Disclaimer Masashi Kishimoto

SasuNaru always

Donnt like dont Read

PROLOG

Semua berawal dari perkenalan yang menimbulkan kesan formal bagi mereka, Perkenalan yang di batasi karena formalitas, Perkenalan yang di dasari oleh paksaan. Namun dengan tangan terbuka mereka melakukannya dan seulas senyum mampu menggetarkan sesuatu yang hampir beku selama ia hidup. Menyimpan dalam-dalam memory pada malam itu, walaupun tak ada satu katapun yang terdengar dalam kebersamaan mereka, hanya dengan saling menatap iris yang berbeda warna, bagaikan bertelepati seperti pelajaran sejarah yang nenek moyang mereka lakukan. suara detingan jam menyadarkan mereka bahwa waktu pertemuan telah usai. Dengan berat hati melepas pandangan dan berjalan berlawanan arah menuju 2 sosok yang selama ini membesarkan mereka dengan kasih sayang .

malam itu pertama kalinya mereka di pertemukan, pertama kalinya tangan itu bersentuhan, dan pertama kalinya terpesona mengagumi keindahan masing-masing. Tanpa ada yang tau bahwa dewa cinta telah melepaskan anak panah tepat di hati mereka . tersenyum geli ketika bayangan itu terlintas di fikiran pemuda uchiha itu tangannya masih sibuk di atas keyboard dengan lihai membalas sebuah e-mail dari pemuda yang sejak malam itu mulai dekat dengannya, seorang pemuda dengan wajah bak malaikat atau lebih tepat seperti mentari baginya.

"[Kau belum tidur juga teme?]"

Terkesan tak sopan memang tapi panggilan itu membuktikan seberapa dekat hubungan mereka

"[sebentar lagi, kau sendiri?]"

hubungan mereka tak lebih dari Sahabat walaupun ia menginginkan lebih dari itu.

Kasih sayang tak butuh Cinta. Tapi Cinta pasti membutuhkan Kasih sayang

"[pergi tidurlah, aku akan tidur setelah kamu tertidur]"

"[hn, baiklah]"

Hanya dengan saling mengirim dan membalas e-mail mampu membuat mereka merasa terjaga walau ruang dan waktu tak mendukung.

Terkadang rasa Sayang tak harus selalu terucap atau di perlihatkan di depan orang yang kita sayangi.

Musim gugur menjadi Backroand saat kedua kalinya mereka bertemu, bertemu bukan karena paksaan orang tua mereka, bertemu bukan untuk membahas kerja sama perusahaan mereka, tapi bertemu karena keinginan masing-masing.

Langit jingga kemerahan menambah kesan nyaman bagi mereka, mereka berjalan beriringan menelusuri jalanan yang di penuhi pohon memoji berguguran. Berhenti sejenak saat tangan tan itu menggapai daun memoji yang jatuh tepat di depannya.

"teme?"

"hn"

"apa kau percaya cinta pada pandangan pertama"

"aku percaya"

"kenapa?"

"karena... saat ini aku tengah merasakannya pada orang di sampingku"

"eh?"

Tbc.

Sorry pendek...

Please review