Chapter 1

Your Camera

"Hari ini, Aoba pasti akan menemukan berita yang menarik !"

Itulah yang pertama kali dikatakan oleh Aoba setiap pagi. Ia duduk, melihat ke seberang kasurnya dan ia sama sekali tidak melihat keberadaan Kinugasa. Aoba teringat apa yang dikatakan oleh Kinugasa semalam sebelumnya mengenai dirinya akan ada pertemuan dengan Laksamana Ichijo dan Laksamana Yanagi.

Aoba langsung bangkit dari tempat tidurnya dan mandi. Setelah itu,ia merapikan rambutnya, mengambil buku kecilnya dan langsung pergi.

Hari ini merupakan hari yang sangat penting di markas angkatan laut tersebut. Markas angkatan laut Yokosuka sedang melakukan upacara penerimaan Laksamana baru sebagai tambahan tenaga di lini depan sekaligus memimpin Gadis Kapal.

Aoba, yang bersembunyi di balik sebuah semak-semak, melihat ke arah lapangan utama dan melihat lapangan tersebut dipenuhi dengan pria dan wanita dengan pakaian putih. Aoba langsung berkata,

"Ah... Laksamana-Laksamana baru ini sangat menarik perhatian. Saatnya untuk membuat berita. Dan bila perlu Aoba menculik salah satu dari Laksamana baru itu."

Mendadak ia mendapat tepukan di punggungnya. Dan tepukan itu berubah menjadi genggaman yang cukup kuat di pundak Aoba.

Aoba merasakan hawa yang akan membunuhnya jika dia tidak bergerak cepat. Dan tepat pada saat ia melihat ke arah belakang, ia melihat seorang wanita.

Wanita tersebut mengenakan pakaian laksamana dengan rambut merah dikepang ke sisi kanan bahunya berdiri tepat belakangnya. Wanita tersebut melihat ke arah Aoba dengan tatapan yang cukup tajam sembari tersenyum. Aoba tahu jika ia tidak menjawab secepatnya, dirinya akan diterkam olehnya.

"Ahahahaha... Laksamana Yanagi... Itu, Aoba hanya bercanda... Hahahahaha" ujar Aoba dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.

Wanita tersebut bernama Yanagi Shiro, salah satu Laksamana di Yokosuka yang cukup mengenal Aoba. Ia melihat ke arah Aoba dengan tatapan yang semakin dingin diiringi dengan genggaman yang semakin kuat. Kemudian, ia berkata,

"Aku ingat... kau berkata demikian juga pada saat mekanik kita datang kemari... Dan kau benar-benar 'menculiknya'... Aku sampai mencari mekanik itu selama sehari penuh..."

Shiro menghentikan ucapannya dan kembali menatap ke arah Aoba dengan tersenyum kecil. Keringat dingin Aoba semakin bercucuran melihat ekspresi dari Shiro. Shiro kemudian melanjutkan, dengan senyumnya,

"Jadi...aku akan memperhatikan dirimu... Supaya hal ini tidak terjadi lagi"

Aoba melihat ke arah Shiro yang semakin dekat dengan wajahnya dan ia hanya tertawa kecil saja mendengar apa yang dikatakan oleh Shiro.

'Aoba harus mengalihkan pembicaraan ini... atau Laksamana Yanagi akan menghabisi Aoba' Pikir Aoba.

Ia kemudian mengingat satu hal dan kemudian langsung berharap pada pertanyaan ini untuk menyelamatkan dirinya.

"Laksamana bagaimana anda dapat di belakang Aoba ? Laksamana dari mana ?" tanya Aoba berusaha mengalihkan pembicaraan

Shiro tersenyum dan hanya menjawab singkat, "Mengantar gadis kapal baru, Harusame, ke asrama."

Kemudian, Shiro kembali melihat ke arah Aoba dan tersenyum. Aoba mengangguk dan menelan ludah mendengar apa yang dikatakan oleh Shiro. Aoba tahu, Shiro tidak akan membiarkan dirinya kali ini. Namun, kali ini ia akan selamat karena satu hal.

"Ah... nee-san" ujar suara seorang pria

Mereka berdua terkejut mendengar suara tersebut dan kemudian melihat ke satu arah. Aoba melihat ada tiga orang di sana dan ia langsung mengetahui upacara tersebut sudah selesai. Satu orang dengan rambut hitam pendek rapi dan mempunyai mata biru. Satu orang lain memiliki rambut hitam yang cukup acak-acakan dan lebih tinggi dari orang yang pertama. Dan satu orang terakhir dengan rambut hitam yang dipotong sesuai standar angkatan laut, dan memiliki tinggi paling pendek dari semuanya.

"Amarov-san... aku tidak tahu kalau kau adalah adik dari Kapten Yanagi yang terkenal ini." ujar pria paling pendek.

Mendengar kata 'adik dari Kapten Yanagi', Aoba langsung mengeluarkan buku dan pensilnya dan bersiap untuk mencatat semuanya.

"Okazaki-san, walaupun diriku ini benar adik dari Kapten Yanagi... lalu apa yang ingin kau tekankan ? Aku harap bukan pertanyaan konyol." ujar pria yang mengenakan sebuah tanda pengenal dengan nama Viltus Amarov.

"Aku yakin kau akan mendapat kenaikan pangkat dengan cepat dengan koneksi seperti itu." ujar pria kedua.

Viltus langsung menjawab, "Aku tidak akan menerima kenaikan pangkat hanya dengan koneksi keluarga saja, Kouga-san. Aku lebih senang bila kenaikan pangkatku dikarenakan apa yang telah kuraih di angkatan laut."

Okazaki Kimura, pria dengan tinggi paling rendah dari mereka bertiga, dan Kouga Haruto, pria dengan rambut yang sedikit acak-acakan, langsung menepuk pundak Viltus, sembari berkata secara bersamaan,

"Kau memang idiot."

Sementara itu, Shiro melihat ke arah tanda pengenal milik Haruto, kemudian ke arah wajah Haruto. Ia kemudian berkata,

"Kau... Komandan Kouga Haruto." ujar Shiro sembari memastikan dirinya tidak salah membaca tanda pengenal tersebut.

Haruto langsung menjawab, "Iya, itu benar. Saya Kouga Haruto. Salah satu Laksamana di markas angkatan laut Yokosuka." ujar Haruto.

Shiro menunjuk ke arah rambut Haruto dan berkata, "Kau sebaiknya memotong rambutmu. Itu tidak sesuai dengan peraturan di markas angkatan laut."

Haruto terkejut dengan hal tersebut. Viltus, yang melihat hal itu, hanya dapat menghela nafas dan berusaha bernegosiasi dengan Shiro yang semakin panas karena Haruto masih mencari alasan untuk membiarkan rambutnya demikian.

Sementara Kimura, melihat ke arah mereka bertiga dan mengeluarkan kamera yang dia simpan di dalam tasnya. Kemudian tanpa peringatan apapun, ia langsung memotret Shiro, Haruto dan Viltus.

Mereka semua, termasuk Aoba, terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Kimura. Aoba melihat ke arah kamera tersebut dan berkata,

"Itu..."

Kimura melihat ke arah Aoba dan mengangguk karena ia tahu apa yang ingin dikatakan oleh Aoba. Sementara itu, Shiro melihat ke arah Kimura dan berkata,

"Kau tahu... Di markas angkatan laut ini ada peraturan untuk tidak membawa barang berharga ?"

Kimura langsung terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Shiro. Ia melihat ke arah Shiro dengan wajah takut, dan berkata dengan terbata-bata,

"Maafkan saya, Kapten Yanagi. Kamera ini..."

Viltus yang melihat hal tersebut menghela nafasnya dan kemudian langsung berkata,

"Kami semua diijinkan untuk membawa satu barang yang sangat penting bagi mereka, sebuah peraturan baru setelah banyak Laksamana yang disertir karena tidak tahan dengan suasana di markas angkatan laut."

Viltus diam sejenak dan kemudian mengeluarkan sebuah kertas, dan berkata,

"Satu benda yang dapat membuat semua Laksamana baru merasa nyaman dengan kondisi di sini. Dan karena itulah aku membawa buku ini, Shiro-nee" Viltus kemudian mengeluarkan buku dari dalam tasnya untuk memperkuat alasannya.

Shiro melihat ke arah Viltus, dan melihat kembali ke arah Kimura.

"Aku lupa mengenai peraturan baru tersebut. Akan aku biarkan lewat bila kamera itu sesuai dengan apa yang kau katakan, Viltus. Jadi... ada apa dengan kamera itu ?" ujar Shiro.

Kimura melihat ke arah kamera tersebut dan dia terlihat tidak ingin membicarakannya. Haruto yang melihat hal tersebut langsung berbisik pada Viltus,

"Ini sepertinya akan cukup lama. Dan Okazaki..."

Viltus melihat ke arah Kimura, lalu ke arah Shiro dan langsung berkata,

"Nee-san... maksudku... Kapten Yanagi".

Viltus memberikan tanda kepada Shiro yang langsung diketahui oleh Shiro. Shiro melihat ke arah Kimura dan berkata,

"Kamera itu diijinkan untuk masuk kemari karena berharga untuk dirimu, seperti buku yang dipegang oleh Komandan Amarov. Namun, ingat... tugas utamamu adalah memimpin gadis kapal."

Kemudian Shiro melihat ke arah Viltus dan berkata,

"Dan Komandan Amarov... jangan memanggil diriku, nee-san di lingkungan markas ini. Panggil Kapten Yanagi bila saat bertugas."

Ketiga Laksamana baru tersebut memberi hormat tanda mereka tahu apa yang dikatakan oleh Shiro. Tidak berapa lama, terdengar pengumuman,

"Semua Laksamana baru, kalian diharapkan berkumpul di depan asrama kalian. Sekali lagi. Para Laksamana baru, kalian diharapkan berkumpul di depan asrama kalian."

Mendengar pengumuman itu, Shiro langsung berkata,

"Kalian bertiga sebaiknya langsung pergi menuju asrama. Aku ada urusan dengan atasan kalian."

Shiro memberi hormat, yang langsung dibalas mereka bertiga. Viltus mulai berjalan, dan kemudian berkata,

"Lebih baik kita secepatnya ke asrama. Hei, Okazaki-san !"

Kimura masih terdiam melihat ke arah kamera miliknya. Ia mengusap kamera tersebut dan kemudian bermaksud menaruhnya kembali ke dalam tasnya.

"Kamera itu sangat bagus. Dan terlihat cukup mahal."

Kimura terkejut mendengar apa yang Aoba baru katakan. Ia langsung menaruh kameranya kembali ke dalam tasnya, dan berkata,

"Tentu saja. Kamera ini sangat berharga bagi diriku. Dan sangat mahal."

Kemudian, Kimura langsung tersadar, melihat ke arah Aoba dan terdiam sebentar.

"Maaf, tapi anda siapa ya ?" ujar Kimura.

Aoba melihat ke arah Kimura dan tersenyum sembari berkata,

"Kau tidak tahu saya siapa ?".

Kimura mengulang lagi pertanyaannya, "Iya... Jadi... Anda siapa ?"

Aoba tersenyum dan berkata.

"Saya Aoba. Gadis kapal tipe kapal penjelajah berat dari kelas Aoba yang pertama. Salam kenal."

Kimura melihat ke arah Aoba dan berkata,

"Namaku adalah Okazaki Kimura. Salam kenal. Aoba."

Mereka berjabat tangan satu sama lain dan tersenyum satu sama lain. Mendadak mereka mendengar teriakan dari Viltus,

"Okazaki-san !" Kimura melihat ke arah Viltus dan berkata, "Iya, aku akan ke sana." Kimura melihat ke arah Aoba dan berkata,

"Kita akan menjadi rekan seperjuangan mulai sekarang, Aoba. Tolong perhatikan saya."

Aoba tersenyum dan berkata, "Tolong perhatikan Aoba juga, Laksamana."

Kimura langsung pamit kepada Aoba dan berlari ke arah Viltus.

"Pria itu sangat menarik. Namun, entah mengapa Aoba seperti mengenalnya." Aoba terdiam sembari berpikir sebentar.

Hingga akhirnya Aoba berkata, "Sudahlah. Tidak ada gunanya Aoba diam di sini terus. Aoba harus mencari bahan berita lain."

Ia kemudian berjalan ke arah tempat lain dimana ia merasa dapat menemukan berita lain.

Satu minggu telah berlalu semenjak hari penerimaan Laksamana baru. Hari ini, Aoba ditugaskan untuk masuk divisi baru.

Pada saat ia berjalan masuk ke dalam gedung administrasi, ia mendengar keributan. Ia melihat ke arah lorong dan melihat seorang gadis kapal dengan warna rambut merah muda dikepang satu sisi yang pingsan. Selain itu, satu orang yang ia pernah lihat sebelumnya sedang menggendong wanita tersebut. Sontak Aoba bertanya,

"Laksamana Amarov ?! Apa yang terjadi ?"

Viltus melihat ke arah Aoba dengan wajah panik dan langsung bertanya,

"Aku harus membawa dia kemana ?"

Aoba yang sadar Viltus tidak akan menjawab pertanyaan dirinya, sehingga langsung berkata,

"Lebih baik dibawa menuju dok atau kamar asramanya. Dua tempat tersebut terdapat penangangan terhadap Gadis Kapal."

Viltus langsung mengangguk dan berkata, "Terima kasih banyak."

Viltus langsung berlari dan Aoba hanya melihat punggung dari Viltus setelah itu. Ia langsung bergumam,

"Tadi... Kalau tidak salah, itu gadis kapal baru... Nama dia Harusame kalau Aoba tidak salah ingat. Sudahlah. Aoba harus bertemu dengan Laksamana Aoba yang baru."

Pada saat Aoba melihat ke arah resepsionis, ia dikejutkan dengan tepukan dari belakang. Pada saat Aoba melihat ke arah belakang, ia melihat Haruto di sana. Haruto menyapa dirinya,

"Hai, kau kalau tidak salah, salah satu kenalan dari kakak Viltus ya ?" ujar dirinya.

Aoba berkata, "Ya... dapat dikatakan demikian. Nama Laksamana... hmmm"

Haruto berkata dengan sedikit rasa tidak nyaman,

"Kouga Haruto. Panggil saja Haruto. Aku tidak terlalu suka bila dipanggil Laksamana. Rasanya... kurang enak.".

'Orang ini sepertinya dapat menjadi sumber informasi Aoba. Aoba yakin akan hal tersebut.' pikir Aoba.

"Maaf, tapi kau siapa ya ? Aku belum mengenal semua orang di sini sayangnya" tanya Haruto.

Aoba tersenyum dan berkata, "Saya adalah salah satu petinggi di markas angkatan laut ini. Namaku adalah Aoba. Lebih baik kau mengetahui hal ini !"

Haruto membuat ekspresi seolah-olah terkejut mendengar itu, dan langsung memberi hormat kepada Aoba.

'Kena... hehehehehe' pikir Aoba.

Mendadak Aoba merasakan hawa membunuh dari belakang yang lebih menakutkan dari sebelumnya, dan sebuah pukulan melayang ke kepalanya.

"Kau berani menipu Laksamana lain ya..." Suara seorang wanita yang sangat familiar di telinga Aoba.

Aoba melihat ke arah belakang dan melihat Shiro. "Ahahahaha... Laksamana Yanagi... Maaf" ujar Aoba.

Haruto melihat ke arah Shiro dan Aoba, kemudian Shiro langsung menjelaskan,

"Maafkan gadis kapal ini. Nama gadis kapal ini adalah Aoba dari tipe kapal penjelajah berat."

"Tenang saja. Saya mengetahui mengenai hal itu. Lagipula, diriku sudah satu tahun di tempat ini. Apakah anda lupa, Shiro-san." ujar Haruto

"Tentu saja tidak."

Haruto melihat ke arah Aoba sekali lagi yang langsung membuat tanda minta maaf. Aoba langsung sangat terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Haruto. Haruto hanya tersenyum saja. Namun tidak berapa lama, mereka mendengar suara seorang pria yang memanggil dirinya,

"Haruto !"

Mendengar namanya dipanggil, Haruto langsung melihat ke arah belakang. Di sana Kimura sedang berjalan ke arah mereka. Melihat Aoba dan Shiro di sana, Kimura langsung memberi hormat kepada mereka berdua, yang langsung dibalas oleh Aoba dan Shiro. Kemudian, Kimura melihat ke arah Haruto dan berkata,

"Apa kau melihat Viltus ? Kita berjanji untuk bertemu tadi sebelum pertemuan dengan divisiku."

Haruto menggelengkan kepalanya, dan Shiro langsung berkata,

"Komandan Amarov mengantar salah satu gadis kapal yang pingsan. Saat ini mungkin dia di daerah dok atau asrama."

Haruto dan Kimura terkejut. Shiro tanpa memperdulikan reaksi kedua orang tersebut kemudian bertanya,

"Apakah kalian berdua sudah bertemu dengan anggota divisi kalian ? Kalau saya tidak salah dengar sepertinya Komandan Okazaki belum melakukannya."

Haruto mengangguk sementara Kimura menggelengkan kepalanya.

"Komandan Okazaki, sebaiknya kau kembali ke ruang kerjamu menunggu gadis kapal yang akan masuk ke dalam divisimu." ujar Shiro

Kimura memberi hormat dan mulai berjalan ke arah ruang kerjanya. Haruto memberi hormat ke arah Shiro dan bertanya sekali lagi lokasi Viltus, dan pergi keluar diikuti dengan Shiro.

Aoba, yang mendengarkan pembicaraan tadi, berjalan sekali lagi ke arah resepsionis dan berkata,

"Apakah Aoba dapat mengambil dokumen untuk perpindahan ke divisi baru Aoba ?"

Resepsionis tersebut mengambil dokumen dengan nama Aoba dan memberikannya kepada dirinya.

Pada saat Aoba melihat nama Laksamananya, Ia langsung berkata,

"Kau yakin saya dipindahkan ke divisi ini ? Laksamana ini masih baru dan sudah diserahkan Kapal Penjelajah berat ?!"

Resepsionis tersebut hanya menjawab singkat, "Ini sudah disetujui oleh atasan."

Aoba hanya menghela nafas. Aoba melihat sekali lagi ke nama Laksamana tersebut dan mulai berjalan. Ia berjalan hingga tiba di depan pintu dengan satu nama yang ia kenal.

'Okazaki Kimura'

"Aoba sangat terkejut dia akan menjadi Laksamana di Divisi Aoba. Sudahlah." ujar Aoba setelah tiba di depan pintu kantor Kimura.

Aoba mengetuk pintu dan berkata, "Aoba sudah hadir di sini."

Dari dalam Kimura langsung menjawab, "Kau diijinkan untuk masuk." Pada saat masuk ke dalam ruangan Kimura, ia melihat dua kapal perusak, Yayoi dan Uzuki di sana.

Tanpa persiapan apapun, Kimura langsung memotret Aoba.

"Laksamana... mengapa kau memotret Aoba ?" tanya Aoba yang terkejut.

Uzuki langsung berkata, "Tidak hanya dirimu saja, Aoba-senpai. Kami berdua juga dipotret oleh dirinya. pyuu~"

Aoba melihat ke arah Kimura dan mengeluarkan buku kecilnya dan menulis sembari berkata,

"Laksamana baru, Okazaki Kimura, melakukan sexual harassment..."

Kimura yang mendengar itu langsung berkata, "Ah... jangan !" Aoba melihat ke arah Kimura dan bertanya,

"Lalu apa tujuanmu langsung memotret kami semua ?"

Kimura hanya tertawa kecil dan berkata,

"Ini semua hanya untuk disimpan saja. Untuk melihat kembali ke masa ini, karena pasti di masa depan jumlah gadis kapal di divisiku akan bertambah. Dan, ada kemungkinan kita juga akan kehilangan seseorang, karena kita masih berperang. Semua foto ini akan aku gunakan sebagai pengingat diriku pada masa-masa menyenangkan di saat seperti ini."

Uzuki, Yayoi dan Aoba hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Kimura. Kimura langsung berkata,

"Sudahlah... jangan menunjukkan wajah sedih seperti itu. Aku tidak suka melihat wajah seperti itu."

Kimura langsung berjalan ke depan Aoba dan menyentuh mulut Aoba dan membentuk wajah seperti tersenyum. Aoba sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Kimura, langsung menepis tangan Kimura.

"Laksamana... Jika seperti ini terus... akan kulaporkan karena melakukan Sexual Harassmentlho." ujar Aoba. Kimura hanya tertawa kecil mendengar ancaman dari Aoba.

Dia kemudian berkata tanpa memperdulikan tatapan tajam dari Aoba, "Kalian bertiga berdiri di sisi sana. Aku akan memotret kalian sekali lagi. Dan kali ini kalian bertiga akan masuk ke foto ini"

Uzuki menarik Yayoi ke tempat yang ditunjuk oleh Kimura. Sementara Aoba hanya terdiam saja. Aoba kemudian berkata,

"Kau sangat berbeda dari semua Laksamana yang lain yang tidak ingin terlalu dekat dengan gadis kapal. Dan apakah anda mengetahui peraturan di sini mengenai hubungan dengan gadis kapal ?"

Kimura mengangguk dan berkata,

"Kalau tidak ada yang mengetahuinya, semua akan baik-baik saja. Lagipula, aku merasa kalian juga manusia."

Uzuki, Yayoi dan Aoba terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Aoba. Aoba langsung tersenyum dan berkata,

"Aoba... sangat tertarik dengan ini. Jarang sekali ada Laksamana yang mau melanggar peraturan seperti anda."

Kimura melanjutkan, "Aturan ada untuk dilanggar bukan ?"

Aoba mengangguk dan keduanya tertawa bersama. Uzuki dan Yayoi mulai ketakutan dengan tawa mendadak dari Kimura dan Aoba.

Kemudian, melihat Uzuki dan Yayoi yang ketakutan, Kimura menghentikan tawanya, langsung berkata,

"Sekarang... aku akan memotret kalian bertiga, sebagai tanda pertama kalinya unit kita terbentuk."

Aoba berjalan ke arah tempat yang sebelumnya ditunjuk oleh Kimura dan berdiri di antara Yayoi dan Uzuki.

Mendadak Uzuki berkata, "Laksamana, sebaiknya kau juga ikut di sini."

Kimura pada awalnya menolak, namun karena desakan dari Uzuki yang terus menerus, ditambah Aoba, akhirnya Kimura mengalah. Ia mempersiapkan timer dari kameranya, menaruhnya di atas meja dan berlari ke arah mereka bertiga.

Namun, ia tersandung dan tepat pada saat kamera memotret, Kimura terlihat seperti memeluk Aoba.

Kimura menggaruk-garuk kepalanya dan berkata, "Maaf sepertinya... aku akan mengulangnya."

Dan mereka melakukan pengambilan gambar ulang tanpa ada masalah.

"Kapan foto ini akan dicetak, Laksamana ?" Tanya Aoba.

Kimura berkata, "Minggu ini aku akan mencetak semua foto yang telah kuambil akhir-akhir ini. Terutama yang kuambil setelah selesai upacara penyambutan".

Kimura kembali mengecek semua fotonya dan melihat ke dua foto terakhir. Ia kemudian berkata,

"Yayoi, mengapa kau terlihat sangat marah ?"

Yayoi hanya menjawab, "Yayoi tidak marah."

Kimura berjalan ke arah Yayoi dan menyentuh ujung mulut Yayoi dan berkata, "Lebih baik bila kau seperti itu."

Mereka semua tertawa bersama, sementara Yayoi hanya memalingkan wajahnya karena kesal. Aoba kemudian berkata,

"Apakah Aoba dapat melihat hasil fotonya ?" Kimura mengangguk, dan menyerahkan kameranya.

Aoba melihat satu per satu foto yang sudah diambil oleh Kimura, hingga akhirnya ia melihat foto dirinya.

"Laksamana... Foto ini jangan dicetak. Aoba sangat tidak siap saat itu." ujar Aoba.

Kimura melihat ke foto yang dimaksud dan berkata, "Tidak juga. Kau cukup cantik pada saat itu."

Aoba menjawab dengan wajah curiga, "Laksamana... Aoba rasa, Laksamana hanya ingin menggoda Aoba saja. Apa Aoba laporkan Laksamana karena masalah Sexual Harassment saja ya ?"

Kimura tertawa saja mendengar ancaman Aoba dan berkata, "Aku hanya bercanda... hanya bercanda"

Pembicaraan mereka terhenti karena mendengar ketukan. "Komandan Okazaki, apakah pertemuan pertama dengan divisi anda sudah selesai ? Jika sudah, semua gadis kapal diharapkan kembali ke kamar masing-masing. Dan anda diharapkan berkumpul dengan Laksamana baru lainnya."

Kimura kemudian berkata, "Saya sudah selesai berbicara dengan mereka semua. Saya akan segera bergerak ke tempat yang dituju."

Semua orang di dalam ruangan tersebut terdiam, hingga akhirnya langkah kaki tidak terdengar lagi.

"Laksamana, kau sangat berbeda bila berbicara dengan sesama Laksamana dan dengan kami..." ujar Aoba.

Kimura hanya menjawab singkat sembari tersenyum,

"Supaya aku dapat mengenal kalian lebih lanjut lagi. Lagipula kalian bukan atasanku. Kalian temanku."

Yayoi, Uzuki dan Aoba tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Kimura. Kemudian, Kimura melanjutkan,

"Lebih baik kalian kembali ke asrama kalian. Aku harus pergi sekarang."

Mereka bertiga mengangguk dan memberi hormat. Sebelum Kimura berjalan keluar, ia berkata,

"Dan bila hanya kita berempat saja, atau dengan kedua temanku yang lain, kalian jangan memanggilku, Laksamana, panggil saja Kimura. Kalian mengerti ?"

Mereka bertiga mengangguk. Setelah Kimura keluar, Uzuki langsung berkata,

"Laksamana ini sangat menarik. Sangat baik pyuu~"

Yayoi mengangguk dan berkata,

"Yayoi merasa tenang saat melihat Laksamana seperti itu. Terutama setelah ia menjelaskan semuanya"

Mereka berdua kemudian berjalan keluar. Aoba masih terdiam di dalam ruang kerja Kimura dan melihat ke arah kamera milik Kimura yang ditinggal di dalam ruangan tersebut.

"Aoba rasanya ingin sekali mencoba... memotret."

Itulah yang ada di dalam pikiran Aoba. Dia kemudian berjalan keluar sembari berpikir untuk meminta Kimura mengajari dirinya untuk memotret. Ia berpikir seperti itu hingga tiba di asrama.