Draco Pov
Aku membuka album foto berwarna biru kelabu itu… album yang berisi semua kenangan manis yang dirasakan aku dan Dia. Perempuan yang tidak seharusnya aku cintai. Yang tidak seharusnya tidak ada di sini…. Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku mau berkorban sebanyak ini hanya demi Dia. Tapi apa boleh buat. Aku sudah terlanjur terlalu mencintai dia. Sampai aku harus menghilangkan ingatan kedua orangtuaku yang sangat kusayangi hanya untuk dia, Hanya supaya aku bisa Pacaran dengan-nya..
Kuakui dia memang cantik, dia memang pintar, dia memang mempesona, dibanding si manja Pansy Parkinson… ngomong soal Pansy….. dulu dia selalu mengelantung manja di lenganku, yang membuat aku muak… dia selalu memanggil aku Drakkie, yang membuatku mual…
aku selalu terpesona dengannya, dan bukan Pansy Parkinson. Melainkan seorang yang paling dibenci di keluarga Malfoy, seorang Darah-Lumpur kotor, seorang Gryffindor bodoh, satu satunya orang yang pernah menamparku di kelas tiga, dan satu satunya orang yang ada di hatiku….
Hermione Jean Granger
" Draco, foto foto ini belum dibereskan? Mau ditaruh dimana? " tanya seorang perempuan
" taro aja di got. Ya di album foto lah! " jawabku sedikit melucu
" oh…. Begitu? Yaudah, bentar ya mau kutaro di got. " katanya sembari pergi membawa foto
" ayolah, jangan lah…. Masa segitu saja marah sih? Ayolah… You know… I'm just joking… Bercanda woiiii… " kataku mencegahnya pergi
Dia tidak mengacuhkanku. Dia terus pergi. Aku tidak mau dia pergi. Aku tidak mau dia membawa pergi dan membuang foto itu. Karena itulah satu satunya kenanganku bersamanya, selain di dalam pikiranku tentunya.. ada foto di waktu kita bermain ice skating, sejenis permainan muggle, berseluncur di dalam es buatan, berjalan jalan ke disneyworld… masuk ke orpah house.. atau apalah itu namanya…. Semuanya tempat muggle… " aneh " batinku….. Aku tidak berani menaruh ingatan itu di pensieve. Takut bila seseorang melihatnya.
" HERMIONE! " teriakku pada perempuan itu. Ya, dia adalah seorang Hermione Granger
Dia tetap tidak mengacuhkanku. Aku mulai khawatir. Aku lalu mengejarnya dan menerjangnya. Atau lebih tepatnya, memeluknya dari belakang. Lalu dia mulai mengoceh marah.
" DRACO!" teriaknya
" apa? " jawabku tenang
" jangan seperti itu! Aku malu tahu! Boleh sih, tapi jangan di tempat ramai seperti ini! " katanya.
" biarin. Supara semua orang tahu bahwa kita ini Pacar. " jawabku ngasal.
" lagian kamu sendiri kan! Yang nyuruh aku buang di got! Makanya jangan bercanda te- PFT! " kalimatnya terpotong tiba tiba. Ya. Aku menciumnya
Dia menolakku dan mendorongku. " apa apaan sih kau ini? " tanyanya setengah berbisik
Aku memunculkan seringai khasku. Dan dia memunculkan gaya khas nya. Memutar bola matanya. " ya sudah. Kita masuk saja yuk. " katanya akhirnya " oke. " kataku membalasnya.
Sesudah masuk rumah, dia menaruh foto itu di album dan merapikannya. " kau memang rajin ya 'Mione " kataku. " ya iya dong. Kamu juga bantuin aku sini ! " jawabnya setengah geli-setengah galak. Aku pergi ke tempat Hermione duduk, dan ikut merapikan. Walau hanya sedikit.
Setelah selesai merapikan, kami senderan di sofa, capek. Lalu pelan pelan aku menciumnya. Dan dia tidak menolakku. Akhirnya kami pun berciuman. Dan tertidur di bawah sinar bulan yang lembut….
Pagi pagi setelah aku bangun, Hermione tidak ada. Kupanggil panggil namanya pun dia tidak menjawab… kucari ke seluruh penjuru rumah, dia tidak ada. Kemana perginya ? dan akhirnya aku hanya menemukan sepucuk kertas, yang bertuliskan :
Yth,
Mr. Draco Malfoy
Pacar/Teman anda, yang bernama Hermione Jean Granger, telah kami tangkap. Atas perintah Alarax Knoresh, menteri yang baru. Atas tuduhan telah mencuri barang yang berada di lemari besi Mr. Neville Longbottom. Sekarang ada di gedung kementrian lantai tiga. Harap hadir.
Tertanda,
Alarax Knoresh
Tidak mungkin! Hermione tidak mungkin berbuat seperti itu! Aku tahu dia selama bertahun tahun! Lagipula mana mungkin dia mencuri barang dari temannya sendiri? Banyak pertanyaan berseliweran di kepalanya. Dan akhirnya pun dia bergegas pergi ke box telefon tempat menuju ke gedung kementrian.
Setelah sampai, dia bergegas pergi ke lift dan menekan tombol " 3 " untuk naik ke lantai 3.
Sesampainya di lantai 3, dia langsung berlari menuju tempat pengadilan. Tetapi sesampainya disana….
