Disclaimer: Norihiro Yagi

Author's note: the first indonesian claymore fanfic.. if can I claim?

Here, I don't care about review... I really adore Teresa so much... we love you Teresa.

.

.

Hatiku membeku. Air mata yang sudah mengering, hanya menyisakan tangisan bisu. Kesedihan tanpa akhir, aku akan berduka untuk ibu. Satu-satunya wanita yang mencurahkan kasih sayangnya untukku. Wanita bermata perak yang kuingat diberi cap pengkhianat oleh organisasi tempat aku dilatih kini.

Dia, Teresa; manusia paling berharga sepanjang eksistensiku.

Teresa, ah … sudah satu dekade berlalu dan aku tidak bisa melupakanmu. Teresa … Teresa … Teresa ….

Wajahmu yang bagaikan cahaya bulan masih mengisi pikiranku. Kenangan tentang kita berdua.

Sejak dirimu tiada, matahari sudah menghilang dari dunia ini, karena dia membawa kilaunya dalam senyum indahmu, Teresa the faint smile ….

Teresa … sudah beribu hari dan aku tidak sejenakpun mematikan niat balas dendamku pada monster yang karena belas kasihmu padanya malah berbalik mencabikmu jadi tiga. Teresa … itu salahku, karena aku kau menjadi lemah. Karena kau mulai menyayangiku. Sayangnya belas kasihanmu pada makhluk itu malah membawamu ke alam baka.

Senyumanmu saat kali pertama aku melihatnya, terasa kosong dan hampa. Wajahmu yang seindah boneka, tetap tersenyum saat membunuh. Aku tahu kau telah melewati waktu-waktu paling menyakitkan. Senyuman itulah hasilnya.

Teresa, aku sudah lupa caranya tersenyum sekarang. Teresa, aku ingin sebanyak mungkin membuat dirimu tetap hidup. Kuminta Rebel memasukkan darah dan dagingmu dalam diriku. Sedikitpun aku tidak menyesal, karena kini aku adalah darah dagingmu, kau selalu hidup bersamaku. Tubuhku ini buktinya.

Teresa, aku cinta padamu. Teresa … Ibu, Kakak, saudara yang tidak pernah kupunya. Seseorang yang merelakan hidupnya sebagai buron hanya untuk kebahagiaan singkat bersamaku. Ingin membuat aku hidup sebanyak mungkin sebagai manusia.

Teresa, taukah kau? Jika aku harus melihatmu hidup dengan cara membunuh rekanmu untuk tetap bersamaku, maka aku rela. Bukan kau monsternya, aku, akulah monster yang ingin memiliki hati tulusmu yang bagai dewi untukku sendiri.

Maaf Teresa. Aku akan terus hidup, untuk membalaskan dendamku pada monster yang telah mencabikmu; Pricilla.

Akan kuburu sekalipun ke neraka, makhluk itu, yang merenggut kebahagiaan yang baru kurasakan, yang baru sekejap kau rasakan. Kebahagiaan kita yang baru sebentar.

Teresa, aku mencintaimu. Aku mencintaimu.

Tunggulah aku, wahai monster, Pricilla. Kekejamanmu pada Teresa, telah melahirkan dendam yang tidak pernah padam hingga aku berhasil mencabikmu, mencerabut otot dari tubuhmu, menyayatmu menjadi secungkil daging menjijikkan berwarna ungu.

Inilah aku, Clare. Sang darah daging Teresa, peminjam tangan kanan Irene, pembawa dendam Ophelia. Sambutlah aku, karena aku adalah nerakamu.

Clare

.

.

owari