Cinta terlarang antara pemburu dan yang x Gakupo.

Ohayo!

Pairing: Megurine Luka and Kamui Gakupo

Disclaimer: Yamaha corp..

Cerita: KAYORU, disadur oleh karino48

Ini cerita diangkat dari sebuah komik yang aku pinjam dari temanku, karena bagus aku buat fanfict deh akhirnya. Judul komiknya rose and bullet karya KAYORU. SELAMAT MEMBACA.

"Gakupo… aku ingin selalu bersamamu."

"Luka. Luka, cepat." Ada yang memanggilku. Tapi, siapa? "Bangunlah!" seketika mataku terbuka. Mimpi yang aneh sekali. Aduh! Aku jadi mual, kenapa ya?

Luka's POV

"Luka! Ayo bangun, kalau nggak cepat bangun kamu nanti telat lho." Kudengar suara Ibuku yang berteriak dari luar kamarku. Aku melihat jam di dinding dengan background mawar merah. Gawat! Ini sudah siang, kalau tidak buru-buru aku akan telat. Padahal selama aku sekolah belum pernah absen dan telat sama sekali.

Aku segera menggosok gigi dan mengganti pakaianku dengan seragam SMA Teikoku Alexander. Untunglah aku masih punya waktu beberapa menit sebelum kereta pergi dan aku harus berlarian kesekolah. Saat sedang sibuk berlari menuju stasiun. Tiba-tiba saja sebuah sepeda motor hampir menabrakkku. Namun pengendaranya sepertinya lihai sekali menggunakan sepedanya hingga ia mengerem pada waktunya dan tidak jadi melukaiku.

"Maaf ya, ceroboh sekali."Cowok berambut ungu itu tersenyum meminta maaf.

"Ka..Gakupo." Kenapa harus dia? Aduh aku gugup sekali dengan cowok yang ini.

"Tumben sekali baru berangkat?"

"Sesekali tidak apa-apakan?" aku berusaha bersikap wajar dan kembali akan berlari mengejar kereta yang sepertinya sudah hilang tertelan waktu. Aduh, aku bakalan telat.

"Padahal kamu kan mengincar penghargaan absen sempurna di sekolah kan?" jleb! Tepat sekali perkataannya. Gakupo, bagaimana dia bisa tahu? "Luka, ini cukup untuk satu orang lagi." Ia menepuk-nepuk sisa tempat di sepeda motornya (*author: maksud loe sisa tempat? -_-).

"Ta..Tapi." Rasanya wajahku memanas.

"Sudahlah." Akhirnya aku naik keboncengan sepeda motornya yang tinggi itu. Naiknya agak menyusahkan. Huhuhu… "Pegangan yang erat, biar tidak jatuh."

Aku memegang erat jaketnya , sepertinya yang Gakupo bilang tadi. Debar jantungku bertambah cepat. Aku yakin sekali ini terdengar sampai luar, semoga saja Gakupo tidak mendengarnya.

"Luka, dadanya. Agak menempel ya." Apa? Apa yang barusan Gakupo katakan? Ya ampun, cakep-cakep mesum. (autor: gomen ne, semuanya. Karakternya memang ).

Normal's POV

Hari ini Luka membawa banyak sekali makanan saat jam istirahat. Porsi makannya jadi tambah banyak. Rin dan Lily heran sekali. Tapi mereka juga tidak hanya heran dengan porsi makan Luka yang jadi jumbo, tapi gadis berambut panjang itu jadi semakin cantik saja.

"Luka makan sebanyak ini?" tanya Rin sambil geleng-geleng kepala.

"Iya, entah kenapa nafsu makanku semakin bertambah, aku juga gampang lapar." Kata Luka dengan lesu.

"Iya, Luka juga berubah." Sahut Lily yang sedang mengunyah onigirinya.

"Apakah aku jadi gendut? Huwaaaaaaa." Luka langsung merasa jatuh ke dalam lubang neraka dengan background gelap. (Author: oke, ini berlebihan.)

"Nggak, hanya saja kami merasa kamu jadi cantik sekali." Kata Lily sambil meminum jus apelnya.

"Apa iya?" kata Luka menerawang, ia melihat pantulan wajahnya di cermin."Cantik? Apanya?"

"Iya, aku jadi iri deh." Rin memejamkan kedua matanya, berharap ia bisa sedikit berwajah agak seperti remaja seperti Luka dan bukannya berwajah anak-anak.

"Eh, lihat! Gakupo lagi main basket." Teriak Lily.

"Mana? Mana? Kyaa dia keren sekali." Kata Rin sambil bermata blink-blink.

Gakupo dengan mudah menerbos anak-anak basket yang menjaga ring. Dan melepaskan sebuah shoot yang indah, bola basket berwarna orange itu masuk ke ring dengan sempurna.

"Wah, Gakupo hebat. Ajari aku dong!" kata seorang anggota tim basket sekolah.

"Baka. Kalian kan atlit basket, seharusnya kalian lebih baik daripada aku." Kata Gakupo dengan senyum mengejek yang menyakitkan hati.

"Wah, Gakupo keren sekali. Cowok lain jadi seperti bayam kalau ada dia." Kata Rin dan Lily. Mereka terkesima dengan Gakupo.

"Iri sekali sama Luka yang tetanggaan sama Gakupo." Jerit Rin. Ia mengacak-acak kepala Luka

"Pasti kalian pergi ke festival musim gugur sama-sama kan? Kyaa." Kali ini Lily yang bertindak seperti hanya pasrah dijadikan objek keterpesonaan Lily dan Rin kepada Gakupo.

"Nggak kok!" Luka mencoba membantah walaupun itu sia-sia.

Luka's POV

Kamui Gakupo pindah ke sebelah apartemenku 2 tahun yang lalu. Kesan pertama yang kudapat darinya adalah dia itu cowok genit dan akhir-akhir ini kegenitannya berubah menjadi sedikit mesum. Walau begitu, ternyata dia seseorang yang serius dan baik aku menyukainya.

Aku masih ingat percakapanku dengan Gakupo. Waktu itu aku bertanya kenapa dia tidak pacaran.

"Jadi kamu nggak punya pacar, Gakupo?"

"Aku sibuk, selain itu aku juga kerja paruh waktu. Nggak ada waktu untuk hal-hal seperti itu." Katanya cuek sekali.

Aku berjalan sambil melamun, kebiasaan burukku. Hum. "Lama sekali?"

Aku mengenali suara itu. Suara Gakupo. "Lho, Gakupo?"

"Habis rapat osis ya? Pasti capek. Ayo pulang." Ia tersenyum dengan gaya coolnya yang mampu membuat jantungku berdebar dengan kencang. Aku jatuh cinta pada Gakupo, tapi aku tidak bisa mengatakannya.

Aku berjalan menuju apartemen sambil bersenandung kecil. Tapi rasa mual dan pusing itu menyerangku kembali. Kenapa sering terjadi mual dan pusing akhir-akhir ini. Saat aku membuka pagar apartemen aku melihat segerombo lcewek yang berseragam sama denganku sedang berada di depan pintu apartemen Gakupo. Apa yang sedang mereka lakukan?

"Jadi, Gakupo tinggal di sini. Akhirnya ketemu juga." Kata seorang cewek berambut hijau. Matanya berbinar seolah menemukan harta karun.

"Apakah kita akan menunggunya di sini?" yang berambut merah terkikik seperti kuda.

"Salah sendiri, Gakupo nggak mau ngasih tahu tempat kerjanya." Si rambut hijau mengeluarkan ponselnya, ia hendak memotret alamat rumah. Aku berlari danc epat-cepat menuju kesana.

"Akan kusebarkanke fans-nya Gakupo." Aku menggengam tangan si rambut hijau kuat-kuat.

"Jangan lakukan itu." Kataku dingin.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan!" ia menghempaskan genggamanku dan membuat tubuhku terbanting ke pintu. Sakit sekali rasanya.

"Siapa dia, Gumi?" tanya si rambut merah.

"Iitu tadi kan yang dibonceng Gakupo." Kata si rambut hijau.

"Gumi, tanganmu berdarah." Wangi apa ini? Ini kan wangi darah. Tunggu, sejak kapan darah menjadi wangi?

"Iya, menyebalkan sekali, awas kau." Teriak sirambut hijau. Ketika tangannya hendak menampa rwajahku, aku secara refles menggenggam tanganya dan menyeka darah wangi itu.

"Apa yang kau lakukan?Kau cewek aneh, mana mungkin Gakupo menyukaimu?" ia bersiap menamparku lagi. Aku hanya diam saja .Entah apa yang akan dilakukan gadis-gadis brutal ini.

"Kalian berempat melawan seorang perempuan lemah. Tingkah kalian tidak ada bedanya dengan beradalan bau."Lagi-lagi suar aGakupo, sejenak aku mendengar nada membunuh dalam suaranya, tapi tertutupi dengan suaranya yang tenang tanpa emosi.

Akhirnya chapter 1 ini selesai. Salam kenal, yang pertama di fandom vocaloid. Mohon reviewnya kalau GJ sekali, aneh dansebagainya.

Ohaiyougozaimasu :D