Sehun Maniac

This storyline is pure mine, but the cast aren't mine anyw, they're belong to their god and their family. I told you before, this is a MATURE fanfiction.

Pairing : SehunxLuhan, SehunxBaekhyun.

Warn! : Full of yaoi and mature contents.

Happy reading!

.

.

.

"Dua helai?"

"Pagi ini ada lima."

"Oh, astaga."

Lelaki bermata sipit itu memijat keningnya sambil menopang dagu menggunakan tangan kiri, ia nampak berpikir keras sekarang. Teman dihadapannya hanya membuang napas pasrah dengan sebuah sisir di genggamannya.

Ini sudah ke tujuh kalinya, dan Sehun rasa hal ini bukan hanya sebuah halusinasi lagi, melainkan kenyataan. siapa orang gila yang tega melakukan hal ini?

Kejadian ini berawal ketika Sehun baru memasuki perguruan tinggi, dan dua minggu setelahnya, ia selalu merasa ada yang aneh dengan diri dan kamar tidurnya setiap pagi.

Sekujur tubuh Sehun sering terasa ngilu dan sakit setiap ia bangun tidur di pagi hari, kepalanya pusing dan terdapat banyak cairan menggenangi ranjangnya. Ia nyaris tak bisa berjalan ketika selangkangannya terasa membengkak, entah karena apa.

Juga, sisirnya. Selalu banyak helai rambut rontok di sela-sela sisirnya, padahal jelas-jelas rambut Sehun tak pernah rontok, dan ia sudah memastikan dimalam harinya untuk mengecek sisir agar tetap bersih dan rapi. Tapi dipagi harinya, sisir itu sudah tergeletak dengan sisa rambut rontok.

Sehun mengalami hal ini tidak setiap hari. Melainkan hanya di malam senin. Ia sudah mencoba memasang kamera pengintai di sudut kamar tidurnya, tapi tetap saja itu tidak berfungsi. Sehun selalu melihat rekaman dari kameranya setiap siang, dan jelas-jelas tak ada mahkluk apapun yang memasuki kamarnya di malam hari.

"Baekhyun hyung, pokoknya kau harus mengantarku ke dokter nanti siang." Ujar Sehun pada lelaki sipit dihadapannya.

Baekhyun mengangguk, "Hubungi aku nanti siang. Sekarang aku ada kelas bahasa Inggris, aku pergi dulu. Oh, dan aku akan coba pikirkan cara apalagi untuk membantu-mu, bye!"

.

.

Sehun terduduk di salah satu anak tangga, ia mengamati sisir biru-nya yang dipenuhi rontokan rambut berwarna cokelat terang itu, mencoba mengabaikan selangkangannya yang masih terasa sakit.

Dari kejauhan telah nampak seorang mahasiswa dengan buku-buku didekapannya datang mendekat kearah Sehun. Mahasiswa itu melambaikan tangannya dan tersenyum riang kearah Sehun,

"Kau meneleponku? Maaf, tadi aku sedang ada kelas, dan dosen-nya agak—yah, ponselku bisa di sita jika aku memainkannya ketika penjelasan materi." Ia duduk satu tangga dibawah Sehun dan meletakan buku-buku itu diatas pahanya.

Sehun tersenyum kemudian menngusap rambut lelaki itu, "Tidak masalah, aku hanya mau bilang padamu kalau hari ini aku tak bisa pulang bersamamu, Lu. Aku harus ke dokter bersama Baekhyun hyung nanti siang."

"Okay, Sudah seharusnya Baekhyun—selaku kekasihmu—melakukan itu. Kau sakit apa omong-omong?" Luhan menjawab, berusaha menyembunyikan nada kecewa dalam omongannya kemudian memegang dahi Sehun.

"Aku tidak demam, Ini soal persendianku yang sering ngilu. Aku sudah bercerita padamu tentang aksi teror itu, kan?"

"Apa kau yakin kalau dirimu diteror, Sehun?" Luhan menatapnya dengan tatapan super-cemas.

Sehun tertawa lalu mencubit pipi Luhan, "Aku tidak tahu istilah apalagi yang harus ku gunakan untuk masalah ini, oh-" kata-katanya ter-jeda ketika ia menyadari sesuatu berubah pada fisik Luhan.

"Kau mengganti warna rambut?" Lanjutnya ketika ia melihat rambut cokelat terangnya Luhan telah berganti menjadi hitam sekarang.

Luhan mengangguk, "Keren, bukan? Oh, kau bilang kau mau ke dokter? Kalau begitu, cepatlah temui Baekhyun..dan sampaikan salamku untuk pacarmu itu, ya."

"Hei, jangan bilang begitu. Baik, akan ku sampaikan salam mu. Jaga dirimu, Lu." Sehun mengusap pipi Luhan sebelum akhirnya beranjak pergi.

.

.

"Oi, Baek hyung!" Sehun melambaikan tangannya kearah Baekhyun yang tengah berdiri didepan parkiran sendirian.

Baekhyun berdecak, "Sikapmu membuatku seolah-olah bukan pacarmu!"

Sehun tertawa lalu memeluk Baekhyun, membungkukan badan tingginya dan menyandarkan kepalanya ke bahu Baekhyun, "Maaf, maaf."

"Oh, ya, aku sudah memikirkan cara untuk mengatasi masalahmu."

Sehun terkesiap, "Apa? Benarkah?"

"Ya. Malam ini, kau harus pura-pura tidur. Sehingga ketika orang itu masuk ke kamarmu, kau akan langsung mengetahuinya."

"Bagaimana jika ia memberiku obat tidur atau semacamnya?"

"Aku punya penangkalnya."

"Kau punya?"

"Ya, sekarang ayo kita ke dokter. Aku tak mau melihatmu kesakitan begini terus,"

.

.

Sehun sudah menghabiskan dua gelas kopi malam ini, menonton film-film action agar matanya tetap terjaga dan ia tidak akan bisa tidur supaya rencananya berjalan lancar.

Tapi tetap saja,

Rencananya gagal. Entah bagaimana caranya Sehun bisa tertidur di sofa ruang tamu-nya dan merasakan sakit yang luar biasa pada lehernya ketika ia terbangun di pagi hari. Dengan mata yang setengah terbuka, ia berjalan pincang ke kamarnya untuk mengambil ponsel.

Ponsel putih itu tergeletak disebelah sisir biru-nya, dan—tunggu, Sehun mengambil sisir itu dan menelaahnya sesaat. Ya, mahkluk itu pasti datang tadi malam dan memakai sisir Sehun lagi, terbukti dengan beberapa helai rambut yang tersangkut di sisirnya. Tapi, helai rambut itu tak lagi berwarna cokelat terang. Melainkan….hitam. Siapa kemungkinan yang baru-baru ini mengecat rambutnya berwarna hitam?

Baekhyun?

Oh, rambutnya sudah hitam sejak dulu.

Lantas…

.

.

Minggu ketiga dibulan September, Sehun tahu pasti malam ini orang itu pasti akan datang ke kamarnya dan melakukan hal-hal yang dapat membuat badan Sehun kesakitan keesokan paginya.

Jam dinding kamar Sehun telah menunjuk ke angka dua dini hari, dan entah kenapa Sehun masih belum tidur. Ia sudah mencoba memejamkan matanya dan tertidur dengan posisi sedemikian rupa diranjang agar segera jatuh ke alam bawah sadar karena besok ia kuliah pagi, tapi tetap tidak bisa.

Ia rasa ia insomnia.

Ketika ia mendengar suara gaduh dari ruang tamunya, Sehun terkesiap dan menyembunyikan wajah dibalik bantal. Tapi, kembali ia teringat pada malam senin. Suara gaduh itu pasti berasal dari orang itu. Ini bagus, Sehun akan pura-pura tidur kemudian menyergapnya dan segera menjebloskan orang itu ke penjara.

Krieet

Pintu kamarnya terbuka secara perlahan, Sehun hanya memejamkan mata tanpa mengintip sedikitpun, hanya terdengar suara langkah kaki yang mendekat…lalu menaiki ranjang Sehun perlahan.

Sehun membuka matanya perlahan ketika merasakan sesuatu menindih perutnya, orang yang tengah duduk tepat diatas perut Sehun terkejut bukan main kemudian hendak berlari, sebelum akhirnya tangan Sehun mencekalnya kasar.

"Aku sudah mengira kalau itu kau," gumam Sehun, membuat orang itu semakin takut.

Sehun terduduk tanpa membiarkan orang itu turun dari pangkuannya, ia menyandarkan kepalanya menggunakan bantal kemudian mengusap pipi orang itu dan tersenyum.

"Luhan…"

"Aku minta maaf," Luhan menelan ludahnya dengan susah payah.

"Tidak, kau tidak perlu." Sehun menatap wajahnya lekat.

"Aku melakukan hal ini padamu karena aku menggilaimu. Aku mencintaimu, aku menyukai, menyayangi, menginginkan, memuja, dan segalanya. Aku tahu kau sudah punya Baekhyun, dan itu yang membuatku kece—"

Luhan menghentikan ucapannya ketika bibir Sehun menerjang bibirnya, dan mulai mengulum benda itu sampai berbunyi kecipak. Sehun menarik tengkuk Luhan agar mendekat, memperdalam ciumannya sampai Luhan bisa merasakan deru nafas Sehun menerpa hidungnya.

Tangan dan jemari Luhan mulai merobek pakaian Sehun, membuat dada bidangnya ter-ekspos begitu saja. Sekejap, Sehun melepas bibir Luhan dan menatap lelaki cantik itu.

"Kau bilang kau meninginkanku. Maka, izinkan aku memberikan semuanya padamu," bisik Sehun tepat didepan wajah Luhan.

Luhan mengangguk, melemaskan tubuhnya dan membiarkan Sehun yang berkuasa malam ini. Mereka membalik posisi, Sehun membaringkan Luhan dan menindihnya, menjebaknya agar tak bisa berkutik kemudian mulai mencumbu lelaki itu.

Mulai dari lehernya, Gigitan-gigitan kecil dan deru nafas Sehun disekitar lehernya membuat Luhan mengerang dan meremas seprai disampingnya. Sehun memindahkan ciumannya kembali ke bibir Luhan, menggigit bibir manis itu dan jemarinya menelusup masuk kedalam kaos Luhan, mencari dua buah nipple dan mulai memainkannya.

"Ahh—" Luhan menggelinjang, gerakan-gerakan Sehun benar-benar membuat sekujur tubuhnya geli tapi ia tetap menikmatinya. Tangan lemas Luhan berusaha meraih resleting celana jeans yang dikenakan Sehun kemudian menurunkannya perlahan, membuka kancing celana itu dan mulai menggosok benda panjang didalam menggunakan tangannya.

"Apa yang—aashh, sialan," Sehun melepas bibirnya dan mengerang ketika gosokan Luhan dibawah sana semakin cepat.

Sehun merasakan sesak dipenisnya, dengan gerakan sedikit kasar, ia membalikan tubuh Luhan dan memaksanya untuk menungging segera. Maka Luhan menurutinya, Luhan menungging dan memperlihatkan Sehun bokong putihnya tanpa sehelai benang-pun, Sehun meremas kedua benda itu dan mulai memasukan miliknya kedalam hole Luhan.

"Apa itu sakit?"

"Tidak, sayang. Sakitnya hanya sebentar, kau harus tahan sedikit,"

Sehun menekan miliknya supaya masuk kedalam, berusaha selembut mungkin agar Luhan tidak kesakitan setelahnya,

"Aaah, damn you, kau bilang tidak sakit—astaga, aassh,"

Sehun mengabaikan segala sumpah serapah Luhan padanya dan tetap melanjutkan aktivitasnya, ketika junior Sehun telah berhasil masuk kedalam hole Luhan, suatu cairan sukses memuncrat dari junior Sehun, membuat bokong Luhan dipenuhi oleh cairan putih itu.

Sehun maupun Luhan, keduanya terbaring lemas sambil mengatur nafas mereka masing-masing, Luhan merasa hole nya berdenyut dan Sehun merasakan lemas disekujur tubuhnya. Ini baru pemanasan. Ya, baru pemanasan saja.

Sehun melingkarkan tangannya ke pinggang Luhan dan menarik lelaki itu agar mendekat, kemudian memeluknya erat dan menciumi puncak kepala Luhan.

"Jadilah milikku," Bisik Sehun tepat diatas kepala Luhan.

"Aku tidak bisa. Baekhyun—"

"Aku akan memutuskan Baekhyun besok, aku janji.."

.

.

AN : OKE IYA AKU TAU ITU ADEGAN ANU NYA GA BEGITU ANU AKU TAU KOK[?] /Gaselaw/. Aku jarang bgt buat ff rated M sampe hole-hole-an kaya gini jadi ya maklumi sj wkwk. Oya, buat ff Spring, aku bakal lanjutin nanti. Besok atau minggu depan. Oke? Sip.