Teenage Confession (Naruto's way) by Ann Kuro
Naruto © Masashi Kishimoto
Warning : AU, ooc, typo, etc.
A little humor and Romance
Hari ketika jantung Hinata berdetak lebih cepat dari biasanya adalah hari dimana ia merasakan yang namanya jatuh cinta, dan hal itu terjadi satu detik setelah pemuda di hadapannya memberi Hinata senyuman termanis yang pernah ia lihat. Karena Hinata tidak punya pilihan lain selain menatapnya tanpa berkedip, dan sadar saat itu juga bahwa cinta adalah hal yang lucu dan gila di saat yang bersamaan.
"Hinata, jangan tertawa ya saat mendengar ini," Pemuda itu melihat ke sekeliling perpustakaan, sepertinya untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang berjarak satu meter dari meja mereka yang bisa mencuri dengar, lalu memposisikan tangan kanannya ke sisi mulut, berbisik, "I think i'm falling in love."
Mata Hinata membulat. Tidak mungkin. Uzumaki Naruto, siswa penuh kejutan nomer satu seantero Konoha High, jatuh cinta pada seseorang melebihi miso ramen? Hinata pikir ramen lah yang paling dicintainya.
Di menit ketika Hinata jatuh cinta pada Uzumaki Naruto, adalah menit dimana Hinata merasakan patah hati untuk pertama kalinya.
"Ne, Hinata. Syukurlah kau tidak tertawa." Ucap pemuda yang baru saja mematahkan hatinya itu dengan desahan nafas lega.
Karena jatuh cinta adalah hal wajar yang dirasakan remaja 16 tahun seperti mereka, so…
"Ci-cinta itu lucu, menurutku. Tapi entah kenapa aku tidak bisa menertawakannya." Hinata menunduk, menyembunyikan wajah merahnya dan berpura-pura membaca bukunya kembali.
"Eh, benarkah?"
Hinata mengangkat kepalanya, dan langsung disuguhi senyum menawan sekaligus tatapan lembut dari sepasang mata sapphire yang berbinar indah.
Naruto tertawa kecil. "Hari dimana aku jatuh cinta adalah hari ketika aku melihat gadis itu melindungi temannya yang dibully di depan banyak orang."
Hinata melawan Deidara-senpai kemarin siang saat waktu istirahat di lapangan basket. Merentangkan tangannya di depan sang pembully dan melindungi Kiba yang sudah babak belur di belakang tubuhnya.
"Aku suka senyuman lembutnya, jadi ingin terus berada di dekatnya, melihat wajah memerahnya yang manis, berbicara dengannya, duduk di depannya…" Naruto memajukan tubuhnya ke depan. Hinata seolah mematung di tempat duduknya menyadari betapa dekatnya jarak di antara mereka saat ini. Hatinya berdetak tidak karuan.
Oh, no.
"…dan aku sedang melakukan semua itu sekarang. Aku tidak bisa tidur tadi malam karena wajah cantik gadis ini selalu muncul di kepalaku."
"Naruto-kun…"
"Saat aku bertanya pada Shukaku, dia bilang bahwa aku harus mengatakan perasaanku pada gadis ini secepat mungkin. So…"
Oh, god, no.
"Hyuuga Hinata, Aishiteru."
Dan tertulislah dalam buku harian Hyuuga Hinata beberapa jam kemudian bahwa Uzumaki Naruto lah yang mencuri hati, dan ciuman pertamanya.
"…membuatnya terpesona lebih dulu, dan mematahkan hatinya di saat yang bersamaan. Membuatnya kebingungan lalu membuatnya jatuh cinta padamu lebih dalam lagi. Apa itu cara Naruto mengungkapkan perasaannya?" Tanya Sabaku Gaara. Ujung bibirnya berkedut saat mendengar suara-suara aneh dari balik rak buku tempatnya berdiri sekarang.
Uchiha Sasuke bergumam, "Hn." Ekspresinya datar. "si dobe sudah dewasa. Kita tinggalkan mereka berdua, Gaara."
Saat berjalan berdampingan menuju pintu, Sasuke seakan teringat sesuatu. "Hn, Gaara. Bukannya Shukaku itu kucingmu?"
Gaara mengangguk, menyeringai.
Dan beberapa detik kemudian kedua sahabat Uzumaki Naruto itu tertawa keras di koridor sekolah, mengagetkan siswa lain yang kini menatap horor pada keduanya.
"The devil's laugh. Scary!"
The End.
I'm sooo bad at romance (sigh)
Jadi, ceritanya tuh Naruto curhatnya sama kucing, dan Sasuke sama Gaara bisa dibilang curi dengar dari awal, hahaha. Rencananya kalau mood-nya bagus author mau bikin versi SasuSaku nya.
Makasih udah baca fic absurd ini, minna!
