KallenPark Present
Inside Of Me
GOT7 Fanfict [2Jae Couple]
Romance
Rated M [Sejauh ini masih aman]
Warning!
YAOI FANFICTION, BOYS LOVE
YADONG, MESUM, ETC
GA JELAS, TYPO SEJAUH MATA MEMANDANG
OOC-PENISTAAN KARAKTER/G
GA SUKA? BACK/EXIT/MENJAUH/APAPUN ITU
GA TRIMA BASH
BACA, DIMOHON REVIEW!
BACA, GA REVIEW? JAMBAN SANA
FAV/FOLLOW TANPA REVIEW? KE BIANGNYA JAMBAN SEKALIAN
Aku ingatkan, follow/fav tanpa review itu songong-gak sopan
Di mohon pengertiannya
Tanpa banyang cingcong
Here we go!
.
.
Kedua belah bibir itu terus beradu, bertautan dengan salah satunya bergerak liar guna mengundang pasangannya ikut menari bersama. Jemari lentiknya pun ikut berperan, menekan tengkuk lelaki-nya, mempersilahkan kekasihnya itu menjamahnya lebih. Si gadis terus bergerak, terbukti dengan usahanya bergerak liar ke kanan maupun kiri. Namun sekeras apapun ia berusaha toh rasanya percuma. Kekasihnya seakan tak menyambut gairah si gadis.
"Sudah, hentikan" Lelaki itu melepas tautan mereka, membawa dirinya menjauh dari si gadis.
"Y-Youngjae? Ada apa?" Ia bertanya menuntut penjelasan.
"Berakhir. Hentikan semua ini, kau tak berhasil membuat sesuatu dalam diriku berdebar"
"A-apa? Apa kau bilang? Kau gila!"
"Ya, Aku memang gila. Jadi.. sampai jumpa"
Setelahnya Youngjae-lelaki itu-melenggang pergi dari lorong sepi tempatnya sempat mengecap manisnya bibir Bae Suzy, mantan kekasihnya. Sedikit merapikan pakaiannya yang agak kusut akibat serangan gadis itu, Youngjae terus melangkah kedepan, mengabaikan teriakan dan makian tak terima dari arah perginya tadi. Disekanya kasar pinggir bibirnya, saat dirasa sesuatu yang lembab tertigal disana-saliva mantan kekasihnya. Cih, bahkan gadis secantik Suzy, yang digadang-gadangkan menjadi primadona dikampusnya pun nyatanya tak mampu membuat sesuatu itu muncul. Ya, dari sekian banyak lelaki berambut abu-abu itu mengencani gadis cantik, tak ada satupun gadis yang mampu membuatnya berdebar, debaran itu.. sesuatu yang orang sebut 'Cinta'.
'Bahkan Suzy pun tidak. apakah aku ini.. seorang gay?' Pikirannya terus bertanya disela perjalanannya menuju kelas.
"Dari pada bertanya, kenapa tidak kau buktikan sendiri, Choi Youngjae?"
Seperti seseorang itu bisa membaca isi kepalanya. Dan ucapannya membuat Youngjae diam, menoleh ke arah seorang lelaki yang bersandar di dinding dengan tangan terlipat di dada. Tatapan orang itu mengarah lurus padanya. Seakan menantangnya dengan sebaris kalimatnya barusan. Apa apaan ini?
"Jika aku perlu membuktikannya, aku akan memilih orang lain untuk itu" Tanpa menunggu balasan dari lelaki itu, Youngjae segera pergi. Membawa dirinya menghilang di lorong kampus, menyisakan lelaki tampan itu masih menatap kepergiannya hingga Youngjae benar-benar menghilang dari sorot matanya. Choi Youngjae, entah kenapa ia begitu tertarik terhadap si genius bermarga Choi itu.
"Choi Youngjae, akan ku pastikan hanya aku yang akan mendapat kehormatan itu"
.
.
"Berakhir lagi?!"
Spontan Youngjae menjauhkan wajahnya saat seruan itu datang dari sepupunya. Sial, si manja Junghong ini, berteriak tepat di sebelah teliganya.
"Berisik, bisakah kau tak berteriak seperti itu? ingin membuatku tuli, hah?" Sang korban pembentakan hanya menjebik, bentuk protesnya pada lelaki bersurai abu-abu. Si menyebalkan yang ditakdirkan menjadi saudara sepupunya.
"Youngjae-yaa, Kau ini. Ckck, Sukar di percaya. Kau-Ah sudahlah" Junghong memilih menyerah dengan ucapannya sendiri. Menasehati seorang Choi Youngjae sama saja menasehati sebuah patung di sebuah pameran seni. Percuma, tak ada gunanya bagi Junghong. Hah-Dia hanya bisa berdoa supaya Youngjae cepat menghilangkan kegemarannya mengencani gadis cantik.
"Semoga kau tak kena balasan dari langit" Ujarnya dramatis. Sontak membuat Youngjae tersendak, hampir saja menyemburkan separuh Mocca latte yang baru saja diminumnya.
"Ya! Tega sekali kau"
Junghong hanya terkekeh. Seburuk-buruknya kelakuan Youngjae, tetap saja sisi kekanakannya tak pernah lenyap. Lihatlah tingkahnya, merengek karna Mocca latte pesanannya hampir terbuang percuma, dan sedikit mengenai jaket Baseball kesayangannya.
Youngjae mengibas kasar noda sisa minumannya disertai gerutuan terdengar dari bibirnya. Ia tak peduli meski Junghong terus terkekeh karna rengekannya. Menyebalkan, entah Suji, maupun sepupunya. Adakah yang lebih buruk dari ini?
Deg
Netranya menangkap seseorang menatap tajam tepat ke arahnya. Terlihat mengintimidasinya, membuatnya bergerak tak nyaman. Youngjae pun bangkit dari kursi, mengundang tatapan heran dari Junghong.
"Ada apa?"
"Aku pergi, noda ini merusak jaketku"
Si abu-abu meninggalkan Junghong cepat. menyisakan kerutan yang lumayan dalam di dahi Junhong.
"Anak aneh, sepertinya perempuan membuatnya gila"
.
.
Tetesan air terus mengucur dari keran yang Youngjae buka. Bagian jaket miliknya yang terkena tumpahan minuman kini bergenti dengan noda air. Ia menatap kaca besar di hadapannya. Terliat lebih baik dari beberapa saat lalu-saat dimana jaketnya ternodai oleh warna agak kecoklatan.
Tak merasa punya kepentingan lain, Youngjae melangkah ke pintu keluar toilet pria. Baru saja menyentuh Handle pintu tiba-tiba pintu itu terbuka dari luar oleh seseorang. Ia mundur, dan matanya membulat sempurna saat mengetahui siapa orang yang memasuki toilet.
Orang ini..
"Hai, Youngjae" sapanya ramah. Lelaki itu berjalan santai melewati Youngjae yang terdiam. Tanpa menunggu balasan atas sapaan darinya, lelaki itu berhenti di depan sebuah washtafle dan membasuh tangannya disana.
Bukannya pergi, Youngjae malah berbalik dan memperhatikan lelaki yang sekarang sedang mengeringkan tangannya di mesin Blower. Tanpa keraguan dia mendekat.
"Kau.. Im Jaebum, bukan?" tanya Youngjae saat ia sampai di depan lelaki itu. Pertanyaan youngjae menarik perhatiannya.
"Ya, ada apa?"
"Apa.. apa kau, gay?"
Jaebum menaikkan sebelah alisnya. "Bukankah pertanyaan itu seharusnya kau tanya pada diri sendiri, hm?"
Tangannya mengepal, tapi ia tak bisa menampik ucapan senior nya ini. satu langkah mundur diambilnya, dan hatinya terus bertanya akan pertanyaan yang tadi sempat ia lontarkan.
"Kau ragu akan orientasi seks-mu, bukan? Kau berkencan dengan banyak gadis tapi tak satupun dari mereka mampu membuatmu berdebar"
'Apa? Bagaimana bisa dia..'
"Dan kau ingin tau kenapa aku bisa tau? Hm, pertanyaan mudah. Itu karna aku pun mengalaminya, manis.."
Sial, orang ini seperti seorang Mind reader. Dan parahnya lagi, apa? Manis? Orang ini menyebutnya manis, seperti sedang merayu seorang gadis.
Jaebum bersandar pada dinding dibelakangnya, dengan tangan melipat di dada, persis seperti saat Youngjae bertemu dengan lelaki itu tadi. "Kau ingin mencobanya?"
"Mencoba apa?"
"Mencoba membuktikan orientasi seks-mu" Jaebum berdiri tegak dan pergi meninggalkan youngjae yang masih berfikir. Sebelum Jaebum benar-benar menghilang, lelaki itu sempat mengucap sebaris kalimat yang mampu menyentak si surai abu-abu.
'Haruskah aku.. melakukannya?' batin Youngjae.
To Be Continue..
OH MY! APA YANG TELAH KU BUAT? T.T
Ini niat awal mau bikin 'Two Side' chapter satu malah kepikiran 2Jae couple aaaaaaa X'D maklum lagi freak bgt sama couple ini duh imajinasi liarku jadi terisi sama mereka -_- sempet ngetik Markyeom sama Markson/Jackmark dan balik lagi ke pasangan main dan lead vocal nya got7 ini :'D *seketika galau*
Rated M biar aman aja ya wkwkketauan kan yadongnya *sigh*
Chapter1/prolog yang jadi hanya dalam waktu 1 jam pengetikan.
Ada yang berminat sama kelanjutannya? REVIEW YAA! XD
