Alien Sucks!
.
Disclaimer : EXO milik orang tuanya, SMEntertainment, dan EXOstand tapi fanfict ini asli 100% punya saya :D
.
Rated : T
.
School of Life
.
Romance/Friendship
.
TAORIS slight Baekyeol
.
Happy Reading! :D
Liburan musim panas sudah hampir berakhir dan begitu cepatnya semester baru sudah akan dimulai. Sebagian besar teman-temanku pasti akan berangkat ke sekolah dengan warna kulit coklat eksotis karena berjemur di pantai Gyeongpo atau pantai Haenundae. Mungkin juga beberapa dari mereka ada yang berkencan dengan peselancar berbadan bagus. Sedangkan aku, remaja berumur delapan belas tahun hanya duduk di sudut ruangan sambil bermain internet. Itupun semua situs sudah aku kunjungi. Jadi, sekarang aku sudah tidak ada kerjaan lagi.
Huaaaaa….aku bosan!
Ah, Park Chanyeol! Tiba-tiba aku ingat pada sahabat karibku ini. Kubuka jendela kamarku lalu kuambil sebuah batu kecil yang kemudian keulemparkan pada jendela di seberang kamarku.
CTUK!
Ah, bocah itu! Apa dia masih tidur ya?
CTUK!
Ah, ternyata benar! Park Chanyeol membuka jendela kamarnya menampakkan muka orang yang baru saja bangun tidur Matanya saja masih tertutup setengah. Hey, Park Chanyeol sadarlah!
"Huang Zi Tao, ada apa?"
"Aku bosan. Jalan-jalan yuk?"
"Aku tidak bisa. Aku mengantuk sekali"
"Ayolah…. Chanyeol kumohon. Mau ya?"
"Tidak"
"Kumohon Chanyeol~~ , nanti kau kutraktir es krim coklat"
"Benar?"
"Ung!"
Ternyata membujuk Chanyeol menggunakan iming-iming es krim coklat masih ampuh. Terakhir kali aku melakukannya waktu aku masih duduk di kelas enam SD. Sudah lama sekali.
Aku dan Park Chanyeol berjalan berdampingan menuju ke toko es krim di dekat dermaga. Menepati janjiku pada Chanyeol adalah prioritas utama. Kalau tidak, dia akan mendiamkanku seharian dan itu akan sangat membosankan. Aku benci.
Raut wajah Park Chanyeol terlihat senang walaupun tidak kentara. Apa karena es krim kali ini adalah traktiran daro seseorang dan dia mendapatkan cup jumbo? Entahlah, bisa jadi.
Aku mengajak Park Chanyeol berkaraoke. Park Chanyeol mendapat giliran pertama setelah tiga kali berturut-turut menang bermain batu-kunting-kertas. Kenapa sih dia bisa selalu menang dalam permainan itu?
Intro Alones milik Sistar mulai terdengar yang disusul dengan gerakan aneh dari Chanyeol. Aku tahu dia adalah fans berat girl band yang beranggotakan empat orang gadis cantik dengan paha mulus itu. Tapi melihatnya menari konyol seperti itu membuatku tak sanggup untuk menahan tawaku. Apalagi saat ia mengajakku bernyanyi lagu Ma Boy.
"Ayo, aku jadi Bora dan kau jadi Hyorin"
Park Chanyeol menarik lenganku untuk ikut bernyanyi bersamanya. Sedangkan aku masih memproses perkataan Chanyeol perihal menjadi Taeyeon dan Yoona. Aku dan Chanyeol berakaroke selama hampir tiga jam. Suaraku saja sampai serak karena terlalu banyak bernyanyi. Sebelum pulang, aku mampir dulu untuk membeli segelas sari lemon hangat untuk mencegah suara serak ku menjadi tambah parah.
Park Chanyeol mengantarku sampai di depan rumah. Ia berbalik menuju rumahnya setelah aku masuk ke dalam rumah. Hari ini sangat menyenangkan. Bermain seharian bersama Park Chanyeol di dermaga dan menjelma menjadi orang gila di tempat karaoke.
Besok sudah masuk sekolah lagi. Cepat sekali.
Di kamar, aku merapikan seragamku. Membetulkan dasi pitaku yang miring dan menyisir rambutku. Setelah itu sempurna. Park Chanyeol sudah menungguku di luar rumah untuk berangkat bersama. Awas saja kalau ia berani pergi duluan tanpaku, dapat kupastikan tak ada lagi es krim coklat cup jumbo untuknya.
Park Chanyeol tidak membocengiku naik sepeda karena rantai sepedanya putus. Aku dan di berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Dari arah yang berlawanan, seorang pemuda berjalan santai menuju bangunan besar disisi jalan. Tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya —cara berjalannya yang sok membuatku langsung tahu siapa pemuda itu. Dia adalah pemuda tinggi aneh yang membuat hari-hariku susah sejak hari pertama aku bersekolah.
Kris Wu.
Bocah sial yang kebetulan hidup di planet ini. Bocah tengik dengan beribu lelucon tidak lucunya yang memuakkan. Orang gila yang mengerjaiku dengan mengirimiku pesan-pesan singkat aneh yang menyebalkan selama tiga hari penuh atau menelponku dan berbicara layaknya penagih hutang yang kejam. Dia mengakuinya setelah melihatku berangkat ke sekolah seperti mayat hidup. Benar-benar sinting!
Semenjak kejadian itu, ia sering sekali mengerjaiku. Merusak hari baikku dengan ledekkan-ledekkan konyolnya bahkan saat ia tidak masuk sekolah karena flu, ia pasti tetap akan mengerjaiku melalui telepon sambil bersin-bersin.
Ingin rasanya aku cepat-cepat masuk ke dalam kelas tanpa harus bertemu dia di gerbang sekolah. Dia itu seperti bola besi yang dapat menghancurkan tembok dengan satu kali hantaman. Dan aku tidak mau bola besi itu merusak moodku yang sedang cerah ini. Tapi…sial! Dia melihatku!
Susah payah aku mencoba bernsembunyi di balik punggung Chanyeol hingga pemuda manis itu menatapku bingung.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku sedang bersembunyi"
"Bersembunyi dari siapa?"
"Kenapa kau bersembunyi?"
Suara ini…Kris Wu. Sial!
Aku menggeser tubuhku yang menempel pada punggung Chanyeol. Dengan wajah sok cuek aku menatap pemuda tiang itu.
"Aku sedang berlindung dari alien"
Kulihat alis Kris Wu sedikit berkerut begitu mendengar jawabanku.
"Eii..apa yang kau katakan? Alien itu tidak ada. Kau terlalu sering menonton film, Huang Zi Tao"
Siapa bilang alien itu tidak ada? Aku sedang melihatnya sekarang. Dasar bodoh!
"Menurutku alien itu ada, dan mereka akan segera menjemput salah satu anggota keluarganya yang hilang. Ayo, Chanyeol!" kataku sembari menarik tangan Chanyeol.
"Hei, jangan tinggalkan aku!"
Aku dan Chanyeol mempercepat langkah hingga kami hampir berlari tapi apa daya alien jangkung itu berhasil menyamakan langkahnya dengan kami. Dia berjalan di sebelahku. Jadi aku berada diantara Kris Wu dan Park Chanyeol. Perasaanku tidak enak.
Memasuki pekarangan sekolah, semua siswa memandang ke arah kami bertiga. Khususnya siswa perempuan dan lebih khusus lagi adalah Hwang Kwang Hee. Dia menatapku benci. Bersama dengan pengikut setianya, Park Hyun Sik dan Bang Cheol Yong. Mereka bertiga seperti ingin memakanku hidup-hidup. Aku merapatkan tubuhku pada Chanyeol. Tatapan mereka seperti sinar lasser yang bisa menembus punggungku. Ouch!
Kenapa kelasku jauh sekali sih? Apa kakiku yang terlalu lambat berjalan? Tatapan Hwang Kwang Hee semakin menintimidasiku. Begitu menusuk. Entah sejak kapan ia melihatku sebagai sebuah ancaman. Aku berani bersumpah kalau aku tidak pernah mencari masalah dengannya. Peduli akan keberadaannya pun tidak. Ya Tuhan, tolong aku!
Almost paradise achimboda deo nunbushin~~nal hyanghan neoui sarangi onsesang da gajindeutae~~
Seperti biasa si Bodoh, Lee Joon memulai konser rutinnya begitu aku, Park Chanyeol dan Kris Wu masuk ke dalam kelas. Masih bagus kalau suaranya semerdu Kim Jaejoong, tapi suaranya tak lebih bagus dari tong air yang kosong. Orang ini benar-benar kurang kerjaan. Lebih baik dia bersama Han Seung Jo menggoda anak-anak kelas satu daripada menyanyikan lagu tema drama Boys Before Flower dengan suara sumbangnya yang memekakan telinga.
Kris Wu menarik kerah seragam Lee Joon. Tatapannya mengerikan. Lee Joon bodoh itu langsung ketakutan begitu Kris Wu mencengkram kerah seragamnya.
"Hei, Lee Joon! Diam atau kujahit mulutmu."
Dingin. Sadis.
Lee Joon langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Dengan lagaknya yang sok, Kris Wu mendorongnya ke arah tembok lalu meninggalkannya begitu saja. Kelasku mendadak menjadi sunyi.
"Hei, apa yang kalian lihat? Lanjutkan saja pekerjaan kalian!"
Aku menggelengkan kepalaku prihatin. Park Chanyeol menyenggol –megajakku duduk.
Lima menit kemudian Lee seonsaengnim memasuki kelas. Mengajar pelajaran yang paling menbosankan sepanjang aku bersekolah. Sastra Korea. Kelopak mataku mulai berat. Kulirik Park Chanyeol , anak itu dengan serius mencatat sesuatu di buku catatannya. Rajin sekali. Aku memanjangkan leherku, sedikit mengintip apa yang sedang Chanyeol lakukan. Gambar kucing. Dasar! Kukira dia mencatat semua yang Lee seonsaengnim katakana. Ternyata sama saja.
Bergantian aku melirik ke arah Kris Wu. Anak ini lebih gila lagi. Matanya terpejam. Headset putih terpasang ditelinganya. Kepalanya mengangguk pelan menikmati music. Ia benar-benar mengacuhkan guru. Lihat saja posisi duduknya yang bersandar santai dengan kaki sedikit diangkat. Lee seoansaengnim merasa percuma untuk menegus bocah itu, karena dia tidak akan dengar.
Tuk!
Bola kertas mendarat di mejaku.
Rambutmu aneh :p
Kris Wu! Bocah itu! Ku robek kertas bukuku lalu menulis balasan untuknya.
Apa maksudmu? -_-
Anak itu membacanya lalu merobek lagi kertas bukunya.
Tuk!
Kau lebih cocok dengan rambut keriting. Mirip brokoli ^ o ^
Anak ini benar-benar cari mati! Rambutlu itu tidak keriting tapi ikal. Keriting dan ikal itu dua hal yang berbeda! Dia itu keterlaluan bodoh atau gimana sih?
Lalu, kalau rambutku mirip brokoli kau mau apa? Rambutmu saja mirip sekali dengan tempurung kelapa. Jelek sekali!
Aku tersenyum puas lalu melemparkan bola kertas itu ke meja Kris Wu. Sekilas kulihat bocah itu mengernyit saat membaca bola kertasku. Tapi anehnya dia malah senyum-senyum sendiri. Aku merinding.
Mana ada tempurung kelapa setampan ini :p Huang Zi Tao, kau ada-ada saja .
Narsis! Narsis! Narsis! Menjijikkan! Aku serasa dikerubuti beribu-ribu semut setelah membacanya. Percaya diri sekali dia. Menyebalkan!
Otakmu sudah bergeser ya? Perbaiki otakmu dulu baru berbicara denganku! =.=
Kris Wu sekali lagi mengeluarkan seringai menyebalkan miliknya. Membuatku ingin sekali melempar sepatuku ke wajahnya.
Lee seonsaengnim akhirnya menyudahi cerita panjangnya tentang sastra korea ketika bel istirahat berbunyi. Begitu juga dengan permainan konyolku dan Kris Wu.
Park Chanyeol menjawil tanganku.
"Ng? Ada apa?"
"Aku lapar, mau ke kantin?"
"Ung!"
"Aku ikut!"
Almost paradise~~ BRAK! Kris Wu menendang kursi Lee Joon sampai si bodoh itu terjungkal dari kursinya. Ternyata Lee Joon memang tidak takut dengan jarum dan benang.
Park Chanyeol dan Kris Wu berjalan mendahuluiku. Dasar Park Chanyeol! Di yang mengajakku tapi dia malah asik berdua dengan Kris Wu. Tahu gitu ajak saja Kris Wu.
"Hei, Brokoli!"
Suara Kris Wu. Berat.
"Apa kelapa?"
"Tidak apa-apa, aku hanya mengetes telingamu apa masih bekerja dengan baik atau tidak"
Haha. Lelucon kuno. Lucu? Nol Besar!
Aku memutar mataku bosan. Kali ini Kris Wu berjalan di sebelahku dan disaat yang bersamaan Hwang Kwang Hee dan kedua pengikutnya berjalan dari arah yang berlawanan. Begitu dia melihatku berjalan bersama Chanyeol dan Kris Wu, tatapan matanya langsung berubah sengit. Aku tidak tahu kenapa. Tapi menurut rumor yang beredar, Hwang Kwang Hee menyukai Kris Wu sejak kelas satu. Tapi pemuda itu menolaknya mentah-mentah dengan alasan wajahnya mirip dengan tante-tante genit.
Kris Wu daebak! Dia bisa menghancurkan hati wanita hingga serpihan terkecil. Lalu untuk apa dia menganggapku sebagai ancaman? Apa jangan-jangan dia masih menyukai Kris Wu? Kalau begitu, ambilah aku akan sangat berterima kash jika dia bisa menjauhkanku dari pemuda alien ini.
Dengan sengaja, Hwang Kwang Hee menyilangkan kakinya di tengah jalan. Aku hampir saja terjatuh mencium lantai kalau bukan gerak reflek Kris Wu yang bagus menahan tubuhku.
Hwang Kwang Hee!
Selama beberapa menit aku dan Kris Wu saling bertatapan. Disaksikan oleh banyak siswa di koridor. Bagi mereka, kejadian seperti ini seperti menyaksikan adegan drama romantis yang sering ditayangkan di TV.
Wajah Hwang Kwang Hee berubah masam lalu pergi dengan menghentakkan kakinya. Apa-apaan dia? Sikapnya jelek sekali. Dengan kasar Kris Wu melepaskan genggaman tangannya denganku.
"Hei, kau cari mati hah?!"
"Tidak ada ucapan terima kasih untukku?"
"Terima kasih"
"Tidak tulus. Tahu begitu kubiarkan saja kau mencium lantai tadi"
"Kenapa kau tiba-tiba melepaskan tanganmu. Aku bisa jatuh lagi, tahu!"
"Oh jadi kau ingin lebih lama bergandengan tangan denganku? Bilang yang jelas dong, Huang Zi Tao~~"
"Apa? Tidak, terimakasih. Aku lebih baik menggandeng kera dari pada harus bergandengan tangan denganmu!" kataku langsung menarik lengan Chanyeol meninggalkan Kris Wu.
"Hei, Huang Zi Tao! Tunggu aku!" teriak Kris Wu yang lalu menyusulku dan Chanyeol.
Aku hanya makan berdua dengan Chanyeol. Kris Wu duduk di meja yang tidak jauh dari kami. Aku mengancamnya akan melemparnya dengan garpu kalau dia berani mendekatiku dalam radius kurang dari lima meter. Aku harus menata ulang suasana hatiku yang hancur akibat ulah bocah sial itu. Kris Wu, terimakasih. Kau boleh pulang ke neraka sekarang, para iblis sudah menunggumu.
"Hei, Zi Tao…"
"Hm?"
"Ada apa dengan Kris Wu?"
"Dia menyebalkan! Lebih baik aku tidak berdekatan dengannya"
"Kalian ini sering sekali bertengkar. Sejak pertama kali kalian masuk, tak pernah sekalipun kalian akur"
"Kalau aku dan Kris Wu akur, matahari pasti sudah terbit dari barat"
"Ah, kau ini ada-ada saja…Jangan-jangan, Kris Wu suka padamu?"
UHUK! Aku tersedak. Kris Wu suka padaku? Itu tidak mungkin! Chanyeol terlalu banyak makan es krim coklat hingga otaknya ikut membeku.
"Park Chanyeol, berhentilah melucu. Itu menakutkan"
To Be Continued
Kim's Corner :
REVIEW? *puppy eyes*
