Idol Love: The Livemaster!
.
.
"Nyaaa... Rin sudah kembali membawa Umi-chan!" sorak Rin dengan nafas tersengal-sengal menggandeng tangan seorang gadis berambut biru gelap di belakangnya. "Aree... Ada apa, nya?"
Rin saat itu menjadi heran ketika seluruh mata member μ's lainnya terbelalak memandanginya dengan muka bengong.
"Anoo... emmhh.. Rin-chan, itu siapa?" Hanayo, teman kecilnya yang terlebih dahulu membuka suara untuk bertanya dengan ragu-ragu kepada gadis kucing tersebut.
"Hah? Ada apa Kayo-chin? Sudah jelas kan... Dia adalah... Hmm?"
"Ehh... Kamu siapa yah?" ujar Rin dengan polos dan suara tipis kepada gadis yang sudah dia bawa. Sementara itu seluruh gadis μ's lainnya satu suara menyahutinya.
"RIN-CHANN!"
.
.
Sementara itu... Di Kabin Pesawat Terbang
.
"Heh? Umi...?!"
"Ayolah, Chihaya! Aku tahu kamu memang tidak mau suka tour ke luar negeri, tapi jangan terlalu keterlaluan untuk berbohong seperti ini dong?!" sahut gadis berambut pirang itu sambil mendorong Umi masuk ke dalam pesawat terbang.
"Umm... Miki, tolong jangan ganggu Chihaya dulu yah. Mungkin dia lagi kecapekan sekarang makanya ngomongnya ngelatur." ujar Haruka Amami, sang leader dari grup 765 Pro mengambil alih dan menuntunnya menuju kursi penumpang yang berada di sampingnya. Saat itu Miki Hoshii, gadis 15 tahun itu telah pergi meninggalkan mereka berdua menuju kursi duduknya yang berada di depan kabin berseberangan dengan kursi penumpang Produser-san.
"Ahh... Chihaya, nih kartu paspormu. Tadi ketinggalan di koper." Haruka memberikan paspor itu kepada Umi.
"Anu, a-arigatou... Tapi..." belum sempat gadis melanjutkan perkataannya, dirinya dibuat terkejut dengan foto sosok di dalam paspor yang mirip dengan dirinya itu. "AAAAAAAA...!"
"Ada apa?"
"Tolong turunkan aku sekarang!... Aku ini benar-benar bukan gadis ini! Aku ini benar-benar bukan Chihaya!" teriak gadis itu lebih keras lagi dan bergegas pergi menuju pintu depan pesawat namun terlambat pintu telah dikunci dan pesawat sudah lepas landas sekarang. "Huaaahhh... Bagaimana ini!" teriaknya mulai menangis di depan pintu pesawat tersebut.
"Chihaya, ada apa?" tanya Produser-san, satu-satunya laki-laki di pesawat ini kebingungan memandangi tingkah gadis yang sepertinya sudah lama dia kenal ini. Berkebalikan dengan itu, gadis di depan pintu pesawat itu malah menjerit histeris layaknya seorang perawan yang hendak dijamah oleh perompak jalanan. Dia menjerit dan kehilangan kata-kata hingga tidak bisa mengeluarkan suaranya dan terdiam mematung saat kedua mata mereka saling bertemu.
"Chihaya, kamu tidak apa-apa kan? Apa ada barang yang ketinggalan di bandara tadi?" tanya sang pemimpin yang segera keluar dari bangku dan memeluk dirinya dengan rasa cemas. Sang Produser berusaha mendekatinya namun melihat respon tubuh gadis itu yang menolak kehadirannya sehingga membuat Haruka mengambil alih keputusan dan membawanya ke kursinya sambil menantikan pesawat untuk Take-Off.
"Nah, ada apa ini sebenarnya?"
"Maaf, tapi aku benar-benar bukan Chihaya..." Lagi-lagi gadis itu berkata demikian namun Haruka Amami tetap tidak mempercayai itu sampai pada akhirnya gadis itu mengeluarkan kartu pelajar dari dalam dompetnya. Dan kali ini giliran Haruka yang terkejut dengan mata terbelalak.
"...N-Namaku adalah Umi Sonoda." ujar gadis itu pelan.
.
.
Sementara itu di bandara Tokyo
.
"Maaf, kalian sepertinya telah salah orang... namaku adalah Kisaragi Chihaya" kata gadis berambut biru gelap panjang itu kepada anggota μ's yang lain.
"Maaf-Nyaa.. " jawab Rin tertunduk lesu.
Setelah kesalah pahaman ini telah jelas kemudian Kisaragi Chihaya, gadis asing itu bersama anggota μ's lainnya berlarian mengejar pesawat milik 765 pro yang berada di terminal sebelah. Mereka berusaha sekuat tenaga untuk berlari namun terlambat, pesawat itu sudah lepas landas sekarang. Tidak ada yang bisa mereka perbuat sekarang. Kisaragi Chihaya yang melihat pesawat grupnya telah take-off hanya bisa pasrah dengan badan tertunduk lesu menatap pesawat merah muda itu telah terbang tinggi di atas awan.
Sementara itu Honoka Kousaka, sang leader μ's hanya bisa tertegun memandang Kisaragi Chihaya yang bersedih karena ditinggal kelompoknya. Seluruh member μ's lainnya juga hanya bisa terdiam mencoba merenung apa yang bisa mereka perbuat sekarang. Hingga Eli bersuara keras memecah keheningan pada detik itu."Honoka, Jamnya!" teriak gadis seperempat rusia itu panik sambil menunjukkan jam tangannya.
"Gawat, kita bakalan telat berangkat... semuanya ayo pergi!" komando Nico kepada mereka semua.
Semua member muse segera berlari meninggalkan Kisaragi Chihaya menuju lokasi awal mereka berkumpul namun satu orang tidak ikut lari bersama mereka. Gadis itu adalah Kousaka Honoka yang masih berdiri di samping gadis asing itu.
"Honoka-chan?..." Kotori menepuk pundak Honoka dari belakang.
"Maaf, Teman-teman sepertinya kita tidak jadi tampil di pertunjukkan festival seni itu. Bagaimanapun juga bila kita harus tampil sebagai μ's maka μ's harus tampil dengan 9 orang lengkap. Jadi, jika tidak ada Umi Sonoda yang bersama kita maka itu bukanlah μ's!" kata Honoka sambil tersenyum kepada mereka semua. Dan pidato itu diamini teriakan oleh para gadis lainnya.
"HEEEEHHHHH?!"
"A...A-Apa maksud perkataanmu itu Honoka?! Apa kamu mau melewatkan undangan pertunjukkan ini begitu saja! Bukankah kamu yang antusias menantikan acara ini untuk mempromosikan SMA Otonokizaka!" seru Nico sambil memegang kerah baju Honoka. Suasana ditempat itu mendadak menjadi tegang karena konflik antara anak kelas 2 dan 3.
"Hentikan Nicocchi...! Aku bisa memahami maksud perkataan Honoka itu." kata Nozomi yang berusaha melerai mereka berdua untuk menjauh. "Tapi Honoka, perkataan Nicocchi barusan juga benar. Apa kamu rela usaha latihan kita selama ini untuk mempersiapkan event ini gagal begitu saja?"
"Tapi acara ini ada berkat usaha Umi-chan.. Bagaimana mungkin kita bisa tampil di acara Umi yang tidak ada Umi-nya?!"
"Baiklah" seorang gadis menghela nafas dengan keras mengehentikan saling perbantahan ini. "Kalau kamu sudah memutuskan begitu yah mau bagaimana lagi?! Kalau begitu kita akan membatalkan penampilan grup μ's di Festival Seni Kyoto tahun ini. Aku akan menghubungi panitia acaranya untuk membatalkan pertunjukkan kita." kata Eli Ayase mencoba tegar.
"E..Eli-chan, Maaf yah..." tangisanHonoka mulai pecah saat mendengar keputusan kakak kelasnya yang legowo untuk mendukungnya. Melihat itu Eli segera menghampiri adik kelasnya itu sambil mengusap rambut coklat ginger secara lembut.
"Tidak apa-apa Honoka, kamu tidak salah, kok. Lagipula kita ini siapa sih? Cuma sekedar grup school idol, kan? Jadi tidak apa-apa kalau kita sesekali gagal event. Lagipula, level kita ini kan masih jauh dari level idol yang sebenarnya. Ha ha ha ha..." ujar kakak kelas tiga itu berusaha menghibur yang lain. Seluruh member μ's larut dalam perasaan hening namun demikian pada akhirnya suasana hening itu pecah dengan suara protes dari belakang mereka.
"Ehh? Apa-apaan ini?!" itu adalah suara protes dari gadis berambut biru yang selama ini hanya terdiam melihat keributan di antara para siswi ini.
"Huhhh...?"
"Tidak Boleh! Kalian tidak boleh membatalkan penampilan kalian begitu saja!" bentak Chihaya, gadis asing itu dengan keras kepada mereka semua karena tidak tahan dengan suasana pesimis di tempat itu.
"Mau School Idol ataupun Idol Pro... Yang namanya Idol yah tetap Idol!... Kalian tidak boleh seenaknya meremehkan pekerjaan dunia idol begitu saja!"
"Pokoknya kalian harus tampil!"
"Ehh, Tapi Chihaya..." interupsi dari Kotori dengan mata berkaca-kaca memandangi dia.
"Huff, Baiklah... Aku tidak tahu harus mengatakan ini darimana tapi kalau begitu biarkan aku yang mengajarkan kepada kalian arti seorang idol sebenarnya kepada kalian! Aku untuk sementara waktu akan menggantikan posisi dia!" jawab Chiyaya dengan mantab.
"Heeehh!"
.
.
Sementara itu di ketinggian 10.000 meter.
.
"J-Jadi namamu adalah U... U-umi Sonoda?! B... B-Bukan Chihaya Kisaragi?!" sahut Miki terbata-bata. Gadis pirang itu ditarik ke kursi belakang penumpang sehingga tidak menarik perhatian penumpang lainnya yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
"Mou, Miki... Kamu ceroboh! Bagaimana ini?!" keluh Haruka Amami menepuk dahinya.
"Tapi, dia itu mirip banget..." jawab Miki dengan suara pelan.
"Yah, kalau itu aku juga tahu. Baiklah, aku akan laporkan semua ini ke Produser-san sekarang."
"JANGAN!" seru Miki sambil memegang punca baju Haruka. "Tolong jangan beritahukan ke Honey tentang ini, Haruka-chan... Nanti Honey-kun akan membenciku."
"Tapi...?!"
Haruka menatap Miki yang merasa galau akibat ulahnya tersebut. Sambil tersenyum manis, gadis 17 tahun itu memastikan kepada Top Idol 765 Pro yang sedang galau tersebut untuk tetap tenang. "Baiklah, jadi kita harus bagaimana sekarang?"
"Bagaimana kalau kita bilang bahwa Chihaya sedang sakit sekarang jadi dia tidak bisa tampil di konser nanti?" Saran Miki.
"Ummm... Ide bagus, sih. Tapi...?"
"Baiklah, aku kasih tahu Honey sekarang?!"
Selang beberapa waktu lelaki di kursi depan itu bergegas menuju ke belakang untuk melihat keadaan idolanya yang tampak sakit parah setelah ditutupi selimut dan masker di wajahnya.
"C-Chihaya, kamu beneran sakit?!" tanya Produser panik. Gadis berambut biru itu terpaksa menganggukan kepalanya sambil memakai masker di wajahnya.
"Uwaa... Kalau begitu kita harus ke rumah sakit secepatnya! Aku akan menghubungi Rumah Sakit terdekat di daerah Bandara."
"JANGAN!" mereka berdua segera menyela tindakan Produser mereka dengan gelagat mencurigakan. "Tidak usah, Produser–san.. Biar kami saja yang urus Chihaya selama di perjalanan ini." kata Haruka
"Tapi...?"
"Ayolahh..." rayu Miki manja kepada Produser-san sembari memeluk tangan kanannya erat-erat hingga dapat terasa dada empuk Top Idol itu. Produser-san kemudian menganggukkan kepalanya memberikan persetujuan.
"Huft..." Lelaki itu menghela nafas. "Sayang sekali yah, padahal Chihaya memiliki fanbase terbesar di kota itu. meskipun 765 Pro bisa melanjutkan konser tapi jika dia sendiri tidak bisa ikut tentu itu akan membuat mereka kecewa."
Mendadak suasana diantara keempat orang itu menjadi hening dan kelam. Sambil menelan ludah Umi Sonoda, gadis yang menyamar sebagai Chihaya itu memberanikan diri untuk membuka suaranya dengan hati-hati.
"Anuu... Tolong biarkan aku tetap ikut."
"HHHEEEEHHH?!" kini giliran Miki dan Haruka yang terkejut.
.
Bersambung
