▪▪▪INDIGO BLUE
Starring:
-Kim Kibum (F) 16 Tahun
-Choi Siwon (M) 19 Tahun
-Cho Kyuhyun (M) 17 Tahun
-And Other Cast
-Kim Jaejoong (F)
-Kim Yunho (M)
-Leeteuk (M)
-Sungmin (F)
Genre: Family, a Little bit of Angst
Ratting: T
Adapted from:
Manga Anime Jepang dengan Judul yg sama, I took some scenes but make some improve from my mind^^
Disclaimer:
The Story Is Belong to Tsugumi from Japan Anime Comicus
All Cast are belong to their self and their GOD...!
Gender Switch (For Some Cast), Typho(s), ga sesuai EYD, sedikit OOC, Alur ngebingungin
Summary:
Menjadi Nomor satu tidaklah menyenangkan menurut Kibum, seandainya bisa memilih Kibum ingin menjadi gadis biasa-biasa saja namun...
My Third Fic..! Enjoy Please...
Menjadi biasa mungkin tidak ada artinya bagi orang lain, tapi bagiku menjadi biasa itu artinya aku bebas melangkah, bertindak, dan bepikir seperti yang biasa orang banyak lakukan, seandainya aku bisa memohon Tuhan...
.
.
"Kibummie kami ingin pergi karaoke sepulang sekolah" Sesosok namja putih berambut ikal menghampiri dirinya.
"Ah maaf Kyuhyun-ah, aku harus les piano siang ini..." Kibum, Yeoja manis yang dipanggil oleh sang Namja ikal itu menolak dengan halus.
"Huft.. Ayolah Bummie, aku tidak enak menolak ajakan Changmin lagi. Ia menyukaimu kau tahukan.. makanya ia bersikeras memaksaku untuk mengajakmu.. ayolah kau tega aku dimakan olehnya Bummie.."
Kibum hanya bisa menghela nafas mendengar rengekan sahabatnya itu. Ia pahan maksud Kyuhyun tapi ia benar-benar harus pergi Les dan ditambah Moodnya sedang buruk akhir-akhir ini membuatnya enggan berurusan dengan namja manapun terkecuali sahabatnya itu.
"Maaf, aku tetap tidak bisa.." Tegas Kibum sambil beranjak pergi menenteng tasnya.
"Kibum-ah ayolah, kejeniusanmu tidak akan berkurang dengan sekali saja membolos les piano-mu itu. Lagipula kau sendiri yang bilang bosan dengan les piano..."
Kibum tersentak mendengar perkataan Kyuhyun, "Jenius". Demi apapun ia sangat membenci kata itu. Dan seharusnya sahabatnya tahu itu, karena sedetik kemudian Kyuhyun langsung menutup mulutnya kaget.
"Ma-maaf Kibummie.. A-aku tidak bermaksud..." Terbata-bata Kyuhyun langsung menghampiri Kibum dan meminta maaf.
"Hmm.. Gwenchana..." Kibum menjawab datar dan langsung pergi menghilang dibalik pintu kelas.
"Ya, Kim Kibum...!" dan Kyuhyun hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal merasa bersalah saat melihat sahabatnya itu.
"Aduh aku harap ia tidak akan mengacuhkanku besok seharian.." Keluh Kyuhyun.
.
.
.
.
Alunan melodi musik yang indah terdengar dari arah sebuah ruangan digedung bertingkat lima tersebut. Tampak sesosok gadis yang sangat manis dengan rambut hitam panjang sebahunya tengah memainkan jemari lentiknya diatas tuts-tuts piano klasik itu. Disudut ruangan tampak sang guru piano menatap bangga pada gadis manis yang tengah memainkan piano tersebut.
Kim Kibum, siapa yang tidak mengenalnya? Gadis Jenius dari pasangan Jung Yunho dan Kim Jaejoong. Ibunya adalah seorang pianis terkenal dan sang ayah adalah seorang cendekiawan. Dan pepatah yang mengatakan 'Buah jatuh tidak jatuh dari pohonnya' itu benar berlaku kepada Kim Kibum.
Gadis itu benar-benar mewarisi bakat serta otak dari kedua orangtuanya. Buktinya diumurnya yang masih 15 tahun itu ia sudah duduk dibangku akhir senior high school dan sudah berkali-kali memenangkan perlombaan baik itu dibidang sains maupun musik, sungguh anak yang jenius. Diamping itu dia juga gadis yang sangat baik dan sopan, banyak orang merasa senang dan bangga dengan gadis itu.
PROK..PROK..PROK..
"Bagus Kibummie, dengan begini tidak perlu mengkhawatirkan perlombaan minggu depan"
"Ne, Sungmin-Seonsangnim.." Kibum menjawab sambil tersenyum tipis.
Gurunya benar, karena hanya dalam seminggu latihan kemarin sebenarnya ia sudah hafal semua partitur yang diberikan. Tapi entah kenapa sekarang ia sudah tidak seantusias dulu.
Kibum menerawang saat pertama kali mengingat permainan piano pertamanya, bersama ayah dan ibunya. Saat itu ia merasa sangat hidup dan bahagia, tapi sekarang...
"...Kibum..? Kibum-ah Gwenchana?"
"Ah~ Ne, seonsangnim..?" Kibum tersadar dari lamunannya.
"Jangan lupa jaga kesehatanmu, kita tidak ingin kau sakit pada saat hari-H perlombaan nanti, Arra!"
"Arraseo seonsangnim, sudah hampir malam. Saya pamit dulu, permisi.."
"Ne, hati-hati dijalan..." Kibum hanya tersenyum menanggapi perkataan gurunya. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada sebuah kenangan masa kecilnya,
*FlashBack On*
"Bummie, hati-hati sayang, kau bisa jatuh nanti"sesosok wanita cantik tampak mengejar gadis kecil berambut hitam panjang yang tengah berlarian dipadang rumput itu.
"Biarkan saja Jaejongie, ia pasti senang berada disini.." Pria tampan berwajah kecil itu memegangi lengan wanita cantik tersebut menahannya pergi.
"Tapi Yunnie, bagaimana bila ia jatuh?" Yeoja cantik itu menyandarkan kepalanya kedada bidang sang suami masih terlihat cemas.
"Tidak akan Jae, dia sudah besar.." Mendengar nada menenagkan sang suami akhirnya Kim Jaejoong a.k.a Oemma dari Kim Kibum hanya menghela nafas.
"Oemma.. Appa... Aku ingin pergi kesana..!" Tunjuk sosok mungil itu kearah tempat bermain anak. Membuat sang appa tersenyum dan berkata.
"Arra, hati-hati dijalan.." senang saat mendapat izin dari sang appa Kibum segera menengok kearah Oemma-nya.
"Oemma boleh yah..." mohon Kibum dengan wajah memelasnya, melihatnya sang Oemma akhirnya luluh dan tersenyum
"Baiklah sayang, Hati-hati dijalan.."
Kibum kecil tertawa gembira dan bergeagas pergi.
*Flashback off*
.
.
Cklek
"Aku Pulang.." Ucap Kibum, tapi hanya kegelapan yang menantinya dirumah. Dengan langkah pelan ia beranjak menyalakan penerangan yang ada. Setelah itu ia melangkah menuju kulkas dan menuang segelas air. Sampai pandangan matanya menangkap secarik memo dari Oemma-nya
Kibummie, ibu tidak masak hari ini. Yoochun-ahjussi Teman ibu yang seorang Produser musik mengajak bertemu. Ayah ada pertemuan bulanan di bussan. Beli makan malammu di supermarket terdekat.
-Oemma-
Membaca pesan itu, Kibum hanya menatap datar, dengan langkah gontai ia mengambil sweater birunya dan pergi kesupermarket terdekat.
.
.
"Terimakasih semuanya 320 Won.." ucap kasir didepannya. Kibum mengambil uang didompetnya dalam diam. Dan saat Yeoja itu mengangkat wajahnya dia tersentak oleh suara sang kasir.
"Ki-kibum? Apakah kau Kim Kibum..?" Namja didepannya terlihat ragu menyebut namanya. Kibum memandang dengan seksama namja didepannya. Namja yang cukup tampan dengan kedua lesung pipi tengah menatapnya sembari tersenyum lebar.
"Hmm, Apakah kau.. Siwon oppaa?" Kibum bertanya dengan ragunya.
"Ne, Ini aku..! Wow sekarang kau sudah besar dan... sangat cantik Bummie.."
Kibum tersenyum mendengar ucapan Siwon "Bagaimana dengan Harmoni dan haraboji oppa? Mereka baik-baik saja..?" Tanya Kibum pada namja didepannya.
"Mereka baik-baik saja, tunggu sampai mereka dengar aku sudah bertemu denganmu.. Kau tahu harmoni selalu mendesakku untuk menemuimu dia benar-benar bangga saat mendengar kau memenangkan lomba musik kemarin."
Siwon menyadari bahwa tidak ada sahutan dari yeoja didepannya, saat ia menundukan wajahnya, ia tersentak saat melihat wajah Kibum, Yeoja itu terlihat menerawang dan pandangannya tampak hampa.
"Kibummie..?"
"Ahh..N-ne oppaa..?"
Siwon mengernyitkan wajahnya, lalu melihat kearah barang yang dibeli Kibum. Paket makan malam dan sebotol jus jeruk.
"Kau mau makan malam..?" Tunjuk Siwon kearah belanjaannya.
"Ne, oppa.. Oemma sedang menemui teman lama, dan Appa sedah ada pertemuan bulanan" Yeoja itu menjawab lembut. Tapi ada satu hal yang mengganggu Siwon, nada suara gadis itu terdengar kesepian. Tapi Siwon berusaha menepis pikiran itu.
"Aah aku lupa oemma dan appamu adalah orang-orang hebat, tak terkecuali satu-satunya putri cantik mereka, sangat pintar dan berbakat..." Kibum hanya tersenyum simpul menanggapinya.
"Ayo, kutemani kau...!" Ucap Siwon sambil menenteng barang belanjaan Kibum.
"O-oppa..?"
"Pasti tidak enak harus makan malam sendirian, aku akan menemanimu kebetulan aku juga belum makan malam" Ucap Siwon sambil tersenyum manis pada Kibum. Dalam sekejap pipi Kibum memerah.
"Ta-tapi bagaimana dengan pekerjaan Oppa~.."
"Sudah tidak apa, temanku akan menggantikanku.. lagipula setelah 10 tahun kita baru bertemu lagi sekarang, bosku akan memakluminya" Ucap Siwon menenangkan sambil menarik Kibum mengikuti arah langkahnya. Dan Kibum hanya bisa menurut sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah.
.
.
"Jadi sekarang dimana kau bersekolah Bummie..?" Tanya Siwon sambil menyodorkan sebotol air pada Kibum.
"Di Kirin High School.." jawab Kibum singkat, sambil mengambil air yang diberikan Siwon.
"Wow kau hebat...! berarti selama tiga tahun kedepan kau bersekolah disekolah bergengsi itu, kau sungguh hebat..!" Siwon berucap senang sambil menyuapkan ramen cup yang dibuatnya.
Kibum hanya tersenyum menanggapinya, "Sebenarnya ini tahun terakhirku karena aku ikut kelas akselerasi oppa.." Jawab Kibum pelan. Namun terkesan lirih menurut Siwon.
"Tahun terakhir..? berarti tahun ini juga kau akan pergi ke universitas?" Siwon mengerjapkan matanya perasaannya dipenuhi perasaan terkejut dan kagum pada gadis manis didepannya ini.
"Ne..." Kibum menjawab singkat sambil mengunyah salad yang dibelinya.
Mereka kini tengah makan disebuah pondok kaca dekat tempat kerja Siwon yang ternyata cukup hangat dan nyaman untuk melindungi mereka dari dinginnya udara musim gugur.
"Oppa sendiri, dimana kau berkuliah,,?"
"Uhuk...uhuk.." Siwon terbatuk mendengar pertanyaan Kibum, Kibum yang panik segera mengambil botol minumnya dan memberikannya pada Siwon.
"Minum ini Oppa..!" Ucap Kibum sambil mengusap punggung Siwon lembut.
"Ahh.. Gwenchana, hanya saja aku malu..." Jawab Siwon sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Waeyo..? Kenapa harus malu oppa..!" Kibum bertanya dengan wajah polosnya membuat Siwon gemas dan mengelus rambut hitam gadis itu.
"Karena aku tidak berkuliah Bummie, selesai Senior High School aku langsung pulang ke Gwangjhu dan membantu harmoni dan harboji setelah itu aku tidak sadar sudah 3 tahun berlalu. Dan sekarang saat kembali ke Seoul aku sudah tidak berminat lagi dengan bangku perkuliahan. Oleh karena itu aku malu padamu Bummiee.." Siwon tersenyum lembut menatap Kibum
"Lalu kerja paruh waktu ini..?"
"Hmm, ini karena harmoni dan haraboji ku ingin aku cepat bekerja, aku tinggal sendiri disini meski ditentang oleh orang tuaku. Aku sedang belajar untuk bisa menjadi dokter hewan.."
"Begitu, ya. Itu cita-cita Oppa sejak kecil, kan?" Kibum tersenyum senang mendengar cerita Siwon, membuat Siwon mau tak mau ikut tersenyum saat melihat wajah tersenyum Kibum yang sangat manis.
"Wah, kau masih ingat Bummie?" Siwon memandang Kibum takjub.
"Tentu saja, oppa..!" Jawab Kibum menegaskan. Siwon hanya tertawa senang dan kembali mengacak rambut hitam Kibum.
"Aku juga ingat cita-citamu dulu..." Siwon segera berdiri dan mengangkat tangan kanannya dan berseru,
"Saya Choi Siwon berjanji saat sudah besar nanti akan bercita-cita menjadi Dokter hewan.." Kibum terkikik geli melihat tingkah Siwon. Dan Siwon berpindah tempat, lalu kembali berseru,
"Dan Saya Kim Kibum berjanji bila sudah besar nanti agan menjadi istri dar~..."
"Yaa, Oppa..! Hentikan aku malu..!" Potong Kibum cepat dan segera menarik Siwon untuk duduk kembali.
"Wae, aku kan belum menyebutkan janjimu Bummie...!" Kibum hanya mem'pout'kan bibirnya imut.
"Tapi itukan mimpi saat aku berumur 5 tahun" Sambung Kibum sambil memukul punggung tangan Siwon pelan.
"Aiissh, Appo~ Ne, Ne... Araseo, sudah jangan memukuliku lagi" Siwon segera menanggkap tangan mungil Kibum yang masih memukuli lengannya pelan.
"Lalu, sekarang apa cita-citamu Bummie..? menjadi Pianis, Pengacara, perawat.. atau apa?" Tanya Siwon
"Aku nggak punya tujuan..." jawab Kibum sambil tersenyum. Siwon tertegun mendengar jawaban Kibum.
"Ahh iya aku lupa, kau kan masih SMA. Masih ada banyak waktu untuk menentukan cita-cita ditambah kau masih sangat muda" Kembali Kibum hanya tersenyum mendengar ucapan Siwon.
"Ahh, kau sudah selesai makan..? Sini aku bereskan.." Kibum hanya diam saat Siwon membereskan bekas makannya.
"Baik apartemenku ada dibelakang mini market ini..! Kau bisa berkunjung kapanpun kau mau.."
"Ne, kamsahamnida Oppa. Terimakasih sudah menemaniku makan.." Ucap Kibum sambil membungkukan badannya.
"Hey, Tidak usah seformal itu padaku Bummie. Baiklah hati-hati dijalan Ne...!"
Hati...Hati dijalan Bummiee...
Kibum termenung mendengar kalimat Siwon, perasaan sakit kembali menelusup menyesakan dadanya.
"Bummie-ah, Gwenchana..?"
"Ahh, N-Ne Oppa Gwenchanayo.. Aku pamit dulu.. Bye.." Kibum tersenyum kembali sebelum dirinya pergi. Meninggalkan Siwon yang masih termangu menatap punggung gadis itu menjauh.
.
Namun entah kapan awalnya, Tuhan mengabulkan doaku untuk bisa menjadi anak yang biasa-biasa saja.
.
"Kibummie, pulang nanti kau beli makan lagi yah dimini market..!?" Sang Oemma bertanya pada anak semata wayangnya.
"Ne, Omma.."
"Sebenarnya Oemma malas jadi wakil produser karena harus kumpul setiap hari..."
"Kalau begitu tolak saja Jae~" Yunho menimpali sang isteri.
"Mauku seperti itu Yeobo, tapi Chunnie memaksaku..! Kau tahukan bagaimana dia bila sudah bertekad.."
"Oh iya, Bummie hasil tesmu sudah keluar..?" Yunho memandang Kibum yang masih makan dalam diam.
"Hari ini dibagikan.."
"Oh yah, oemma harap kau tetap diperingkat pertama lagi. Dengan begitu kau bisa masuk Universitas Y dengan mudah..." Kibum terdiam mendengar perkataan oemmanya, namun ia kembali melanjutkan makannya.
"Loh, bukannya Kibummie selalu menjadi peringkat pertama Jongie..? jadi apalagi yang harus dikhawatirkan?" Yunho bertanya pada sang isteri.
"Aah.. Kau diam saja Yunnie, Kibum Jangan lupa belajar sehabis les nanti sebentar lagi akhir semester kan.."
"Ne, Oemma.."
"Ayo Yunnie kita pergi.." Ajak Jaejoong kepada sang suami.
"Ne, kami jalan bummie.."
"Ne..."
Oemma harap kau tetap diperingkat pertama lagi. Dengan begitu kau bisa masuk Universitas Y dengan mudah...
Bukannya Kibummie hampir selalu menjadi peringkat pertama? Apa yang perlu dikhawatirkan?
Perkataan itu terus terngiang-ngiang dalam pikiran Kibum.
.
.
*Diwaktu istirahat"
"Hahahaha..." suasana istirahat dikelas Kibum tampak ramai, banyak anak sedang bercanda, bergossip atau sekedar duduk saja dibangkunya.
Seperti Kibum, teman-temannya yang berada disekelilingnya terlihat sedang tertawa mendengar lelucon yang dilontarkan satu sama lain.
Kibum hanya tersenyum menanggapi cerita konyol dari teman-temannya. Namun bila diperhatikan dengan seksama senyum gadis itu bahkan tidak menyentuh matanya. Senyum formal yang biasa Kibum tunjukan bila ia merasa bosan ataupun tertekan. Tidak ada yang menyadarinya kecuali Cho Kyuhyun yang merupakan sahabatnya sejak SMA. Namun selain itu ada hal lain yang Kyuhyun tangkap dari mata obsidian indah milik Kibum, yaitu rasa kesepian?
.
.
"Didalam amplop putih yang sudah saya bagikan tadi terdapat hasil nilai mid semester kemarin anak-anak, saya harap bagi mereka yang turun nilainya segera memperbaikinya" Leeteuk seonsangnim mengedarkan pandangannya keseluruh kelas, matanya memandangi kearah Kibum cukup lama sebelum akhirnya memalingkan wajahnya kembali dan mempersilahkan murid untuk segera pulang.
.
.
Didalam amplop putih yang sudah saya bagikan tadi terdapat hasil nilai mid semester kemarin anak-anak, saya harap bagi mereka yang turun nilainya segera memperbaikinya.
Kata-kata Leeteuk seonsangnim terngiang-ngiang olehnya, ditambah pandangan mata sang guru yang menatap cukup lama kearahnya membuatnya semakin gelisah dan enggan membuka amplop berisi nilai tersebut. Teringat pesan sang oemma untuk membeli makan malam Kibum melangkah menuju mini market.
.
...
"Yang enak rice omelet menurutku..." Suara Siwon sedikit mengagetkan Kibum yang tengah melamun di depan outlet makanan itu.
"Ahh.. oppa hai.."
"Makan malam..?"
"Iya, Oemma ada rapat dengan Yoochun-ahjussi lagi, mereka akan mengadakan konser musik bulan depan.."
"Ooh.. Kibummie kau mau ujian kan? Mau masuk Universitas mana..?" Siwon bertanya sambil mengambil omelet rice tersebut dan membawanya kemeja kasir. Sedang Kibum hanya mengikuti dibelakangnya.
"Di Universitas Y..."
"WAH... Sekolah unggulan tuh..! Kau memang hebat Kibummie.. Sejak dulu memang berbakat, baik dan jenius sih..." Sambung Siwon sambil tersenyum kearah Kibum. Namun Kibum hanya diam dan menatap kosong kedepan, Siwon tersentak kaget,
"Hei Kibummie..."
'Ctak'
"Kamu harus cukup makan dan istirahat kalau tidak kamu bisa sakit nanti" Ucap Siwon sambil menyentil dahi Kibum lembut.
"Aiisshh.. Oppa paboya, sakit tahu..!" Ucap Kibum sambil mengelus dahinya tempat dimana bekas sentilan Siwon berada.
"Haduh, SMU-ku dulu bukan unggulan... Ahh~ Aku sungguh contoh yang tidak baik" Ucap Siwon Frustasi sambil mengacak rambutmya pelan. Kibum hanya tersenyum melihatnya.
.
.
"Meongg... meong..." Kibum mempercepat langkahnya saat mendengar suara mengeong tersebut. Sudah seminggu ini dia menemukan seekor anak kucing yang tersesat, dan ia memutuskan untuk merawatnya.
"Maafkan aku lama tidak berkunjung...-
-Sebenarnya aku berniat memeliharamu, namun Oemma tidak suka aku memelihara hewan"
Kibum tersenyum lembut sambil membuka kaleng makanan kucing dan memberikannya pada kucing itu.
"Makan yang banyak yah Heebum~ Besok aku akan datang lagi.!" Ucap Kibum sambil mengelus kucing itu penuh kasih sayang. Dari kejauhan tampak Siwon memandangi kejadian langka didepannya. Ia tersenyum lembut melihat Kibum yang tampak senang dan bahagia.
"Makanmu cepat yah, lain kali akan kubawakan ikan kaleng..." Kibum berdiri dan merapikan roknya yang sedikit kusut sehabis berjongkok tadi.
"Besok aku datang lagi Heebum~ Dahh..!" Kibum melangkah gembira meninggalkan Siwon yang masih tersenyum mengingat hal yang terjadi sebelumnya.
.
.
"Kim Kibum, sudah berapa kali kukatakan nada yang kau mainkan salah.. seharusnya kau memainkan partitur kedua baru masuk partitur ketiga...! Sudah 5 kali kau salah berturut-turut" Sungmin Seonsangnim tampak sedang memarahi Kibum yang sedang menggigit bibirnya gelisah. Seingatnya nada yang dimainkan sudah benar. Namun tidak menurut seonsangnim-nya.
"Baik kita ulangi sekali lagi~"
.
.
Kibum tampak sedang melangkah gontai, setelah mengulangi kesalahannya untuk yang kesekian kalinya, Sungmin Seonsangnim akhirnya memutuskan untuk menghentikan latihan Piano mereka. Dan memulangkan Kibum lebih awal.
Perasaan gadis itu berkecamuk antara gelisah, takut, sedih, dan marah tapi ia tidak tahu dengan siapa harus melampiaskannya. Teringat akan janjinya pada Heebum, Kibum melangkah masuk kemini market dan membeli sekaleng makanan kucing. Melangkah pelan kearah semak tempat Heebum berada.
.
.
"Meong, nyam..nyam...Meong.." Kibum memandangi Heebum makan dalam diam. Awan hitam tampak membayangi langit kota Seoul sore ini. Kilasan memori melintas menyesakan Kibum.
Aku selalu memberi salam,
"Selamat pagi harmoni... Selamat pagi ahjumma.." Kibum kecil menyapa dengan gembira setiap orang yang ia temui dalam perjalanan pulangnya.
"Selamat pagi Bummie.."
Aku selalu mendapat nilai tertinggi
"Oemma... Appa Lihat aku dapat nilai 100..!" Kibum kecil menunjukan kertas nilai yang ia dapat pada kedua orangtuanya.
"Bagus, pertahankan nilaimu.." Jawab sang appa singkat.
Kibum kecil hanya diam melihat respon sang appa yang biasa saja. Padahal teman-temanya yang mendapat nilai 100 bercerita kalau mereka diberi hadiah oleh kedua orangtuanya.
Namun bagi Oemma dan appa itu merupakan hal yang biasa,
"Wah, Jaejoong-ssi, Yunho-ssi anak anda sungguh hebat, baik dan pintar, selain itu anak yang sopan pula.."
"Ah, itu biasa saja Ahjumma.." Jawab sang Eomma. Kibum kecil meringis mendengar jawaban sang Oemma dan semakin sedih saat sang Appa berkata,
"Memang seharusnya begitu, kan?"
'DEG..DEG..DEG'
Jantung Kibum kecil berdetak keras mendengar ucapan sang appa.
"Justru aku akan heran, apabila anakku tidak mewarisi bakat kedua orangtuanya. Oleh karena itu menurutku itu hal yang biasa..."
CTAR!
Suara petir mengagetkan Kibum dari lamunannya, ia lantas memandangi Heebum yang sedang makan lahap.
"Apakah kau sebatang kara.. dan kesepian..?" Tanya Kibum lirih
TES!
TES!
ZZRRSSHH!
Hujan turun tiba-tiba mengagetkan Heebum, dengan cepat ia meninggalkan Kibum yang masih termenung dibawah guyuran hujan.
To Be Continued
.
-SALAM LIL'CUTE BEAR-
