lebih. Maaf kalau selama ini aku mengusik kehidupanmu. Membuatmu harus terperangkap bersama diriku dihubungan yang sama sekali tidak membuatmu nyaman.."

Bagai tersengat listrik, Kyuhyun mulai merasa tubuhnya kaku mendengar penuturan namja yang selama 2 tahun ini berstatus sebagai kekasihnya. Sungmin mulai melepaskan pegangannya pada tangan Kyuhyun. "Dan Kyu, sebenarnya Kim Jungmo itu teman lamaku. Jadi kuharap kau tidaksalah paham lagi.." Sungmin tersenyum dan mulai bangkit dari duduknya."Terima kasih… untuk segalanya Kyu. Aku yakin kau akanmenemukan kebahagianmu.." Sungmin berujar pelan. Namja itu mulai menghilang dibalik pintu apartment Kyuhyun.

Itulah perbincangan terakhir antara Kyuhyun dan Sungmin. Terlihat bodoh sekali bukan karena Kyuhyun hanya diam dan tak berusaha untuk mencegah Sungmin agar tetap bersamanya. Kyuhyun lebih mementingkan egonya daripada mendengarkan penjelasan Sungmin. Mengabaikan semua permintaan maaf Sungmin walau kenyataannya namja manis itu sama sekali tidak salah. Tidak menghubungi Sungmin untuk memberi kabar seperti biasanya. Ah Kyuhyun tidak ingin mengingatnya lagi.

Kyuhyun membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Kedua matanya terpejam erat. Namja itu hanya diam tak bergeming. Jujur saja, matanya mulai terasa panas sekarang. Setitik cairan bening mulai jatuh dan membasahi pipi pucat Kyuhyun. Beberapa detik kemudian, namja itu tersenyum pahit. Rasanya ia ingin sekali tertawa sekarang. Mentertawakan dirinya sendiri. Kyuhyun sudah kehilangan semangatnya sekarang. Tak ada lagi senyum tampan yang selalu menjadi kebanggaannya. Senyum itu sudah pudar dan menghilang entah kemana. Menghilang bersama sosok yang amat ia butuhkan.

Although it hurts I'll be the first who say that

I was wrong

Oh I know I'm probably much too late

To try and apologize for my mistakes

But I just want you to know

Kyuhyun tau Sungminnya tak akan pernah kembali. Namun dilubuk hati kecilnya, Kyuhyun hanya ingin Sungmin tau bahwa Kyuhyun amat sangat menyesal. Kyuhyun ingin meminta maaf dan mengakui semua kesalahannya pada Sungmin. Walau menyakitkan untuk kembali menemui namja yang kini bukan miliknya lagi, Kyuhyun tetap akan melakukan itu. Kyuhyun tidak peduli lagi walau ini terdengar memalukan. Walau Sungmin berkali-kali menolak untuk berbicara dengan Kyuhyun, namja Cho itu akan mencoba hingga Sungmin mau memaafkannya. Dan sedikit berharap agar Sungmin mau kembali padanya seperti dulu lagi.

Setelah genap 8 bulan Kyuhyun hidup bagai manusia tanpa nyawa, kini rasanya namja berparas tampan itu ingin mati mendengar kalau Sungminnya sudah menemukan pengganti dirinya . Tampan dan cocok sekali untuk Sungmin, begitulah menurut kabar yang Kyuhyun dengar. Kyuhyun sama sekai tidak ingin memastikan secara langsung siapa itu kekasih Sungmin, karena Kyuhyun tau itu akan membunuhnya perlahan.

Donghae, Eunhyuk, dan Ryeowook terlihat khawatir melihat wajah Kyuhyun yang mendadak pucat saat mendengar gossip itu. Walau tak begitu terlihat, namun mereka sahabat Kyuhyun. Mereka tentu tau kalau sebenarnya Kyuhyun masih amat sangat mencintai Sungmin. Dan mereka juga tau seberapa bodohnya kelakuan Kyuhyun dulu. Namun sebodoh-bodohnya Kyuhyun, namja Cho itu tetap sahabat mereka. Dan bagaimanapun, mereka tak ingin melihat Kyuhyun lebih menderita dari ini. Walau tak mereka pungkiri kalau semua ini merupakan kesalahan Kyuhyun mutlak.

Ryeowook yang memang dekat dengan Sungmin, kekasih Yesung ini tau bagaimana perasaan Sungmin yang sebenarnya. Sungmin pergi bukan karena dia sudah tidak mencintai Kyuhyun lagi. Semua itu salah besar. Sungmin pergi karena ia merasa kalau Kyuhyun tidak membutuhkannya. Kyuhyun tidak memangdangnya lebih dari sekedar sahabat dan itu membut perasaan Sungmin amat terluka. Ryeowook sendiri yang mendengar penuturan Sungmin waktu itu hanya bisa terdiam. Ia dan Yesung juga sempat berfikir tentang sikap Kyuhyun pada Sungmin yang kadang terlihat biasa-biasa saja. Tidak ada perlakuan istimewa. Ryeowook ingin melakukan sesuatu untuk kedua sahabatnya ini, namun apa? Tak ada yang bisa ia lakukan.

Kyuhyun sendiri berusaha meyakinkan dirinya kalau Sungmin sudah bahagia sekarang. Menemukan pengganti dirinya. Sosok yang lebih pantas menjaganya. Meninggalkan Kyuhyun dalam keterpurukan dan luka yang amat dalam. Namun Sungmin juga pantas bahagia bukan?

I hope he buys you flowers

I hope he hold your hands

Give you all his hours when he has the chance

Take you to every party

Cause i remember how much you loved to dance

Do all the things i should have done

When i was your man

Kyuhyun's side

"Kyu, cepatlah nanti kita terlambat!" Teriak Eunhyuk hyung dari balik pintu kamarku. Dapat kudengar juga suara Donghae hyung yang berteriak heboh dari lantai bawah agar aku cepat keluar dan kami bisa segera berangkat. Sekali lagi kulihat pantulan diriku di depan cermin. Yeah kemeja hitam dan tuxedo berwarna putih. Rambutku yang baru saja ku cat menjadi coklat kemarin, yeah sangat tampan. "Ayo hyung.."

Hari ini kami-Aku, Eunhyuk hyung, dan Donghae hyung- akan pergi ke pesta pernikahan kedua sahabat kami, Yesung hyung dan kekasihnya Kim Ryeowook. Setelah lulus kuliah dan memiliki pekerjaan yang layak, si kepala besar itu benar-benar melamar Ryeowook dan hari ini mereka akan menikah. Aku ingin tertawa geli kalau mengingat bagaimana Yesung hyung dulu waktu melamar Ryeowook. Benar-benar menggelikan. Dan sekarang aku semakin ingin tertawa mendengar Eunhyuk hyung yang terus merajuk bertanya kapan Donghae hyung akan melamarnya. Donghae hyung hanya tersenyum dan mengecup bibir kissable milik kekasihnya itu agar diam. Hah dasar pasangan tidak tahu tempat.

Aku menatap lurus keluar melalui kaca mobil Donghae hyung. Sudah 4 tahun sejak Sungmin meninggalkanku. Saat-saat itu terasa sangat menyedihkan utnukku. Jatuh dalam keterpurukan dan penyesalan. Namun hal yang perlahan mulai kusadari, Sungminku tidak akan suka jika nanti ia tahu keadaanku. Walau saat aku tahu kalau ia pindah ke Jepang bersama keluarganya membuat rasa sakitku semakin bertambah. Meski ia tak mau berkomunikasi denganku, setidaknya melihat dirinya baik-baik saja itu sudah cukup.

Perlahan aku mulai bangkit. Jika aku harus kehilangannya sekarang, akan kubuktikan nanti. Lee Sungmin tetap milikku. 2 tahun kuhabiskan untuk belajar dan menjadi lulusan terbaik di universitasku. Bekerja sama dengan Yesung dan Donghae hyung hingga sekarang kami sudah memiliki perusahaan besar. Perusahaan hasil jerih payah kami.

Tanpa terasa kami sudah sampai di tempat dimana YeWook couple akan mengucap 'wedding vow' di altar dan disaksikan oleh keluarga dan tamu lainnya. Eunhyuk dan Donghae hyung turun dari mobil lebih dulu baru disusul olehku. Kami membungkuk sopan saat bertemu dengan kedua orangtua Ryeowook. Setelah mengobrol sebentar dengan mereka, aku duduk disalah satu kursi tamu. Eunhyuk dan Donghae hyung, mereka sudah bersiap karena mereka berdualah yang menjadi pendamping untuk YeWook.

Aku yang menyaksikan pernikahan kedua sahabat yang sudah kuanggap sebagai hyungku sendiri hanya bisa tersenyum haru. Mereka berdua terlihat serasi. Namun tiba-tiba khayalan gila muncul dikepalaku. Berkhayal jika akulah yang tengah mengucapkan janji suci di depan sana bersama Sungminku. Menyemayatkan cincin di jari manisnya sebagai simbil rasa cintaku padanya. Apa boleh tuhan?

"Kyu.." Tiba-tiba suara yang amat kukenal menginterupsi khayalan gilaku. Kuangkat kepalaku dan kini didepan mataku, sesosok mungil yang amat sangat kurindukan. Ia tersenyum manis untukku. Ya tuhan aku sangat ingin merengkuh dan memeluknya bunny cantik dihadapanku saat ini. "Kyu? Gwaenchana?" Ucapnya lagi.

"Ming.. oh annyeong.." Aku tak tau harus bersikap bagaimana sekarang. Apalagi saat aku menyadari ada sepasang lengan yang melingkar dipinggangnya.

Sungminku sudah menjadi milik orang lain sekarang.

"Bagaimana kabarmu? Dan ini Siwon. Dia kekasihku.." Inikah namja yang dulu mereka bicarakan? Yeah dia benar-benar cocok dengan Sungmin. Dia tampan dan aku yakin dari tatapannya kalau ia mencintai Sungmin. Mencintai bunnyku.

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun.." Ucapku setengah hati.

"Choi Siwon. Kau Cho Kyuhyun putra Cho Ahjussi dan salah satu pemilik KLC Corp? Wah Min kau tak pernah cerita padaku kalau mempunyai teman sehebat Kyuhyun. Aku sering bertemu dengan Cho Ahjussi karena Choi Corp dan Cho Corp menjalin kerjasama bisnis. Senang bertemu denganmu Kyuhyun-ssi.." Sungmin hanya tersenyum kecil.

"Wonnie, aku sudah lama tidak bertemu dengan Kyuhyun. Boleh aku mengobrol sebentar dengannya?" Sungmin menatap Siwon sebentar yang dibalas dengan anggukan kecil oleh namja itu. Sebelum meninggalkan Sungmin, Siwon mengecup sekilas bibir plum yang dulu pernah menjadi candu bagiku. Rasanya benar-benar menyakitkan melihatnya mencium Sungminku.

"Jadi.." Sungmin menggantungkan kalimatnya. "Bagaimana kabarmu Kyunnie?"

"Aku baik, seperti yang kau lihat. Kau sendiri Ming?" Sungmin tersenyum mendengar jawabanku. Kami berdua duduk di kursi taman yang terletak di taman gereja ini. "Aku baik. Maaf karena dulu aku menghindarimu. Maaf kalau aku dulu men-"

"Kau tak perlu meminta maaf Ming. Semua bukan salahmu.." Potongku. "Aku sudah tau semuanya dari Wookie. Harusnya aku yang meminta maaf karena dulu tidak bisa menjadi kekasih yang untukmu.." lanjutku lirih. Namun tiba-tiba Sungmin memelukku dan meneggelamkan wajahnya dibahuku. Tangannya meremas bagian atas tuxedoku dan dapat kurasakan bahu Sungmin bergertar. Sungmin menangis.

"Kau bodoh Kyunnie kau bodoh! Aku benci padamu.. dasar bodoh!" Tangis Sungmin semakin pecah saat aku membalas pelukannya. Kurengkuh erat tubuhnya dalam pelukanku. "Ada apa Ming? Bukankah kau bahagia sekarang dengan kekasihmu?" Isakan Sungmin masih bisa kudengar. Aku tidak ingin memaksanya menjawab.

Setelah kurasa tangis Sungmin mereda, kulepaskan pelukan kami dan kutatap matanya. "Bukankah kau bahagia Ming? Heyy dia pria yang cocok untukmu.."

"Aku bahagia Kyu. Aku mencintai Siwon dan dia juga mencintaiku. Tapi kau tahu? Wookie bilang padaku, setelah kepindahanku kau benar-benar menderita.." Sungmin balik menatapku. "Aku juga tersiksa saat harus meninggalkanmu. Karena waktu itu aku masih mencintamu.." Sungmin tersenyum pahit. Namun kemudian dia kembali tersenyum. "Bukankah sudah kubilang untuk mencari kebahagiaanmu sendiri? Dasar bodoh.." Aku terkekeh mendengar ucapan Sungmin. Walau sebenarnya hatiku sakit mendengarnya.

"Ah perlu kuberitahu sesuatu padamu?" bisikku pada Sungmin. Sungmin memasang wajah bingung yang menurutku benar-benar imut. Meski sudah 4 tahun berlalu dia tetap cantik seperti dulu.

"Apa? Cepat beritahu aku!" gumam Sungmin sedikit galak. Aku tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum. "Kau tahu.. kebahagianku ada disini sekarang. Seseorang yang kucintai dan dulu kusakiti namun sekarang dia sudah menemukan kebahagiannya. Saat dia berbahagialah aku ikut bahagia.." tuturku dan sukses membuat air mata kembali meluncur bebas dari pelupuk mata Sungmin. "Loh kenapa menangis? Kau ingin kekasihmu itu memukulku karena membuat kekasihnya menangis?"

"Kyu dia tidak seperti itu. Oh tuhan aku bukan kebahagiaanmu lagi Kyu. Kumohon pada otak jeniusmu itu agar kembali bekerja normal dan tidak bertindak bodoh seperti ini. Aku yakin akan ada orang lain yang menggantikan tempatku menjadi sumber kebahagiaanmu.." Omel Sungmin padaku. Dia mengerucutkan bibirnya sebal saat aku hanya menatap lurus kearah lain.

"Tidak semudah itu Ming. 4 tahun saja belum cukup untukku melupakanmu. Aku ingin hatiku melakukan apa yang dia mau. Kalau memang hatiku belum mau melupakanmu, aku harus bagaimana? Memaksanya untuk melupakanmu? Tega sekali kau melihatku menderita.."

"Tapi kau akan semakin menderita kalau seperti ini Kyu!" Sungmin sedikit membentaku.

"Biarkan hatiku berlayar kemana ia mau. Biarkan ming perasaanku mengalir apa adanya. Siapa tau tiba-tiba hatiku akan berlayaran di aliran yang lain? Biarkan semua terjadi Ming.." Gumamku. Dapat kudengar helaan nafas berat dari namja manis disampingku ini.

"Baiklah kalau itu maumu. Tapi kau harus berjanji untuk menemukan kebahagiaanmu, yaksok?" Sungmin mengangkat jari kelingkingnya. Aku tersenyum melihat tingkah Sungmin. Kutautkan jari kelingkingku di jari kelingkingnya. Seperti yang sering kami lakukan dulu.

"Aku juga ingin menyerahkan ini untukmu.." Sungmin mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang dengn pita pink diatasnya dari dalam tasnya. "Undangan pernikahanku dengan Siwon. Kami menikah minggu depan. Maaf baru memberitahumu.." Aku menatap benda berbentuk persegi itu. Rasaya berat untuk menggerakan tanganku untuk mengambil benda itu dari tangan Sungmin. Namun sepertinya Sungmin mengerti apa yang aku fikirkan dan langsung meletakan undangan pernikahan dirinya dan Siwon dalam genggamanku.

"Aku harap kau tidak sibuk Kyu. Aku akan senang sekali jika kau datang... untukku.." Sungmin tersenyum penuh harap padaku. Mau tak mau akupun iikut tersenyum melihatnya. "Ne, aku janji akan datangMing. Untukmu.." Walau berat, tapi aku tak ingin mengecewakan bunny kesayanganku ini.

"Ming.." Gumamku.

"Ne?"

"Kau juga harus berjanji padaku untuk hidup bahagia. Sekarang kau sudah menemukan pria yang tepat untuk menjagamu. Jangan pernah kau sia-siakan air matamu untuk sesuatu yang tidak berharga seperti diriku Ming. Janji, ne?" Ucapku mantap.

"Kyu, kau harus tahu seberapa berharganya dirimu bagiku. Walau hubungan kita sudah tidak seperti dulu lagi, but you still my kyunnie. Write it on your smart brain.." Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Sungmin. Ada rasa hangat yang menjalar menyelimuti hatiku.

"Baiklah kalau begitu. Dan satu hal lagi, jika kekasihmu itu menyakitimu, tanpa segan aku akan menghajarnya karena telah berani membuat bunny kesayanganku menangis, arraseo?" Sungmin mengerucutkan bibir plumnya. Ah ingin sekali aku menciumnya saat ini juga.

"Baiklah. Kyu, aku harus pergi. Siwonnie mencariku hehe.." Kulihat Siwon tengah berdiri di beberapa meter di belakang kami. Entah sejak kapan namja itu berada disana, namun yang pasti, dia tersenyum padaku seperti mengucapkan terima kasih? Tapi untuk apa?

"Pergi sana kelinci jelek. Kau duluan saja nanti aku menyusul. Pasti Eunhyuk dan Donghae hyung mencariku.."

"Kyaa setan jelek apa kau bilang? Kau jauh lebih jelek dariku.." 'Sungminku' merengut kesal. "Tapi yasudahlah. Aku kesana duluan ne? Annyeong Kyunnie.." Sungmin mulai melenggang pergi menghampiri kekasihnya itu.

Cukup lama aku terdiam di tempatku dan memutuskan kembali ke tengah-tengah acara saat Eunhyuk hyung datang menghampiriku sambil mengomel. Tak dapat kupungkiri lagi, hatiku kembali merasakan sesak sekaligus bahagia melihat namja yang kucintai tengah berdansa dengan mesranya. Berbaur bersama pasangan lainnya dan saling mencurahkan perasaan masing-masing walau hanya melalu tatapan mata. Eunhyuk hyung pamit meninggalkanku karena kekasihnya, si ikan itu sudah menunggunya untuk berdansa juga.

'Sungminku terlihat amat bahagia sekali. Cinta memang tak selamanya harus memiliki dan aku sadar, merelakannya bahagia dengan pria lain memang menyakitkan. Tapi apa aku sanggup melihatnya menderita disisiku? Demi tuhan aku lebih baik aku yang menderita.

Tuhan, terima kasih kau telah mengirimkan pria yang tepat untuk orang kucintai. Aku mencintainya lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Biarkan dia hidup bahagia, menikah dengan orang yang ia cintai. Walau bukan aku, tapi jika orang itu yang lebih pantas untuknya, aku rela karena aku mencintainya. Dan terima kasih tuhan kau berikan aku kesempatan untuk memilikinya meski hanya sementara. Aku beruntung pernah mengenalmu, Lee Sungmin.

Hallooo readersdeul. saya bawa ff oneshoot baru hehe. sedihnya gagal ya? hoho

gak bisa banyak ngomong nih hehe

but review juseyo

*deep bow*