Untuk,
Sang Pujangga yang tengah berkelana,
Sasuke Uchiha
Ada kala, sesak menggerayangi rongga dada.
Ada kala, sakit menggerogoti sudut kepala.
Ada kala, luka menganga timbulkan air mata.
Setiap saat begitu terasa. Begitu menyiksa. Begitu... hampa. Tanpa kau, dan seluruh rangkaian kata.
Tak pernah kumenyangka, hujan menjadi begitu sulit 'tuk dikira.
Tak pernah kumenduga, mentari menjadi begitu dekat 'tuk dirasa.
Tak pernah kumengira, angin menjadi begitu susah 'tuk diraba.
Katanya, di suatu saat yang tak seorang pun tau kapan waktunya, kebahagiaan akan setara dengan sebuah kesabaran.
Katanya, di suatu tempat yang tak seorang pun tau dimana, senyuman 'kan seimbang nilainya dengan berjuta tangisan.
Lalu manakala semua telah bermula, akankah kau dan aku kembali bersua dalam untaian-untaian asa?
Manakala cinta telah terpeta, akankah kau dan aku bersedia kembali bersama?
Cinta terlalu naif tuk dijadikan perkara, namun luka tak pernah segan-segan menerpa.
Katamu; terima kasih dan maaf untuk semua.
Katamu; sampai berjumpa di lain masa.
Kemudian kataku; pernahkah... Sekali saja, walau tak berani aku menerka. Pernahkan sekali saja di dalam kepala, terlintas pikiran bahwa kau harus kembali padaku sebagai suatu kesatuan yang membawa kita pada arah yang sama?
Kuharap kau memahami, kuharap kau mengerti, bahwa tak ada hujan dibalik pelangi. Bahwa tak ada penantian yang berakhir tak berarti.
Dan jika kau telah selesai membaca; satu hal yang ingin kutanya.
Cinta, akankah kau bisa membawaku dari fatamorgana menuju nyata?
Dari,
Wanita pendata makna rasa,
Haruno Sakura
••Jeska, 2017••
