Ini adalah fanfic saya yang pertama tentang elword yang saya tujukan kepada Yuna Fujiwara untuk hari ulang tahunnya XD

Selamat menikmati reader, sorry kalo ceritanya mengecewakan T-T


Amethyst's Curse

By MeganeUke-san

Genre : Romance and Tragedy

Rated : T

Disclaimer :KOG,Elsword related.

Warning : Typo,AU,GAJE.


Feita,8.45 PM

Malam yang kelam dibawah langit Feita yang gelap.

Invasi para demon belum juga berakhir sementara para prajurit Feita kewalahan menghadapinya.

Allegro, seorang ahli obat-obatan di Feita memanggil beberapa bantuan untuk mengahadapi invasi ini.

Entah,namun Feita masih membutuhkan banyak bantuan lagi.

Selain persediaan bahan obat-obatan dan makanan menipis, pergerakan pasukan Feita serta bantuan dari luar Feita tidak mengalami kemajuan yang berarti.

Dua orang pria dan wanita, berdiri di depan papan pengumuman, tempat para prajurit bantuan dari luar Feita mendapatkan informasi tentang misi mereka.

Walaupun mereka saling mengenal, namun tidak ada sepatah katapun keluar dari bibir mereka.

Mereka terus memandangi papan tersebut dan membaca pengumuman yang tertempel di sana, tanpa memperhatikan satu sama lain...

Sampai salah seorang dari mereka, yaitu blade master atau ahli pedang yang berambut hitam mulai membuka kata pembuka pertama.


"Rena..." Blade master itu memasukan tangan kanannya ke saku sambil mengambil daun ygrdrasill dan mengulurkannya pada Rena.

"Eh? apa maksudnya ini? " Jawab seseorang yang memiliki panggilan the night watcher menoleh ke arah blade master itu.

"Bukan kah kamu akan pergi ke gereja bawah tanah kan? bawalah ini... " Raven, nama Blade master itu, menjawab pertanyaan Rena sembari tetap mengulurkan tangannya di hadapan Rena.

"Khawatirkan dirimu sendiri Raven! bukankah kamu akan pergi ke taman bawah tanah kan? daun itu lebih berguna untukmu daripada untukku." Rena menjawab sinis tawaran Raven.

"Tapi.. Rena, yang kau lawan sekarang ini bukan makhluk biasa, melainkan sebuah roh jahat.."Raven mulai menunjukan kekhawatirannya.

"... Pedang Erendilku mulai tumpul, akan aku asah sekarang.." Rena berbalik arah dan meninggalkan Raven sendiri di depan papan pengumuman.

"Ah.. Rena... tunggu.." Raven mencoba mengejar Rena,namun langkahnya tertahan oleh keraguan dan segera ia kembali ke tendanya.


Jalan menuju tenda Rena,9.00 PM

Rena sebenarnya sedikit canggung menghadapi monster monster di gereja bawah tanah, terutama yang akan ia hadapi ialah Amethyst, roh jahat yang menurut kabar memiliki sihir kutukan yang mematikan.

Sepanjang jalan menuju tendanya, Rena dipenuhi rasa kekhawatiran.

Rena menatap langit Feita yang kelam sepintas, lalu memeriksa isi tasnya, apakah ia masih memiliki persediaan.

Alangkah terkejutnya Rena, ia tak memiliki satupun persediaan yang dapat menangkal sihir kutukan Amethyst.

Ia menarik nafas dalam-dalam dan mencoba berfikir optimis, mengingat ia telah menolak daun ygrdrasill, daun penyembuh segala macam racun dan kutukan dari Raven.

Tentunya Rena tak akan kembali ke Raven untuk meminta daun itu lagi, bukan karena ia gengsi, namun dikarenakan ia membenci garis keturunan Raven yang telah membunuh ibu angkatnya, Sephiroth.

Mengingat kejadian itu, Rena kembali memutar memori lama di dalam otaknya...


Flashback

Desa para elf hancur rata dengan tanah, setelah seorang Reckless fist bernama Vallack menghancurkannya seorang diri dengan puluhan tombak tombak Achenemy yang melayang layang disekitarnya.

Ia melemparkan Archenemy-nya ke segala arah dan menyebabkan kehancuran di dalam desa itu.

rumah-rumah indah nan megah yang tadi berdiri kokoh, sekarang hanya tinggal puing-puing saja.

Desa yang tadinya berwarna hijau asri dan penuh dedaunan, kini menjadi merah penuh bara api.

Vallack yang telah menghancurkan desa elf itu menghilang setelah melakukan serangan.

Namun untungnya tidak ada seorangpun yang terluka dan meninggal akibat serangan Vallack ini, kecuali satu orang...

"Rena... ada yang ingin ibu katakan..." Suara yang tidak asing di telinga Rena memanggilnya dari kejauhan.

"I-ibu !" Rena kecil yang berusia 12 tahun itu segera mengahampiri ibunya yang memanggil dari kejauhan sambil berlari.

"Rena... cobalah pegang tangan ibu.." Sephiroth, nama ibu dari Rena ini memberikan tangannya kepada anaknya.

"I-ibu? aku tidak merasakan energi kehidupan El di tubuh ibu.." Wajah Rena kini menjadi pucat dan mengetahui alasan ibunya memanggil Rena.

"R-Rena... ada satu yang ingin ibu titip padamu.. " Di saat nafas nafas terakhirnya,Sephiroth mencoba mengatakan sesuatu...

"..." Rena hanya terdiam menahan air matanya.

"Rena... aku ingin Rena menjadi anak yang memaafkan segala kesalahan orang ya... bahkan untuk Vallack sekalipun.."

"..." Rena menundukan kepalanya dan kedua matanya kini berkaca-kaca.

"Baiklah Rena, jangan lupakan pesan ibu." Sephiroth menutup kedua matanya sambil tersenyum, energi El kini telah sirna dari dalam tubuhnya.

Rena tidak dapat membendung air matanya dan menangis sekeras kerasnya di hadapan seluruh penduduk desa.

Setelah beberapa saat, mata yang penuh air mata ini berubah menjadi penuh dendam.

Ia berjanji dalam hatinya akan membenci Vallack dan seluruh keturunan Vallack selamanya.

Flashback End


Tenda Rena,9.05 PM

Ketika Rena mengingat-ingat masa lalunya, tanpa sadar kini ia telah sampai di depan tendanya.

Segera, Rena membuka tendanya dan meletakkan tasnya disamping tempat tidurnya.

Ia mengambil pedang Erendil dan mengasah dengan batu asahan.

Ia menatap pedang Erendil sambil membayangkan wajah Vallack terukir di bayangan pedang Erendil yang mengkilap.

Seakan-akan Rena ingin membasmi orang yang telah menghancurkan desanya dan membunuh ibunya ini.

Tiba tiba, ada suara seseorang memanggil Rena dari luar tenda.

Rena terkejut, segera mengemasi barang barang nya dan membawa pedang erendil serta panah ditangannya keluar tenda.

Seperti yang ia duga, suara itu berasal dari Aisha, partner nya dalam misi menumpas Amethyst ini.


"Yosh Rena! apakah kamu sudah siap? he he he.." Aisha, seorang Elemental Master atau penyihir yang ahli dalam sihir elemen tersenyum menyapanya.

"Iya Aisha, aku sudah siap..." Jawab Rena dengan nada yang rendah.

"Eeh? kamu kenapa? sedang tidak enak badan? " Aisha yang melihat Rena lesu menjadi khawatir.

"Tidak... aku siap kok." Lagi-lagi Rena menjawab dengan nada yang rendah.

"Kalo kamu sakit, mendingan kita tunda aja misi hari ini, biar aku bilang ke Lento.."

"T-Tidak perlu Aisha he he he,ayo kita segera selesaikan misi kita, biar cepet-cepet ndengerin ceritamu tentang si Elsword itu looh ! " Rena menaikkan nada suaranya, dan memberikan senyum palsu kepada Aisha.

"SSt... Rena! jangan keras keras, nanti dia tau! " Muka aisha menjadi memerah setelah mendengar ucapan dari Rena.

"Baiklah, ayo! " Rena mengajak Aisha untuk segera menuju gereja bawah tanah.

"Dengan penyihir hebat sepertiku Rena, kau tak perlu khawatir ha ha ha " Aisha tertawa dengan sombongnya, seperti yang ia lakukan biasanya

BERSAMBUNG...

maaf, kependekan ya? hehehe saya tambahi di next chapter XD (siapa minta nambah -.-)