Naruto © Masashi Kishimoto.
Story (c) Raawrrr.
Warning! Standard applied.
Genre: Suspense.
Saya tak mendapatkan keutungan material apapun terkait pembuatan fiksi ini.
For #16InoFicsChallenge2016 #2
~ Happy Reading ~
TOK! TOK!
Ino membuka pintu apartemennya, dan terlihatlah sesosok pemuda jabrik berambut hitam dengan warna senada berdiri di ambang pintu. Sebuah senyuman muncul menghiasi parasnya yang bisa dibilang tampan itu.
Obito Uchiha namanya, kekasih dari Yamanaka Ino sejak dua bulan lalu.
"Aku sudah menunggumu, Obito-kun. Ayo masuk." Ino menyampingkan tubuhnya, memberi celah bagi Obito agar bisa masuk.
"Tumben sekali kau mengajakku ke apartemenmu."
"Rindu dirimu, kurasa." Ino mengerling nakal.
Obito terkekeh kecil mendengarnya. Yah, seminggu ini mereka memang jarang ketemu. Kesibukan Obito yang menyebabkannya.
"Akan kubuat minum." Ino melangkah menuju dapur mininya, "Kau ingin minum apa, Obito-kun?"
"Apa saja."
Sembari menunggu Ino yang sedang membuat minuman, Obito mendudukkan diri di sebuah sofa panjang di depan televisi.
Karena terlalu asik menatap televisi, Obito tak menyadari jika Ino sudah kembali dengan dua gelas lemon tea.
"Obito-kun?" panggil Ino, "Ini. Minumlah."
Obito menerima gelas kaca yang disodorkan Ino,lantas meminum lemon tea buatan Ino.
"In— UGH!" Obito mengerang, lehernya terasa tercekik kuat oleh sesuatu. Sesak napas pun dirasakan olehnya.
"Ah, racunnya bereaksi dengan cepat, ya." Ino tersenyum seraya menatap Obito yang kesakitan. Tangannya terulur, menekan keras bola mata kiri milik Obito sehingga membuat darah mengalir keluar.
"ARGH!" Obito menjerit kesakitan, "A-apa yang kau lakukan?!"
Ino bangkit, pergi meninggalkan Obito tanpa menjawab pertanyaan Obito.
"GH—! Ke mana kau, Ino?!" Obito berteriak, dengan susah payah ia berdiri, berniat untuk mencari sosok Ino yang telah pergi entah ke mana.
Baru saja beberapa detik berdiri, tubuhnya kini sudah terbaring tak berdaya di atas lantai marmer—
.
.
.
.
.
.
.
.
— dengan sebuah kapak menancap dalam pada tubuhnya.
Nampak cairan merah kental berbau tembaga merembes keluar melalui pakaian yang dipakai Obito, lalu turun hingga mengotori lantai.
Tubuh itu kini tidak bergerak sama sekali.
Obito Uchiha telah mati.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ino menatap datar tubuh tak bernyawa milik Obito Uchiha.
"Haruskah aku memisahkan kepalamu dari tubuhmu seperti yang kau lakukan pada Dei-nii?"
.
.
END
.
