Naruto © Masashi Kishimoto.

Story (c) Raawrrr.

Warning! Standard applied.

Genre: Friendship?

Saya tak mendapatkan keutungan material apapun terkait pembuatan fiksi ini.

For #16InoFicsChallenge2016 #1

~ Happy Reading ~


"Kiba sialan!" Gadis berambut pirang itu mendengus kesal, kakinya ia hentak-hentakkan. Orang-orang yang berpapasan dengannya menatap heran. Namun hal itu tak digubris sama sekali oleh sang gadis, toh tidak penting juga.

"Geez! Apakah si bodoh itu tidak tahu kalau aku ingin beristirahat?!" Genggaman tangannya pada tali pengikat khusus hewan peliharaan semakin erat.

"Menye—"

"Aung..."

Gerutuan Ino seketika terhenti saat ia mendengar gonggongan lirih dari Akamaru.

Yah, Kiba menyuruhnya untuk mengajak Akamaru jalan-jalan pagi karena ia sedang ada urusan sehingga ia tak bisa mengajak Akamaru jalan-jalan.

Sudah menjadi kegiatan rutin bagi Akamaru untuk jalan-jalan pada minggu pagi. Dan itu tak boleh tidak dilaksanakan barang sekalipun— Kiba yang memutuskan begitu.

Ino menurunkan sedikit badannya, mengelus bulu halus Akamaru.

"Ah, maaf, Akamaru," sahut Ino saat mendapati ekspresi Akamaru yang terlihat sedih, "Mungkin kelihatannya aku tak suka pergi denganmu karena gerutuanku tadi. Tapi kenyatannya tak seperti itu, kok!"

Ino tersenyum lembut, "Mau ke taman?"

"Err— Auk!" Gonggongan semangat dari Akamaru terdengar; berarti iya.

.

.

.

Ino mendudukkan dirinya pada salah satu kursi taman. Beristirahat sejenak setelah mengajak Akamaru berkeliling taman.

Kepalanya terangkat, menatap langit biru yang terlukis di atas kepalanya. Kepingan memorinya memutar kejadian beberapa menit silam. Saat matanya menangkap sosok sang mantan tengah bergandengan mesra dengan kekasih barunya.

Sesak di dadanya kian terasa, manik biru jernihnya kini berkaca-kaca. Oh, Ino sadar, seharusnya ia tak boleh begini. Ia dan Sasuke sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.

Guh! Tapi tetap saja...

"Eh?"

Akamaru menjilat pipinya— ah, tidak. Lebih tepatnya menyeka air mata yang lolos dari matanya dengan cara menjilat pipinya.

"Aung...?" Akamaru menatap Ino— khawatir.

"Ah! Aku baik-baik saja, kok! Sungguh."

Tapi tetap saja Akamaru menatapnya khawatir.

"Oh, ayolah, Akamaru! Sudah kubilang aku tidak apa-apa."

Akamaru masih menatapnya.

Ino menghela napas, ia bangkit berdiri dan mengambil sebuah ranting kecil yang memang berada tak jauh dari tempatnya berada.

"Oke, oke! Aku memang sedang sedikit sedih. Jadi, maukah kau menghiburku?" Ino menggoyang-goyangkan ranting di tangannya.

"Guk! Guk!" Akamaru mengibas-ibaskan ekornya.

"Tangkap ya!" Dan Ino melempar ranting itu. Dengan cepat Akamaru berlari guna mengambil ranting kayu yang sudah dilempar oleh Ino.

Ino menatapnya sambil tersenyum tipis.

Ternyata, hewan peliharaan yang paling mengerti manusia itu memang benar adalah seekor anjing.

Mungkin untuk minggu depan ia akan meminta Kiba untuk mengizinkannya pergi dengan Akamaru.

Atau... ia beli saja anjing peliharaan untuknya sendiri, ya?


.

END

.