Undeniable Love

Chapter 1 of 2/ Yunho-Changmin/ Siwon-Changmin for this part

NC-17/ Romance-Hurt/Comfort

Summary: Yunho merasa punya tanggung jawab dalam menjaga Changmin, magnae kesayangannya. Akan tetapi, saat perasaan lain timbul di hatinya, bisakah dia menyangkal?

Homin couple, hwaiting!

Read and review, please?

.

.

Musik berdentum keras dan tawa terdengar dari segala penjuru malam itu. Orang-orang sibuk mengobrol, berpasangan berdua atau bergabung dalam sebuah kelompok kecil. Yunho menarik tangan Changmin untuk menemui Lee Soo Man. Mereka sedang berada di sebuah klub malam pribadi milik SM, merayakan sebuah pesta entah dalam rangka apa.

Changmin berdecak kecil. Dia tidak suka keramaian seperti ini. Kalau tadi Yunho tidak memaksanya, mungkin dia masih bergelung di balik selimut menyelesaikan game Field Runner-nya. Untung saja Kyuhyun dan Minho bilang bahwa mereka juga akan datang, jadi setidaknya Changmin punya teman mengobrol nanti.

"Memangnya Soo Man-sshi mau bicara tentang apa sih, Hyung? Memangnya tidak bisa lewat manajer saja?" Changmin sedikit berteriak untuk mengalahkan suara di sekitar mereka.

"Aku juga tidak tahu Changminnie. Nanti kita dengarkan dia saja, ne?" jawab Yunho di telinga Changmin. Mereka sudah berada di depan presiden agensi SM sekarang.

"Annyeonghaseyo.." Changmin dan Yunho membungkuk serempak untuk memberi salam pada Soo Man.

"Aigoo..tidak usah terlalu formal. Kemarilah, aku ingin bicara" sambut Soo Man, bergeser untuk memberi tempat bagi Yunho dan Changmin di sudut VIP-nya.

Mereka berbicara selama beberapa saat lamanya. Lebih tepatnya, Yunho yang berbicara dengan Soo Man. Sementara Changmin sudah tidak fokus, matanya sibuk berkeliling penjuru ruangan untuk mencari kedua sahabatnya.

"..Min? Changmin? Kau setuju?" suara Yunho masuk ke pendengaran Changmin.

"Eh, apa Hyung?"

"Kau setuju kan kalau kita juga akan mengeluarkan album di Korea sesegera mungkin? Menyusul single Jepang kita?" Yunho menjelaskan kepada magnaenya itu.

Changmin mengangguk. Mau menjawab apa lagi, tidak mungkin dia menolak jika Lee Soo Man sendiri yang berbicara langsung kepada mereka. Yunho tersenyum melihat persetujuan dari dongsaengnya dan kembali melanjutkan pembicaraan bisnis mereka.

.

.

"Kau mau kemana Hyung?" kata Changmin, menahan tangan Yunho yang beranjak pergi. Mereka sudah menyelesaikan obrolan dengan Lee Soo Man dan tengah duduk nyaman di sudut VIP yang ditinggalkannya.

"Aku bosan. Ingin sedikit jalan-jalan," Yunho mengangkat bahu.

Changmin mengangguk ragu. Yunho menyadari hal tersebut dan mengacak rambut Changmin pelan.

"Hei, aku lihat Kyuhyun di ujung sana barusan. Kau bisa meneleponnya untuk memintanya menemanimu," kata Yunho, mulai melangkah pergi.

"Ne, baiklah. Dan jangan minum terlalu banyak Hyung!" teriak Changmin sebelum hyung-nya menghilang dari pandangan.

Changmin menggerutu pelan. Sambil menunggu Kyuhyun datang, dia menghabiskan cocktail di gelasnya. Sebenarnya dia ingin segera pulang ke apartemen mereka yang nyaman. Tapi Yunho tampak bosan dan butuh hiburan. Mau tidak mau, dia menuruti Yunho yang mengajaknya kesini tadi.

"Changmin!" teriakan melengking terdengar dari seseorang yang tiba-tiba memeluknya erat.

Sebuah tawa terdengar menyusul teriakan itu. "Kyuhyun-hyung, lepaskan Changmin-hyungku yang tampan. Dia bisa-bisa kehabisan nafas nanti," Minho menempatkan diri di sebelah Changmin, memberikan Changmin pelukan kecil setelah Kyuhyun melepaskannya.

Ketiga sahabat itu langsung tenggelam dalam obrolan hangat. Kesibukan mereka di grup masing-masing membuat mereka jarang bertemu, kecuali jika sedang ada event bersama seperti SM Town beberapa saat lalu. Kebosanan Changmin seolah menguap saat itu juga.

.

.

"Aku rasa aku tertarik padanya," bisik Siwon pada Yunho. Mereka berdua sedang berdiri bersandar di meja bar, menikmati minuman keras di tangan masing-masing.

Yunho menoleh, mengerutkan dahinya penuh tanya. "Siapa?"

"Changmin."

Jantung Yunho berdegup. Benarkah tadi Siwon menyebut nama dongsaengnya? Atau mungkin dia salah dengar. Mungkin saja tadi Siwon bilang Taemin..atau Sungmin.

"Siapa?" ulang Yunho.

Siwon memberinya tatapan 'kau-tuli-ya?' pada Yunho dan mengulang jawabannya. "Changmin. Max. Choikang. Shim!" katanya, menekankan setiap suku kata.

Yunho tersentak dalam hati. Benar Changmin, dia tidak salah dengar. Tapi kenapa?

"Kenapa kau bilang?" Siwon terkekeh pelan. Yunho menyadari dia menyuarakan pikirannya keras-keras dan mengangguk, memperjelas pertanyaannya.

Siwon menatap Changmin yang sedang duduk di sudut tak jauh dari mereka, asyik bercanda bersama Kyuhyun dan Minho. Kaki jenjangnya bergoyang pelan mengikuti musik.

"Lihat dia Yunho. Kau tinggal bersamanya bertahun-tahun dan tidak menyadarinya? He's such a beautiful boy. Apalagi akhir-akhir ini, dia tampak semakin seksi. So fucking delectable," Siwon menjilat bibirnya, matanya menelanjangi seluruh tubuh Changmin.

Yunho merasa ingin mencongkel mata Siwon dari rongganya.

"Uhhmm..kau tertarik?" tanyanya seperti orang bodoh.

Siwon mengangguk. "Dia single kan? Apakah kau pikir aku bisa mendapatkannya?"

"Mendapatkan?" cicit Yunho. "A-apa maksudmu?"

"Kau ini bodoh atau apa sih? Tentu saja aku ingin tidur dengannya. Bayangkan kakinya yang panjang melingkar erat dipinggangmu. Mmmm..Changmin-ah.." Siwon mendesah. "Dan suaranya..aku yakin teriakannya jauh lebih seksi saat aku memasukinya daripada teriakannya di Mirotic."

Yunho menelan ludah.

"Dia..dia masih kecil, Siwon."

"Fuck! Kecil? Dua puluh lima tahun dan kau bilang dia masih kecil?" Siwon mendaratkan tatapan tidak percaya pada Yunho.

"Tapi…"

"Jangan bilang kau tidak pernah tahu dia pernah berhubungan dengan siapa saja, Yunho. Changmin sudah bukan anak kecil."

Yunho menggeleng lemah. Dia tahu, tentu saja. Tapi dia tidak ingin mendengar lagi Changmin-nya sudah pernah berhubungan dengan siapa saja, namun Siwon tampak tidak peduli.

"Penyanyi solo itu, Choi Dong-Wook, kau tahu dia kan Yunho? Se7en? Lalu Rain juga. Bahkan Taecyeon juga kupikir sudah pernah mencicipinya," Siwon terus meracau.

Yunho mengeluarkan pekikan tertahan. Kalimat itu..'mencicipi'..seolah-olah Changmin adalah sebuah barang pajangan. Dia tidak terima.

"Tidak boleh," bisik Yunho tajam.

Siwon berdecak pelan. "Apa alasanmu Yunho? Dia bukan milikmu," jawab Siwon.

"Dia dongsaengku."

"Geez, Yunho..kau ini kenapa sih? Kau tidak punya hak mengatur dongsaengmu kencan dengan siapa. Kalau dia ternyata mau tidur denganku, apa kau akan melarangnya?" Siwon menatap Yunho tajam tepat di matanya.

Yunho mematung.

"Atau..kau juga menginginkannya?"

Yunho mengelak, menghindari tatapan mata Siwon. Dia tidak tahu apa yang dia rasakan. Marah, cemburu, atau sesuatu yang lain.

"Bukan.. Tidak.." Yunho tergagap. "Maksudku terserah kau. Jangan paksa dia."

"Good.." Siwon menghela nafas. "Aku tidak akan memaksanya, tentu saja" lanjutnya. Dia menepuk bahu Yunho dan berjalan menuju ke arah Changmin. Yunho hanya bisa berharap semoga Changmin menolak kali ini.

Yunho menekan perasaan dingin di ulu hatinya. Benarkah dia baru saja melepaskan Changmin-nya ke Siwon? Kenapa dia merasa sangat tidak karuan?

.

.

Dengan tegukan paksa Yunho menghabiskan wine-nya. Dia berusaha tidak menatap ke arah Changmin, tapi matanya sendiri mengkhianatinya. Yunho menyaksikan dengan jelas saat Siwon membisikkan sesuatu ke telinga Changmin dengan sangat intim. Tangannya menggerayang ke pinggang ramping itu. Changmin tampak tidak keberatan, tersenyum dan menyambut ketika Siwon mengarahkan gelas wine ke bibirnya. Saat Siwon mulai menghisap leher putih Changmin, Yunho memejamkan matanya erat-erat.

Sesuatu yang mencengkeram hatinya membuat Yunho membuka mata lagi. Di depannya, Siwon mencium bibir Changmin dengan liar. Kyuhyun dan Minho tampak memutar bola matanya melihat pemandangan itu. Sesaat kemudian Changmin sudah setengah berbaring di bawah tubuh Siwon. Yunho menyadari tangan Siwon sudah menelusup ke balik celana jeans Changmin. Wajah magnaenya yang memerah karena nafsu birahi, sungguh suatu hal yang asing bagi Yunho.

"Eww..Siwon-hyung! Kau merebut perhatian Changmin dari kami!" teriak Kyuhyun.

"Hyung! Jangan disini. Aku masih kecil," Minho menimpali, menutup wajah dengan kedua tangannya.

Yunho mendengar Siwon dan Changmin tertawa kecil. Siwon menarik tubuh Changmin, tetap tidak melepaskan lengannya yang melingkar di pinggang namja itu. Sambil kembali mencium bibirnya, Siwon membuat Changmin berjalan mundur menuju pintu keluar bar. Sekilas, Yunho menangkap mata Changmin yang menatap tajam kearahnya.

.

.

"Changmin.. Changmin.. Changmin.." suara Siwon terdengar berat, matanya menatap Changmin yang terbaring di ranjang apartemen pribadinya. Seluruh kancing kemeja hitam Changmin sudah terbuka, menampakkan perut rata yang menggiurkan.

"Hmm..Hyung.." Changmin tersenyum kecil memberi respon, menopang tubuh dengan kedua sikunya untuk menatap Siwon yang berdiri di tepi ranjang.

Siwon menelan ludah menatap wajah Changmin yang innocent, mata bulat itu menatapnya lekat. Sesuatu di sela-sela kakinya merespon dengan cepat. Dia merangkak ke atas ranjang, mendorong bahu Changmin untuk kembali berbaring.

"Nngggh…" desah Changmin saat Siwon menelusurkan lidahnya dari pusar hingga ke lehernya. Napas Siwon yang hangat kini menghembus di belakang telinganya, daerah yang sangat sensitif bagi Changmin.

"Aku sudah lama menginginkanmu, Changmin.." lidah Siwon menelusup ke telinga Changmin, memberikan sensasi hangat dan basah di sana.

"Kau tahu..aku mengobrol sedikit dengan Yunho tadi. Aku sempat berpikir bahwa kau sudah bersamanya, mengingat kedekatan kalian akhir-akhir ini" kata Siwon sementara jarinya mencubit pelan nipple Changmin yang mulai mengeras. Siwon menciumnya, menghisap bibir bawah Changmin dan memberikannya gigitan kecil. Changmin melenguh menerima serangan lidah Siwon di rongga mulutnya.

Mendengar nama Yunho, sesuatu di hati Changmin tersentak. Dia sungguh-sungguh tidak ingin memikirkannya saat ini. Lagipula, dia tidak perlu melibatkan Yunho untuk hal-hal pribadinya. Bahkan Yunho sama sekali tidak menegurnya ketika Siwon mengajaknya keluar bar.

"Euuumhh…tidak Hyung..aku tidak bersama Yunho.." kalimat keluar dari bibir Changmin setelah Siwon melepaskan ciumannya. Changmin terengah kehabisan nafas, bibirnya tampak semakin memerah dan seksi.

"Homin.. love and war, huh?" Siwon kini berkutat dengan ikat pinggang Changmin. Kemeja Changmin sudah terlepas seluruhnya, menyusul celana jeans-nya kini dilempar Siwon entah kemana.

"Jangan sebut-sebut orang lain Hyung.." Changmin mengangkat pinggulnya, mempermudah Siwon untuk menarik lepas boxer Changmin.

"Tentu saja aku tidak ingin melibatkan orang lain malam ini. I want to fuck you so hard, Changmin.." tatapan Siwon terarah ke selangkangan Changmin, matanya menggelap penuh birahi.

Changmin mengeluarkan rintihan kecil ketika bibir Siwon bertemu dengan kejantanannya. Dia menghentakkan pinggulnya ke atas untuk menerima lebih banyak sentuhan. Tangan Siwon yang kekar menahan kedua sisi tubuh Changmin supaya tetap tenang.

"Lepassshh..bajumu, lepaskan Hyung.." Changmin mencengkeram bahu Siwon keras-keras ketika kejantanannya masuk sepenuhnya ke mulut Siwon.

Siwon merespon, melepaskan kejantanan Changmin yang sedang dikulumnya dengan bunyi 'plop' keras. Dengan terburu-buru, dia melepaskan seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya. Matanya tidak lepas menatap Changmin yang kini sedang mengocok kejantanannya sendiri.

"Oh..fuck! Jangan sentuh dirimu baby. Itu bagianku," Siwon kembali menelusupkan kepalanya ke selangkangan Changmin. Kedua kaki Changmin tersampir di pundak Siwon. Changmin menutup wajahnya dengan sebelah tangan, sementara tangannya yang lain meremas seprai erat-erat ketika Siwon memberikannya hisapan kuat.

Changmin mengeluarkan erangan tertahan saat merasakan orgasmenya memuncak. Pinggulnya bergerak liar, mengikuti irama kepala Siwon yang naik turun.

"Hhhhnnggg… Hyung, aku hampir keluar…hentikan.." Changmin menarik rambut Siwon untuk menghentikan blow-jobnya.

"Keluarkan di mulutku, pretty.. Aku ingin merasakanmu," gumam Siwon tidak jelas, mempercepat jajahan mulutnya di penis Changmin yang kini semakin membengkak.

Lenguhan terdengar keras dari bibir Changmin saat dia orgasme. Cairannya meluncur deras ke mulut Siwon yang langsung menelannya. Siwon menjilat kejantanan Changmin beberapa kali lagi, seolah-olah ingin membersihkannya dari sisa-sisa sperma sebelum merangkak ke atas tubuh Changmin. Dia menangkupkan kedua tangannya ke sisi wajah namja itu dan menciumnya ganas. Changmin bisa merasakan cairannya sendiri dari mulut Siwon.

"You are so hot! Aku heran kenapa Yunho tidak pernah menyentuhmu. Kalian tinggal serumah, demi Tuhan!" Siwon meraih lube di balik bantal dan melumuri jari-jarinya sendiri. Changmin memejamkan mata saat merasakan salah satu jari Siwon memasuki dirinya.

"Shut up! Kubilang jangan bawa-bawa orang lain," desis Changmin. Dia tidak ingin mood-nya rusak. Siwon tertawa dan menyerang bibirnya lagi. Changmin menyambutnya antusias. Lebih baik Siwon menciuminya daripada membicarakan Yunho lagi.

Ah, Yunho..

Changmin menggelengkan kepalanya tanpa sadar. Dia memfokuskan diri pada jari-jari Siwon di hole-nya, mendesah keras saat Siwon memasukkan dua jari lagi. Siwon mengeluarkan jari-jarinya dan tiba-tiba menghujamkannya kembali, menekuk ujung buku jarinya paling atas dan menyentuh sesuatu di dalam tubuh Changmin.

"Aaakhh…" erang Changmin.

"Di situ, Changmin? Aku mengenai prostatmu?" tanya Siwon.

"Yes, oh God.. Hyung, jangan menggodaku lagi..please.." Changmin menghentakkan tubuhnya supaya jemari Siwon tertanam lebih dalam.

"Sebut namaku dengan bibirmu, Changmin. Dari tadi aku belum mendengarnya. Kau hanya memanggilku Hyung," perintah Siwon.

Changmin mengigit bibir. Dia punya alasan sendiri kenapa hanya memanggil 'Hyung' kepada setiap partner sex-nya. Alasan yang tidak pernah dia ungkapkan kepada orang lain.

"Uuuhhnnngg…please Hyung, just fuck me.."

"Namaku, Changmin.." desak Siwon, meraih pinggang Changmin dan menariknya hingga kini dia setengah terduduk di pangkuan Siwon. Changmin menjerit ketika merasakan jemari panjang Siwon menyentuh prostatnya lagi.

"Ngghhhh…Hyung..Siwon hyung.."

Siwon bergumam puas. "Good boy! Sudah kuduga suaramu akan terdengar sangat seksi. Kau tidak mengecewakanku."

Changmin berpegangan erat pada lengan Siwon. Dia hanya menurut ketika Siwon memutar tubuhnya, menyuruhnya untuk berbalik. Keningnya basah oleh keringat, tapi dia tidak peduli. Dengan tangan dan kaki gemetar dia menyangga tubuhnya, merasakan Siwon berlutut di belakangnya. Changmin merasa sangat terbuka, menunjukkan hole-nya terang-terangan kepada partner sex-nya seperti ini. Akan tetapi, posisi inilah yang paling dia sukai, karena dia tidak perlu melihat wajah partnernya.

"Aku tidak akan bertanya padamu apakah kau sudah siap atau belum, Changmin. Aku sudah tidak sabar, kau tahu?" suara Siwon terdengar samar di telinga Changmin. Tidak ada jawaban, Changmin hanya merespon dengan menghentakkan pinggulnya ke belakang, menyentuhkan tubuhnya ke ujung kejantanan Siwon.

"Kau juga tidak sabaran rupanya..cock-slut..."

Changmin merasakan kedua tangan Siwon meremas bokongnya. Dia menahan nafas saat Siwon memasuki tubuhnya tanpa peringatan.

"Aaaakkh…Hyung…" jeritnya.

"Namaku, Changmin..sebut namaku..."

Tangan Changmin tidak kuat lagi menopang tubuhnya ketika Siwon mulai bergerak dengan gerakan luar biasa cepat. Dia membenamkan kepalanya ke dalam bantal, membuat posisinya lebih mudah bagi Siwon untuk keluar masuk ke tubuhnya.

"Kalau kau tidak menyebut namaku, aku akan menghentikan kegiatan kita dan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini," Siwon menggeram, menghujamkan tubuhnya kedalam tubuh Changmin dan dengan tepat mengenai prostatnya.

"Jangan..jangan berhenti. Please..Siwon hyung. Siwon…" Changmin memaksakan nama Siwon keluar dari bibirnya.

"Oh..Changmin..Changmin. Why are you so beautiful?" Siwon menggumam, mempercepat gerakannya karena merasakan Changmin hampir mencapai puncak. Hole Changmin mencengkeram erat kejantanannya, membuat Siwon terengah hebat.

Untuk kedua kalinya malam itu, Changmin orgasme. Cairannya tumpah ke atas ranjang, bahkan tanpa sedikitpun dia menyentuh kejantanannya. Beberapa gerakan kemudian, Siwon menyusul, mengisi tubuhnya dengan cairan hangat.

Tubuh Siwon jatuh di atasnya. Changmin menggeliat melepaskan diri, mengeluarkan Siwon yang masih berada di dalamnya. "Hyung..aku mau pulang," bisiknya pelan.

"Aku masih belum puas Changmin…" Siwon menarik Changmin mendekat, memberikan kissmark di leher dan dadanya.

"Hyung…"

"Apa? Bukankah kau tidak ada jadwal besok?" tanya Siwon, sibuk menjilati bahu Changmin.

"Tidak..tapi..Yunho-hyung.." kalimat Changmin terdengar ragu.

"Yunho sudah mengijinkanku tadi. Dan lagipula, tadi kau sendiri yang bilang untuk tidak membawa-bawa Yunho malam ini. Hmm?"

Changmin menelan ludah. Yunho sudah mengijinkan Siwon? Entah kenapa Changmin merasa sangat terluka mendengar hal tersebut. Dengan putus asa dia mencari bibir Siwon dan menciumnya untuk mencegah dirinya sendiri menampakkan kekecewaannya.

Siwon menafsirkan gerakan Changmin sebagai tanda bahwa dia siap disentuh lagi. Changmin hanya bisa pasrah saat Siwon mulai menggesek-gesekkan kejantanannya yang sudah kembali menegang ke pahanya.

.

.

Malam itu Yunho merasakan kepalanya seperti ditusuk-tusuk dari segala arah. Setelah Changmin dan Siwon pergi entah kemana, Yunho memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Dia mengendarai mobilnya dengan gelisah, melirik ke sisi penumpang dimana jaket coklat Changmin masih tersampir di situ. Kekecewaannya memuncak ketika dia mendapati apartemennya dalam keadaan kosong. Tentu saja Changmin belum pulang. Dia sedang bersama Siwon sekarang. Tanpa sadar Yunho mendesis marah dan melempar sepatunya ke sembarang arah.

Meskipun akhirnya jatuh tertidur, Yunho merasa semakin pusing keesokan harinya. Terhuyung-huyung, dia bergegas ke kamar Changmin. Yunho mendapati kamar Changmin yang masih gelap dan rapi, tak ada tanda-tanda seseorang tidur di dalamnya semalam.

"Fuck..shit!" gumam Yunho, memegangi kepalanya yang berputar-putar, mengobrak-abrik kotak obat untuk mencari aspirin.

.

.

Pukul dua siang.

Changmin belum juga pulang ke apartemen mereka.

Yunho duduk di sofa ruang tengah, mengganti-ganti saluran tivi tanpa berminat menontonnya. Ponselnya tergenggam erat di tangan kanannya. Dia sudah memutuskan akan menelepon Changmin jika hingga tengah hari dia tidak pulang.

Tapi entah kenapa, dia merasa menjadi pengecut.

Sampai saat ini Yunho masih menyangkal bahwa Changmin tidur dengan Siwon, berhubungan seks lebih tepatnya. Dia menghibur dirinya sendiri bahwa Changmin hanya pergi menginap. Pikiran bodoh, memang.

Dia takut, jika dia menelepon..dia akan membuktikan hal yang tidak diinginkannya.

Pukul empat sore.

Kekhawatiran Yunho mengalahkan rasa takutnya. Dengan gugup dia memencet angka 1, panggilan cepat untuk nomor Changmin.

Tuut..tuut..

"Changmin? Changmin…" teriak Yunho ketika seseorang di seberang mengangkat teleponnya.

"Yunho! Kau merusak kupingku!" suara di seberang menjawab. Serak dan berat. Itu bukan Changmin.

"Siwon? Kau..kenapa mengangkat ponsel Changmin?" Yunho meremas kepalan tangannya, sudah tahu akan jawaban pertanyaannya sendiri.

"Minnie sedang tertidur. Kelelahan setelah..umm, kau tahu? Kami berhubungan seks," Siwon menjawab.

Minnie? Seks? Yunho merasa hatinya remuk. Dia merasa marah pada dirinya sendiri.

"Pulangkan dia Siwon. Sekarang!" geram Yunho, melampiaskan amarahnya ke Siwon yang tidak tahu apa-apa.

"Tidak sekarang Yunho, please... Aku akan mengantarkannya nanti. Minnie bilang dia tidak ada jadwal hari ini. Dan aku belum ingin melepasnya. Dia luar biasa seksi, kau tahu. Cock-whore..aku tidak menyangka. Aku masih ingin me.."

"FUCK YOU! Aku akan menjemputnya sekarang!" sela Yunho, kemarahannya sudah di puncak. Dia melempar ponselnya kelantai hingga terbelah dua. Dia sudah tidak peduli lagi.

tbc to the next chapter

Author's Note:

Hellooooo... masih ada yang inget saya gak? XDDDD

Ini fic lama, dulu dihapus sama admin ffn. Mungkin ada yang pernah baca dan ngerasa familiar, saya posting lagi :)

Makasih banyak ya yang udah menyerbu DM saya minta fic ini diupload ulang, jadi terharu masih pada inget hehe...

Makin banyak ya author ff Homin, seneng deh liatnya. Jadi pengen balik nulis lagi tapi belum ada motivasi buat nulisnya T_T semoga dengan repost ini jd semangat!

Chapter dua-nya langsung saya post yaa, trauma karena dulu dihapus tepat abis posting chap 2, banyak yg belum baca huhu..

Makasih udah baca, please enjoy the next chap :)))