©2015 deerlu794

Proudly present

ONE LAST TIME

Romance with HURT/COMFORT

AUTHOR'S HARD CLAIMED :

This whole story is MINE

I write this all with my own hand.

COPYING ISN'T ALLOWED

REMEMBER !

I'M WATCHING YOU PLAGIARIST

Cast :

Oh Sehun

Luhan

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

It's SongFic

A Song by Ariana Grande – One Last Time

ONE LAST TIME

I was a liar

I gave into the fire

I know I should've fought it

At least I'm being honest

Tak ada kata yang menggambarkan perasaan Sehun saat ini. Hanya ada penyesalan dalam hatinya. Kecewa dan sakit hati yang dirasanya saat ini nyatanya tak mampu mengembalikan keadaan seperti semula. Penyesalan selama enam bulan terakhir benar-benar menyiksanya.

Setelah sosok cantik dan menarik perhatiannya dari awal itu pergi dari dekapannya. Semuanya berantakan.

Hell, dia bahkan tidak pernah mendekapnya, memeluknya seperti kebanyakan pasangan lain yang dilakukan pada kekasihnya.

Seandainya…

…Hanya kata seandainya yang bisa ia ungkapkan.

Coffee yang dia pesan sudah agak dingin. Awal musim dingin kali ini malah semakin membuat perasaan Sehun tambah kacau. Kenyataannya, hatinya bahkan lebih beku dari musim dingin.

"…Tak bisakah kau kembali padaku. Kumohon. Aku mencintaimu. Sangat…"


Feel like a failure

'Cause I know that I failed you

I should've done you better

'Cause you don't want a liar

"Hey dude. Thanks for coming" mereka melakukan salam sebagaimana para pria melakukannya.

"Ini pertunangan sabahatku. Jelas aku harus datang" jawabnya terkekeh

"Kau tak membawa pasangan?"

"Para jalang itu membuatku bosan" keluhnya.

"Bukan Sehun yang kukenal"

"Ayolah Chanyeol, tidak bisakah kita focus pada acaramu saja" sungutnya.

Chanyeol mengangkat bahunya acuh, sementara mata Sehun mengedar. Atensinya menangkap seorang gadis dengan sleeve dress berwarna dark blue selutut dengan beberapa payet menghiasi gaun tersebut, terkesan sederhana. Gadis itu sedang berbincang dengan tunangan Chanyeol, membawa segelas white wine ditangannya.

"Ayo aku kenalkan" sahut Chanyeol tiba-tiba. Sehun menoleh lalu melempar senyumnya.

Mudah untuk menebak seorang Sehun tertarik dengan seseorang atau tidak. Dan mereka berjalan menuju keduanya.

"Hey" Chanyeol memulai pembicaraan seraya merangkul pinggang ramping tunangannya.

"Hey Sehun, terimakasih sudah datang" sahut Baekhyun, tunangan Chanyeol lalu menjabat tangannya.

"Tentu" jawab Sehun

"Oh ya kenalkan, ini sahabatku Luhan. Dan Luhan ini Sehun sahabat Chanyeol"

Akhirnya mereka berdua bersalaman, formalitas ketika berkenalan. Keduanya tersenyum.

"Senang berkenalan denganmu" sahut Sehun

"Bagaimana jika kalian mengobrol saja, aku dan Baekhyun harus menyapa tamu lain" kata Chanyeol

"Ya tentu" sahut Luhan

Keduanya semakin dekat, bahkan tak ada kecanggungan lagi yang dilingkupi dari awal. Mereka berbincang layaknya teman lama yang baru bertemu kembali. Terkadang Sehun melempar beberapa candaan dan membuat gadis itu tertawa.


Sehun punya ketampanan sebagaimana pria, tubuhnya gagah terlihat berwibawa, senyumnya menawan dengan matanya yang berwarna coklat, rahangnya yang tegas menjadi poin penambahnya.

Jangan salahkan Sehun karena ketampanannya itu bisa menjerat wanita-wanita.

Sebagai seorang yang berpengalaman, tentu sangat tau jika Luhan bahkan sudah menyukainya, terhitung sejak pertemuan mereka dipertunangan sahabat mereka.

Dan sudah tiga bulan ini Sehun selalu menaruh perhatian padanya, menelponnya setiap malam, menanyakan kabarnya setiap ada waktu. Dan tentu hal itu membuat seorang wanita merasa senang bukan kepalang, diperhatikan, seolah-olah ada yang peduli padanya, tanpa tau apa yang ada dalam fikiran si lawan.

Luhan sedang kuliah dan ini merupakan semester akhirnya, beberapa bulan lagi dia harus mengucapkan selamat tinggal pada tempatnya menimba ilmu ini.

Saat ini dia sedang berada didepan lokernya ketika Sehun menelponnya.

"Halo" sahut Luhan

"Luhan, sebenarnya aku tidak tau apa yang harus aku katakan. Sebenarnya aku sudah lama ingin bicara hal ini. Kau cahayaku dan juga gravitasiku. Tanpamu aku tidak tau harus bagaimana. Aku menyukaimu. Apa kau mau menjadi kekasihku?" tanya Sehun tiba-tiba

Luhan hanya diam, entah kenapa detak jantungnya semakin kencang, dan darah seakan-akan mengalir kewajahnya. Astaga, apa dia sedang bermimpi disiang terik seperti ini. Jeda sebentar sebelum ia menjawab.

"Aku-mau. Tentu aku mau" jawabnya ceria

Dan terhitung hari itu dan delapan bulan terakhir ini Sehun sebenarnya tak punya perasaan lebih pada Luhan ; hanya sebatas menyukai. Entah sedang sadar atau tidak ketika Sehun mengungkapkan perasaannya dia juga sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita yang terlihat glamour.

Beberapa minggu lagi Luhan akan menyelesaikan pendidikannya dan itu membuatnya sedikit frustasi. Dia sudah berjanji pada ibunya setelah pendidikannya selesai dia akan kembali. Luhan berada di Korea hanya untuk menyelesaikan pendidikannya, setelah itu ia akan pergi ke kampung halamannya di China dan mendapatkan pekerjaan layak disana.

"Iya bu, nanti aku hubungi lagi" suara Luhan menyahut ketika ibunya menelpon. Saat ini ia sedang berada di balkon apartemennya. Malam hari seperti ini hanya ditemani bulan, entah kemana perginya bintang-bintang yang selalu menemani bulan.

"Kau tau Jongin, tetangga kita, teman masa kecilmu. Sekarang dia bertambah tampan dan baik juga sudah mapan. Ibu ingin kalian lebih dekat lagi. Ibu sudah membicarakan hal ini dengan Ibu Jongin"

Ini dia yang menjadi halangannya lagi, ibunya itu fuddyduddy. Membuatnya ingin menolak tapi dia sangat tidak ingin menyakiti hati orang yang membesarkannya dengan penuh kasih sayang itu.

"bu-

"kata Jongin dia juga akan ke Korea"

"iya. Ini sudah malam. Ibu istirahatlah"

"kau juga nak, ibu menyayangimu. Selamat malam"

Menghela nafas berat. Otaknya tiba-tiba dipenuhi fikiran-fikiran yang melayang-layang. Di satu sisi dia tidak ingin meninggalkan Sehun, dia sudah terjerat akan pesona Sehun, walaupun akhir-akhir ini dia jadi jarang menghubunginya, tapi dia maklum, mungkin Sehun sibuk. Sebagai anak terakhir tentu dia sangat ingin membahagiakan orang tuanya. Membuat ibunya tersenyum bangga padanya.


"Jadi, kau akan pergi?" Baekhyun sedang meluangkan waktunya untuk bersantai sebelum pernikahannya dilaksanakan, mengurus berbagai macam persiapan yang tidak sedikit membuatnya lelah. Dengan begitu ia langsung menghubungi Luhan untuk bertemu.

"Entahlah, aku masih memikirkannya" Luhan menghela nafas. Entah kenapa tiba-tiba ini terasa berat. Baekhyun sudah mengetahui hubungannya dengan Sehun juga dengan Jongin. Kenapa semuanya terlihat jadi serumit ini.

"Jangan terlalu memikirkannya, sekarang focus dengan pendidikanmu dulu. Sepuluh hari lagi. Semoga kau sudah siap"

" Ya, dan setelah itu aku harus menyelesaikan masalah ini"

Mereka saling mendukung, menguatkan satu sama lain.

"Ini terlalu melodrama. Bagaimana kalau kita jalan-jalan ? aku ingin kita shopping. Ayo"

Dan ini salah satu alasan Luhan begitu menyukai Baekhyun, dia bisa membuat suasana lebih ceria, dan sejenak bisa melupakan masalah yang ada. Kalu difikir-fikir dirinya sudah beberapa tahun menjadi temannya, sahabat bahkan.


And I know, and I know, and I know

She gives you everything but boy I couldn't give it to you

And I know, and I know, and I know

That you got everything

But I got nothing here without you

Orang tua Luhan datang di hari kelulusannya, hari ini dia sudah menjadi sarjana. Sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri. Dan seharusnya keputusannya itu sudah ada ditangannya sejak beberapa hari yang lalu. Ia masih ragu.

Kemarin Sehun menghubunginya dan rasa senang luar biasa membuncah dalam diri Luhan, kekasihnya itu sudah lama tidak menghubunginya sudah sekitar seminggu. Hanya berkata selamat atas kelulusannya dan meminta bertemu, dia sudah rindu katanya. Dan tentu saja ia langsung menurut mengikuti ajakan kekasihnya itu.

"Ayah rasa, kita akan berangkat besok. Kakakmu sepertinya membutuhkan bantuan." Sang kepala keluarga memulai percakapan di ruang santai apartemen Luhan. Setelah sore hari mereka merayakan kelulusan Luhan dengan makan siang bersama. Orang tua Luhan mempunyai dua anak, kakak laki-lakinya yang bernama Kris dan dirinya.

"kenapa cepat sekali ?" tanya Luhan.

"Memangnya kenapa? Bukankah kau sudah lulus? Sudah saatnya kau kembali" jawab sang ibu sambil mengelus sayang kepalanya.

"Aku masih ada urusan disini. Lagipula ada beberapa berkas yang harus aku ambil di kampus. Bagaimana jika ayah dan ibu berangkat duluan saja. Nanti aku menyusul"

Ya, urusan dengan Sehun. Jika dia meminta untuk tetap tinggal aku akan tinggal. Tak ada pilihan lain.

"Tapi kau harus berjanji, kau akan kembali jika urusanmu sudah selesai. Ibu sudah sangat merindukanmu" ujarnya seraya mendekap anak perempuannya itu.

"Ibu sedang berbincang denganku bahkan memelukku" Luhan balas memeluk ibunya, ketiganya terkekeh bersamaan.

Dan esoknya orangtua Luhan pergi pagi-pagi, dengan ia yang mengantarnya ke bandara, serta siangnya bertemu dengan Sehun. Astaga dia sudah sangat tidak sabar. Dia bahkan sudah ada di café tempat pertemuan mereka sejak tiga puluh menit yang lalu saking bersemangatnya.

"Hei, menunggu lama?" Sehun datang dengan kemeja hitam yang membalut tubuhnya juga celana dengan warna yang sama. Tampan. Jelas wanita selalu terpikat olehnya. Menggeser kursi di depan Luhan.

"tidak juga" balasnya tersenyum manis.

"omong-omong, selamat atas kelulusanmu" Sehun memberinya bunga, bunga mawar merah kira-kira lima belas tangkai.

Wajah Luhan merona, dia merasa special dengan ini.

"Terima kasih. Ini sangat indah" senyum Luhan membuatnya semakin terasa manis.

"Sama-sama" "kau cantik" lanjutnya menyentuh pipi kiri Luhan.

Dan hal tersebut membuat Luhan merona parah. Ini kontak fisik mereka yang kedua, sebelumnya mereka hanya berpegangan tangan.

Mereka berdua pergi berkencan, jalan-jalan, berpegangan tangan, masuk wahana bermain seperti kebanyakan remaja lainnya. Luhan sangat menikmati momennya yang jarang ia dapatkan dari Sehun lagi. Senyum Sehun selama mereka berkencan tadi tak kurang sedikitpun, tetap terkembang. Dan hari itu Luhan memutuskan bahwa ia akan tetap berada di New York.


Hari ini Luhan akan pergi ke kantor Sehun, sekedar memberinya kejutan dengan mengajaknya makan siang karena ia membuatkan makanan untuk si pria. Dia jarang ke kantor Sehun, baru sekali dia kemari. Luhan memakai dress musim panas selutut dengan gambar bunga forget-me-not. Memasuki lantai ruangan Sehun, tiba-tiba ia jadi gugup. Dulu ia akan dintarkan oleh sekretasi Sehun, tapi saat ini kemana dia. Memutuskan tidak memperdulikan hal itu dirinya berjalan kearah ruangan Sehun, mengetuk pintunya dua kali lalu membukanya. Tanpa mengindahkan sikap sopan atau tidaknya. Tapi bukankah Sehun kekasihnya.

"Sehun, aku-"

Mata Luhan mengerjap tidak percaya. Apa yang dilihatnya benar-benar nyata. Sedetik kemudian matanya sudah berkaca-kaca, nafasnya tercekat seolah-olah tak ada oksigen diruangan itu, hatinya mencelos terasa sangat sakit seperti ditusuk ribuan pedang. Disana, Sehun duduk dikursinya dengan seorang wanita berada dipangkuannya sedang bercumbu panas. Seketika itu juga Sehun bangkit dari duduknya mengabaikan erangan wanita itu karena terlempar begitu saja.

Pembohong

Pengkhianat

Pendusta

"Luhan…" gumamnya

Mencoba terlihat kuat, Luhan menarik nafasnya perlahan lalu menghembuskannya walaupun hal itu tidak berefek apa-apa padanya, matanya bahkan masih berkaca-kaca. Hatinya, jelas sakit.

"Hi, Sehun. Aku membawakanmu makan siang. T-tapi sepertinya kau masih ada kegiatan lain. Mungkin kau bisa memakannya nanti" sahutnya dengan suara tercekat yang bergetar. Berjalan kearah meja lain disana.

"Lu, aku bisa menjelas-"

"Aku harus pergi. Selamat tinggal"

Dengan kalimat terakhirnya, Luhan berlari meninggalkan ruangan Sehun dengan air mata yang entah kapan sudah jatuh. Mengabaikan tatapan keheranan beberapa karyawan. Berlari dan terus berlari sampai dia mendudukan dirinya disebuah taman yang lumayan jauh dari kantor Sehun, entah sudah berapa lama ia berlari.

Luhan merutuki dirinya sendiri.

"…kenapa airmata ini tidak mau berhenti" sambil mengusap kasar wajahnya.

"…kenapa aku begitu percaya padanya…"

"…kenapa aku begitu saja termakan rayuannya.."

"…kenapa aku begitu bodoh menerimanya begitu saja.."

"…kenapa aku tidak tau latar belakangnya..."

"…kenapa aku menyayanginya.."

"…dan kenapa aku begitu mencintainya. Kenapa…"

Seharunya dia sadar bahkan dari awal dia hanya dipermainkan olehnya. Menganggapnya hanya sebuah boneka sampah.

Dan Luhan memantapkan hatinya bahwa besok adalah hari terakhirnya di New York. Terkesan terburu-buru karena ia sedang emosi. Tapi siapa peduli. Mungkin pilihan ibunyalah yang terbaik.

Berjalan lunglai dengan perasaan berkecamuk, Luhan pergi menggunakan taksi menuju apartemennya


Entah apa yang difikiran Sehun kali ini. Ini sungguh bukan dirinya. Setelah melihat Luhan pergi dengan mata berkaca-kaca, tidak tau kenapa hatinya merasa teriris melihatnya, ingin ia memeluknya. Sehun tersentak, dia bahkan belum pernah memeluk Luhan.

Setelah mengakhiri dan mengusir pacarnya dengan kasar. Sehun hanya menundukkan kepalanya. Mengacak rambutnya frustasi, dan memijat pelipisnya menghalau rasa pening yang tiba-tiba menyerangnya.

Melihat raut sedih dan kecewa Luhan serta sikapnya seolah-olah ia begitu tegar membuat perasaan Sehun bertambah kacau.

Seharusnya Luhan membentaknya, menamparnya atau bahkan memukulnya seperti kebanyakan gadis lain yang merasa tersakiti. Karena dengan begitu Sehun tidak akan merasakan perasaan bersalah yang mulai melingkupi hatinya. Tapi kenapa ia begitu kuat, seolah-olah dirinya merasa tidak terjadi apa-apa.

Dan seharusnya Sehun tau, kata-kata yang diucapkan Luhan itu adalah hal terakhir yang didengarnya dari Luhan.

"Kau bodoh Sehun. Seharusnya kau kejar Luhan tadi. Apa yang kau lakukan disini. Idiot" batinya berteriak.


So one last time

I need to be the one

Who takes you home

One more time

I promise after that I'll let you go

"Aku punya kabar baik dan kabar buruk untukmu Sehun" suara Chanyeol membuyarkan lamunannya tentang masa lalunya dengan Luhan. Chanyeol berjalan kearah Sehun yang kembali focus pada dokumennya.

Melihat sahabatnya tampak semakin kacau membuatnya iba dengan keadaan Sehun, kantung mata hitam menandakan dia tidak tidur beberapa hari ini, tubuhnya semakin kurus, ditambahkan sekarang dia benar-benar seperti workaholic sejati, terkadang dirinya mendapati Sehun meracau menyebut nama Luhan.

Perkataan Chanyeol nyatanya tidak bisa menghentikan pekerjaannya pada dokumen tersebut.

"Luhan-" mendengar nama Luhan disebut sepersekian detik itu juga kepalanya terangkat.

"Luhan sudah ada disini sejak satu bulan yang lalu"

Tak butuh waktu lama raut bahagia kentara sekali diwajahnya. Dan itu membuat keputusan Chanyeol untuk memberitau hal buruk lainnya jadi urung. Melihat raut bahagia pada wajah sahabatnya membuatnya senang, selama ini Sehun benar-benar hanya focus pada pekerjaannya mengabaikan semua yang ada disampingnya.

"Kau tau tempat tinggalnya ? apa dia baik-baik saja? Aku harus bertemu dengannya sekarang" ujar Sehun terburu-buru.

"Tunggu dulu" sahut Chanyeol menahan tangan Sehun yang sudah bersiap pergi.

"Kau ingin Luhan melihat penampilanmu seperti ini? Sebaiknya kau perbaiki dulu penampilanmu. dua hari lagi kau bisa bertemu dengannya"

"Itu terlalu lama Hyung"

"Besok" putusnya.

"Aku ada meeting tiga puluh menit lagi, dan juga makan siang bersama istriku. Aku harus pergi" lanjut Chanyeol.

Ya. Mungkin begini. Mungkin ini keputusan yang tepat, setidaknya sebelum dia mendengar hal buruk lainnya.

TBC

HAHAHA

Perkenalkan.. akuuuuu? Siapa yaaa?

Duhh pokoknya gue bukan newbie gue pernah bikin di AFF dan karena akun FFN dulu syudahhh nggak tau gimana jelasinnyaa.. jadi bikin akun baruuuuu

Apaaa ini ? duhh yaampunn. Gue ini nulis apaaaa yaaa.. lagi galau tulisanpun ikut galaauuu.

Ada yang mau lanjut ga veritanyaaaa? Ga ada ? yauddah piks eyke pindah lain hati *ehh

Kalau ada yang mau lanjuttt RIPIYUWWWNYAAAA DONG :*

Sincerely,

Deerlu794