Disclaimer: Ingat, Vocaloid BUKAN PUNYA SAYA #capslockjebol :v

Warning: (mungkin) typo, alur kecepetan, romance nyelip dikit, dll.

For Challenge #BrilliantWords2 (Rainbow Theme) : Green ─ Colorful Garden.

Rin berbaring sendiri di antara rerumputan dan bunga-bunga yang bermekaran. Sinar matahari yang menerpa wajahnya dengan lembut, membuat Rin mau tidak mau harus menyipitkan sedikit matanya.

Rin ingat, Kagamine Len ─sahabat masa kecilnya─ mengajaknya bermain di padang rumput yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Len berjanji akan datang dengan cepat dan tepat waktu. Tapi ketika Rin telah sampai di padang rumput, sosok Len tidak ditemukannya.

RIn menghela nafas. Sebenarnya ia malas menunggu, tapi demi sahabatnya, ia akan menunggu dengan sabar.

Salah satu bunga yang terbang melayang diterpa angin mendarat di hidung kecil Rin. Dengan malas, Rin lalu menyingkirkan bunga itu dari hidungnya, kemudian memandang bunga berwarna merah muda itu.

Ah, Rin mendapat ide.

Sambil menunggu kedatangan Len, Rin sibuk mencari dan mengumpulkan bunga yang sejenis dengan bunga tadi. Ia berniat ingin membuat mahkota dari bunga itu. Saking asyik mencari bunga, ia tidak menyadari seseorang yang menatapnya dari kejauhan. Orang itu tersenyum, dan melangkahkan kakinya dengan pelan menuju gadis itu. Ia memang berniat membuat gadis itu terkejut dan menjatuhkan kumpulan bunga yang susah-payah didapatkannya.

Rin masih saja asyik mencari bunga itu. Pita putih yang bertengger di kepala nya bergerak melambai-lambai ketika ia melompat-lompat. Keringatnya mengucur dengan derasnya, membuat orang yang tadi ingin mengejutkannya itu mengurungkan niatnya. Mendadak ia iba dengan Rin yang telah bersusah-payah mengumpulkan bunga itu. Sangat disayangkan apabila bunga itu berceceran terbang kemana-mana.

Kini, posisi orang itu berada tepat di belakang Rin. Perlahan-lahan, ia melingkari pinggang Rin dengan kedua tangannya. Entah angin apa yang membuatnya ingin melingkari pinggang kecil itu. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Rin.

Rin yang sudah terlalu asyik pun heran dibuatnya. Dengan pelan, ia menoleh ke arah belakang.

Rin terdiam melihatnya. Sangat jarang orang itu memeluk Rin. Dengan nada ragu-ragu, ia menyebutkan nama si pemeluknya.

"L-len?"

Orang yang sedang asyik memeluk Rin pun gelagapan. Dengan tangan bergetar, ia melepaskan pelukannya itu. Mendadak mukanya memerah.

"E-eh ya, a-ada ap-pa R-rin?" tanya orang yang dipanggil Len dengan gelagapan. Rin hanya tertawa kecil mendengarnya. Ia segera membalikkan badannya menghadap Len.

"Akhirnya, kau datang juga! Aku sudah menunggumu tau!" kata Rin sambil tersenyum senang. Pipi mulusnya juga sedikit merona.

Len lalu memalingkan wajahnya ke arah lain, "E-eh, g-go-gomen ne Rin. T-ta-tadi a-aku membant-tu T-tou-san.." jawab Len sambil berusaha menghilangkan rona merah dipipinya. Setelah yakin rona merah yang ada dipipinya itu telah hilang, ia kembali memandang wajah Rin dan berkata, "Yang penting, aku datang 'kan!" lanjutnya dengan semangat.

Rin terkekeh pelan, "Hehe, kau benar!" sahutnya, "Oh iya Len, aku sedang mengumpulkan bunga yang seperti ini untuk membuat mahkota. Kamu mau bantuin aku 'kan?" tanyanya. Tak lupa ia juga melemparkan puppy dog eyes miliknya yang selalu berhasil membuat orang-orang luluh.

Len yang tidak bisa menolak (berkat mata Rin) tersenyum senang, "Tentu saja! Aku akan selalu ada untuk mu karena aku adalah sahabatmu!" sahutnya girang.

Rin kembali terkekeh, "Hehehe, ayo kita kumpulkan bunga bersama-sama!" sahutnya sambil berlari kecil.

"Hei, tunggu Rin! Aku ikut!" jawab Len sambil berlari mengejar Rin.

Ah, penantian Rin memang tidak sia-sia.