The Knight and His Fallen Angel

Kuroko no Basuke milik Tadatoshi Fujimaki

Rate : T

Genre : Romance, Comedy

GJ,TYPO,OOC,dsb. DLDR `kay?!

Summary:

Sang Kesatria & Sang Malaikat Jatuhnya

Ketika aku tertidur, kamu datang untuk memberitakan kehadiranmu./ terima kasih! Karena telah bertingkah bodoh!/ kau adalah malaikat yang jatuh, fallen angel. Maka aku adalah kesatria bodoh yang akan melindungi fallen angel ku.

Summary gagal! Seperti biasa.. btw, ini bukan cerita fantasy! Tapi silahkan dinikmati ceritanya yaa!

Chapter 1.

Author`s point of view:

'Menyebalkan! Itulah sebabnya aku benci anak laki-laki!' rutuk Kiyoko dalam hati. "Ah itu dia! Akhirnya ketemu." Ucapnya dengan senangnya. Dia pun mulai memanjat pohon. Kenapa dia memanjat pohon? Yah itu dikarenakan lirik lagu yang sedang di hafalkan olehnya, diambil dan dilemparkan keluar jendela kelasnya oleh seorang anak laki-laki-yang-namanya-tidak-boleh-disebut.

Ketika Kiyoko sedang memanjat pohon, dia tidak memerhatikan bahwa di bawah rindangnya pohon yang ia panjat, ada seorang anak laki-laki-yang-namanya-tidak-boleh-disebut sedang tidur siang.

"Dapat! Akhirnya! Sekarang- eh? Eh?!" dahan pohonnya pun patah karena tidak bisa menahan berat badan Kiyoko.

"Kyaaa!" karena suara dahan yang patah dan suara teriakan Kiyoko yang jatuh, secara tidak langsung dia telah membangunkan seorang anak laki-laki-yang-namanya-tidak-boleh-disebut.

Brak! Akhirnya Kiyoko pun mendarat dengan mulus diatas badan atletis si anak laki-laki-yang-namanya-tidak-boleh-disebut. "Aduh duh duh, eh? Kok nggak sakit ya?" tanya Kiyoko dengan polosnya.

"Oi. Mau sampai kapan kamu duduk diatasku hah?!" si laki-laki-yang-namanya-tidak-boleh-disebut memulai percakapan mereka setelah kecelakaan tersebut. Kiyoko kemudian mendelik, menatap orang yang dia duduki dengan pandangan tidak percaya.

"Apa yang kau lakukan disini hah?!" Kiyoko merubah suaranya dan mencengkeram kerah baju si anak laki-laki-yang-namanya-tidak-boleh-disebut.

"Aomine?!" panggil Kiyoko dengan tatapan tajam dan suara yang masih belum berubah.

"Apa liat-liat?! Cepet menyingkir dariku!" ucap Aomine dengan kasar. Kiyoko pun menjauhkan dirirnya dari Aomine. Setelah Kiyoko menyingkir, Aomine hendak melanjutkan tidurnya. TING TONG. Bel tanda istirahat selesai pun berbunyi. Aomine hanya bisa mendengus kesal.

"Haahh. Mendokusai." Ucapnya seraya bangkit dari posisi tidurnya. Sedangkan Kiyoko hanya bisa menatapnya tajam. "Ah iya." Aomine mendekatkan wajahnya ke Kiyoko. Sontak Kiyoko memundurkan wajahnya.

"Lain kali, pakai celana dalam yang lebih seksi dong. Masak udah SMA, warnanya pink polkadot gitu? Kayak anak kecil." Kata Aomine kemudian berlalu pergi.

Kiyoko hanya bisa mendelik dan mendengus kesal serta keluar semburat merah di wajahnya. Merasa tidak terima, Kiyoko pun melemparkan dahan yang patah tadi ke Aomine. Dan.. Headshot. Tepat ke kepala bagian Aomine. Yang dilempar memasang deathly glare, sedangkan yang melempar memasang wajah watados. Aomine akhirnya meninggalkan Kiyoko dengan perempatan didahinya.

Aomine's point of view:

"Haah. Hari ini panas banget. Tidur dibawah sini aja deh. Di atap pasti panas banget." Ucapku seraya membaringkan tubuhku di atas permadani hijau. Merasakan angin yang berhembus sepoi-sepoi dan hangat, serta suasana yang tenang ini, tidak mengherankan bila aku jatuh terlelap.

Tapi tidak berapa lama aku terlelap, aku mendengar sesuatu yang patah dan teriakan seorang gadis yang ku kenal. Aku membuka mataku sedikit karena terlalu silau akibat dari sinar matahari yang menembus rindangnya pohon tempatku berteduh.

Ketika aku membuka mataku, ada seorang perempuan yang jatuh. Dia terlihat bersinar. Mungkin itu akibat dari sinar matahari yang menyilaukan ya? Dia terlihat seperti ...

Malaikat.

BRUK!

Sakit. Aku dijadikan bantalan olehnya.

"Aduh duh duh, eh? Kok nggak sakit ya?" tanya dia dengan polosnya. 'Tentu aja bodoh. Kau menjadikan ku bantalan saat kau jatuh.' Aku hanya bisa menjawab dalam hati. Mengingat bagaimana tadi dia bicara, berbeda sekali nadanya saat berbicara denganku atau anak laki-laki yang lain.

"Oi. Mau sampai kapan kamu duduk diatasku hah?!" aku berkata kasar padanya. Dia hanya mendelik melihatku.

"Apa yang kau lakukan disini hah?!" dia berkata seperti itu. Mengubah suaranya menjadi suara saat ia berbicara padaku. Dengan nada tinggi, rasa tidak suka. Dia juga mencengkeram kerah bajuku.

"Aomine?!" dan meneriakkan namaku. Aku bingung kenapa dia selalu bersikap tidak suka saat ada atau sedang bersamaku.

Aku, yang masih belum sadar sepenuhnya hanya menatapnya malas dan bertanya padanya, "Apa liat-liat?! Cepet menyingkir dariku!" agak kasar, memang. Efek tidur yang terganggu, mungkin. Padahal aku berniat untuk membolos 1 jam pelajaran. Dia pun menyingkir dari ku. Aku pun hendak melanjutkan tidur siangku yang terganggu. Tapi bel sudah berbunyi, dan aku sudah terbangun. Aku hanya mendengus kesal.

Rencanaku untuk tidur siang gagal. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur di kelas. "Haahh. Mendokusai." Ucapku seraya bangkit dari posisi tidurku. Berniat meninggalkannya yang masih menatapku tajam.

"Ah iya." Aku lupa mengatakan sesuatu padanya.

Aku pun mendekatkan wajahku. Dia kemudian memundurkan wajahnya secara spontan.

"Lain kali, pakai celana dalam yang lebih seksi dong. Masak udah SMA, warnanya pink polkadot gitu? Kayak anak kecil." Kataku.

'Biasanya kamu pake celana pendek. Kenapa kamu nggak pake hari ini?' kataku dalam hati.

Aku pun berlalu pergi, meninggalkannya yang masih marah dan kaget atas kata-kataku barusan. Baru beberapa langkah, aku merasakan bagian belakang kepalaku terbentur seusatu, atau dibenturkan seusuatu. Ah. Ternyata patahan dahan pohon itu. Aku hanya memberinya death glare.

Mungkin jika aku tidak merasa kepanasan, kepala ku yang sakit, dan badan yang merasa melayang-layang, mungkin aku sudah berdebat seperti biasa dengannya. Tapi kali ini aku akan mengalah. Kondisi badanku tidak mendukung.

Kiyoko's point of view:

'Apa dia bilang?! Dasar hentai! Hentai! Hentai! Hentai! Hentai! Hentai! Hentai! Hentai! Hentai!'

'Huuh! Gara-gara kemarin rok kerjaku ketumpahan minuman sampai celana pendekku ikutan basah. Mana yang lainnya belum ku setrika lagi! Terpaksa aku harus pergi ke sekolah tanpa pake celana pendek.' Rutukku dalam hati.

Oh iya! Tadi aku melemparnya dengan dahan yang patah tadi dan dia hanya memberiku death glare. Biasanya dia kan akan membalas kelakuanku dan dimulailah perang antara blok sentral dan blok sekutu. Aduh! Apa yang terjadi? Jangan-jangan tadi aku udah kelewatan ya? Aku harus segera menemuinya!

Tapi sekarang sudah waktunya masuk. Dipikirin nanti aja deh! Sekarang aku harus kekelas dulu! Udah waktunya masuk.

Di kelas~

Ah itu dia! Ahomineee! Aku segera duduk dibangkuku. Kulihat dia sedang tertidur dengan tenang. Aku mencoba memanggilnya dengan berbisik, karena memang gurunya sudah datang. Dia tidak menggubris panggilanku sama sekali. Padahal aku mau minta maaf.

Oh! Ternyata sensei menyadari perbuatan Ahomine tidur dikelas. Sensei pun menimpuk kepala Ahomine dengan buku tebalnya yang membuat Ahomine bangun. Sensei pun kembali menjelaskan. Sedangkan Ahomine mendengarkan sambil terkantuk kantuk.

Dia terlihat kurang sehat.

Aku pun mengalihkan pandanganku darinya. Tidak berapa lama kemudian..

GUBRAK!

Aku pun reflek menoleh kearah suara itu berasal. Ternyata Ahomine pingsan.

Sensei pun menyuruhku membawa Ahomine ke UKS (yah aku memang bertugas mengantarkan anak yang sakit ke UKS.). Kemudian aku berpikir.

Bagaimana bisa aku membawa seorang laki-laki yang bahkan berat dan tinggi nya melebihi aku?! Kalau perempuan masih nggak apa-apa. Lah ini? Ah sudahlah. Nasib.

Akhirnya, entah bagaimana aku membawanya, akhirnya aku bisa membawa Ahomine ke UKS. Aku mengecek suhu badannya. Sugoi! Panas banget. Akhirnya setelah aku mengompresnya dengan plester penurun panas, aku menuliskan surat izin untuknya.

Ah iya aku hampir lupa! Dia pingsan! Seharusnya aku melonggarkan dulu bajunya. Aku pun mendekatinya, kemudian melepaskan sweaternya. "Oh iya habis itu.. Beli minuman sama makanan manis!" aku langusng berlari ke kantin. Tapi aku bingung harus dikasih makanan manis kayak apa? Akhirnya kubelikan roti isi selai strawberry dan isi coklat. Tak lupa aku membelikannya susu strawberry hangat.

Aku segera kembali ke UKS, dan aku menemukan dia sudah siuman. "Hei." Panggilku dengan wajah cemas. "Ini makanlah! Lalu habis itu minum obat! Badanmu panas sekali tadi!" aku berkata begitu sambil menyiapkan obat yang harus dia konsumsi.

"Oi." Panggilnya.

"Kau tidak memasukkan racun kedalam sini kan?" tanya nya dengan tampang aho.

Aku cuma bisa melihatnya dengan ekspresi 'hah?' yang menyebalkan.

Duk! Aku memukul kepalanya.

"Tentu aja nggak Ahomine! Ngapain aku masukin racun ke situ?!" aku berteriak dengan hebohnya. Kaget dengan pemikirannya barusan. "Udah! Cepet makan! Mau pulang cepet ato mau tidur di UKS aja?" sembari mendekati buku tamu UKS.

"Di UKS aja. Aku pasti disuruh latihan nanti. Kalo nggak gitu sesuatu yang buruk bakal terjadi." Katanya sambil kembali tidur.

"Hah?! Kamu mau latihan?! Nggak boleh! Mending kamu pulang, istirahat di rumah. Hari ini bolos dulu." Kataku cemas.

"Percuma juga pulang. Nggak ada orang di rumah." Jawab Ahomine pendek.

"Ya udah kalo gitu. Istirahat aja di UKS. Aku bakal nulis surat izin buat bolos hari ini." Ucapku sambil menulis kan surat izin Ahomine.

"Na Yoshida. Kenapa kamu sampe beliin makanan? Kamu anterin juga udah cukup." Tanya Ahomine sambil tidur memunggungiku yang sedang membaca buku tentang pertolongan pertama.

Aku terkejut. "Aku merasa bersalah ketika tadi telah menduduki mu. Kemudian melempari mu dengan batang pohon. Dan kau tidak memberikan respon seperti biasa, jadi aku pikir kamu marah padaku." Jawabku.

Hening sebentar.

"Aku nggak marah kok. Cuma lagi nggak enak badan." Jawab Ahomine pendek. Tidak beberapa lama kemudian, aku mendengar dengkuran halus dari arah Ahomine. 'Obatnya sudah bekerja ternyata.' Kataku dalam hati sembari tersenyum.

Aku pun bangkit dari tempat duduk ku dan bergegas kembali ke kelas. Tidak lupa ku tinggalkan cacatan tentang apa yang harus dia lakukan untuk cepat sembuh.

Skip~

Saat pulang sekolah~

Aku kembali ke UKS untuk melihat keadaan Ahomine. Ah, ternyata dia masih tertidur.

"Oi. Ahomine. Bangun. Udah waktunya pulang." Aku mengguncang guncangkan bahunya. Akhirnya dia bangun juga. Wajahnya terlihat blo`on. "Ah iya bagaimana dengan ekskulmu?" tanyaku.

Akibat dari pertanyaanku, dia menatapku dengan ekspresi horror. "Ya udah kalo gitu aku izin dulu sama mereka. Kamu cepet pulang sana."

"Yoshida," aku pun menoleh. "Makasih udah merawatku." Kata Ahomine. Aku pun tersenyum.

"Tentu aja! Sebagai ketua kelas yang baik dan salah satu petugas UKS, udah jadi tugasku kok! Dan ini sebagai permintaan maaf ku karena udah ngelempar kepalamu pake dahan tadi siang. Njaa nee! Jangan lupa ikutin instruksi di catatan di sebelahmu!" ucapku seraya pergi meninggalkannya.

Di gym~

"Ano, sumimasen." Aku masuk kedalam gym. "Ah! Momoi-san! Ano, Aomine tidak bisa mengikuti latihan hari ini. Dia demam." Ucapku ketika bertemu dengannya di dekatnya bench.

"Eh?! Dai-chan sakit?!" ucap Momoi-san kaget. "Dia bisa sakit juga ternyata." Kata Momoi-san pelan sambil tersenyum pasrah. "Arigatou Kiyoko-chan!"

"Un. Sama-sama. Sebagai ketua kelas dan petugas UKS, sudah jadi kewajibanku untuk membantunya." Kataku sambil tersenyum.

"Eh? Matte Kiyoko-chan!" Momoi-san memanggilku yang akan keluar dari gym.

"Kiyoko-chan itu petugas UKS kan? Jadi pasti tahu bagaimana cara memberi pertolongan pertama kan? Dakara, onegai! Jadilah manager! Tolong bantu aku! Aku tidak begitu pandai dalam hal-hal seperti itu." Pinta Momoi-san.

"Aku berpikir sebentar. Maa aku nggak keberatan sih. Tapi aku nggak yakin bisa jadi manager yang baik. Karena memang aku tidak berpengalaman dalam menjadi manager. Ehehe." Jawabku ditambah ketawa garingku.

"Nggak apa-apa kok Kiyoko-chan! Kamu nanti akan menjadi asistenku. Jadi nanti aku akan memberitahumu apa yang harus kamu lakukan. Tapi kalau ada yang terkilir, tolong bantuannya yaa!" katanya kemudian memelukku dengan erat.

Setelah ngobrol sebentar aku pun pamit untuk pergi.

Iya,pergi.

.

.

.

TBC

Rin : hai hai~ ketemu sama author newbie yang kena wb terus ngerjain ff lain. *plak

KuuRin : dasar nggak bertanggung jawab -_-

Rin : ehehe~ #digampar KuuRin

Jadi, mungkin sampai disini dulu yaa...

Jangan lupa buat review yaa? Say hai doang juga gak papa kok! Yang penting aku tahu berapa reader yang baca.. ehehe..

Fav sama follow juga ya~~ ehehe~ #ngarep

HikarinRin23